ةيسيئرلاّتاملكلا
5) Model Student Team Achievement Division (STAD)
h) Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi.87
di Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecahkan menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, usahakan setiap beranggotakan dengan heterogen, terdiri atas lakilaki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis.90
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD tipe pembelajaran kooperatif dimana siswa dikelompokkan dalam kelompok belajar yang heterogen terdiri dari 4-5 orang siswa baik heterogen jenis kelamin, ras, etnik, dan kemampuan.
Siswa saling membantu untuk memahami pembelajaran dan menyelesaikan tugas yag diberikan oleh guru berupa LKS yang akan dikerjakan bersama anggota kelompok masing-masing dan soal kuis yang dikerjakan secara individu. Perolehan skor individu/kuis masing-masing anggota kelompok akan dijumlahkan dan dirata-ratakan berdasarkan jumlah siswa dalam kelompok tersebut. Kelompok yang memperoleh skor terbanyak akan diberikan penghargaan oleh guru.
Kelebihan dan Kelemahan Model Student Team Achievement Division (STAD). Kelebihan penggunan model pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain sebagai berikut:
90 Iman Kurniansih, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru (Jakarta: Kata Pena, 2016), hlm. 22.
a) Siswa dapat menyampaikan ide-ide atau gagasan.
b) Dapat melatih keberanian siswa c) Dapat melatih kemandirin siswa
d) Siswa dapat saling membantu, siswa yang padai dapat membntu siwa yang kurang mampu.91
e) Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan jenisnya dan sukunya.
f) Guru memberikan pelajaran
g) Siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut
h) Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut.
Mereka dapat membantu satu sama yang lain
i) Nilai-nilai hasil kuis siswa dibandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang sebelumnya
j) Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan padaseberapa tinggi peningkatan yang bisa merekan capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilaimereka sebelumnya.
k) Nilai-nilai dijumlahkan untuk mendapat nilai kelompok.
l) Kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan model STAD adalah dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
91 Warsono, “Pembelajaran Aktif Teori Dan Asesmen”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Ilmu Pendidikan. 2015), v. 1, no. 2, hlm. 248
melalui kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan LKK yang diberikan oleh guru, siswa akan saling memberikan scafolding terutama bagi siswa yang berkemampuan tinggi dan melatih kecakapan siswa dalam berinteraksi dan mengemukakan pendapat masingmasing melalui diskusi kelompok.92
Sehingga akan menciptakan hubungan sosial yang baik karena siswa saling menghargai dan percaya terdapat pendapat orang lain untuk mencapai keberhasilan kelompok dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Kelemahan Menurut Ahmad Suyuthi kelemahan model STAD adalah:
a) Jika siswa tidak memahami tujuan model pembelajaran dengan baik, maka mereka yang dianggap memiliki kelebihan akan merasa terhambat belajarnya oleh siswa yang dianggap kurang dalam hal memiliki kemampuan, akibatnya keadaan ini dapat mengganggu iklim kerjasama kelompok.
b) Karena siswa saling membelajarkan, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.
c) Upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang cukup panjang dan hal ini sulit dicapai hanya dengan sekali penerapan strategi ini.93
92 Moch. Yasyakur, Model Pembelajaran Berkarakter Dalam Perspektif Al-Quran (Pada Sekolah Islam Terpadu Full Day School), Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 06 No.11, Januari 2017, hlm. 73-92
93 Ahmad Suyuthi, Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Dalam Pendidikan Agama Islam, Jurnal L HIKMAH, Volume 2, Nomor 2, September 2012
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kekurangan model STAD adalah jika siswa tidak memahami tujuan metode STAD maka akan merasa terhambat belajarnya karena harus melakukan scafolding kepada siswa lain, serta tujuan pembelajaran tidak tercapai karena siswa saling membelajarkan dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk membangun iklim kerja sama dalamkelompok belajar sehingga guru harus mengontrol waktu pembelajaran dan menggunakan waktu secara efisien.
Seperti halnya pembelajaran yang lain, pembelajaran kooperatif tipe STAD membutuhkan persiapan yang matang dalam pelaksanaannya a) Menyampaikan tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
b) Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/
jenis kelamin, rasa atau etnik.
c) Prestasi dari guru
Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.
Didalam proses pembelajaran gurudi bantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan seharihari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
d) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim) Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. 94
e) Kuis (evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penelitian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penugasan untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
94 Ana Ahdiana Hamzah Bagenda, Sagaf S. Pettalongi & Saepudin Mashuri, Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Islam Berbasis Multikultural Di Madrasah, Prosiding Kajian Islam dan Integrasi Ilmu di Era Society 5.0 (KIIIES 5.0) Pascasarjana Universitas Islam Negeri Datokarama Palu 2023, hlm.260-266
f) Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok,95
Salvin memaparkan bahwa, gagasan utama dibelakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membentu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan.96
Slavin mengatakan bahwa, pembelajaran kooperatif dengan model STAD, siswa dibagi dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan akademik sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, ras, dan etnis, atau kelompok sosial lainnya untuk bekerja dalam tim sertamemastikan semua anggota tim menguasai pelajaran dan dapat mengerjakan soal mengenai materi secara individu.97
95 Muhammad Rizqi Amaluddin, Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Smk Pgri Pekanbaru, Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, Vol 2, No 1 (2022), hlm.124-135
96 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Surabaya: Kencana, 2009), hlm. 65 - 66
97 Robert E Slavin, Cooperatif Learning: Riset dan Praktik. (Terjemahan). (Jakarta: Nusa Media, 2005), hlm. 11
Iman Kurniasih mengemukakan bahwa: Student team achievement division (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecahkan menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, usahakan setiap beranggotakan dengan heterogen, terdiri atas lakilaki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis.98
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD tipe pembelajaran kooperatif dimana siswa dikelompokkan dalam kelompok belajar yang heterogen terdiri dari 4-5 orang siswa baik heterogen jenis kelamin, ras, etnik, dan kemampuan.
Siswa saling membantu untuk memahami pembelajaran dan menyelesaikan tugas yag diberikan oleh guru berupa LKS yang akan dikerjakan bersama anggota kelompok masing-masing dan soal kuis yang dikerjakan secara individu. Perolehan skor individu/kuis masing-masing anggota kelompok akan dijumlahkan dan dirata-ratakan berdasarkan jumlah siswa dalam kelompok tersebut. Kelompok yang memperoleh skor terbanyak akan diberikan penghargaan oleh guru.
98 Iman Kurniansih, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru (Jakarta: Kata Pena, 2016), hlm. 22.
Kelebihan dan Kelemahan Model Student Team Achievement Division (STAD). Kelebihan Kelebihan penggunan model pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain sebagai berikut:
a) Siswa dapat menyampaikan ide-ide atau gagasan.
b) Dapat melatih keberanian siswa c) Dapat melatih kemandirin siswa
d) Siswa dapat saling membantu, siswa yang padai dapat membntu siwa yang kurang mampu.99
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan model STAD adalah dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan LKK yang diberikan oleh guru, siswa akan saling memberikan scafolding terutama bagi siswa yang berkemampuan tinggi dan melatih kecakapan siswa dalam berinteraksi dan mengemukakan pendapat masingmasing melalui diskusi kelompok.
Sehingga akan menciptakan hubungan sosial yang baik karena siswa saling menghargai dan percaya terdapat pendapat orang lain untuk mencapai keberhasilan kelompok dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Kelemahan Menurut Ahmad Suyuthi kelemahan model STAD adalah:
a) Jika siswa tidak memahami tujuan model pembelajaran dengan baik, maka mereka yang dianggap memiliki kelebihan akan merasa terhambat belajarnya oleh siswa yang dianggap kurang dalam hal
99 Warsono, “Pembelajaran Aktif Teori Dan Asesmen”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Ilmu Pendidikan. 2015), v. 1, no. 2, hlm. 248
memiliki kemampuan, akibatnya keadaan ini dapat mengganggu iklim kerjasama kelompok.
b) Karena siswa saling membelajarkan, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.
c) Upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang cukup panjang dan hal ini sulit dicapai hanya dengan sekali penerapan strategi ini.100
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kekurangan model STAD adalah jika siswa tidak memahami tujuan metode STAD maka akan merasa terhambat belajarnya karena harus melakukan scafolding kepada siswa lain, serta tujuan pembelajaran tidak tercapai karena siswa saling membelajarkan dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk membangun iklim kerja sama dalamkelompok belajar sehingga guru harus mengontrol waktu pembelajaran dan menggunakan waktu secara efisien.