• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Telaah Pustaka

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Gleitman didalam buku Mahmud, menyatakan bahwa motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusai ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.30

Sedangkan didalam buku Zakia Daradjat mengatakan “motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya”.

Kuat lemahnya motivasi belajar turut memengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.31

b. Jenis Motivasi

Motivasi banyak jenisnya. Para ahli mengadakan pembagian jenis-jenis motivasi menurut teorinya masing-masing. Dari keseluruhan teori motivasi, dapat diajukan tiga pendekatan untuk menentukan jenis-jenis motivasi, yakni :

1) Pendekatan kebutuhan. Abraham H. Maslow melihat motivasi dari segi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia sifatnya bertingkat-

30Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm. 100.

31Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam…., hlm. 139.

tingkat. Pemuasan terhadap tingkat kebutuhan tertentu dapat dilakukan jika tingkat kebutuhan sebelumnya telah mendapat pemuasan.

2) Kebutuhan Fungsional. Pendekatan ini berdasarkan pada konsep- konsep motivasi, yakni : penggerak, harapan, dan insentif.

3) Penggerak, adalah yang member tenaga tetapi tidak membimbing, bagaikan mesin tetapi tidak mengemudikan kegiatan. Harapan, adalah keyakinan sementara bahwa suatu hasil akan diperoleh setelah dilakukannya suatu tindakan tertentu. Harapan-harapan merupakan rentang antara ketentuan subjektif bahwa sesuatu akan terjadi, dan ketentuan subjektif bahwa sesuatu tak akan terjadi.

4) Insentif, ialah objek tujuan yang actual.Ganjaran (reward) dapat diberikan dalam bentuk konkret atau dalam bentuk simbolik.Insentif menimbulkan dan menggerakkan perbuatan, jika diasosiasikan dengan stimulans tertentu dalam bentuk tanda-tanda akan mendapatkan sesuatu, misalnya siswa dimotivasi dengan cara-cara atau tanda-tanda tertentu, bahwa dia akan memperoleh uang. Kita mengharapkan siswa berupaya lebih keras dengan cara merangsang mereka dengan kemungkinan mendapat hadiah.

Dalam hal ini, individu melakukan antisipasi dan mengharapkan sesuatu.

5) Pendekatan deskriptif. Masalah motivasi ditinjau dari pengertian- pengertian deskriptif yang menunjuk pada kejadian-kejadian

yang dapat diamati dan hubungan-hubungan matematik. Masalah motivasi dilihat berdasarkan kegunaannya dalam rangka mengendalikan tingkah laku manusia. Dengan pedekatan ini, motivasi didefinisikan sebagai stimulus kontrol.32

c. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Secara umum guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.Secara khusus guru perlu melakukan berbagai upaya tertentu secara nyata untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya.

Upaya-upaya itu terdiri pelaksanaan fungsi-fungsi:

1) Upaya meningkatkan motivasi, guru sering berhadapan dengan dua jenis situasi kelas yang berbeda, yakni kelas yang berada dalam keadaan waspada dan penuh perhatian dan siap melakukan tindakan untuk mengatasi keadaan tegang dalam dirinya; dan situasi dimana sebagian siswa tidak berada dalam kondisi yang diharapkan.

2) Upaya pemberian harapan, para siswa memiliki harapan-harapan tertentu setelah menyelesaikan pelajaran, atau tugas, atau suatu proyek. Guru perlu memberikan harapan-harapan tertentu untuk menggugah motivasi belajar siswa.

3) Upaya pemberian insentif, insentif adalah objek tujuan atau symbol-simbol yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan

32Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm.

109-112.

kekuatan/kegiatan siswa. Misalnya: Umpan balik hasil-hasil tes,pemberian hadiah dan dorongan secara lisan atau tertulis, pemberian komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, persaingan dan kerja sama.33

3. Pembelajaran Aqidah Akhlak a. Pengertian

Pembelajaran berarti “proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.34 Dalam buku M. Sobry Sutikno, menurut Winkel mengartikan pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam diri peserta didik.35 Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa inti dari pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa.

Adapun yang dimaksud penulis dengan pembelajaran disini adalah proses belajar mengajar yakni proses interaksi antara guru Aqidah Akhlak dengan siswa kelas XI dalam suatu lingkungan belajarnya.

Pembelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu pembelajaran yang diajarkan di sekolah formal dan merupakan rumpun

33Ibid., hlm. 116-120.

34Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Hlm. 627.

35M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Mataram: Holistica Lombok, 2015), hlm. 31.

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).Secara etimologi kata

“aqidah akhlak” terdiri dari dua kata aqidah dan akhlak.

Kata aqidah berasal dari kata al-„aqd, yaitu ikatan mental, memintal, menetapkan, menguatkan, mengingat dengan kuat, berpegang teguh, yang dikuatkan, dan yakin.36

Aqidah menurut istilah, adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa merasa tentram kepadanya, sehingga menjadi keyakinan kukuh yang tidak tercampur dengan keraguan.Maksudnya keyakinan kokoh yang tidak dapat ditembus oleh keraguan bagi orang yang meyakininya dan keimanan tersebut wajib selaras dengan kenyataan, tidak menerima keraguan dan dugaan.37

Adapun kata Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlak.Menurut bahasa, akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama.Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan kata khaliq yang berarti “pencipta” dan makhluq yang berarti “yang diciptakan”.38

b. Tujuan Pembelajaran Aqidah Ahklak di MA

1) Agar peserta didik memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan yang benar terhadap hal-hal yang harus dialami, sehingga dalam bersikap dan bertingkah laku sehari-hari berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.

36Nur Hidayat,Akidah Akhlak Membentuk Manusia Indonesia yang Berkarakter Islam¸

(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta), hlm. 24.

37Ibid.,hlm. 24-25.

38Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hlm. 11.

2) Agar siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan keinginan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT, diri sendiri, antar manusia maupun hubungannya dengan alam lingkungan.39

c. Ruang Lingkup Materi Aqidah Akhlakdi kelas XI MA

Ruanglingkup mata pelajaran aqidah akhlak Aliyah kelas XI meliputi:

1) Materi MA kelas XI semester Ganjil a) Memahami ilmu kalam

b) Memahami aliran-aliran kalam dan tokoh-tokohnya c) Menghindari akhlak tercerla

d) Membiasakan akhlak terpuji e) Meneladani kisah

2) Materi MA kelas XI semester Genap a) Memahami tassawuf dalam islam b) Akhlak pergaulan remaja

c) Menghindari akhlak tercela d) Adab takziyah

e) Meneladani kisah40

39https://www.wawasanpendidikan.com/2014/11/tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-akidah- ahklak, diakses pada 18 Mei pukul 11:28.

40Aqidah akhlak pendekatan saintifik kurikulum 2013

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif.

Dengan pendekatan ini, peneliti menggambarkan dan menganalisa fenomena berdasarkan apa yang objek alami. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif disebabkan karena sifat dari masalah yang diteliti untuk mengungkapkan masalah yang berkenaan dengan pengalaman seseorang ketika mengalami fenomena tertentu dan karena metode kualitatif dapat memberikan rincian yang kompleks.

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.41

Dokumen terkait