• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mitos-Mitos dalam Penggunaan Kontrasepsi

BAB V METODE KONTRASEPSI

C. Mitos-Mitos dalam Penggunaan Kontrasepsi

109

2. Usia Istri 20 - 30 tahun

a. Kontrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran anak berikutnya.

b. Gunakan kontrasepsi dengan pertimbangan efektivitas tinggi, kemudian juga reversibilitasnya tinggi, dapat dipakai 3-4 th dan tidak mengganggu produksi ASI.

c. IUD, Pil KB, Suntikan, Implant, Kondom, KB Alamiah.

3. Usia istri diatas 35 tahun

a. Kontrasepsi untuk mengakhiri kesuburan hingga istri mengalami menopause.

b. Kontrasepsi yang disarankan : Vasektomi, Tubektomi, IUD, Implant.

110

JENIS MITOS FAKTA

3) Pil KB membuat tulang menjadi rapuh.

4) Pil KB berisiko pada kandungan

5) Pil KB mengurangi kesuburan

3) Kandungan dua hormon yang ada pada setiap butir Pil KB membantu

pencegahan pengapuran dini pada tulang atau yang lebih sering disebut dengan osteoporosis.

4) Secara klinis, konsumsi Pil KB secara teratur akan membantu mencegah risiko kehamilan di luar rahim, kista, atau pun kanker rahim.

5) Pil KB mampu menjaga tingkat

kesuburan dan cukup menghentikan pemakaian jika ingin hamil.

IUD 1) Batang IUD dapat

menempel di kepala bayi setelah melahirkan.

2) IUD biasa berpindah tempat setelah dipasang.

1) Pada saat diketahui seorang wanita positif hamil, dokter atau bidan akan langsung mengeluarkan/melepas IUD dari rahim.

2) IUD tidak dapat berpindah tempat, namun mungkin bergeser sedikit dari sejak waktu pemasangan. Karena itu

111

penting untuk melakukan pemeriksaan rutin setahun sekali ke bidan/dokter untuk memeriksa keadaan IUD di dalam rahim.

SUNTIK 1) Suntik KB dapat

menghilangkan menstruasi.

1) Suntikan KB tersedia dalam pilihan 1 bulan atau 3 bulan. Pada suntikan 3 bulan memiliki kandungan hormon yang lebih besar dibandingkan suntikan 1 bulan, yang dapat mengakibatkan terhentinya siklus menstruasi yang biasanya terjadi setiap bulan.

JENIS MITOS FAKTA

IMPLAN 1) Implan dapat berpindah tempat

1) Implan dipasang di lengan bagian atas dan efektif mencegah kehamilan selama 4 tahun.

MOW 1) Dapat menurunkan libido 1) Tidak berpengaruh pada libido karena tidak menyebabkan gangguan

keseimbangan hormon sehingga tidak akan menyebabkan klien menjadi lemah.

112

MOP 1) Sama dengan dikebiri atau kastrasi

2) Menghilangkan libido dan kejantanan pada pria

1) Proses MOP hanya mengikat

vasdeferens dan bukan membedah atau memotong testis

2) Tidak mengganggu fungsi seksual atau tidak juga menimbulkan disfungsi ereksi karena tidak mengubah sistem hormon dan metabolisme tubuh Tabel 2. Mitos dan Fakta Kontrasepsi

Dari beberapa mitos yang selama ini beredar di masyarakat telah membuat paradigma tersendiri yang memunculkan ketakutan bagi para wanita tentang beberapa jenis kontrasepsi. Kesimpulan tentang mitos dan fakta di atas adalah untuk dapat membantu klien memilih metode kontrasepsi atau KB yang akan digunakan dan sebaiknya klien merundingkannya dengan pasangannya disertai berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan yang ada di lingkungan masing-masing.

Dengan demikian diharapkan tenaga kesehatan atau petugas di lapangan dapat memberi saran metode KB apa yang dapat dipilih secara rasional, efektif, dan efisien.

D. Rangkuman

Saat ini berbagai alat kontrasepsi telah mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Berdasarkan Data SDKI, 2007 maka penggunaan jenis kontrasepsi dikelompokkan menjadi dua cara sebagai berikut:

1) Cara Tradisional meliputi: Sanggama Terputus, Pantang Berkala atau Sistem Kalender, Metode Ovulasi Billing (MOB), Metode Suhu Basal (MSB).

2)Cara Modern

1. Non Hormonal meliputi: MAL, Kondom, Diafragma, AKDR/IUD

113

2. Hormonal meliputi: Pil, Suntikan, Implan, 3. Sterilisasi meliputi: MOW dan MOP

Pemilihan kontrasepsi oleh PUS dilakukan dengan memperhatikan/menggunakan pola kontrasepsi Rasional, Efektif dan Efisien (REE) yaitu pemilihan/penggunaan alat/obat kontrasepsi sesuai dengan umur istri dan jumlah anak serta mempertimbangkan efektivitas alat kontrasepsi serta efisiensi pembiayaan.

Pemakaian Metode Kontrasepsi Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran saat ini dapat dilakukan sebagai berikut:

IUD Post Placenta : IUD dapat dipasangkan kepada Ibu langsung setelah bayi lahir dilakukan dalam tenggang waktu 10 menit setelah placenta/ari-ari lahir

IUD Post Partum : IUD dapat dipasang dalam kurun waktu sampai 48 jam pertama pascapersalinan

IUD Post Seksio : IUD dapat dipasang segera setelah operasi seksio sesaria (operasi caesar)

✓ IUD Pascakeguguran: IUD dapat dipasang segera atau dalam waktu 7 hari dengan syarat tidak adanya infeksi setelah Ibu mengalami keguguran/ tindakan setelah keguguran

▪ Klien Pascapersalinan :

✓ Minilaparoptomi : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu

✓ Laparoskopi : tidak tepat untuk klien pasca persalinan

▪ Klien Pascakeguguran :

✓ Triwulan Pertama : dapat dilakukan minilap dan laparoskopi dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi

114

✓ Triwulan Kedua : dapat dilakukan minilap saja dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi

Pemilihan kontrasepsi oleh PUS dilakukan dengan memperhatikan/menggunakan pola kontrasepsi Rasional, Efektif dan Efisien (REE) yaitu pemilihan/penggunaan alat/obat kontrasepsi sesuai dengan umur istri dan jumlah anak serta mempertimbangkan efektivitas alat kontrasepsi serta efisiensi pembiayaan.

E. Latihan

Jawablah Pertanyaan Berikut

1. Jelaskan yang dimaksud kontrasepsi tradsional dan modern!

2. Sebutkan jenis kontrasepsi yang sesuai bagi ibu menyusui!

3. Jelaskan cara kerja dari IUD Post Placenta, IUD Post Seksio, IUD Post Partum!

4. Jelaskan keterbatasan dari kontrasepsi mantap (tubektomi dan vasektomi)!

5. Jelaskan kembalinya kesuburan pasca penggunaan kontrasepsi MAL!

6. Sebutkan beberapa mitos seputar kontrasepsi yang beredar di masyarakat dan jelaskan faktanya!

F. Evaluasi Formatif

Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih A, B, C, D atau E pada jawaban yang menurut Saudara paling tepat!

1. Senggama terputus termasuk metode kontrasepsi a. cara modern

b. cara tradisional c. cara hormonal d. cara non hormonal e. cara jangka Panjang

115

2. cara/metode kontrasepsi tradisional yang dilakukan oleh PUS dengan tidak melakukan sanggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi adalah cara kerja dari metode

a. pantang berkala / sistem kalender b. vasektomi

c. ejakulasi terputus d. ovulasi billing e. coitus interruptus

3. metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan adalah

a. metode ovulasi billing b. metode amenore fluktuasi c. metode ovulasi laktasi d. metode amenore laktasi e. meode kolostrum

4. berikut adalah jenis-jenis implant, kecuali a. uniplant

b. Norplant c. Implanon d. indoplant e. josplant

116

5. Pemilihan kontrasepsi yang dinilai dari biaya kontrasepsi dalam

memproteksi kehamilan per tahun penggunaan dari seorang pasangan (Couple Years Protection atau CYP). Adalah pertimbangan dari

a. Rasional b. Efektif c. Efisien d. Kesehatan e. kebudayaan

G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban Evaluasi Saudara dengan rambu jawaban yang ada pada bagian akhir dari modul ini dan hitunglah jawaban yang benar. Kemudian gunakan formula seperti di bawah ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑥 100%

Kategori tingkat penguasaan yang Saudara capai:

90%-100% = baik sekali 80%-89% = baik

70%-79% = cukup 60%-69% = kurang

>59% = kurang sekali

Jika tingkat kategori penguasaan sudah baik, maka lanjutkanlah latihan dengan menerapkan pola diskusi dengan teman Saudara. Tetapi bila penguasaan Saudara

117

masih dalam tingkat kategori cukup, maka cobalah mempelajari ulang seluruh materi Bab ini hingga penguasaan Saudara pada evaluasi formatif berada pada tingkat kategori Baik.

118

A. Kesimpulan

Upaya peningkatan kualitas pelayanan Keluarga Berencana akan memperbesar jumlah peserta KB baru yang mampu memutuskan pilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi fisik, mental, dan sosial dari calon akseptor. Perbaikan kualitas pelayanan ini akan meningkatkan prevalensi dan menurunkan tingkat fertilitas.

Adanya pendekatan pelayanan Keluarga Berencana yang terfokus pada hak-hak kesehatan reproduksi bertujuan untuk mengakomodir keinginan masyarakat dalam mengunakan metode kontrasepsi yang saat ini terus berkembang pesat. Pada masa yang akan datang diharapkan pelayanan kontrasepsi ini mampu diterima masyarakat dengan efektif,efisien, dan rasional.

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas di lapangan harus mampu diimbangi dengan perubahan dan perkembangan ilmu dan teknologi tentang metode kontrasepsi setiap saatnya. Penyampaian informasi secara lengkap kepada masyarakat sangat mutlak dibutuhkan seiring makin rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan kontrasepsi. Upaya ini akan berhasil apabila pihak BKKBN sebagai institusi pemerintah yang memegang tanggung jawab terhadap pelayanan Keluarga Berencana menyediakan tenaga pemberi pelayanan yang kompeten serta patuh terhadap standar pelayanan yang sudah ditetapkan, pemberian pelayanan konseling yang berkualitas tentang metode kontrasepsi, melakukan pemantauan pascapelatihan bagi tenaga yang telah memperoleh materi pelatihan metode kontrasepsi ini sebagai upaya penyempurnaan kualitas pelayanan KB.

119

B. Evaluasi Sumatif

Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih A, B, C, D atau E pada jawaban yang menurut Saudara paling tepat!

1. Data sasaran peserta KB dalam JKN mengacu pada data basis yang ada di:

a. Bank Data Hasil Pendataan Keluarga b. Bank Data Hasil Sensus Penduduk c. Bank Data BPJS Kesehatan

d. Bank Data Sistem Informasi Keluarga (SIGA) e. Bank Data Hasil Penelitian

2. Berikut termasuk dalam faskes tingkat pertama, kecuali:

a. Puskesmas b. Puskesdes c. Praktik dokter d. Klinik pratama e. Rumah sakit Khusus

3. Yang termasuk dalam faskes rujukan tingkat lanjutan adalah a. Rumah sakit umum

b. Puskesmas dengan akreditasi madya c. Praktik dokter gigi utama

d. Klinik perdana e. Bidan praktek

4. Apabila di suatu kecamatan tidak tersedia tenaga dokter, maka Bidan maupun Perawat dapat bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan KB, dengan penetapan dari:

120

a. Kepala Dinas Kesehatan setempat b. Para Pemangku Kepentingan setempat c. Camat wilayah yang bersangkutan

d. Masyarakat kecamatan yang bersangkutan e. Lembaga Swadaya kecamatan setempat 5. Sistem Rujukan Pelayanan KB diciptakan untuk:

a. Mengendalikan efek samping dan pembiayaannya

b. Mengendalikan mutu dan biaya secara terpadu dan berkesinambungan c. Mengendalikan resiko kehamilan yang mungkin terjadi

d. Mengendalikan ketertiban SOP pelayanan KB

e. Mengendalikan kemungkinan terjadinya kasus stunting 6. Pelayanan KB Pasca Persalinan (KBPP), dimaksudkan untuk:

a. Meningkatkan kesertaan keluarga dalam KB dan Kesehatan Reproduksi b. Meningkatkan kesertaan ber-KB ibu nifas

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam ber KB

d. Meningkatkan peran fasilitas kesehatan dalam pelayanan KB e. Meningkatkan kerja sama Penyuluh KB dan Bidan

7. Tatakelola pelaksanaan program dan pelayanan KBPP meliputi:

a. Sosialisasi dan Pengorganisasian Tugas b. Advokasi dan KIE massa

c. Advokasi dan Penggerakan massa d. Advokasi dan Pengorganisasian Tugas e. Diseminasi dan penggerakan massa

8. Pelayanan KB di Rumah Sakit (PKBRS) dilaksanakan dengan tahapan:

a. Screening, Konsultasi, Pelayanan/Pemasangan b. Screening, Pra Pelayanan, Pelayanan

121

c. Pra pelayanan, Pelayanan, Pasca Pelayanan d. Pemeriksaan Awal, Penentuan Informed Choice

e. Screening Awal, Penentuan Informed Choice, Screening Akhir.

9. Pelayanan KB interval, pelayanan KB pasca persalinan, dan pelayanan KB karena rujukan merupakan kegiatan pelayanan KB di:

a. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama (Faskes Pratama) b. Rumah Sakit (PKBRS)

c. Praktek Mandiri Dokter (PMD) d. Praktek Mandiri Bidan (PMB)

e. Fasilitas Kesehatan Rujukan (Faskes Rujukan)

10. Sarana dan prasarana pendukung pelayanan KBPP yang dapat difasilitasi oleh BKKBN. antara lain:

a. IUD post partum kit: kelly forcep, ovale klame b. Alat bantu pemakaian kontrasepsi

c. Alat bantu pendengaran d. Kontrasepsi Kondom Wanita e. Kartu pendaftaran

11. Alat reproduksi pria yang berfungsi sebagai Alat senggama dan untuk menyalurkan sperma dan air seni adalah

a. Skrotum b. Glens c. Penis

d. Kantung Kemih e. Testis

122

12. Alat reproduksi Wanita yang berfungsi sebagai tempat berkembangnya embrio hingga menjadi janin, adalah

a. saluran kencing b. uterus / Rahim c. Lubang vagina d. Klitoris

e. Labia Minora

13. proses keluarnya cairan air mani dan sperma dari kondisi penis yang sedang ereksi, adalah pengertian dari

a. mimpi basah b. ereksi

c. evakuasi d. ejakulasi e. estimasi

14. air susu ibu yang pertama keluar disebut a. spektrum

b. genital c. ari-ari d. ovulasi e. kolostrum

15. pembuahan sel telur di dalam indung telur wanita oleh sperma, disebut a. kehamilan

b. menstruasi c. ovulasi

123

d. ereksi e. ejakulasi

16. Senggama terputus termasuk metode kontrasepsi a. cara modern

b. cara tradisional c. cara hormonal d. cara non hormonal e. cara jangka Panjang

17. cara/metode kontrasepsi tradisional yang dilakukan oleh PUS dengan tidak melakukan sanggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi adalah cara kerja dari metode

a. pantang berkala / sistem kalender b. vasektomi

c. ejakulasi terputus d. ovulasi billing e. coitus interruptus

18. metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan adalah

a. metode ovulasi billing b. metode amenore fluktuasi c. metode ovulasi laktasi d. metode amenore laktasi e. meode kolostrum

124

19. berikut adalah jenis-jenis implant, kecuali a. uniplant

b. Norplant c. Implanon d. indoplant e. josplant

20. Pemilihan kontrasepsi yang dinilai dari biaya kontrasepsi dalam

memproteksi kehamilan per tahun penggunaan dari seorang pasangan (Couple Years Protection atau CYP). Adalah pertimbangan dari

a. Rasional b. Efektif c. Efisien d. Kesehatan e. kebudayaan

125

Affandi, Biran, dkk. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Badan Pusat Statistik (BPS), dkk. 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007, Calverton, Maryland, USA : BPS dan Macro International.

Badan Pusat Statistik (BPS), dkk. 1991. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1991, Calverton, Maryland, USA : BPS dan Macro International.

Badan Pusat Statistik (BPS), dkk. 1997. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997, Calverton, Maryland, USA : BPS dan Macro International.

Badan Pusat Statistik (BPS), dkk. 2002/03. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002/03, Calverton, Maryland, USA : BPS dan Macro International.

BKKBN. 2010. Rencana Strategis Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2010-2014. Jakarta

BKKBN. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Jakarta

BKKBN. 2011. Materi Promosi KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran. Jakarta:

Direktorat Kesehatan Reproduksi BKKBN.

BKKBN. 2017. Materi Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Bagi Kelompok Kegiatan. Jakarta: Direktorat Kesehatan Reproduksi BKKBN.

126

BKKBN. 2018. Materi Kesehatan Reproduksi Bagi Lansia. Jakarta: Direktorat Kesehatan Reproduksi BKKBN.

http://www.forumkami.net/wanita/19842-inilah-mitos-fakta-

seputarkb.html#ixzz1vagexywS (diakses pada tanggal 22 Mei 2012 pukul 19:11)

127

Lampiran 1

Kunci jawaban Evaluasi Formatif Bab 2

1. C 2. E 3. A 4. A 5. B

Bab 3 1. A 2. D 3. C 4. B 5. A

Bab 4 1. C 2. B 3. D 4. E 5. A

128

Bab 5 1. B 2. A 3. D 4. E 5. C

Kunci Jawaban Evaluasi Sumatif:

1. C 2. E 3. A 4. A 5. B 6. A 7. D 8. C 9. B 10. A 11. C 12. B 13. D

129

14. E 15. A 16. B 17. A 18. D 19. E 20. C

130

Dokumen terkait