• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODELOGI PENELITIAN

Dalam dokumen SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar (Halaman 39-44)

METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini terfokus untuk mengetahui pengaruh gaji, nilai produksi dan nilai investasi terhadap penyerapan tenaga kerja pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Takalar yang direncanakan akan berlangsung selama bulan Maret sampai April 2015 yang berlokasi di Perusahaan Daerah Air Minum di Kabupaten Takalar ( PDAM).

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian merupakan faktor yang penting yang menjadi pertimbangan yang menentukan metode pengumpulan data. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka dan Data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun 2010 – 2014 tentang Pengaruh gaji, nilai produksi, dan nilai investasi Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Perusahaan Daerah Air minum di Kabupaten Takalar Adapun instansi yang dimaksud adalah PDAM Kabupaten Takalar, Badan Pusat Statistik (BPS), dan sumber-sumber yang terkait. Data yang dipakai dalam penelitian ini meliputi:

1. Data jumlah tenaga kerja di Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Takalar periode 2010-2014 menggunakan data tahunan.

26

2. Data nilai investasi di Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Takalar periode 2010-2014 menggunakan data tahunan.

3. Data upah minimum regional di Kabupaten Takalar periode 2010-2014 menggunakan data tahunan.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti menggunakan metode dokumentasi/kajian pustaka. Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data berdasarkan dokumen-dokumen, studi pustaka, jurnal-jurnal ilmiah, dan laporan tertulis lainnya yang ada hubungannya industri Air Minum dan ketenagakerjaan, demikian pula referensi kepustakaan yang berkaitan dengan tema yang diteliti.

4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variable independen (Gaji, nilai produksi, nilai investasi) terhadap veriabel dependen (penyerapan tenaga kerja) adalah analisis linier berganda, Pada penelitian ini menggunakan aplikasi komputer berupa SPSS 17.0.

Secara linier persamaan di tulis sebagai berikut:

Y = ßo + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + e

Secara linear persamaan ditulis dengan menggunakan Logaritma natural (Ln) sehingga persamaan menjadi sebagai berikut:

LnY = ßo + ß1LnX1 + ß2LnX2 + ß3LnX3 + e Keterangan:

Y = Penyerapan Tenaga Kerja

ß1, ß2, ß3, ß4 = Koefisien regresi X1 = gaji (rupiah)

X2 = Nilai produksi (rupiah) X3=Nilai Investasi (rupiah) e = faktor pengganggu 5. Definisi Operasional Data

Definisi operasional untuk masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1) Permintaan Tenaga Kerja yang dimaksud merupakan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada Perusahaan Daerah Air Minum di Kabupaten Takalar.

(Y)

2) Upah Minimum Kabupaten adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh pemerintah atau pelaku industri untuk memberikan upah/gaji kepada pegawai atau karyawan di dalam lingkungan usaha atau kerjanya pada suatu Kabupaten/Kota pada suatu tahun tertentu. (X1) 3) Total Output adalah total output yang dihasilkan oleh industri Air Minum.

Total produksi yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah total produksi dari industri Air Minum di Kabupaten Takalar. (X2)

4) Nilai Investasi adalah satuan nilai pembelian atas barang-barang modal dan pembelanjaan untuk persediaan industri air minum. (X3)

6. Rancangan Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS 17, Uji ini di gunakan untuk mengetahui

apakah variabel independen secara individu dan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji statistik ini meliputi Uji t, uji F dan Koefisien Determinasi.

a) Uji koefisien regresi parsial ( uji t )

Pengujian terhadap koefisien regeresi secara parsial dilakukan dengan uji- T, Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% (α = 0,05), nilai t hitung dari masing‐masing koefisien regresi kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika t‐hitung > t‐tabel dengan prob‐sig α = 5% (α = 0,05) berarti bahwa masing‐masing variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

b) Uji Simultan ( uji F )

Uji F statistik menunjukkan apakah semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Untuk melakukan Uji F dengan cara Quick Look, yaitu: melihat nilai probability dan derajat kepercayaan yang di tentukan dalam penelitian atau melihat nilai F tabel dengan F hitungnya. Jika nilai probability < 0,05 atau (α = 5%) dan jika nilai F hitung lebih tinggi dari t-tabel maka suatu variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya.

c) Analisis koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah

antara nol dan satu, nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang di butuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependennya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Takalar a) Gambaran Geografis

Kabupaten Takalar yang beribu kota di Pattallassang 5°3’ sampai dengan 5°38’ Lintang Selatan dan 199°22’ sampai 199°39’ Bujur Timur. Di sebelah Timur secara administrasi berbatasan dengan kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto, sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Gowa dan Di sebelah Barat dan Selatan di batasi oleh Selat Makassar dan Laut Flores. Sebagian dari wilayah Kabupaten Takalar merupakan daerah pesisir pantai, yaitu sepanjang 74 Km meliputi Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan SandraBone, Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong Kota dan Kecamatan Galesong Utara. Kabupaten Takalar dilewati oleh 4 buah sungai,yaitu Sungai Jeneberang, Sungai Jenetallasa, Sungai Pamakkulu dan Sungai Jenemarrung. Pada keempat sungai tersebut telah dibuat bendungan untuk irigasi sawah seluas 13.183 Ha.

Luas wilayah kabupaten Takalar tercatat 566,51 km persegi yang terdiri dari 8 Kecamatan yaitu Pattallassang, Polombangkeng Selatan, Polombangkeng Utara, Galesong, Galesong Selatan, Galesong Utara, Mappakasunggu dan Manggarabombang dan 100 wilayah Desa/Kelurahan. Kecamatan Polongbangkeng Utara adalah Kecamatan terluas dengan 212,25 km persegi atau luas Kecamatan tersebut sebesar 37,47% dari total luas wilayah kabupaten Takalar.

31

Rata-rata hari hujan dalam setahun sekitar 115 dengan curah hujan 1355 mm. Jumlah hari hujan terbanyak berada di stasiun Galesong dan stasiun Cakura masing-masing sebanyak 192 hari dan 166 hari.

Pada tahun 2013, Suhu udara rata-rata berkisar antara 23,9°C sampai 31,2°C. Dengan kelembaban udara rata-rata berkisar 80,6%.

b) Kependudukan

Pada tahun 2014, penduduk Kabupaten Takalar berjumlah 280.600 jiwa, yang terdiri dari 134.800 jiwa laki-laki dan 145.800 jiwa perempuan. Dalam kurun waktu 1 tahun terakhir, pertambahan penduduk yakni 2,02% tahun 2014.

Perbandingan jumlah laki-laki dengan perempuan sebesar 92,45% yang artinya setiap 92 laki-laki dalam 100 perempuan.

Kepadatan penduduk kabupaten Takalar dalam kurun waktu 2013 hingga 2014, nampak terus mengalami peningkatan, dari 485 jiwa tahun 2013 menjadi 495 jiwa perkm persegi. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi berada di kecamatan Galesong utara, yakni sekitar 2.477 km persegi , diikuti kecamatan Galesong sekitar 1.500 km persegi. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah adalah kecamatan polongbangkeng Utara yakni sekitar 225 km persegi.

Komposisi penduduk Kabupaten Takalar menurut kelompok umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan terbanyak berada pada kelompok usia muda yakni kelompok umur 0-4 tahun, kelompok umur 5-9 tahun dan 10-14 tahun.

Dan Jika dilihat, penduduk usia produktif dari tahun 2013-2014 tidak mengalami perubahan yakni 64,36%. Demikian pula penduduk usia muda juga tidak mengalami perubahan.

c) Ketenagakerjaan

Tingkat pendidikan angkatan kerja didaerah ini, sebanyak 19,87%

tidak/belum tamat SD, tamat SD sebanyak 19,81%, tamat SD sebanyak 20,98%, sedangkan tamatan akademi/perguruan tinggi hanya sekitar 11,84%.

Sedangkan angkatan kerja yang tamat SMU/SMK/Sederajat di daerah ini yaitu sekitar 24,59%. Jika dilihat dari lapangan pekerjaan utama, penduduk yang bekerja disektor pertanian sekitar 35,06%, kemudian sektor perdagangan/rumah makan dan hotel sekitar 17,86%, lainnya sekitar 26,99% dan industri pengolahan hanya sekitar 4,64%.

Jumlah Tenaga Kerja jumlah tenaga kerja yang bekerja di PDAM kabupaten Takalar terbagi menurut Jabatannya masing-masing yaitu:

Bagian Pengawas terdiri dari : Direktur, Staf Ahli dan Staf Pembantu.

Bagian Umum terdiri dari : Kepala Bagian, Kasubag, Staf dan Security.

Bagian Keuangan terdiri dari : Kepala Bagian, Kasubag, Kasir, dan Staf.

Bagian Tehnik terdiri dari:Kepala Bagian, Kasubag, Staf, Operator dan Pencatat Meter.

Tabel 4.1

Jumlah Tenaga Kerja Pada PDAM Kabupaten Takalar Tahun 2010-2014

Tahun

Jumlah Tenaga Kerja pada PDAM Kab. Takalar

2010 45

2011 48

2012 52

2013 65

2014 82

Sumber : Kantor PDAM Kab. Takalar

Pada tabel 4.1 diatas menjelaskan bahwa jumlah tenaga kerja pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Takalar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja pada perusahaan tersebut sebanyak 45 orang. Kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi 48 orang.

Jumlah tenaga kerja berjumlah 52 orang pada tahun 2012 yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2013 jumlah tenaga kerja pasa perusahaan tersebut cukup meningkat menjadi 65 orang hal ini terjadi karena semakin banyaknya SDM di kabupaten takalar yang bisa menjamin kemajuan suatu daerah atau kabupaten, sehingga pada tahun 2014 tenaga kerjanya bertambah lagi menjadi 82 orang dan hingga saat ini.

Grafik 4.1

gambar jumlah Tenaga Kerja

d) Perkembangan Gaji pada Perusahaan Daerah Air Minum di Kabupaten Takalar

Upah minimum di Sulawesi Selatan setiap tahun mengalami peningkatan.

Peningkatan upah ini berdasarkan kebijakan pemerintah setiap tahunnya.

Kebijakan pemerintah untuk menaikkan upah ini disesuaikan dengan kondisi perekonomian di Provinsi Sulawesi Selatan. Begitu pun dengan Jumlah Gaji di Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Takalar yang berpatokan pada perkembangan UMR Tiap Kabupaten, Selain itu, peningkatan Gaji ini secara umum diharapkan untuk meningkatkan semangat kerja para pekerja serta untuk mendapatkan penghidupan yang layak.

Tabel 4.2

Jumlah Gaji Pada Perusahaan Daerah Air Minum di Kabupaten Takalar tahun 2010-2011

Tahun Nilai Gaji pada PDAM Kab. Takalar

2010 900.000

2011 1.100.000

2012 1.200.000

2013 1.440.000

2014 1.800.000

Sumber : Kantor PDAM Kab. Takalar

Pada tabel 4.2 dapat di lihat bahwa pada tahun 2010 pendapatan/gaji karyawan PDAM Kabupaten Takalar sebesar 900.000 rupiah, kemudian pada tahun 2011 upah minimum untuk kabupaten Takalar mengalami kenaikan sebesar 1.100.000 rupiah. Pada tahun 2012 mengalami sedikit peningkatan tetapi masih berkisar diangka 100 ribuan rupiah sebesar 1.200.000 rupiah. Pada tahun 2013 pun mengalami peningkatan sebesar 1.440.000 rupiah. Dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup besar dari tahun sebelumnyasebesar1.800.000 rupiah.

Gambar 4.2

Perkembangan Nilai Gaji PDAM Kabupaten Takalar

e) Perkembangan Nilai Produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Takalar.

Pada umumnya, kenaikan dalam produktivitas tenaga kerja sangat diharapkan. Akan tetapi apa yang lebih diharapkan itu sebenarnya adalah peningkatan jumlah faktor produktivitas. Produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dengan berbagai cara diantaranya yaitu pendidikan yang lebih baik dan pelatihan-pelatihan manajemen. Akan tetapi, peningkatan dalam bidang produktivitas tenaga kerja sebagai hasil dari subtitusi modal untuk tenaga kerja dalam proses produksi atau sebagai hasil dari adanya impor peralatan dan mesin- mesin yang mengakibatkan pengurangan tenaga kerja. Hal ini akan merugikan Negara-negara yang padat penduduknya.

Tabel 4.3

Jumlah Nilai Produksi PDAM Kabupaten Takalar tahun 2010-2014

Tahun nilai produksi (Rp)

2010 4.427.990.550,00

2011 5.634.481.510,00

2012 7.726.913.466,66

2013 8.978.075.984,00

2014 11.044.269.393,00

Sumber : Kantor PDAM Pusat Kab. Takalar

Dapat dilihat pada tabel 4.4 jumlah nilai produksi PDAM Takalar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 jumlah nilai produksi yang dihasilkan sebanyak 4.427.990.550,00 rupiah, pada tahun 2011 jumlah nilai produksi PDAM meningkat sebesar 5.634.481.510,00 rupiah, pada tahun 2012

jumlah produksinya mencapai 7.726.913.466,66 rupiah. Pada tahun selanjutnya mengalami peningkatan sebesar 8.978.075.984,00 rupiah. Dan pada tahun 2014 jumlah nilai produksinya mencapai 11.044.269.393 rupiah.

Gambar 4.3

Perkembangan Nilai produksi di PDAM Kabupaten Takalar

f) Perkembangan Investasi pada Perusahaan Daerah Air Minum Kab.

Takalar

Tabel 4.4

Jumlah Nilai Investasi PDAM Kabupaten Takalar tahun 2010-2014

Tahun Jumlah nilai investasi (Rp)

2010 33.778.852.279,43

2011 23.650.937.913,71

2012 40.417.380.921,70

2013 37.842.912.789,68

2014 50.877.055.471

Sumber : Kantor PDAM Pusat Kab. Takalar

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai investasi pada perusahaan daerah Air Minum kabupaten Takalar mengalami fluktuasi yang cukup tajam dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 jumlah nilai produksi pada PDAM Kabupaten Takalar sebesar 33.778.852.279,43 rupiah, mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 23.650.937.913,71 rupiah. Pada tahun berikutnya mengalami peningkatan hingga mencapai 40.417.380.921,70 rupiah. Tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 37.842.912.789,68 rupiah. Pada tahun 2014 nilai investasi PDAM kabupaten Takalar kembali mengalami peningkatan sebesar 50.877.055.471 rupiah.

Gambar 4.4

Perkembangan Nilai Investasi di PDAM Kabupaten Takalar

B. Hasil Analisis Data

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan model regresi linier berganda, dimana dalam analisis regresi tersebut akan menguji pengaruh gaji, nilai produksi dan nilai investasi terhadap penyerapan tenaga kerja. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17.0. Untuk memperkecil variasi data yang diperoleh maka data-data tersebut ditransformasikan dalam bentuk logaritme natural (Ln).

Namun demikian, untuk memastikan bahwa model regresi linier berganda yang diperoleh merupkan model yang fit (cocok), maka sebelumnya akan diuji terlebih dahulu syarat penggunaan regresi linier berupa asumsi-asumsi klasik.

b. Pengujiian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi model analisis digunakan karena model penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi multivariat. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas .

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian grafik P-P Plot untuk pengujian residual model regresi.

Gambar 4.5 Gambar Uji Normalitas

Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa variabel residual model regresi berdistribusi normal karena memiliki pola yang dekat dengan garis diagonal.

2. Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas diuji dengan menggunakan nilai korelasi antara model utama yaitu model dengan hasil produksi sebagai variabel bebas dalam model regresi. Dari langkah pengujian multikolinieritas diperoleh sebagai berikut.

Tabel 4.5 Uji Multikolinieralitas

Uji multikolinieritas Variabel Tolerance VIF

Ln.X1 0,051 1,950

Ln.X2 0,044 2,267

Ln.X3 0,444 2,250

Sumber : Hasil Olahan SPSS 17

Hasil pengujian terhadap keseluruhan prediktor diuji dengan menggunakan nilai VIF dari semua variabel bebas menunjukkan nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Hal ini berati tidak adanya masalah multikolinieritas dalam regresi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Pola yang tidak teratur dari titik-titiknya menunjukkan tidak terdapatnya

gejala heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas sebagaimana pada lampiran, menunjukkan hasil sebagai berikut.

Gambar 4.6

Gambar Uji Heteroskedastisitas

Hasil pengujian menunjukkan pola yang tidak teratur pada titik-titk tersebut, yang menunjukkan tidak adanya masalah heteroskedstisitas dari masing- masing model regresi.

4. Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus melihat nilai uji D-W. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 2,858.

Sedangkan nilai d

u diperoleh sebesar 1,72 dan dL sebesar 1,61. Dengan demikian diperoleh bahwa nilai DW berada diantara d

u yaitu 1,72 dan 4 – d

u yaitu 2,28.

Dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi tersebut berada pada daerah tanpa autokorelasi.

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji persamaan regresi secara parsial maupun secara varian. Dalam hal ini semua variabel penelitian ditransformasi dalam bentuk logaritma natural (Ln). Hal ini sesuai dengan model fungsi produksi. Penggunaan transformsi Ln dilakukan untuk meghasilkan data yang normal karena data asli memiliki range (jangkauan data) dan standar deviasi yang besar yang menyebabkan data tidak berdistribusi normal. Hasil persamaan model regresi dari hasil penelitian diperoleh sebagai berikut.

Tabel 4.6

Rekapitulasi hasil regresi model Variabel Koefisien

Regresi

SE T hitung T tabel Sig. t

Konstanta 25.737 16.168 9.732 0.065

LN.X1 2.404 15.244 17.644 6.964 0.091

LN.X2 6.006 11.936 1.290 4.358 0.144

LN.X3 3.011 4.830 422 4.529 0.138

R2 0.996

Adjusted R

2 0.985

F hitung 85.941

Sig. F 0.079

Sumber : Data Olahan Dari SPSS 17

Model regresi tersebut dapat ditulis dalam bentuk persamaan : Ln.Y = 25.737+ 2.404 Ln.X1 + 6.006 Ln.X2 + 3.011Ln.X3 + μ Keterangan : Ln = transformsi logaritma natural

μ = faktor lain (faktor penggangu)

Dari hasil persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta persamaan regresi diperoleh sebesar 25.737 yang berarti bahwa jika variabel gaji, nilai produksi dan nilai investasi sama dengan nol, maka penyerapan tenaga kerja tidak akan pernah terjadi.

2. Koefisien regresi variabel gaji diperoleh sebesar 2.404 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel gaji meningkat sebesar 1% maka penyerapan tenaga kerja akan dapat meningkat sebesar 10,6% dengan asumsi variabel lain konstan.

3. Koefisien regresi variabel nilai produksi diperoleh sebesar 6.006 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel nilai produksi meningkat sebesar 1% maka penyerapan tenaga kerja akan meningkat sebesar 52,0% persen dengan asumsi variabel lain konstan.

4. Koefisien regresi variabel nilai investasi diperoleh sebesar 3.011 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel nilai investasi meningkat sebesar 1%, maka penyerapan tenaga kerja akan meningkat sebesar 21,8% dengan asumsi variabel lain konstan.

d. Pengaruh Secara Parsial ( Uji t )

Tabel 4.7 Pengujian T- Statistik Pengujian T-

Statistik Degreeoffreedom

(Df* = (n – k)

Significance Level

T-tabel

1 0,05 (5%) 12.706

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independent yaitu jumlah gaji, nilai produksi dan nilai investasi secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent yaitu penyerapan tenaga kerja (Y).

a) Uji Koefisien Regresi Variabel gaji terhadap penyerapan tenaga kerja (X1) Dengan menentukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara jumlah gaji (X1) dengan penyerapan tenaga kerja (Y).

Ha : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara jumlah gaji (X1) dengan penyerapan tenaga kerja (Y).

Tingkat signifikan yang digunakan adalah

α

= 5% (0,05). Berdasarkan pada tabel koefisien diperoleh t-hitung sebesar 17.644 dan t-tabel dapat dicari pada

α =

5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 5-3-1 = 1 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel sebesar 12.706 dapat dicari dengan cara ketik =tinv(0,05;1) pada kolom kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung > t table Ho ditolak jika t hitung < t tabel

Nilai t hitung < t tabel ( 17.644 > 12.7062 ) maka Ho diterima , artinya secara parsial jumlah gaji berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

b) Uji Koefisien Regresi Variabel nilai produksi (X2) Dengan menentukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Secara parsial Ada pengaruh signifikan antara nilai produksi (X2) dengan penyerapan tenaga kerja (Y).

Ha : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara nilai produksi (X2) dengan penyerapan tenaga kerja (Y).

Tingkat signifikan yang digunakan adalah

α

= 5% (0,05). Berdasarkan pada tabel koefisien diperoleh t-hitung sebesar 1.290 dan t-tabel dapat dicari pada

α =

5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 5-3-1 =1 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel sebesar 12.706 dapat dicari dengan cara ketik =tinv(0,05;1) pada kolom kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung > t tabel Ho ditolak jika t hitung < t tabel

Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1.290 < 12.706) maka Ho ditolak, artinya secara parsial nilai produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

c) Uji Koefisien Regresi Variabel nilai investasi (X3) Dengan menentukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara nilai investasi (X3) dengan penyerapan tenaga kerja (Y).

Ha : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara nilai investasi (X3) dengan penyerapan tenaga kerja (Y).

Tingkat signifikan yang digunakan adalah

α

= 5% (0,05). Berdasarkan pada tabel koefisien diperoleh t-hitung sebesar 422 dan t-tabel dapat dicari pada

α =

5% : 2

= 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 5-3-1 = 1 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel sebesar 12.706 dapat dicari dengan cara ketik =tinv(0,05;1) pada kolom kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung > t tabel Ho ditolak jika t hitung < t tabel

Oleh karena nilai t hitung < t tabel (422 > 12.706) maka Ho ditolak, artinya secara parsial nilai investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

e. Pengaruh Secara Simultan ( Uji F ) Tabel 4.8 Pengujian F- Statistik Pengujian F-

Statistik Degreeoffreedom

(Df* = (n – k)

Significance Level

F-tabel

1 0,05 (5%) 215,707

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent yaitu jumlah gaji, nilai produksi dan nilai investasi secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependent yaitu penyerapan tenaga kerja. Untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel bebas atau tidak, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Ho : Secara simultan ada pengaruh signifikan antara jumlah , nilai produksi dan nilai investasi terhadap penyerapan tenaga kerja

Ha : Secara simultan tidak ada pengaruh signifikan antara jumlah , nilai produksi dan nilai investasi terhadap penyerapan tenaga kerja.

Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

α

= 5%. Signifikan 5% atau 0,05 merupakan ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian.

Berdasarkan tabel anova F-hitung diperoleh sebesar 85,941. F-tabel dapat ditentukan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%,

α

= 5%, df 1 (jumlah variabel 3) = 3 dan df 2 (n-k-1) atau 5-3-1 = 1 (n adalah jumlah kasus, dan k adalah jumlah variabel independent), hasil F-tabel dapat dihitung pada Ms Excel dengan cara ketik =finv(0,05;3;6) pada kolom kosong lalu enter. Hasil F-tabel yang diperoleh adalah sebesar 215,707. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho diterima bila F-hitung > F-tabel Ho ditolak bila F-hitung < F-tabel

Nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel masing-masing dengan nilai sebesar 85,941 < 215,707 maka Ho ditolak, artinya secara simultan tidak ada pengaruh signifikan antara jumlah gaji, nilai produksi, dan nilai investasi terhadap penyerapan tenaga kerja.

f. Koefisien Determinasi ( R2 )

Besarnya pengaruh ketiga variabel bebas tersebut terhadap variabel terikatnya dapat ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi. Besarnya koefisien determinasi ditunjukkan dari nilai R Square pada model regresi. Nilai R Square dalam model regresi ini diperoleh sebesar 0,996. Hal ini berarti bahwa 99,6% penyerapan tenaga kerja pada perusahaan daerah air minum dapat dijelaskan oleh variabel variabel gaji, nilai produksi dan nilai investasi, sedangkan 0,4% lainnya penyerapan tenaga kerja dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak disebutkan dalam penelitian ini.

Dalam dokumen SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar (Halaman 39-44)

Dokumen terkait