• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mortar Subtitusi blotong 40% dan fly ash 40% (MC)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Uji Kuat Tekan

4. Mortar Subtitusi blotong 40% dan fly ash 40% (MC)

Hasil pengujian kuat tekan mortar subtitusi blotong 35% dan fly ash 35%

disajikan pada Tabel 10 dibawah ini:

Tabel. 10 Hasil pengujian kuat tekan mortar MC

Hasil pengujian kuat tekan pada tabel di atas memberikan nilai kuat tekan Hari Benda ujiDimensi

(cm2)

Beban tekan (KN)

Beban tekan rata-

rata (KN)

kuat tekan rata-rata (kg/cm2)

kuat tekan rata-rata

(MPa)

1 25 6,5

2 25 5,6

3 25 6,7

1 25 6,8

2 25 6,9

3 25 6,7

1 25 7,4

2 25 7,2

3 25 7,1

1 25 7,7

2 25 7,5

3 25 7,6

14 6,80 27,2

7,23 28,9 2,84

28 7,60 30,4 2,98

7 6,27 25,1 2,46

21

2,67

mortar normal pada usia 7 hari, berturut-turut sebesar 2,55 MPa, 2,20 MPa, dan 2,63 MPa, untuk sampel 1, 2 dan 3 nilai kuat tekan rata-rata pada usia 7 hari sebesar 2,46 MPa. Untuk usia sampel 14 hari, berturut-turut sebesar 2,67 MPa, 2,71 MPa, dan 2,63 MPa, untuk sampel 1, 2 dan 3 nilai kuat tekan rata-rata pada usia 14 hari sebesar 2,67 MPa. Untuk mortar normal usia 21 hari, berturut-turut sebesar 2,90 MPa, 2,82 MPa, dan 2,79 MPa, untuk sampel 1, 2 dan 3 nilai kuat tekan rata-rata pada usia 21 hari sebesar 2,84 MPa. Untuk mortar normal usia 28 hari, berturut-turut sebesar 3,02 MPa, 2,94 MPa, dan 2,98 MPa, untuk sampel 1, 2 dan 3 nilai kuat tekan rata- rata pada usia 28 hari sebesar 2,98 MPa.

Berdasarkan grafik hasil penelitian di atas diperoleh nilai kuat tekan rata- rata untuk sampel uji 7, 14, 21 dan 28 hari berurut-turut diberikan kuat tekan sebesar 2,46 MPa, 2,67 MPa, 2,84 MPa, dan 3,98 MPa. Sehingga nilai maksimum rataratakuat tekan mortar normal diperoleh pada sampel usia 28 hari dan untuk nilai rata-rata kuat tekan minimum mortar normal diperoleh pada usia sampel 7 hari.

Pada nilai kuat tekan rata-rata mortar subtitusi (MC) maksimum sebesar 3,98 MPa dilihat dari spesifikasi mortar yang ada maka, dapat dikategorikan sebagai mortar type O, digunakan pada kontruksi dinding yang tidak menahan beban dengan nilai kuat tekan minimum sebesar 2,4 MPa.

Dari hasil penelitian pada sampel mortar normal (MN) dan mortar subtitusi (MC) terdapat nilai perbedaan yang signitifikan. Pada sampel mortar normal pada usia 28 hari diperoleh nilai kuat tekan sebesar 11,75 MPa dan pada mortar subtitusi (MC) pada usia 28 hari diperoleh nilai kuat tekan sebesar 2,98 MPa.

Gambar. 8 Grafik Kuat Tekan Mortar MC

Berikut adalah tabel hasil pengujian kuat tekan mortar semua subtitusi

Tabel. 11 Hasil Pengujian Kuat Tekan Semua Subtitusi

Dari hasil penelitian pada Tabel 11 diatas terlihat bahwa nilai kuat tekan untuk mortal normal usia 7 hari diberikan sebesar 6,41 MPa, sementara untuk mortar MA, MB dan MC diberikan secara berturut-turut sebesar 2,79 MPa, 2,55 MPa dan 2,46 MPa. Pada usia 7 hari kuat tekan mortar subtitusi terbesar diberikan pada sampel mortar MA dan yang terkecil diberikan pada sampel mortar MC.

Dari semua macam subtitusi yang diberikan semuanya memberikan nilai kuat Variasi Hari Dimensi

(cm2)

kuat tekan Rata-rata

(MPa)

Tipe

7 25 6,41 S

14 25 9,92 S

21 25 10,42 S

28 25 11,75 S

7 25 2,79 O

14 25 2,97 O

21 25 3,14 O

28 25 3,23 O

7 25 2,55 O

14 25 2,72 O

21 25 2,93 O

28 25 3,09 O

7 25 2,46 O

14 25 2,67 O

21 25 2,89 O

28 25 2,98 O

MB

MC MN

MA

tekan dibawah nilai kuat tekan mortar normal.

Untuk sampel uji mortar normal (MN) usia 14 hari, nilai kuat tekan yang diberikan masih memberikan nilai kuat tekan terbesar dibandingkan dengan kuat tekan mortar subtitusi baik mortar MA, MB dan MC. Kuat tekan yang diberikan sebesar 9,92 MPa, sementara untuk sampel mortar subtitusi MA, MB dan MC diberikan nilai kuat tekan secara urut sebesar 2,97 MPa, 2,72 MPa dan 2,67 MPa.

Pada usia 14 hari kuat tekan mortar subtitusi terbesar diberikan pada sampel mortar MA dan yang terkecil diberikan pada sampel mortar MC. Dari semua macam subtitusi yang diberikan semuanya memberikan nilai kuat tekan dibawah nilai kuat tekan mortar normal

Untuk sampel uji mortar normal (MN) usia 21 hari, nilai kuat tekan yang diberikan masih memberikan nilai kuat tekan terbesar dibandingkan dengan kuat tekan mortar subtitusi baik mortar MA, MB dan MC. Kuat tekan yang diberikan sebesar 10,42 MPa, sementara untuk sampel mortar subtitusi MA, MB dan MC diberikan nilai kuattekan secara urut sebesar 3,14 MPa, 2,93 MPa dan 2,89 MPa.

Pada usia 21 hari kuat tekan mortar subtitusi terbesar diberikan pada sampel mortar MA dan yang terkecil diberikan pada sampel mortar MC. Dari semua macam subtitusi yang diberikan semuanya memberikan nilai kuat tekan dibawah nilai kuat tekan mortar normal

Untuk sampel uji mortar normal (MN) usia 28 hari, nilai kuat tekan yang diberikan masih memberikan nilai kuat tekan terbesar dibandingkan dengan kuat tekan mortar subtitusi baik mortar MA, MB dan MC. Kuat tekan yang diberikan

sebesar 11,75 MPa, sementara untuk sampel mortar subtitusi MA, MB dan MC diberikan nilai kuattekan secara urut sebesar 3,23 MPa, 3,09 MPa dan 2,89 MPa.

Pada usia 28 hari ini kuat tekan mortar subtitusi terbesar diberikan pada sampel

mortar MA dan yang terkecil diberikan pada sampel mortar MC. Dari semua macam subtitusi yang diberikan semuanya memberikan nilai kuat tekan dibawah nilai kuat tekan mortar normal.

Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukan bahwa hasil nilai kuat tekan mortar MA, MB dan MC lebih rendah dari mortar normal. Nilai kuat tekan maksimum terdapat pada mortar MN 0% (mortar normal) pada umur 28 hari dengan nilai kuat tekan yaitu 11,75 MPa. Mortar MA, MB dan MC pada umur 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari termasuk dalam mortar tipe O yang dapat digunakan untuk partisi yang tidak untuk memikul beban. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, penggunaan limbah abu ampas tebu (blotong) dan abu terbang

Gambar. 9 Grafik Kuat Tekan Mortar Semua Subtitusi

batu bara (fly ash) terjadi penurunan nilai kuat tekan pada mortar hal ini disebabkan limbah abu ampas tebu (blotong) dan abu terbang batu bara (fly ash) yang digunakan mengurangi ikatan antar agregat dengan semen, karena abu ampas tebu (blotong) dan abu terbang batu bara (fly ash) tidak mampu mengganti penuh sifat semen yang berfungsi utama sebagai material pengikat pada mortar.

Dokumen terkait