• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOHAMMAD LAHAY

Dalam dokumen biografi - Repository Universitas Tadulako (Halaman 30-106)

Biografi Bupati Tojo Una-Una 2016-2021

A. PROLOG: Seorang Bupati

Otonomi daerah sebagai implementasi dari desentralisasi politik di tingkat lokal banyak membuka peluang mendapatkan pemimpin baru dengan visi dan misi yang baru juga. Wilayah Kabupaten Poso pada tahun 2003 berhasil memekarkan wilayah Tojo Una-Una setelah diterbitkannya Undang-Undang nomor 32 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tojo Una-Una sehingga membuka peluang pemimpin baru di Kabupaten Tojo Una-Una yang baru di Provinsi Sulawesi Tengah. Kabupaten Poso sebagai salah satu Kabupaten tertua di Provinsi Sulawesi Tengah telah memekarkan beberapa kabupaten antara lain Kabupaten Banggai, Kabupaten Morowali hingga Kabupaten Tojo Una-Una (Haliadi dan Leo Agustino, 2015: 354-376). Berdasarkan Undang-Undang tersebut telah melakukan pengangkatan 25 orang anggota DPRD Kabupaten Tojo Una-Una pada tanggal 25 Agustus 2009 termasuk Mohammad Lahay sebagai seorang politisi di Kabupaten Tojo Una-Una. Mohammad Lahay berjuang melalui Koperasi Unit Desa (KUD) lalu beliau aktif di Organisasi Sosial Pemuda Alkhairat serta berjuang di Partai Bulan Bintang (PBB) 2004-2009-2013 dan akhirnya menjadi Dewan Pimpinan

- 18 -

Cabang (DPC) Partai Nasdem Kabupaten Tojo Una-Una 2013- 2018 hingga menjadi Bupati Kabupaten Tojo Una-Una periode 2016-2021 (Riwayat Hidup Calon Bupati, Data KPU 2015).

Mohammad Lahay menjadi Bupati ketiga hasil Pilkada serentak pada tahun 2015 di Kabupaten Tojo Una-Una periode jabatan Bupati 2016-2021. Bupati pertama Kabupaten Tojo Una-Una Damsik Ladjalani periode 2005-2015, kemudian yang kedua pelaksana tugas masa transisi yang bernama Abubakar Nophan Saleh mulai tanggal 14 September 2015 hingga tanggal 17 Pebruari 2016 kemudian digantikan oleh Mohammad Lahay pada tanggal 16 Pebruari 2016. Tokoh Mohammad Lahay adalah tokoh politik di Ampana dari Partai Nasdem yang telah memiliki pengalaman politik dari DPRD Kabupaten Tojo Una-Una sebagai Wakil DPRD Kabupaten Tojo Una-Una periode 2004-2009. Pada periode DPRD 2009- 2014 beliau juga sempat mengisi kursi DPRD namun beliau mengundurkan diri untuk mencalonkan diri menjadi calon Bupati Kabupaten Tojo Una-Una dan berhasil memenangkan Pilkada tahun 2015 sehingga posisi beliau di DPRD digantikan oleh teman separtainya bernama Rugaiya pada tanggal 31 Oktober 2013.Mohammad Lahay sebagai Bupati didampingi oleh Admin AS. Lasimpala sebagai wakil Bupati Kabupaten Tojo Una-Una yang diusung oleh lima partai, yakni Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Nasional Demokrat (NasDem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Pada Pilkada tahun 2015, Mohammad Lahay yang berpasangan dengan Admin AS. Lasimpala berhasil mengalahkan empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Tojo Una-Una. Mohammad Lahay dan Admin AS. Lasimpala secara resmi pada awal tahun 2016 dilantik menjadi Kepala Daerah Kabupaten Tojo Una-Una periode 2016-2021. Mohammad Lahay menjadi kunci keberhasilan Kabupaten Tojo Una-Una di Provinsi Sulawesi Tengah di masa kepemimpinannya. Pada saat penulisan biografi ini, beliau

- 19 -

baru bertugas selama kurang lebih tiga tahun 2016-2018 namun telah memperlihatkan hasil yang membanggakan untuk Kabupaten Tojo Una-Una. Politisi yang mulanya berkiprah di Partai Bulan Bintang kemudian pindah ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem) membangun Kabupaten Tojo Una-Una yang dipimpinnya didasari oleh sebuah kecintaannya terhadap kampung halamannya dan nilai-nilai Islamik yang mempertegas kepemimpinannya sehingga beliau dapat merancang pembangunan sesuai visi dan misinya di wilayah Kabupaten Tojo Una-Una.

Gambaran umum wilayah Kabupaten Tojo Una-Una yang akan dipimpin oleh Mohammad Lahay selama lima tahun periode 2016-2021 memiliki jumlah penduduk pada tahun 2014 sebesar 157.476 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 47.329 KK. Penduduk sebanyak 157 ribu jiwa lebih tersebut tersebar dalam wilayah seluas 5.913,67 KM2dengan kepadatan rata-rata 26,63 jiwa per kilo meter. Data penduduk tahun 2014 membuktikan bahwa jumlah penduduk yang tidak bekerja atau belum bekerja sebanyak 57.392 jiwa dan data di bawahnya bekerja sebagai petani atau pekebun sebanyak 30.527 jiwa dan penduduk yang hanya mengurus rumah tangga sebesar 30.263 jiwa. Data penduduk juga yang paling banyak adalah pelajar dan mahasiswa sebanyak 17.218 jiwa baru menyusul nelayan atau perikanan sebanyak 3.336 jiwa (LPJ Bupati 2014: 1.8). Persoalan seperti ini yang dihadapi oleh Mohammad Lahay untuk diatasi dalam lima tahun sebagai Bupati Kabupaten Tojo Una-Una. Salah satu contoh dari terobosan yang dilakukan adalah potensi pertanian jagung yang berpotensi sebanyak 1.224 ton pada tahun 2014 hal ini meningkat pada beberapa kali lipat pada tahun 2018 karena produksi atau panen jagung di Kabupaten Tojo Una- Una meningkat menjadi sebanyak 20.000 ton. Hal ini yang akan menopang misi politik untuk menjadikan Kabupaten Tojo Una-Una hebat dalam bidang pertanian.

- 20 -

Tulisan ini melihat biografi seorang tokoh politik lokal Mohammad Lahay dalam bingkai familisme dapat dipahami sebagai new social order. Mohammad Lahay lahir dari sebuah keluarga besar di Kota Ampana, ayahnya seorang imam masjid. Mohammad Lahay dari keluarga besar yang juga dapat merubah hidup dan kehidupan di Kabupaten Tojo Una- Una. Berdasarkan hal itu, pendekatan yang paling tepat untuk melihat dinamika hidup dan kehidupan Mohammad Lahay hingga dan menjadi Bupati Kabupaten Tojo Una-Una karena beliau adalah seorang aktor atau tokoh politik lokal yang tentu saja mempunyai sumber daya, relasi dan simbol personal dan publik di era reformasi di tingkat lokal Kabupaten Tojo Una- Una.

Visi Kepemimpinan beliau sebagai seorang Bupati adalah

“Terwujudnya Masyarakat Tojo Una-Una yang Hebat di Bidang Pertanian, Pariwisata dan Kemaritiman.” Bidang pertanian karena memang Kabupaten Tojo Una-Una memiliki wilayah pertanian yang baik di Sulawesi Tengah. Demikian juga bahwa Kabupaten Tojo Una-Una menjadi wilayah destinasi wisata laut yang indah di Pulau Togean dan beberapa pulau kecil lainnya.

Kemudian, wilayah Tojo Una-Una menjadi salah satu wilayah maritim di wilayah Teluk Tomini.Salah satu hasil pertanian di Kabupaten Tojo Una-Una yang sudah diekspor adalah hasil pertanian jagung karena potensi jagung di Kabupaten Tojo Una- Una sangat tinggi. Obyek wisata maritim di Kabupaten Tojo Una- Una juga telah menjadi salah satu destinasi wisata nasional yang penting dalam pengembangan wisata maritim nasional.

Kawasan wisata maritim nasional di Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) Togean-Tomini dan sekitarnya termasuk dalam rencana nomor 176 di Indonesia dan telah masuk ke dalam PP RI Nomor 5 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pariwisata Nasional. Kabupaten Tojo Una Una dengan Kepulauan Togian merupakan objek wisata yang memiliki eksotik cagar budaya dan kepulauan terindah yang ada di Indonesia. Jika sebagai salah satu indikator krisis ekonomi, jumlah wisatawan mancanegara di Indonesia menurun

- 21 -

selama tahun 1997 dan 1998, maka di Kepulauan Togian Kabupaten Tojo Una Una, justru mengalami kenaikan rata- rata 41 persen pada tahun 2008 dan 33 persen tahun 2009 (Dinas Pariwisata Kabupaten Tojo Una Una, 2010); (Suaib Djafar, 2013: 141). Sementara hasil laut Kabupaten Tojo Una- Una juga patut diperhitungkan karena hasil laut berupa ikan dan hasil laut lainnya juga menjadi sumber pendapatan yang amat berarti bagi nelayan di Kabupaten Tojo Una-Una.

B. MOHAMMAD LAHAY: dari Ampana ke Palu Meraih Ilmu Mohammad Lahay sebagai seorang Bupati Kabupaten Tojo Una-Una memiliki latar belakang pengalaman yang membentuk jatidirinya untuk menjadi seorang pemimpin daerah. Transformasi dari seorang usahawan kepada politisi yang berlatar belakang Islam yang taat menjadikan dirinya sebagai seorang Bupati yang tegas dalam kepemimpinan.

Tokoh Mohammad Lahay yang lahir di Ampana resmi menjadi Bupati pada tahun 2016, berarti pencapaian politik penting dalam hidupnya pada umur ke-55. Sebelum menjadi Bupati Mohammad Lahay telah menjadi anggota DPRD Kabupaten Tojo Una-Una periode 2004-2009 dan 2014-2019 sebagai wakil Ketua DPRD. Beliau juga aktif di Partai Politik Nasional

- 22 -

Demokrat (Nasdem) sebagai Pimpinan DPC Kabupaten Tojo Una-Una.

Beliau lahir dari sebuah keluarga besar yang hidup di lingkungan Kota Ampana yang terdiri atas beragam suku bangsa yang menghuninya.Mohammad Lahay lahir pada tanggal 24 Oktober 1961 dari sebuah keluarga besar Lahay, ayahnya bernama Haji Musa Darama Lahay dan ibunya bernama Hj.

Zaenab H. Malaha. Dia anak ke-9 dari 11 bersaudara. Kakak yang paling tua bernama Mursahi Lahay, lalu menyusul anak kedua bernama almarhum Abdul Rahman Lahay, Almarhum Syairah Lahay, Idris Lahay, Almarhum Ismail Lahay, Syarifuddin Lahay, Almarhum Ahmad Lahay, Syamsuddin Lahay, baru Mohammad Lahay, Rusmi Lahay, dan yang bungsu bernama Mahmud Lahay. Kalau ditelusuri silsillah Mohammad Lahay adalah berada pada generasi keempat dari fam Lahay di Ampana Sulawesi Tengah. Mohammad Lahay bin H. Musa Darama Lahay bin H. Darama bin H. Lahay. Keluarga besar Mohammad Lahay termasuk keluarga yang memperhatikan nilai-nilai Agama Islam yang teguh pendirian. Mohammad Lahay dididik keras dan kuat berdasarkan ajaran-ajaran Islam dari paham Ahlussunnah Wal Jamaah dari ayahandanya sebagai Imam Masjid Jami At Taqwa Ampana (Agus Lanini, dkk., Yogyakarta, 2009: 56-63).

Mohammad Lahay menikahi seorang gadis yang memiliki asal usul dari Tana Toraja yang telah tinggal lama di Ampana bernama Hj. Femmy Luther. Hj. Femmy Luther bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Rumah Sakit Umum Ampana yang berdekatan dengan Kantor Koperasi tempat Mohammad Lahay bekerja. Mereka menikah menurut agama Islam setelah calon isteri mengucapkan dua kalimat sahadat pada tahun 1990. Mohammad Lahay dinikahkan dengan Femmy Luther oleh ustadz Abubakar Bahmid di Ampana. Ayah dari Femmy Luther bernama Luther yang berasal dari Tana Toraja yang bertugas sebagai tentara di Ampana. Hasil pernihakan Mohammad Lahay dengan Hj. Femmy Luther telah melahirkan

- 23 -

tiga orang anak masing-masing bernama Fitri M. Indrianni Lahay yang lahir pada tanggal 21 April 1990 di Ampana, Iman Kurniawan Lahay lahir pada tanggal 22 Mei 1996, dan Zalza Najwa MudthanaraLahay yang lahir pada tanggal 5 April 2006.

Lingkungan alam yang mengitari Kota Ampana Sulawesi Tengah turut mempengaruhi hidup dan kehidupan Mohammad Lahay.Ada dua karakter yang mempengaruhi hidup dan kehidupan Lahay yakni lingkungan laut dan lingkungan darat. Ampana

merupakan Kota Pantai di Teluk Tomini yang di depannya terdapat bebe- rapa pulau- pulau seperti Pulau Una-Una, Pulau Katupat, Pulau Togean dan pulau-pulau kecil lainnya di hamparan

Teluk Tomini yang luas. Ada dua kecamatan awal di bagian Utara dan Kabupaten Tojo Una Una, yakni: Kecamatan Walea Kepulauan dan Kecamatan Una-Una yang terdiri dari 7 (tujuh) pulau besar. Sekarang ini tahun 2018 kecamatan di wilayah laut sudah menjadi 7 yakni: Kecamatan Una-Una, Togean, Walea Kepulauan, Walea Besar, Ratolindo, Batudaka, dan Talatako. Wilayah ini merupakan wilayah laut seluas 3.566,21 km2, dengan panjang pantai + 951,115 km. Kehidupan pantai dan kehidupan laut turut mempengaruhi karakternya sebagai seorang yang tinggal di Kota Pantai Ampana. Selain itu, Mohammad Lahay juga dipengaruhi oleh dataran dan gunung di bentangan alam yang mengitari Kota Ampana. Jiwa agraris dan maritim mengalir dalam urat nadi Mohammad Lahay yang menjadi pemimpin daerah di Kabupaten Tojo Una-Una.

- 24 -

Pengalaman yang paling mendasar dalam membentuk jatidiri Mohammad Lahay diperolehnya dari hidup dan kehidupannya dalam keluarga besar Lahay di Ampana.

Pada keluarga besar (big family) Lahay, Bupati Mohammad Lahay banyak mendapatkan pelajaran terutama Islam yang taat dalam keluarga. Penghargaan kepada yang tua, selalu menghiasi hidup dan kehidupan keluarga besar Lahay di Ampana. Menjunjung tinggi yang tua dan yang kakak adalah modal dasar dalam hidup dan kehidupan keluarga besar Mohammad Lahay. Demikian juga mengayomi yang muda, dalam keluarga besar juga selalu menjadi tauladan yang amat berarti dalamhidup dan kehidupan keluarga.

Sumber Daya Manusia (SDM) biasanya dibangun oleh upaya untuk mengikuti pendidikan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan atau kemampuan individual maupun kemampuan sosial seseorang. Ilmupengetahuan yang dicapai oleh Mohammad Lahay diperolehnya dari SD, SMP, dan SMA negeri 1 Ampana, kemudian lanjut ke Palu di Universitas Tadulako di Fakultas Sosial Politik selama satu tahun kemudian beralih ke Akademi Administrasi Negara (AAD) Palu hingga menjadi Sarjana Muda dengan gelar BBA pada tahun 1986. Mohammad Lahay menjadi alumni dari SD Negeri 1, SMP Negeri 1, dan SMA Negeri 1 Ampana sehingga beliau menjadi harapan sesama alumni di tiga sekolah harapan Kota Ampana tersebut.

Mohammad Lahay mengikuti pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Negeri nomor 1 Ampana yang dekat dengan rumahnya. Sekolah Dasar ini dekat dari kediaman ayahanda Mohammad Lahay. Pada sekolah ini beliau banyak belajar tentang hidup terutama sopan santun. Menurut Mohammad Lahay pada kelas empat di SD negeri nomor 1, beliau juga mengikuti sekolah sore di Alkhairat Ampana.

Mohammad Lahay pada waktu di SD negeri 1, menyukai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan mata pelajaran Olah Raga. Teman akrab dan teman sepermainan dari Mohammad

- 25 -

lahay adalah Usman Lajama dan Ridwan Lasawedi. Guru yang paling disukai adalah Guru yang bernama Almarhum Abdillah Rambalino karena suka bercerita dan humor. Humor dan cerita yang disampaikan oleh guru favorit ini selalu berkaitan dengan mata pelajaran yang beliau ajarkan sehingga pelajaran mudah diterima dan cepat dipahami. Mohammad Lahay tamat SD pada tahun 1974. Setamat SD, beliau melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) di SMP Negeri Nomor 1 Ampana juga tidak jauh dari rumah orang tuanya.

Beliau tamat SD pada tahun 1975 dan masuk ke SMP Negeri 1 Ampana. Mohammad Lahay yang sudah remaja saat itu, mulai menyukai Olah Raga terutama voly ball dan bola kaki, hoby ini mulai dirasakan dari SD. Guru yang beliau sukai pada saat SMP adalah almarhum Thamrin Rajab orang Bugis yang sudah lama tinggal di Ampana. Guru ini banyak membantu Mohammad Lahay sewaktu di SMP. Guru ini juga ramah dan dekat dengan murid-muridnya termasuk Mohammad Lahay.

Beliau tamat di SMP pada tahun 1977.

Mohammad Lahay masuk SMA Negeri satu pada tahun 1978juga merupakan tempat sekolah Mohammad Lahay di sekolah menengah atas di Kabupaten Tojo Una-Una. Selain aktif di SMA juga pernah masuk di SMEA di Kompleks Uetanga.

Bersama teman-temannya yang bernama Ridwan, Selfi orang Manado dan Suliha, mereka menyukai olah raga terutama voly ball. Sekolah di SMA juga memiliki kenangan menarik dari Guru yang bernama Thamrin Latowale sebagai Guru Olah Raga dan Guru Matematika. Pada saat di SMA, Mohammad Lahay memilih Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Menurutnya, sewaktu di SMA beliau nakal dan selalu berkelahi sehingga juga menyukai olah raga bela diri. Dia mulai aktif dalam olah raga bela diri di SMA yang nantinya berlanjut setelah beliau tamat dan melanjutkan sekolah ke Kota Palu di tahun 1980.

Sejak SMP hingga SMA telah menyukai mata pelajaran olah raga sehingga membawa beliau kepada kegiatan-kegiatan olah raga terutama sepak bola, voly ball, dan karate.Kesukaan

- 26 -

beliau terhadap olah raga dan juga matematika membawa Mohammad Lahay yang memilih Jurusan IPS mengantarkan dirinya untuk kuliah di Palu di Universitas Tadulako dengan memilih jurusan sosial politik namun hanya satu tahun saja, kemudian beliu pindah ke Akademi Administrasi Negara (AAN) Jurusan Ekonomi Akuntansi di Palu dan mendapatkan gelar Sarjana Muda dengan gelar BBA pada tahun 1986.

C. MOHAMMAD LAHAY: Pemuda Alkhairat, Direktur KUD, Wakil Ketua DPRD, dan Ketua DPC Nasdem

Hubungan keluarga besar Mohammad Lahay di Kota Ampana terbangun secara harmonis atas fam keluarga besar yang mereka anut. Orang tua Lahay adalah generasi kelima di atas Mohammad Lahay. Turunan generasi kelima tersebut telah menjadi sebuah generasi besar sebagai keluarga yang bersahaja dengan nilai-nilai Islam yang taat di Ampana Kabupaten Tojo Una-Una dan menjadi semacam panutan sehingga dapat mendidik anak dan cucunya menjadi seorang pemimpin negeri. Keluarga yang mereka bangun adalah keluarga Islam taat karena ayahnya menjadi seorang imam masjid At-Taqwa Ampana Kota sehingga relasi ke-Islam-an terbangun dalam keluarga ini. Mohammad Lahay merupakan harapan keluarga untuk membentuk dan tetap melanjutkan relasi Islamik di Ampana sebagai kota yang boleh dikatakan Kota Alkhairat, karena organisasi sosial Alkhairat berkembang besar di Kota Ampana Sulawesi Tengah. Bangunan hubungan kekerabatan keluarga Lahay menjadi spirit kebersamaan di Ampana untuk bangunan basis massa yang besar ditambah lagi dengan relasi Alkhairat sehingga bangunan keluaarga besar ini semakin besar dan kukuh untuk sebuah bangunan sosial politik di masa depan.

Mohammad Lahay juga membangun keluarga kecilnya dari sebuah keragaman karena beliau menikah dengan seorang perempuan yang berasal dari keluarga yang beragama Kristen.

Beliau membangun keindonesiaan untuk sebuah toleransi antara umat beragama di Ampana. Keragaman di Ampana

- 27 -

membuat masyarakatnya selalu mementingkan kebersamaan dan keragaman. Dia menikah dengan perempuan dari keluarga Kristen yang secara bersama membentuk keluarga Islami yang bahagian di Ampana. Hal ini membuktikan bahwa Mohammad Lahay walaupun seorang Islam taat, juga dapat menerima keragaman dan karena akhlak dan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi yang dibangunnya sehingga mengetuk hati isterinya untuk menganut Islam menjadi mualaf. Relasi Islam Kristen menjadi semacam perekat antara keluarga Lahay dengan keluarga Luther dari Tana Toraja yang sudah lama tinggal di Ampana.

Bangunan relasi yang dia rangkai bukan hanya relasi keluarga tetapi juga relasi-relasi sosial hingga relasi politik yang mengantarkan beliau menjadi seorang Bupati Kabupaten Tojo Una-Una. Relasi sosial di Alkhairat dibangun oleh Mohammad Lahay dari Organisasi Pemuda Alkhairat yang anggotanya banyak di Kota Ampana sehingga kelompok massa organisasi ini berada di belakangnya. Kota Ampana merupakan salah satu basis massa Organisasi Alkhairat di Sulawesi Tengah karena di Kota ini terdapat seorang Guru Al Ustadz H. Amin Lasawedi seorang murid langsung Sayed Idrus Bin Salim Al Jufri. Kota ini juga pernah menjadi tempat pelaksanaan Musyawarah Daerah II Al Khairat pada tanggal 27-29 Desember 1994 (Arsip Himpunan Musda II Alkhairat, 1994).

Hubungan sosial yang dia bangun mulanya dari pergaulan non formal sesama di Kota Ampana sebagai warga Kota yang baik. Mohammad Lahay merupakan seorang anak muda yang aktif karena kegiatan kesehariannya dalam dunia olah raga yang disukai oleh pemuda-pemuda sehingga beliau membangun kebersamaan dengan pemuda warga Ampana.

Kegiatan itu, bukan hanya dalam dunia olah raga tetapi juga beliau aktif dalam dunia usaha terutama di Koperasi Unit Desa di Ampana sehingga relasi ekonomi atau kegiatan- kegiatan ekonomi rakyat turut terbangun. Bangunan relasi ekonomi kemaritiman terutama perdagangan mengenai

- 28 -

komoditi laut seperti ikan turut terbentuk. Demikian juga relasi perdagangan bahan baku di darat seperti perdagangan kopra dan juga kakao termasuk cengkeh dibentuknya sehingga mengantarkan dia menjadi seorang manajer di KUD di Kota Ampana yang semakin mengantar dirinya memiliki hubungan simbiosis dengan para petani dan nelayan di Kabupaten Tojo Una-Una.

Kecintaan atau hoby Mohammad Lahay kepada Olah Raga mengantarkannya kepada pengalaman berolahraga hingga ke tingkat nasional. Olah raga menjadi nafas hidupnya karena sejak SMA beliau aktif di karate dan juga bola kaki dan bola voly. Olah Raga bela diri karate benar-benar ditekuni sewaktu dia berada di Palu, selain dia aktif kuliah juga aktif di perguruan Karate di Palu. Mohammad Lahay masuk perguruan karate Simpai yang diasuh oleh seorang guru karate yang bernama Hendro Gunawan seorang Cina dari Semarang tetapi sudah menetap di Palu. Mohammad Lahay belajar karate simpai bersama teman-temannya yang lain seperti Deni Ramon, Abd. Gani, Suratman, Adil dan Erwin. Menurutnya, dia suka berkelahi sewatu di SMA di Ampana. Karakter olah raga

- 29 -

membuat dirinya sebagai orang disiplin dan selalu belajar menghargai teman-teman dalam berolah raga. Pada olah raga bela diri Karatedo, Mohammad Lahay telah memiliki sabuk hitam, sehingga beliau telah beberapa kali mewakili Sulteng dalam kejuaraan di Jakarta termasuk mengikuti kejuaraan Piala Kasat di Manado.

Mohammad Lahay juga menjadi seorang pemuda yang agamis karena bergabung dengan organisasi pemuda Al Khairat di Ampana. Pada tahun 1994 resmi menjadi Pengurus daerah Himpunan Pemuda Alkhairat Wilayah Ampana masa bakti 1994-1997. Beliau resmi menjadi Anggota bidang penelitian dan pengembangan yang diketuai oleh Syachfudin M.S., beliau bersama dua orang anggota Dra. Djamalia B. dan Ir. Warda Al Amri. Kebetulan yang menjadi Ketua Pengurus Harian Pemuda Alkhairat Ampana waktu itu dipegang oleh Burhanuddin Lahay dengan sekretaris Drs. Ahmad Ali Lasemme (SK Nomor: 685 / A-III PBS / 1994 tgl 3 Nopember 1994 M / 29 J. Awwal 1415 H). Kemudian, langkah-langkah organisasi Mohammad Lahay tidak menghentikan dirinya hanya sampai di situ, tetapi sejak tahun 2002 beliau dipercayakan menjadi Pimpinan sebagai Ketua Himpunan Pemuda Alkhairat di Kabupaten Tojo Una- Una selama tiga tahun hingga tahun 2005. Relasi Alkhairat dia bangun melalui organisasi pemuda sebagai persekutuan Islamik di Ampana sehingga membentuk basis massa Islam yang konkrit di Ampana Kabupaten Tojo Una-Una.

Setamat dari AAN (Akademi Administrasi Negara) Palu tahun 1986, beliau melamar mengikuti Program Tenaga Kerja Sukarela Terdidik (TKST) dan akhirnya diterima dengan ditempatkan di Pagimana, namun kemudian beliau minta ditempatkan di Ampana. TKST merupakan program kerja yang dijalankan oleh Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia yang ditujukan kepada masyarakat yang baru selesai sekolah supaya tidak menambah pengangguran di Indonesia. Kantor Tenaga Kerja di Provinsi Sulawesi Tengah juga membuka program ini untuk mengajak pemuda yang

Dalam dokumen biografi - Repository Universitas Tadulako (Halaman 30-106)

Dokumen terkait