• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match

Dalam dokumen Model GI - Kemampuan Komunikasi (Halaman 73-82)

ةيسيئرلاّتاملكلا

4) Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match

peserta didik tidak bertemu disaat yang sama. Ranganathan, Negash, dan Wilcox membagi empat jenis klasifikasi eLearning, yaitu :

a) e-Learning tanpa kehadiran dan tanpa komunikasi, b) e-Learning tanpa kehadiran tetapi dengan komunikasi, c) e-Learning dengan kehadiran sesekali,

d) e-Learning digunakan sebagai alat pembelajaran di dalam kelas.

adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suatu yang menyenangkan.77

Komalasari menyatakan bahwa “make a match merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu permainan kartu pasangan.78

Model pembelajaran merupakan suatu teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu dan dalam pemilihan suatu model harus disesuaikan terlebih dahulu dengan materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga model pembelajaran yang diterapkan dapat tercapai. Dalam interaksi belajar mengajar terdapat berbagai macam model pembelajaran yang bertujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan baik.

Dikembangkan pertama kali pada 1994 oleh Lorna Curran, model pembelajaran Make a Match saat ini menjadi salah satu model pembelajaran penting dalam ruang kelas. Tujuan dari model pembelajaran ini antara lain: 1) pendalaman materi; 2) penggalian materi;

dan 3) edutainment.

Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan proses belajar mengajar aktif serta memungkinkan timbulnya sikap keterkaitan siswa untuk

77 Rusman, Model-Model Pembelajaran , (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada,2013), hlm.223

78 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, ( Bandung:

Refika aditama), hlm. 85

mengikuti kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh. Proses pembelajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia harus belajar. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan model pembelajaran Make-A Match (mencari pasangan).79

Model Make a Match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari model dalam pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran tipe Make a Match atau bertukar pasangan merupakan teknik belajar yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain.

Model pembelajaran Make a Match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu.80

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran dan menciptakan pembelajaran yang menarik, upaya yang harus dilakukan guru adalah memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang tepat diharapkan mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga hasil

79 Medyasari, L. T., Muhtarom, M., & Sugiyanti, S. Efektivitas Model Pembelajaran Group Investigation Berbantuan Kartu Soal Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Materi Turunan Fungsi Aljabar. AKSIOMA, 8(1), 2017, hlm.65–75

80 Aminudin, M. Efektivitas Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) Dan Nested Berbantuan Kartu Soal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Statistika Siswa SMA N 2 Pekalongan. AKSIOMA, 6(2), 2017, hlm.28–35

belajarnya pun dapat ditingkatkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah menggunkan model pembelajaran Make a Match dengan media kartu. Hal ini didukung oleh pendapat Lorna Curraan bahwa salah satu keunggulan model pembelajaran ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.81

Model pembelajaran ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia. Penerapan model pembelajaran ini mampu membantu siswa untuk melatih ketelitian, kecermatan, ketepatan serta kecepatan dalam mencocokkan kartu. Dalam model pembelajaran make a match ini siswa akan diberikan kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban dari materi yang telah diajarkan. Mereka akan mencari dan mencocokkan kartu yang mereka pegang. Dalam proses inilah terjadi interaksi antar kelompok dan interaksi antar siswa di dalam kelompok untuk membahas kartu-kartu yang mereka pegang. Cooperatif learning adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalahmasalah yang ada dalam tugas mereka.82

81 Hutagalung, Seventri, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap, Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Matematis, Vol. 1.

No. 1. Maret 2018

82 Lumbantobing, Dissa Putri Vera, Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Inside Outside Circle Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Negeri 1 Tantom Angkola.vol.1. No 1. Maret, 2018

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan model pembelajaran kelompok yang mengajak siswa memahami suatu konsep atau topik melalui permainan kartu pasangan. Permainan tersebut dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih baik atau lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran. Hal- hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.83

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan.

Miftahul huda mengemukakan beberapa kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe make a match sebagai berikut: Kelebihan:

a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik.

b) Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan.

c) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

d) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.

83 Pane, Nur Amina, Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa di Kelas VIIII MTs YPKS , Padang sidimpuan.Vol.1. No. 3. November 2018

e) Efektif untuk siswa dalam melatih keterampilan siswa mengahargai waktu untuk belajar.

Kelemahan:

a) Jika startegi ini tidak dipersiapkan dengan baik, maka akan banyak waktu yang tebuang.

b) Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya.

c) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan bai, maka akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan.

d) Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu.

e) Menggunakan metode ini secara terus-menerus akan menimbulkan kebosanan.84

Selain penjelasan di atas ditemukan juga Pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match memiliki kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Kelebihan dari model pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut:

(1) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.

(2) Kerjasama antar sesama siswa akan terwujud dengan dinamis.

(3) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.

84 Miftahul Huda, Ibid, hlm.253

b) Kelemahan dari model pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut:

(1) Diperlukan bimbingan guru untuk melakukan pembelajaran.

(2) Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas lain.

(3) Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki kelebihan yaitu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, melatih keberanian siswa, dan menghargai waktu. Sedangkan kelemahannya, jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik akan banyak waktu yang terbuang, karena tingkat pemahaman setiap siswa berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.85

Langkah-langkah model pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut :

a) Guru membentuk kelompok dengan materi yang berbeda.

b) Guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban.

c) Guru menyiapkan 4 kotak/kardus. Dua untuk tempat soal dan dua untuk tempat jawaban.

85 Yenni Fitria, Fadriati, Model Pembelajaran Pendidikan Agama IslamHolistik, Jurnal Tarbawi Stai Al Fithrah, Volume 11Nomor(2022), hlm.20-34

d) Guru menyiapkan lagi dua kotak/kardus untuk tempat hasil pemasangan soal dan jawaban dari peserta lalu disiapkan pula papan skor/hasil.

e) Dilakukan pengundian untuk menentukan kelompok yang akan saling berhadapan. Kemudian dibuat bagan pertandingan.

f) Sesuai undian maka 2 kelompok akan saling berhadapan dalam game/kuis.

g) Dua orang dari masing-masing kelompok akan memasangkan soal dan jawaban dalam waktu yang telah ditentukan.

h) Setelah aba-aba dibunyikan, maka pasangan dari dua kelompok ini berlomba adu cepat memasangkan soal dan jawaban dari 2 kotak yang telah disediakan.

i) Pasangan soal dan jawaban yang telah ditemukan, dimasukkan ke dalam kotak lain yang telah disediakan.

j) Bila waktu telah habis peserta berhenti. Pasangan soal dan jawaban yang ada di kotak dicocokan dan dihitung berapa pasang yang berhasil dikumpulkan.

k) Pasangan yang betul ditulis pada papan skor/hasil. Pemenangnya ditulis pada bagan pertandingan.

Sintak model pembelajaran Make a Match dapat dilihat pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran berikut ini.86

86 Widyastono, Herry. “Muatan Pendidikan Holistik Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Dan Menengah.” Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan18, no. 4 (December 31, 2012), hlm. 467

a) Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi di rumah.

b) Siswa di bagi ke dalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.

c) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.

d) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.

e) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelomp B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan.

f) Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri.

g) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

h) Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi.87

Dalam dokumen Model GI - Kemampuan Komunikasi (Halaman 73-82)