• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab- III Metodologi Penelitian

II. III-55

III. BAB III

Bab- III Metodologi Penelitian

III-56 pelaksanaannya sehingga dapat diketahui percepatan yang paling maksimum dan biaya yang paling minimum.

Studi kasus pada penelitian ini dilakukan pada proyek Gedung sekolah tarakanita Jakarta.

1. Nama Proyek : Gedung SMP Tarakanita 4 - Rawamangun 2. Alamat : Jl. Balai Pusataka Baru No. 1 – Jakarta Timur 3. Pemilik/Pemberi Tugas : Yayasan Tarakanita

4. Kontraktor : PT. Multibangun Adhitama Konstruksi 5. Konsultan Peremcama : PT. Global Rancang Selaras

6. Konsultan MK : Bpk Fx. Handi Hambali 7. Jumlah Lantai : 8 lantai

8. Jenis Kontrak : Lumpsump (Fixed Price) 9. Nilai Kontrak : RP 102.475.000000,-

10. Waktu Pelaksanaan : 18 Bulan (548 Hari)

Dengan kurang lebihnya gambaran proyek Gedung SMP Tarakanita 4 – Rawamangun dapat dilihat gambar rendering 3D sebagai berikut :

3.2 Objek Penelitian

Bab- III Metodologi Penelitian

III-58 Gambar 3. 1 Gedung Sekolah Tarakanita

(Sumber: data perusahaan)

3.3 Pengumpulan Data

Informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi diperlukan untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. data tersebut diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor dan konsultan pengawas. Variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.

1. Numbers Premier

Yang diperlukan dalam data premier antara lain berupa kuesioner, wawancara dan observasi.

2. Data Sekunder

Yang diperlukan antara lain berupa Rencana anggaran biaya, schedule existing, harga satuan pekerjaan, laporan proyek.

3.4 Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian dalam penelitian ini adalah:

Bab- III Metodologi Penelitian

III-59 1. Studi Lapangan

Studi lapangan merupakan pengamatan awal yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai objek yang akan diteliti dan menemukan permasalahan yang mungkin dapat dijadikan bahan penelitian. Studi lapangan pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Wawancara atau interview, merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan pihak yang bersangkutan atau berkompeten di proyek. Wawancara dilakukan dengan manajer proyek dan site manager untuk memperoleh informasi mengenai kondisi dan situasi proyek serta permasalahan yang terjadi pada proyek.

b. Dokumentasi, merupakan pengumpulan data dengan mengumpulkan dokumendokumen dari proyek. Dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengumpulkan dokumen berupa time schedule (kurva-S) rencana, time schedule (kurva-S) aktual, dan denah proyek.

2. Studi Literatur

Studi literatur yaitu mencari referensi teori dan ilmu pengetahuan yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Referensi pada penelitian ini berupa buku, jurnal, internet, dan studi penelitian terdahulu.

3. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan dengan mengamati kondisi yang terjadi di lapangan secara

langsung untuk mengetahui bagaimana kondisi yang sedang berlangsung saat ini. Setelah

itu memahami permasalahan yang terjadi berdasarkan pengamatan yang dilakukan

dengan mempelajari teori-teori ilmiah yang berkaitan dengan pengamatan yang

dilakukan.

Bab- III Metodologi Penelitian

III-60 4. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dilakukan agar dapat menentukan metode yang tepat untuk menyelesaikannya dan merupakan rincian dari permasalahan yang nantinya akan diselesaikan dalam penelitian serta dijadikan tujuan dari penelitian.

5. Penetapan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ditentukan berdasarkan perumusan masalah yang telah dijabarkan.

Tujuan penelitian digunakan sebagai ukuran tingkat keberhasilan penelitian.

6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengumpulan data primer dan data sekunder.

a. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara.

Data primer dalam penelitian ini adalah data permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan proyek dan data hubungan antar pekerjaan dan durasi setiap pekerjaan.

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung seperti dokumen proyek serta referensi dari berbagai literatur. Data sekunder dalam penelitian ini antara lain:

1. Data umum proyek

2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) 3. Data biaya tidak lamgsung proyek

4. Time schedule (kurva-S) rencana dan aktual 5. Denah proyek

6. Laporan mingguan

7. Daftar harga satuan bahan dan upah

Bab- III Metodologi Penelitian

III-61 7. Pengolahan Data

a. Menyusun jaringan kerja dari minggu ke-9 hingga pekerjaan lantai 9 berakhir dengan metode PDM dan Microsoft Project. Adapun langkah-langkah penyusunan jaringan kerja adalah:

1) Menentukan dan menguraikan setiap item pekerjaan.

2) Menentukan hubungan keterkaitan antar pekerjaan dan konstrainnya.

3) Menentukan durasi tiap-tiap item pekerjaan berdasarkan data penjadwalan masing-masing kegiatan dan hasil diskusi dengan site manager.

4) Menentukan lintasan kritis.

b. Menentukan normal duration dan crash duration semua kegiatan.

c. Mengidentifikasi kegiatan yang bisa dipercepat dari semua kegiatan lantai 9.

d. Menghitung normal cost, crash cost dan cost slope dengan menggunakan alternatif percepatan yaitu penambahan jam kerja (lembur), penambahan jumlah tenaga kerja, dan penggabungan alternatif pada kegiatan yang bisa dipercepat

e. Melakukan crashing project. Langkah-langkah dalam melakukan crashing project adalah:

1) Kompresi kegiatan-kegiatan pada lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah.

2) Apabila dalam proses kompresi terbentuk lintasan kritis baru, maka kompresi dilakukan secara serentak pada kegiatan-kegiatan yang berada pada semua lintasan kritis yang mempunyai kombinasi cost slope terendah.

3) Kompresi dihentikan ketika terdapat salah satu lintasan kritis yang

kegiatankegiatannya telah jenuh seluruhnya atau tidak bisa dikompresi lagi.

Bab- III Metodologi Penelitian

III-62 f. Menghitung biaya langsung, biaya tidak langsung, dan total biaya setelah melakukan percepatan dengan alternatif penambahan jam kerja (lembur), penambahan jumlah tenaga kerja, dan penggabungan alternatif.

8. Analisis dan Pembahasan

Setelah melakukan pengolahan data, kemudian hasil dari pengolahan data tersebut dianalisis dan dibahas. Analisis yang dilakukan yaitu:

a. Analisis perbandingan hasil percepatan dari alternatif penambahan jam kerja (lembur), penambahan jumlah tenaga kerja, dan penggabungan alternatif.

b. Analisis perbandingan waktu dan total biaya lantai 9 sebelum dipercepat dan sesudah dipercepat. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menentukan alternatif mana yang paling efisien dalam pelaksanaan percepatan sehingga dapat dijadikan sebagai rekomendasi perbaikan atau sebagai masukan untuk diterapkan pada proyek yang sedang diteliti maupun proyek selanjutnya.

9. Kesimpulan dan Saran

Setelah melakukan seluruh tahapan sebelumnya, selanjutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data serta analisis dan pembahasan.

Kesimpulan yang didapatkan diharapkan akan menjawab tujuan penelitian. Saran yang

diberikan ditujukan kepada objek penelitian dan penelitian selanjutnya.

Bab- III Metodologi Penelitian

III-63 3.5 METODE CRASHING

Crashing adalah metode yang digunakan untuk mereduksi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek (Dimyati dan Nurjaman, 2014).

Metode crashing adalah metode untuk mereduksi waktu penyelesaian proyek dengan disengaja, sistematis, dan analitik melalui pengujian dari semua aktivitas dalam proyek yang dipusatkan pada aktivitas yang berada di jalur kritis. Percepatan proyek dengan metode crashing dilakukan agar pekerjaan dapat selesai dengan pertukaran silang waktu dan biaya dengan beberapa penambahan seperti menambah jumlah shift kerja, jam kerja, jumlah tenaga kerja, jumlah ketersediaan bahan, memakai peralatan yang lebih produktif atau metode instalasi yang lebih cepat sebagai komponen biaya direct cost. Crashing dilakukan dengan cara perbaikan penjadwalan dengan menggunakan network planning yang berada pada lintasan kritis. Konsekuensi crashing proyek adalah meningkatnya direct cost seperti biaya upah pekerja (Abrar, 2011)

Penambahan sumber daya untuk melakukan crashing akan membuat komponen direct

cost mengalami peningkatan. Sedangkan untuk komponen indirect cost, karena durasi

pekerjaan diperpendek komponen indirect cost akan mengalami penurunan. Setiap

aktivitas yang terdapat di lintasan kritis proyek dilakukan analisa kenaikan komponen

direct cost dan indirect cost untuk mengetahui kenaikan biaya dari masing-masing

aktivitas. Setelah kenaikan biaya sudah diketahui, masing-masing kegiatan dapat dicari

nilai cost slope. Nilai cost slope menunjukkan kenaikan biaya perharinya dari setiap

aktivitas. Dari nilai cost slope ini ditentukan aktivitas dari proyek yang akan dilakukan

percepatan. Indikator aktivitas yang dipilih untuk melakukan percepatan adalah aktivitas

dengan nilai cost slope terkecil yang berada pada jalur kritis. Karena nilai cost slope

terkecil menginterpretasikan kenaikan biaya yang terkecil.

Bab- III Metodologi Penelitian

III-64 3.5.1 Crash Duration

Crash duration merupakan durasi percepatan pada aktivitas dalam proyek yang diperoleh dari pembagian antara volume dengan produktivitas harian sesudah crash. Crash duration dapat diperoleh setelah penambahan produktivitas pada setiap aktivitas dalam proyek. Produktivitas merupakan rasio antara hasil produksi dengan sumber daya yang digunakan. Dalam proyek kontruksi, rasio dari produktivitas yaitu nilai yang diukur selama proyek kontruksi yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, metode, dan peralatan. Penggunakan tenaga kerja dengan efisien harus dilakukan pada proyek kontruksi karena tergantung pada kinerja tenaga kerja. Keberhasilan dari proyek kontruksi tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya dimana pekerja menjadi sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat tergantung kemampuan setiap pekerja serta hasil kerja. Berikut ini merupakan grafik yang menyatakan indikasi dari penurunan produktivitas pekerja terhadap penambahan jam kerja.

(Sumber : Dimyati dan Nurjaman, 2014)

Gambar Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja.

Bab- III Metodologi Penelitian

III-65 Penambahan produktivitas kerja diperlukan untuk melakukan percepatan proyek dimana akan mempercepat progres pekerjaan. Penambahan produktivitas tersebut dilakukan pada setiap aktivitas dalam proyek. Berikut ini merupakan rumus dari produktivitas, yaitu:

 Produktivitas harian = ... (2.6)

 Produktivitas tiap jam = ... (2.7)

 Produktivitas harian sesudah crash penambahan jam lembur = (Jam kerja perhari x produktivitas tiap jam) + (a x b x produktivitas tiap jam) ... (2.8) Dengan : a = lama penambahan jam kerja (lembur)

b = koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja

 Produktivitas harian sesudah crash dengan penambahan tenaga kerja =

 Produktivitas harian x .. (2.9)

Dengan : TK = Tenaga kerja

 Produktivitas harian sesudah crash dengan penambahan shift = Produktivitas harian normal x jumlah shift... (2.10)

 Crash duration =

!"# ... (2.11)

Salah satu strategi untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah dengan

menambah jam kerja para pekerja. Penambahan dari jam kerja ini sering dilakukan

dikarenakan dapat memberdayakan sumber daya yang sudah ada dilapangan dan cukup

Bab- III Metodologi Penelitian

III-66 untuk mengefisienkan tambahan biaya yang akan dikeluarkan kontraktor. Biasanya waktu normal pekerja adalah 7 jam dimulai pukul 08.00 dan selesai pada pukul 16.00 dengan 1 jam istirahat. Kemudian jam lembur dilakukan setelah jam kerja normal selesai.

Penambahan jam kerja dapat dilakukan dengan penambahan 1 jam, 2 jam, dan 3 jam sesuai dengan waktu penambahan kerja yang diinginkan dalam pelaksanaan proyek.

Semakin besar penambahan jam lembur akan dapat menimbulkan penurunan produktivitas. Selain itu, strategi lainnya untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek dapat dilakukan dengan menambah jumlah tenaga kerja atau penambahan shift kerja.

Dalam melakukan percepatan proyek, penambahan shift kerja secara umum dapat dilakukan dengan shift kerja siang dan shift kerja malam sehingga dapat dilakukan pengaturan jadwal tenaga kerja.

3.5.2 Crash Cost

Crash cost merupakan biaya percepatan pada aktivitas dalam proyek yang diperoleh dari penjumlahan antara biaya normal dengan hasil perkalian antara total penambahan upah dengan durasi percepatan. Biaya untuk tenaga kerja dari biaya normal tenaga kerja akan bertambah apabila ada penambahan waktu kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/IV/2004 bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal dan pada penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal. Berikut ini merupakan rumus untuk crash cost, yaitu :

 Normal ongkos pekerja perhari = Produktivitas harian x harga satuan upah pekerja

... (2.12)

Bab- III Metodologi Penelitian

III-67

 Normal ongkos pekerja perjam = Produktivitas perjam x harga satuan upah pekerja ... (2.13)

 Total penambahan biaya = Jumlah tenaga kerja x upah perhari ... (2,14)

 Biaya lembur pekerja = (1,5 x upah sejam normal penambahan jam kerja (lembur) pertama) + (2 x n x upah sejam normal penambahan jam kerja (lembur) berikutnya) ... (2.15) Dengan : n = jumlah penambahan jam kerja (lembur)

 Crash cost perhari = (Jam kerja perhari x normal cost pekerja) + (n x biaya lembur perjam) ... (2.16)

 Crash cost = Normal cost + (total penambahan biaya x crash duration) ... (2.17) 3.5.3 Cost Slope

Cost slope merupakan biaya yang diperlukan untuk percepatan durasi proyek untuk setiap

waktu. Biaya total proyek sangat bergantung dengan waktu penyelesaian proyek. Pada

grafik hubungan antara waktu-biaya normal dengan dipersingkat untuk aktivitas terdapat

dimana titik A menunjukkan kondisi normal, sedangkan pada titik B menunjukkan

kondisi dipersingkat. Garis yang menghubungkan antara kedua titik tersebut disebut

kurva waktu-biaya. Semakin besar penambahan jumlah jam kerja maka akan semakin

cepat waktu penyelesaian proyek, namun akan diiringi dengan adanya biaya tambahan

yang semakin besar. Oleh karena itu, pengendalian terhadap waktu-biaya harus dilakukan

dengan secara tepat.

Bab- III Metodologi Penelitian

III-68 Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung kemiringan biaya (cost slope) atau besar biaya yang digunakan untuk mempersingkat durasi aktivitas perhari dalam proyek, yaitu :

 Cost Slope= $ % & %

&% ... (2.18)

Untuk menganalisis hubungan antara waktu dan biaya suatu kegiatan dalam proyek maka dijelaskan dengan keterangan dari rumus cost slope yaitu sebagai berikut :

 Kurun waktu normal (normal duration) : kurun waktu yang diperlukan untuk melakukan aktivitas sampai selesai.

 Biaya normal (normal cost): biaya langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas dengan kurun waktu normal.

 Kurun waktu dipersingkat (crash duration) : waktu tersingkat untuk menyelesaikan aktivitas yang secara teknis masih mungkin. Disini dianggap sumber daya bukan merupakan hambatan.

Gambar Hubungan Waktu-Biaya Normal dan Dipersingkat untuk Aktivitas

(Sumber : Dimyati dan Nurjaman, 2014)

Bab- III Metodologi Penelitian

III-69

 Biaya untuk waktu dipersingkat (crash cost) : biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas dengan kurun waktu tersingkat.

3.5.4 Time Cost Trade Off

Dalam perencanaan proyek selain variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya juga mempunyai peranan penting. Biaya menjadi aspek penting dalam manajemen, maka biaya harus dikendalikan seminimal mungkin. Terdapat hubungan yang kuat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek sehingga faktor waktu harus diperhatikan dalam pengendalian biaya. Seringkali suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat dari rencana. Dalam hal ini, pimpinan proyek harus berusaha untuk mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya minimum. Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan time cost trade off.

Dalam analisa dengan menggunakan time cost trade off dengan adanya perubahan pada waktu penyelesaian proyek maka biaya yang dikeluarkan juga ikut berubah. Apabila waktu penyelesaian proyek dipercepat maka akan terjadi peningkatan pada biaya langsung proyek dan penurunan pada biaya tidak langsung. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan dalam percepatan proyek untuk menghitung biaya langsung, biaya tidak langsung, dan total biaya :

 Biaya langsung = Biaya langsung normal + cost slope ... (2.19)

 Biaya Tidak langsung = ' ( ) * x Durasi

Percepatan ... (2.20)

 Total biaya = Biaya langsung + biaya tidak langsung ... (2.21)

Bab- III Metodologi Penelitian

III-70 Percepatan waktu penyelesaian proyek diiringi dengan adanya penambahan biaya. Penambahan biaya digunakan untuk penambahan sumber daya dan jam kerja.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan percepatan penyelesaian proyek, yaitu :

1. Penambahan jumlah jam kerja atau jam lembur 2. Penambahan jumlah tenaga kerja

3. Penambahan material yang lebih cepat pemasangannya 4. Penambahan shift kerja

5. Penerapan metode kontruksi yang lebih efektif 6. Pergantian dan penambahan peralatan

Cara-cara tersebut dapat dilakukan secara kombinasi atau terpisah, misalnya kombinasi penambahan jam kerja dengan penambahan jumlah tenaga kerja, dan juga dapat dilakukan penambahan shift dimana unit pekerja untuk shift siang berbeda dengan shift malam.

3.5.5 Prosedur Percepatan Proyek

Percepatan proyek memiliki tahapan-tahapan yang harus dillakukan dimulai dari

mengidentifikasi jalur kritis dari proyek, menghitung cost slope, mereduksi durasi

penyelesaian proyek, menghitung biaya langsung, tidak langsung, total biaya, sampai

menghitung waktu-biaya optimal. Menurut Soeharto (dalam Dimyati dan Nurjaman,

2014), prosedur untuk melakukan percepatan proyek dengan metode crashing, yaitu :

Bab- III Metodologi Penelitian

III-71 1. Menghitung waktu penyelesaian proyek dan mengidentifikasi jalur kritis dengan

CPM.

2. Menentukan biaya normal setiap aktivitas.

3. Menentukan biaya dipercepat setiap aktivitas.

4. Menghitung cost slope setiap komponen aktivitas

5. Mempersingkat kurun waktu aktivitas, dimulai dari aktivitas kritis yang mempunyai cost slope terendah

6. Apabila dalam proses percepatan proyek terbentuk jalur kritis baru, mempercepat aktivitas-aktivitas kritis yang mempunyai kombinasi cost slope terendah.

7. Mempersingkat waktu aktivitas sampai titik proyek dipersingkat.

8. Membuat tabulasi biaya versus waktu, gambarkan dalam grafik dan hubungkan titik normal (biaya dan waktu normal), titik-titik yang terbentuk setiap kali mempersingkat aktivitas, sampai dengan titik proyek dipersingkat.

9. Hitung biaya tidak langsung proyek dan tambahkan pada grafik.

10. Jumlahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung untuk mencari biaya total sebelum kurun waktu yang diinginkan.

11. Periksa pada grafik biaya total untuk mencapai waktu optimal yaitu kurun waktu penyelesaian proyek dengan biaya terendah.

Pelaksanaan percepatan durasi proyek akan terjadi peningkatan pada biaya langsung dan

penurunan pada biaya tidak langsung dikarenakan bertambahnya tingkat produktivitas

Bab- III Metodologi Penelitian

III-72 kerja. Oleh karena itu, pilihlah total biaya dan waktu yang optimal supaya proyek dapat lebih cepat diselesaikan secara efektif dan efisien.

3.6 Alur Penelitian

Berikut bagan rancangan penilitian Tugas Akhir ini:

Gambar 3.2 Bagan Tahapan Penelitian (sumber : hasil olahan penulis, 2021)

Mulai

Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Study Literatur

Data Sekunder :

Dokumen terkait