BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
4. Minat Belajar Siswa
Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian peserta didik dalam belajar. Menurut Khuluqo (2017: 248) minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan peserta didik.
Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan peserta didik merupakan pembelajaran yang diminati.
Menurut Aini dkk (2018: 2) Kegiatan belajar akan berjalan efektif jika dijalani dengan perasaan senang dan dorongan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran dengan kata lain ada minat belajar. Minat belajar akan
menyebabkan siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran merupakan proses membangun kemampuan individu dan proses menumbuhkan kreativitas berfikir siswa. Dampak dari hal tersebut adalah meningkatnya hasil belajar siswa
Menurut Susanto (2016: 57) minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri.
Oleh karena itu, apa saja yang dilihat seseorang barang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai kepentingan terhadap dirinya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap sesuatu objek, biasanya disertai dengan perasaan senang, karena ia merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.
Menurut Khaerunisa (2012: 13) Minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Fungsi atau peran minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat pada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran, mereka hanya bergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya.
Dari beberapa gambaran definisi minat diatas, kiranya dapat ditegaskan disini bahwa minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif,
yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.
Dilain pihak, jika kepuasan itu kurang, maka minat seseorang pun akan berkurang. Minat yang dibicarakan disini berbeda dengan minat yang sifatnya sesaat yang biasa dikenal dengan keinginan sesaat. Perbedaannya adalah minat sesungguhnya lebih menetap atau bertahan lama dalam diri seseorang, meskipun keinginan sesaat ini pada awalnya dapat menjadi motivasi seperti halnya minat, tetapi lama-kelamaan dapat berkurang karena aktivitas yang membangkitkannya hanya bersifat sementara atau sesaat.
Lebih dari itu, minat dapat berperan secara efektif untuk menunjang pengambilan keputusan oleh seseorang atau institusi. Secara konseptual, minat dapat dikatakan memegang peranan penting dalam menentukan arah, pola dan dimensi berfikir seseorang dalam segala aktivitasnya, termasuk dalam belajar.
Seseorang cenderung untuk menyukai suatu kegiatan yang diyakininya telah dilakukan atau dapat dilakukannya dengan berhasil.
Persepsi tentang keberhasilan ini ditentukan oleh latar belakang dari hasil yang diperoleh melalui tugas-tugas tersebut atau yang serupa, seperti guru dan orang tua. Jika seorang individu percaya bahwa ia telah melakukan sejumlah tugas yang berkaitan sebelumnya dengan berhasil, ia cenderung akan menghadapi tugas-tugas pelajaran selanjutnya dengan efek yang positif dan sebaliknya.
Perasaan subjektif siswa tentang mata pelajaran atau seperangkat tugas dalam pelajaran banyak dipengaruhi oleh persepsinya tentang mampu tidaknya ia dalam merampungkan tugas-tugas itu. Pada gilirannya, persepsinya adalah berdasarkan pada riwayat sebelumnya dengan tugas semacam itu dan terutama penilaian sebelumnya mengenai hasil belajar dari dalam tugas-tugas ini.
Perkembangan minat bergantung pada kesempatan belajar yang dimiliki oleh seseorang. Dengan kata lain, bahwa perkembangan minat sangat tergantung pada lingkungan dan orang-orang dewasa yang erat pergaulannya dengan mereka, sehingga secara langsung akan berpengaruh pula terhadap kematangan psikologisnya. Lingkungan bermain, teman sebaya, dan pola asuh orangtua merupakan factor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan minat seseorang. Disamping itu, sesuai dengan kecenderungan masyarakat yang senantiasa berkembang, lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan pola pergaulan akan merangsang tumbuhnya minat baru secara lebih terbuka.
Minat secara psikologis banyak dipengaruhi oleh perasaan senang dan tidak senang yang terbentuk pada setiap fase perkembangan fisik dan psikologis anak. Pada tahap tertentu, regulasi rasa senang dan tidak senang ini akan membentuk pola minat. Munculnya pola minat ketika sesuatu yang disenangi berubah menjadi tidak disenangi sebagai dampak dari perkembangan psikologis dan fisik seseorang.
Secara psikologis fase perkembangan minat berlangsung secara bertingkat dan mengikuti pola perkembangan individu itu sendiri. Disamping
itu, kematangan individu juga mempengaruhi perkembangan minat, karena semakin matang secara psikologis maupun fisik, maka minat juga akan semakin kuat dan berfokus pada objek tertentu. Pada awalnya minat berpusat pada diri sendiri, hal-hal yang menjadi kepunyaan, kemudian berpusat pada orang lain, termasuk pada objek-objek yang ada dalam lingkungannya.
Berangkat dari konsep bahwa minat merupakan motif yang dipelajari, yang mendorong dan mengarahkan individu untuk menemukan serta aktif dalam kegiatan-kegiatan tertentu akan dapat diiidentifikasi indikator-indikator minat dengan menganalisis kegiatan-kegiatan yang telah dilakukannya atau objek-objek yang dijadikan kesenangan. Analisis tersebut dapat dilakukan terhadap beberapa hal, menurut Susanto (2016: 64) menyebut ada empat hal, yaitu: 1) keinginan untuk memiliki sesuatu; 2) objek atau kegiatan yang disenangi; 3) jenis kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu yang disenangi; 4) upaya-upaya yang dilakukan merealisasikan keinginan atau rasa terhadap objek atau kegiatan tertentu.
Dari analisis tersebut terdapat beberapa indikator minat belajar yaitu:
1. Perasaan senang, apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar. Contohnya yaitu senang mengikuti pelajaran, tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran.
2. Perhatian, minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam penggunaan sehari-hari, perhatian siswa berupakan kosentrasi siswa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampigkan yang lain.
Siswa memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya akan
memperhatikan objek tersebut. Contohnya yaitu mendengarkan guru da mencatat materi.
3. Aktivitas, ketertarikan seseorang akan objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut. Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada suatu benda,orang atau biasa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Contohnya yaitu aktif dalam diskusi, aktif bertanya, aktif menjawab pertanyaandari guru, antusias
dalam mengikuti pelajaran, dan tidak menunda tugas dari guru.
Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. Suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan yang ada sangkut pautnya dengan diri siswa, maka siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari kegiatan belajar tadi.
Dalam dunia pendidikan di sekolah, minat memegang peranan penting dalam belajar. Karena minat ini merupakan seuatu kekutan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap seseorang, suatu benda atau kegiatan tertentu. Dengan demikian, minat merupakan unsur yang menggerakkan motivasi seseorang sehingga orang tersebut dapat berkosentasi terhadap suatu benda atau kegiatan tertentu. Dengan adanya unsur minat belajar pada diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar tersebut. Dengan demikian, minat
merupakan factor yang sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar siswa. Kenyataan ini juga diperkuat oleh pendapat Susanto (2016: 66) yang menyatakan bahwa proses belajar itu akan berjalan dengan lancer kalau disertai dengan minat.
Dari uraian singkat diatas, maka semakin jelas bahwa minat akan berdampak terhadap kegiatan yang dilakukan seseorang. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan adanya minat siswa terhadap sesuatu dalam kegiatan belajar itu sendiri. Pernyataan ini didukung oleh Susanto (2016: 67) yang menyatakan bahwa minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Bahan pelajaran, pendekatan ataupun metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat peserta peserta didik menyebabkan hasil belajar tidak optimal.
Dalam kegiatan belajar, juga dalam proses pembelajaran maka tentunya minat yang diharapkan adalah minat yang timbul dengan sendirinya dari siswa itu sendiri tanpa ada paksaan dari luar sehingga siswa dapat belajar lebih aktif dan baik.
B. Karangka Pikir
Pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang diangkap sulit bagi siswa karena dalam pembelajaran fisika banyak dijumpai persamaan matematik sehingga ia diidentikkan dengan angka dan rumus. Hal ini membuat minat belajar siswa menjadi berkurang. Untuk membuat minat belajr siswa meningkat maka perlunya seorang pendidik memilih metode yang dapat membangkitkan menit belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang dapat membangkitkan minat
belajar siswa adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan cara memperagakan suatu proses, situasi, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan untuk memperjelas suatu konsep kepada siswa sehingga siswa mudah dalam memahami materi yang dijelaskan
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 skema kerangka pikir C. Hipotesis Penelitian
Terdapat perbedaan minat belajar peserta didik yang diajar menggunakan metode demonstrasi dengan peserta didik yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional.
Menggunakan metode Demonstrasi Kegiatan Dalam Proses
Pembelajaran Fisika
Pembelajaran Konvensional
Minat Belajar Peserta Didik Minat Belajar Peserta Didik
23 BAB III
METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian True Experimental Design.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest-Only Control Design
Kelas Perlakuan Posttest
R
X O1
- O2
Gambar 3.1 Posttest-Only Control Design
(Sugiyono, 2018:112) dengan :
R = Random adalah pengacakan kelas dalam pengambilan sampel penelitian
X = Perlakuan dalam kelas eksperimen menggunakan metode Demonstrasi - = Perlakuan dalam kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional
O1 = Nilai posttest kelas eksperimen dengan menggunakan metode demonstrasi
O2 = Nilai posttest kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIA Muhammadiyah Limbung, tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 4 kelas.
2. Sampel
Sampel penelitian diambil secara acak dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu dengan cara mengundi kelas yang akan
dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga diperoleh kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 3 sebagai kelas kontrol.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:
1. Metode demonstrasi adalah cara memperagakan suatu proses, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relavan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan untuk memperjelas suatu konsep kepada siswa sehingga siswa mudah dalam memahami materi yang dijelaskan.
2. Pembelajaran konvensional adalah suatu cara yang selama ini dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran berupa ceramah bervariasi.
3. Minat belajar peserta didik adalah ketertarikan yang muncul dari peserta didik dalam sebuah proses pembelajaran tanpa adanya paksaan dari siapapun yang diwujudkan dalam sikap atau tindakan yang spontan.
Indikator timbulnya minat ini dapat dilihat dari perubahan: perasaan senang, perhatian dan aktivitas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yakni: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
1. Tahap persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi Fisika SMA Muhammadiyah Limbung untuk meminta izin melaksanakan penelitian b. Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai materi penelitian
c. Menyusun rancangan pembelajaran yaitu, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik (LKPD), dan bahan ajar.
d. Membuat instrumen penelitian dalam bentuk tes angket minat belajar peserta didik yang terdiri dari 30 item pernyataan
2. Tahap pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan pembelajaran baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol seperti pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Kegiatan Pembelajaran
No Hari/Tanggal (2019) Kegiatan
2. Selasa/ 15 Oktober Proses belajar mengajar di kelas X MIA 1 Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
3. Rabu/ 16 Oktober Proses belajar mengajar di kelas X MIA 3 Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
4. Selasa/ 22 Oktober
Proses belajar mengajar di kelas X MIA 1 Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)
5 Rabu/ 23 Oktober
Proses belajar mengajar di kelas X MIA 3 Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)
6 Selasa/ 29 Oktober
Proses belajar mengajar di kelas X MIA 1 Penerapan Gerak Melingkar pada hubungan roda-roda
7 Rabu/ 30 Oktober
Proses belajar mengajar di kelas X MIA 3 Penerapan Gerak Melingkar pada hubungan roda-roda
8 Selasa/ 05 November Pemberian Postest pada Kelas X MIA 1 9 Rabu/ 06 November Pemberian Postest pada Kelas X MIA 3
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Pengambilan data: Data diperoleh dengan melaksanakan tes angket minat belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Mengolah data hasil penelitian.
c. Menganalisis data hasil penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian instrument yang digunakan yaitu menggunakan angket atau kuesioner yang disusun berdasarkan indikator minat belajar peserta didik. Instrumen Penelitian yang digunakan berupa angket tertutup yaitu angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya memberi tanda ceklis pada pilihan jawaban yang telah tersedia.
Angket atau kuesionier adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Instrument angket minat belajar diisi oleh peserta didik, angket menggunakan skala likert dengan empat skala (skala empat).
Penyusunan skala ini dalam bentuk pernyataan yang kemudian diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan tingkatan. Pernyataan yang disusun berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Tingkatan tersebut meliputi selalu (S), kadang (K), pernah (P), tidak pernah (TP). Berikut ini merupakan pedoman skor untuk masing-masing tingkatan jawaban sesuai dengan pernyataan positif maupun negatif. Pedoman penskoran tingkatan pada angket minat belajar dan kisi-kisi angket minat belajar dapat dilihat pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Pedoman Pensekoran Tingkatan Tingakatan
Jawaban
Kode Jawaban
Skor Untuk Pernyataan
Positif
Skor Untuk Pernyataan
Negatif
Selalu S 4 1
Kadang K 3 2
Pernah P 2 3
Tidak Pernah TP 1 4
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen minat belajar peserta didik No. Indikator
Pernyataan Pada Angket minat belajar
Item Positif Item Negatif 1 Perasaan
senang 1, 3, 5,9,10 2, 4, 6, 7, 8 2 Perhatian 11, 15, 17, 18,
20
12, 13, 14, 16, 19 3 Aktivitas 21, 22, 26, 29,
30
23, 24, 25, 27, 28
Adapun langkah pengujian instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik (LKPD), bahan ajar, dan tes minat belajar peserta didik. Validitas perangkat pembelajaran ini diuji menggunakan validitas konstruksi dengan meminta pendapat para ahli. Dari hasil validitas oleh ahli tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan uji gregory dengan tujuan untuk mengetahui jika instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian.
Uji gregory menurut Retnawati (2016:32) yaitu sebagai berikut:
Validator 1 Lemah Kuat Validator 2 (1-2) (3-4) Lemah (1-2)
Kuat (3-4)
Jika r 0,75, maka perangkat pembelajaran layak untuk digunakan Tabel 3.5 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
No Perangkat Uji gregory
(r) Keterangan
1 RPP 1,00 Layak digunakan
2 LKPD 1,00 Layak digunakan
3 Bahan ajar 1,00 Layak digunakan
4 Angket minat belajar 1,00 Layak digunakan Sumber: Data hasil pengolahan (2019) Berdasarkan Tabel 3.1 di atas menggunakan uji gregory dengan syarat r 0,75, maka semua perangkat layak digunakan dalam penelitian. (Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran B)
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Menentukan jadwal tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes angket minat belajar peserta didik. Jadwal pemberian tes angket minat belajar peserta didik dilakukan diakhir pembelajaran, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, alokasi pengerjaan 3 X 45 menit.
A B
C D
2. Mengolah data
Pada tahap ini peneliti menetapkan skor yang diberikan pada tiap-tiap item. Dalam penelitian ini skor yang diberikan pada masing-masing option dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari empat alternatif pada tes milat belajar berupa angket tertulis dalam bentuk pernyataan positif dan negatif pada masing- masing indikator minat belajar.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis deskriptif dan inferensial.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah pada poin ke 1 dan poin ke 2 serta menyajikan hasil tes minat belajar siswa.
Adapun hasil tes tersebut ditampilkan dalam bentuk:
a. Rumus presentasi untuk indikator menurut ali (Embo, 2017:49) yaitu:
dengan:
% =persentase
N = jumlah nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai
b. Skor Rata-rata
Skor rata-rata diperoleh dari persamaan : ̅ ∑
(Spiegel & Stephens,2007: 49) dengan :
̅= Skor rata-rata
∑ = Jumlah skor keseluruhan = Banyaknya subjek penelitian
c. Standar Deviasi
Menentukan standar deviasi menggunakan rumus sebagai berikut:
√∑ ̅
(Sugiyono, 2010:57) dengan :
s = Simpangan baku sampel n= Jumlah sampel
d. Kategori
Pengkategorian menggunakan skala lima berdasarkan skor ideal yakni sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi
Tabel 3.6 Kategori Skor minat belajar Interval Skor Kategorisasi
102 - 112 Sangat tinggi
91 - 101 Tinggi
80 - 90 Sedang
69 - 79 Rendah
58 - 68 Sangat rendah
Sumber: Data hasil pengolahan (2019) 2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah diujikan. Sebelum dilakukan pengujian, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan terdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus sebagai berikut:
∑
(Sudjana, 2005: 273)
dengan
Oi = Banyak data hasil penelitian Ei = Banyak data yang diharapkan
Kriteria pengujian adalah jika , maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar (>) dinyatakan tidak normal..
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel tersebut bersifat homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dengan uji F dapat dilakukan apabila data yang akan diuji hanya ada dua kelompok data/sampel.
Untuk pengujian tersebut digunakan rumus sebagai berikut:
(Sugiyono,2017: 275) Kriteria pengujian :
Jika Fhitung< Ftabel dapat dinyatakan bahwa varian kedua kelompok data tersebut adalah homogen.
c. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui perbedaan minat belajar peserta didik yang diajar menggunakan metode demonstrasi dengan minat belajar peserta didik yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional, maka dilakukan pengujian uji-t dua pihak. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Tidak terdapat perbedaan minat belajar peserta didik yang diajar menggunakan metode demonstrasi dengan minat belajar peserta didik yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional.
Terdapat perbedaan minat belajar peserta didik yang diajar menggunakan metode demonstrasi dengan minat belajar peserta didik yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional.
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2018: 181) sebagai berikut:
̅ ̅
√
(Sugiyono, 2017: 181) dengan:
̅ = rata-rata kelas eksperimen ̅ = rata-rata kelas kontrol
= varian gabungan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
= jumlah peserta didik kelas eksperimen = jumlah peserta didik kelas kontrol
Adapun varian gabungan diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2018: 181) yaitu sebagai berikut:
√ dengan:
= varian gabungan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol = jumlah peserta didik kelas eksperimen
= jumlah peserta didik kelas kontrol = varian pada kelompok eksperimen = varian pada kelompok kontrol
Ha diterima bilamana dimana diperoleh dari daftar distribusi t dengan taraf signifikan . Untuk harga t lainnya Ha ditolak pada taraf nyata atau H0 diterima.
34 BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Deskriptif
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui posttest. Posttest diberikan untuk mengukur perbedaaan minat belajar peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan Ms. Excel 2010. Berikut disajikan statistik deskriptif data hasil minat belajar peserta didik kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 3 sebagai kelas kontrol di SMA Muhammadiyah Limbung setelah diajar menggunakan metode demonstrasi dan pembelajaran konvensional. Hasil analisis persentase tiap-tiap indikator minat belajar peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Hasil analisis presentase tiap-tiap indikator minat belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
No Indikator Presentase (%)
Eksperimen Kontrol
1 Perasaan senang 86,83 54,58
2 Perhatian 86,5 52,75
3 aktivitas 82,33 55,92
jumlah 85,19 54,42
Sumber : Data hasil pengolahan (2019) Adapun diagram persentase tiap-tiap indikator minat belajar peserta didik dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini.
Gambar 4.1 Diagram persentase tiap-tiap indikator minat belajar peserta didik
Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa persentase tiap-tiap indikator minat belajar peserta didik kelas eksperimen pada indikator pertama yaitu perasaan senang diperoleh sebesar 86,83%, indikator kedua yaitu perhatian diperoleh sebesar 86,5% dan indikator ketiga yaitu aktivitas diperoleh sebesar 82,33%. Sedangkan untuk kelas kontrol pada indikator pertama perasaan senang diperoleh sebesar 54,58%, indikator kedua yaitu perhatian diperoleh sebesar 52,75% dan indikator ketiga yaitu aktivitas diperoleh sebesar 55,92%. Dan untuk keseluruhan indikator minat belajar kelas eksperimen diperoleh 85,19%, dan kelas kontrol 54,42%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persentase per indikator dan keseluruhan indikator minat belajar peserta didik kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. (Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran D).
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Perasaan senang
Perhatian aktivitas jumlah
presentase (%)
kelas Eksperimen kelas Kontrol