BAB V: PENUTUP
A. Modus Operandi Tindak Pidana Perdagangan Orang
53 BAB IV
SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA
tujuan untuk kepentingan prostitusi atau jasa pelayanan seksual semata.
Namun, bentuk-bentuk dari perdagangan terhadap perempuan ini intinya meliputi aktivitas dari perekrutan yang bernuansa penipuan ataupun paksaan, pemindahan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya.100
Bahkan bentuk dari perdagangan orang yang terjadi di suatu negara dengan negara yang lain memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tetapi tujuannya tetaplah sama, yaitu eksploitasi.
Menurut hasil wawancara dengan Ninik Jumoenita selaku relawan yang bekerja di LBH APIK yang juga turu menangani kasus perdagangan orang, yang menyatakan bahwa siapa pun dapat menjadi korban, namun dalam kasus perdagangan orang yang paling rentan yaitu perempuan dan anak-anak karena dalam struktur sosial di Indonesia perempuan dan anak- anak memiliki nilai tawar diri yang rendah dan pasar menempatkan perempuan dan anak sebagai objek. Biasanya modus operandi rekrutmen terhadap kelompok yang rentan tersebut yakni dengan rayuan, menjanjikan kesenangan dan kemewahan, menipu atau janji palsu, menjebak, menyalahgunakan wewenang, menjerat dengan hutang, mengancam, mengawini, menculik, menyekap, atau memerkosa. Adapun modus lain berkedok mencari tenaga kerja untuk bisnis entertainment, kerja di perkebunan, atau bidang jasa di luar negeri dengan upah yang besar.101
Ada beberapa modus ttrafficking yang terjadi pada perempuan pada perempuan di Indonesia, antara lain:
1. Eksploitasi Seksual
Eksploitasi seksual merupakan salah bentuk perdagangan orang yang masih sering terjadi di berbagai negara, eksploitasi seksual banyak digunakan oleh pelaku untuk mendapatkan perempuan dan anak-anak setelah penjeratan utang. Eksploitasi seksual merupakan bisnis haram
100Alfitra, Modus Operandi Pidana Khusus Di Luar KUHP, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014), h., 170.
101 Cahya Wulandari dan Sonny Saptoajie Wicaksono, “Tindak Pidana Perdagangan Orang (Human Trafficking) Khususnya Terhadap Perempuan Dan Anak:
Suatu Permasalahan Dan Penanganannya Di Kota Semarang”, Jurnal Hukum, Vol. 3, No.
3, 2014, h., 23.
yang paling banyak dapat pemasukan atau keuntungan materi dibandingan dengan bentuk perdagangan orang lainnya. Di Indonesia sendiri perdagangan seks ini juga masih sering terjadi, dan biasanya korbannya itu perempuan dan anak-anak melalui berbagai macam cara, salah satunya dengan ajakan untuk bekerja di luar negeri dengan iming- iming gaji yang cukup tinggi.102
2. Buruh Migran
Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak orang, termasuk anak di bawah umur, berimigrasi ke tempat lain tanpa sepengetahuan Departemen Tenaga Kerja, melalui jalur informal atau melanggar hukum, sehingga semakin meningkatnya jumlah dari buruh migran perempuan dan anak-anak secara signifikan.103 Selain itu juga, sesampainya mereka di negara tujuan, terkadang kondisi kerja buruh migran ini tidak manusiawi dengan jam kerja yang sangat panjang dan tanpa libur juga, sehingga beresiko menghadapi pelecehan seksual dari majikannya.104 Dan eksploitasi yang biasa dilakukan oleh traffickers terhadap buruh migran ini, antara lain105:
a. Biaya-biaya yang sifatnya ilegal;
b. Dokumen palsu;
c. Penipuan tentang jenis dan kondisi kerja;
d. Perbedaan dan tanpa kontrak kerja;
e. Pengurungan;
f. Tindak kekerasan fisik dan psikis;
g. Tindak kekerasan seksual;
h. Jeratan utang yang tidak ada habisnya;
102 Deypend Tommy Sibuea, “Pemberantasan Perdagangan Orang Melalui Instrumen Hukum Nasional Dan Hukum Internasional Di Indonesia”, Jurnal Cendekia Hukum, Vol. 3, No. 2, Maret 2018, h., 231.
103 Ruth Rosenberg, Perdagangan Perempuan Dan Anak Di Indonesia, (Jakarta:
Usaid, 2003), h., 19.
104 https://business-law.binus.ac.id/2016/07/31/perdagangan-orang-dan-narkoba/
diakses pada tgl 22 Juli 2021
105 Alfitra, Modus Operandi Pidana Khusus Di Luar KUHP, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014), h., 171.
i. Kondisi kerja yang tidak higienis.
3. Pembantu Rumah Tangga
Permintaan buruh migran terus mengalami peningkatan, khusus sebagai pembantu rumah tangga. Karena para pekerja ini bekerja pada rumah pribadi dan tertutup bagi pandangan orang luar sehingga memiliki resiko yang besar seperti penyiksaan dan pelecehan seksual oleh majikannya.106 Adapun eksploitasi yang sering terjadi kepada pembantu rumah tangga (PRT) antara lain:
a. Jam kerja yang panjang;
b. Tidak ada waktu istirahat;
c. Pengurungan;
d. Pengurangan gaji atau bahkan gaji mereka tidak dibayar sama sekali;
e. Kekerasan fisik dan psikis;
f. Kekerasan seksual;
g. Kurangnya fasilitas akomodasi seperti area kamar tidur dan kamar mandi;
h. Pelanggaran menjalankan ibadah;
i. Tidak diberi makan cukup atau kurangnya asupan gizi.
4. Pengantin Pesanan
Pengantin pesanan juga merupakan salah satu bentuk dari perdagangan orang. Di Indonesia, praktik perbudakan yang berkedok pernikahan dan pengantin pesanan ini dilakukan oleh pria warga negara asing dengan perempuan warga negara Indonesia. Salah satu modus dari perdagangan orang ini yaitu perkawinan pesanan yang merupakan pernikahan paksa dimana pernikahan tersebut diatur oleh orang tua.
Perkawinan pesanan ini dapat dikatakan sebagai perdagangan orang apabila terjadi eksploitasi baik secara seksual maupun ekonomi melalui penipuan, penahanan dokumen, sehingga tidak bisa melepas diri dari
106 Yanuar Farida Wismayanti, “Perdagangan Anak Sebagai Bentuk Pelanggaran Hak-Hak Anak”, Jurnal Informasi, Vol. 14, No. 3, 2009, h., 20.
eksploitasi dan ditambah lagi dengan ditutupnya akses informasi dan komunikasi dengan keluarga.107
Adapun dua bentuk perdagangan melalui perkawinan. Pertama, perkawinan digunakan sebagai “jalan” penipuan untuk mengambil perempuan tersebut dan membawanya ke wilayah lain yang sangat asing baginya, dan sesampainya di wilayah tujuan, perempuan tersebut dimasukkan ke dalam prostitusi. Kedua, perkawinan untuk memasukkan perempuan tersebut ke dalam rumah tangga untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan domestik yang sangat eksploitatif bentuknya.
5. Adopsi Anak Antar Negara
Bentuk ini sering terjadi di negara kawasan Asia Tengah seperi Kazakstan dalam konteks penjualan anak-anak. Tujuan dari adopsi anak ini sebenarnya untuk kepentingan perdagangan orang yaitu penjualan anak-anak. Anak-anak ini didatangkan dari negara di Asia Tengah yang biasanya anak tersebut yang lahir dari rumah sakit dan keberedaannya tidak terdaftar sehingga mudah di adopsi untuk kepentingan yang bersifat ekonomis.108 Dan di dalam melakukan kejahatan ini para pelaku melakukan penyogokan kepada para aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah untuk meloloskan dokumen- dokumen palsu, yang mana salah satu syaratnya untuk dapat mengadopsi anak.
6. Menjadikan Alat Perdagangan Narkotika
Sindikat perdagangan obat terlarang seringkali menggunakan anak-anak atau perempuan untuk sebagai alat atau jalan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti proses produksi, pemasaran/pengedaran, penyimpanan, penyelundupan, atau pengantar
107 Deypend Tommy Sibuea, “Pemberantasan Perdagangan Orang Melalui Instrumen Hukum Nasional Dan Hukum Internasional Di Indonesia”, Jurnal Cendekia Hukum, Vol. 3, No. 2, Maret 2018, h., 233.
108 Mahrus Ali dan Bayu Aji Purnomo, Perdagangan Orang: Dimensi, Instrumen Internasional Dan Pengaturannya Di Indoneisa, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2011), h., 38.
narkotika atau obat terlarang. Cara yang digunakan oleh para pelaku terhadap para korban untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut berupa ancaman kekerasan, paksaan, atau penipuan kepada anak-anak untuk melakukan pekerjaan tersebut.109
7. Komoditas Seksual Pornografi
Pada umumnya perempuan yang terjebak sebagai komoditas seksual, berawal dari penipuan atau janji dusta dari sekelompok orang yang menawarkan kepada calon korban untuk bekerja di luar kota atau luar negeri, dengan di iming-iming mendapatkan gaji yang cukup menggiurkan tanap harus memiliki tingkat pendidikan yang dibuktikan dengan ijazah. Dan para korban tersebut tidak dipungut biaya untuk dapatkan pekerjaan yang sudah dijanjikan tersebut, bahkan calon korban diberikan uang saku dari pengurus/perekrut. Kemudian bentuk lainnya yaitu dengan jani untuk menyekolahkan atau memberikan pendidikan yang berguna untuk bekal hidupnya bagi para korban.
Hal yang sama juga dialami oleh perempuan dan anak korban komoditi pornografi pada awalnya mengalami tipuan, bujukan dan rayuan untuk menjadi foto model atau model iklan. Tetapi setelah mereka masuk ke dalam lingkungan pelaku kejahatan pornografi, bahkan mereka disituasikan ke dalam yang tidak berdaya, ketergantungan obat terlarang, dan terjebak dalam lilitan utang.110
B. Pertimbangan Hakim Perkara No: 94/PID.SUS/2020/PN.NAB 1. Kronologi Kasus
Bahwa terdakwa Shania R. Ayatanoi Alias Nayla pada hari senin tanggal 24 Agustus 2020 sekira jam 10.30 WIT atau setidak- tidaknya pada waktu lain dalam bulan Agustus Tahun 2020 atau
109Alfitra, Modus Operandi Pidana Khusus Di Luar KUHP, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014), h., 179.
110 Alfitra, Modus Operandi Pidana Khusus Di Luar KUHP,(Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014), h., 178.
setidak-tidaknya pada waktu lain Tahun 2020 bertempat di kampung Aikai Distrik Paniai Timur Kabupaten Paniai atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Nabire yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara ini, melakukan perekrutan, pengangkuta, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia. dan perbuatan terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Berawal dari terdakwa turun ke Kabupaten Nabire dari Kabupaten Paniai, kemudian terdakwa bertemu dengan saksi Mira Alias Ana, lalu disitu terdakwa mengatakan kepada saksi Mira Alias Ana apabila berminat pekerja lepas (freelance) sebagai lady Companion (LC)/pemandu nyanyi/menemani minum-minuman beralkohol yang diiringi dengan musik di Kabupaten Paniai yang besar bayarannya sebesar Rp.200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) per jamnya.
Dan pada hari jumat tanggal 21 Agustus 2020, saksi Mira Alias Ana berminat dengan tawaran terdakwa, lalu saksi Mira Alias Ana berangkat bersama terdakwa ke Kabupaten Paniai dengan menggunakan transportasi darat dan disana juga terdakwa menyediakan fasilitas tempat tinggal kost an di Kampung Aikai Distrik Paniai Timur Kabupaten Paniai untuk Mira dengan tujuannya yaitu untuk memperkerjakannya di Kabupaten Paniai. Setibanya di Kabupaten Paniai saksi Mira mendapat telepon dari temannya yakni saksi Risky Handayani Alias Tiara, kemudian terdakwa mengatakan kepada saksi Mira untuk mengajak dua yakni saksi Risky Handayani Alias Tiara dan saksi Fitriani Failu Alias Fitri dapat bekerja iktu terdakwa di Kabupaten
Paniai dengan fasilitas atau sarana yaitu terdakwa membayarkan biaya transportasi/taksi seperti yang terdakwa lakukan kepada saksi Mira Alias Ana dan memberikan fasilitas tempat tinggal yang sama juga.
Kemudian pada hari Sabtu pagi tanggal 22 Agustus 2020 saksi Risky Handayani Alias Tiara dan saksi Fitriani Failu Alias Fitri berangkat dari Kabupaten Nabire menuju Kabupaten Paniai dengan biaya transportasi yang sudah dibayarkan oleh terdakwa dan tiba di kost an yang sudah disediakan oleh terdakwa di Kampung Aikai Distrik Paniai Timur Kabupaten Paniai pada hari Sabtu Sore.
Kemudian terdakwa pada hari Minggu tanggal 23 Agustus 2020 sudah mulai memperkerjakan saksi Mira Alias Ana, saksi Risky Handayani Alias Tiara dan saksi Fitriani Failu Alias Fitri dengan cara mencarikan pelanggan/pengguna jasa kemudian terdakwa mengantarkannya dengan menggunakan sepeda motor ke tempat pelanggan/pengguna jasa tersebut dengan keuntungan yang terdakwa terima sesuai kesepakatan yaitu uang dibayarkan oleh pengguna jasa diterima terdakwa, dengan per jamnya sebesar Rp.200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) dipotong sebesar Rp.50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk terdakwa dan terkadang saksi Mira, saksi Risky Handyani, dan saksi Fitri Failu memberikan pelayanan seks untuk mendapatkan bayaran tambahan, selain dari bayaran per jamnya sebagai Lady Companion (LC)/pemandu nyanyi/menemani minum- minum beralkohol diiringi musik dan terdakwa memberikan uang bayaran per jamnya kepada saksi Mira, saki Risky Handayani, dan saksi Fitri Failu tidak sesuai dengan jumlah berapa jam mereka bekerja, sebagaimana yang dijanjikan oleh terdakwa. Dan pada hari Senin tanggal 24 Agustus 2020 terdakwa dijemput oleh anggota Polsek Paniai Timur dan menunjukan rumah/tempat pelanggan yang menggunakan jasa saksi Mira Alias Ana, saksi Risky Handayani Alias Tiara, dan saksi Fitriani, setibanya di tempat pengguna jasa, mendapati saksi Fitriani Failu Alias Fitri dan saksi Risky Handayani Alias Tiara sedang
melayani pengguna jasa dengan menemani minum-minuman keras dan saat itu saksi Fitriani Failu Alias Fitri dan saksi Risky Handayani Alias Tiara sedang bersama pelanggan atas nama saksi Supriadi Alias Om Adi yang langsung dibawa ke Polsek Paniai Timur untuk diminta keterangan.111
2. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum
Seperti yang diketahui bahwsanya Jaksa Penuntut Umum mempunyai kewenangan untuk memberikan suatu tuntutan, sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi:112
“Penuntut Umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh Undang- Undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim”.
Dalam perkara Nomor 94/Pid.Sus/2020/PN Nab dengan terdakwa Shania R Ayatanoi Alias Nayla didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan alternatif. Adapun tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum sebagai berikut:
a. Menyatakan terdakwa Shania R. Ayatanoi Alias Nayla terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana perdagangan orang sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Peradagangan Orang sebagaimana dalam dakwaan alternatif kesatu Jaksa Penuntut Umum.
b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Shania R. Ayatanoi Alias Nayla dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun dan denda
111 Berdasarkan Putusan Pengadilan Nomor: 94/Pid.Sus/2020/PN Nab, h., 2-4.
112 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan
sebesar Rp 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) subsidair 1 bulan kurungan.
c. Memerintahkan kepada terdakwa untuk tetap berada dalam tahanan dan lamanya terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
d. Menetapkan barang bukti sebagai berikut:
- 1 (satu) buah handphone merek Realme tipe RMX1971 warna biru dengan simcard nomor handphone 082154924011;
Dirampas untuk dimusnahkan
- Uang tunai sebesar Rp 900.000,00 (Sembilan ratus ribu rupiah);
Dirampas untuk negara.
e. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 5000,00 (lima ribu rupiah).
3. Pertimbangan Hakim
Adapun pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara tersebut sebagai berikut:
Bahwa Hakim dalam pertimbangganya akan mempertimbangkan dakwaan dari penuntut umum terhadap terdakwa, apakah perbuatan dari terdakwa telah memenuhi unsur-unsur delik dari tindak pidana yang didakwakan.
Bahwa Hakim akan mempertimbangkan keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum sebagai berikut: Mira, Risky Handayani, dan Fitri Failu
Bahwa terdakwa telah didakwa oleh penuntut umum dengan dakwaan yang berbentuk alternatif sehingga majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum tersebut di atas memilih dakwaan alternatif ke-1 (satu) sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomr 21 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, yang unsur- unsurnya sebagai berikut:
1. Unsur setiap orang
2. Unsur melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang.
3. Unsur dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain.
4. Unsur untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia
Bahwa terhadap unsur-unsur tersebut majelis hakim mempertimbangkan sebagai berikut:
Ad.1. Unsur Setiap Orang
Menimbang bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1398K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995, kata barang siapa adalah sama dengan setiap orang atau “hij” dalam bahasa Belanda yang berarti sebagai siapa saja yang harus dijadikan terdakwa atau setiap orang sebagai subyek hukum pendukung hak dan kewajiban (drager van rechten en plichten) yang dapat diminta pertanggungjawaban dalam segala tindakannya.
Menimbang bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1398K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995 yang menunjuk barangsiapa adalah setiap orang maka unsur setiap orang dapat ditafsirkan seseorang yang identitasnya sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 155 ayat (1) jo. Pasal 197 ayat (1) huruf b KUHAP.
Menimbang bahwa sebagaimana dalam uraian surat dakwaan Penuntut Umum yang telah menyebutkan secara jelas dan lengkap identitas terdakwa maupun tindak pidana yang didakwakannya dan
begitu juga dengan keterangan saksi di persidangan dimana terdakwa telah membenarkan bahwa terdakwa sendirilah yang merupakan orang yang tersebtu dalam uraian surat dakwaan Penuntut Umum tersebut.
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur setiap orang telah terpenuhi secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
Ad.2 Unsur melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseoarng
Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan yang terdapat di Article 3 (a) Part Use of Terms United Nations Convention Against Transnational Organized Crime and the Protocols Thereto 2004 tertulis, “trafficking in persons” shall mean the recruitment, transportation, transfer, harbouring or receipt of persons, by means of the threat or use of force or other forms of coercion, of abduction, of fraud, of deception, of the abuse of power or of a position of vulnerability or of the giving or receiving of payments or benefits to achieve the consent of a person having control over another person for the purpose of exploitation. Exploitation shall include at a minimum, the exploitation of the prostitution of others or other forms of sexual exploitation, forced labour or services, slavery or practice similar to slavery, servitude or the removal of organs”.
Menimbang bahwa ketentuan yang terdapat dalam Article 3 (a) Part Use of Terms United Nations Convention Against Transnational Organized Crime and the Protocols Thereto 2004 tersebut sudah secara eksplisit tertulis dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang yang mana hal ini berarti adanya ketentuan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tersebut karena mengadopsi ketentuan yang terdapat dalam Article 3 (a) Part Use of Terms United Nations Convention Against Transnational Organized Crime and the Protocols Thereto 2004 hal mana
dikarenakan Tindak Pidana Perdagangan Orang merupakan tindak pidana yang tergolong Trans National Organized Crime.
Menimbang bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, tertulis kata “untuk tujuan” sebelum frasa “mengeksploitasi orang tersebut” menunjukan bahwa tindak pidana perdagangan orang cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah dirumuskan dan tidak harus menimbulkan akibat.
Menimbang bahwa terhadap unsur yang dimaksudnya tersebut di atas adalah perbuatan yang bersifat alternatif sehingga apabila salah satu sub unsur telah terpenuhi maka keseluruhan unsur ini dianggap terpenuhi.
Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 9 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdaganga Orang tertulis defenisi perekrutan yaitu tindakan yang meliputi mengajak, mengumpulkan, membawa, atau memisahkan seseorang dari keluarga atau komunitasnya.
Menimbang bahwa berdasarkan uraian yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis penjelasan mengenai pengangkutan yaitu usaha membawa, mengantar, atau memindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain.
Menimbang bahwa berdasarkan uraian yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis penjelasan mengenai penampungan yaitu menerima dan mengumpulkan orang atau barang.
Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang tertulis defenisi pengiriman yaitu tindakan memberangkatkan atau melabuhkan seseorang dari suatu tempat ke tempat lain.
Menimbang bahwa berdasarkan uraian yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis penjelasan mengenai pemindahan yaitu proses, cara, atau perbuatan mengalihkan sesuatu (dapat berupa barang atau orang sekalipun) dari suatu tempat ke tempat lain.
Menimbang bahwa berdasarkan uraian yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis penjelasan mengenai penerimaan yaitu menyambut atau mendapatkan sesuatu (dapat berupa orang atau barang).
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, terdakwa memberikan uang transport kepada saksi Firiani Failu dan saksi Risky Handayani dari Kabupaten Nabire menuju Kabupaten Paniai yang mana apabila telah bekerja dengan terdakwa maka uang transport tersebut dikembalikan kepada terdakwa oleh saksi Fitriani Failu dan saksi Risky Handayani.
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, terdakwa telah memberikan fasilitas kos kepada saksi Fitriani Failu, saki Mira, dan saksi Risky Handayani selama bekerja bersama dengan terdakwa dalam melayani pengguna jasa untuk minum minuman keras sekaligus dengan berhubungan seksual dengan pengguna jasa tersebut.
Menimbang bawa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, terdakwa dalam melaksanakan kegiatan usahanya yaitu memberikan jasa untuk menemani laki-laki minum minuman beralkohol menampung 3 (tiga) orang gadis yang masing-masing bernama Fitriani Failu, Mira, dan Risky Handayani di rumah kos terdakwa untuk selanjutnya apabila ada pengguna jasa yang menghubungi terdakwa maka terdakwa antar 3 (tiga) orang gadis tersebut menuju tempat pengguna jasa.
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, terdakwa dalam menjalankan kegiatan usahanya
memberikan bayaran sejumlah Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) kepada 3 (tiga) orang gadis tersebut dengan bekerja selama 1 (satu) jam.
Menimbang bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta hukum tersebut di atas ternyata terdakwa telah melakukan penampungan sehingga dengan demikian maka unsur “telah melakukan perekrutan dan penampungan” telah terpenuhi secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
Ad.3 Unsur dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain
Menimbang bahwa terhadap unsur yang dimaksud di atas adalah perbuatan yang bersifat alternatif, maka apabila salah satu sub unsur telah terpenuhi maka keseluruhan unsur ini dianggap terpenuhi.
Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 22 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang tertulis defenisi mengenai ancaman kekerasan yaitu setiap perbuatan melawan hukum berupa ucapan, tulisan, gambar, simbol, atau gerakan tubuh baik dengan atau tanpa menggunakan sarana yang menimbulkan rasa takut atau mengekang kebebasan hakiki seseorang.
Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 11 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang tertulis defenisi mengenia kekerasan yaitu setiap perbuatan secara melawan hukum, dengan atau tanpa menggunakan sarana terhadap fisik dan psikis yang menimbulkan bahaya bagi nyawa, badan, atau menimbulkan terampasnya kemerdekaan seseorang.
Menimbang bahwa berdasarkan uraian yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis penjelasan mengenai