• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Mengajar Guru

Dalam dokumen Skripsi - Universitas Muhammadiyah Makassar (Halaman 40-50)

BAB I PENDAHULUAN

C. Tujuan Penelitian

4. Motivasi Mengajar Guru

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald Sondang (2002: 35), “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu

mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.

Maslow, motivasi ada dua, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.

b. Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.”

Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara memenuhi kebutuhan siswa.Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dicintai, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk merealisasikan diri. Jadi, pada dasarnya perilaku diarahkan pada suatu tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan individu.

Suryana Sumantri (2001: 54) proses motivasi sebagai pengarah perilaku dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen. Ketiga elemen tersebut adalah: kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals). Ketiga elemen itu saling mendukung dan saling mempengaruhi. Ketiga elemen tersebut bisa diuraikan sebagai berikut:

1. Kebutuhan (needs): Kebutuhan merupakan suatu ‘kekurangan’. Dalam pengertian keseimbangan, kebutuhan tercipta apabila terjadi ketidakseimbangan yang bersifat fisiologis atau psikologis.

2. Dorongan (drives): Suatu dorongan dapat dirumuskan secara sederhana sebagai suatu kekurangan disertai dengan pengarahan. Dorongan tersebut berorientasi pada tindakan untuk mencapai tujuan.

3. Tujuan (goals) : Suatu tujuan dari siklus motivasi adalah segala sesuatu yang akan meredakan suatu kebutuhan dan akan mengurangi dorongan.

Jadi pencapaian suatu tujuan cenderung akan memulihkan ketidakseimbangan menjadi keseimbangan yang bersifat fisiologis dan psikologis.

Hamzah Uno (2008 : 47) sikap positif yang diperlihatkan pengajar dan asisten terhadap mata pelajaran yang disajikan oleh siswa dan terhadap metode pengajaran yang digunakan, dapat mempengaruhi motivasi dan sikap siswa terhadap minat bahan ajar. Apabila siswa merasakan atau benar-benar melihat ungkapan atau sikap positiv seperti itu , siswa akan cenderung bertingkah laku positif . hasilnya akan sangat mendukung keberhasilan program pembelajaran tersebut.

Dwimyanti dan Mudjiono (1999 : 97) mengatakan bahwa “dengan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa”. Sehubungan hal tersebut, perlu ditegaskan bahwa prinsip mengajar adalah mempermudah dan memberikan motivasi kegiatan belajar. Sehingga guru sebagai pegajar memiliki tugas

memberikan fasilitas atau kemudahan bagi suatu kegiatan belajar. Dari penjabaran di atas tentang pengertian mengajar dan motivasi maka penulis menyimpulkan apa yang dimaksud motivasi mengajar bagi guru. Motivasi mengajar adalah dorongan dari dalam dan dari luar diri seorang guru dalam mengajar.

a. Hubungan motivasi Dengan Pengajaran Dan Pembelajaran

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang mantap berkat latihan dan pengalaman yang menjadikan ciri khas manusia dan membedakannya dengan binatang, ia adalah bagian dari hidup manusia yang berlangsung seumur hidup kapan saja dan dimana saja.

Memotivasi belajar menjadi hal penting dalam proses belajar, karena mendorong, menggerakkan dan mengarahkan kegiatan belajar siswa. Proses motivasi mengacu pada prinsip-prinsip belajar siswa, supaya mendapat perhatian pihak perencanaan pengajaran dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar. Sehingga proses pengajaran dan pembelajaran telah di tambah dengan motivasi. Adapun cara memotivasi peserta didik adalah :

a. Kebermaknaan

Motivasi melalui kandungan makna yang penting, namun bersifat personal. Caranya : mengaitkan suatu pelajaran dengan pengalaman masa lampau untuk mendatangkan minat serta nilai-nilai yang berarti.

b. Modelling

Pembelajaran yang disampaikan dengan praktek langsung dari guru, bukan hanya sekedar ceramah secara lisan.

c. Komunikasi terbuka

Pemberitahuan konsep dan tujuan pelajaran yang akan dipelajari untuk dapat menyalurkan minat peserta didik dengan lebih baik dan termotivasi.

d. Prasya

Adalah menggunakan pelajaran sederhana untuk mengamati pelajaran yang lebih kompleks supaya tidak membingungka dan tidak menimbulkan frustasi, akan tetapi dapat memotivasi peserta didik dalam belajar.

e. Novelty

Adalah pelajaran yang masih baru atau asing, melalui metode mengajar yang bervariasi, menggunakan alat bantu atau menggunakan bahasa asing,

f. Latihan/Praktek yang aktif dan bermanfaat

Metode ini membuat peserta didik lebih aktif, karena materi tidak dalam bentuk ceramah, melainkan diskusi/Tanya jawab yang bertujuan untuk menstimulus dan mengusahakan respon terhadap materi yang disampaikan.

g. Latihan Terbagi

Latihan ini diadakan dalam kurun waktu yang pendek, seperti bulanan, tri wulan atau tengah semester. sehingga peserta didik tidak dibebani materi yang sangat banyak jika dibandingkan dengan latihan yang diadakan diakhir semester atau akhir tahun saja.

h. Kurangi secara Sistematik Paksaan Belajar

Paksaan dalam belajar perlu diberikan di awal belajar peserta didik. Namun lambat laun paksaan itu harus dihilangkan, supaya peserta didik tidak tergantung pada paksaaan tersebut.

i. Kondisi yang Menyenangkan

Kondisi yang menyenangkan dapat memotivasi belajar siswa, seperti : memberikan tugas yang menantang, memberitahukan hasil belajar dan memberikan hadiah atas prestasi peserta didik

f. Kinerja Guru

Kinerja guru berarti prestasi kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan oleh guru sebagai akibat dari pengaruh kepemimpinan dan manajemen kepala sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah secara bersama-sama.

Glasser Zamroni (1999:12) mengatakan bahwa kualitas sekolah erat hubunganya dengan kulaitas guru dan kepemimpinan kepala sekolah. Glesser mendukung keberedaan kultur sekolah yang baik sebagai hasil penampilan kepala sekolah sebagai leader. Prestasi kerja guru itu juga menggambarkan

hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan tugas guru baik tugas pokok maupun tugas tambahahn. Tugas pokok guru adalah mengajar dan membimbing siswa sehingga mencapai keberhasilan belajar siswa, sedangkan tugas tambahan meliputi pengabdian, penelitian dan tugas-tugas lain yang mendukung pembelajaran yang diberikan oleh kepala sekolah kepadanya. Tugas-tugas tersebut selanjutnya dijadikan bahan penelitian untuk mengetahui prestasi guru apakah meningkat atau menurun.

Wahjosumidjo (2001:298) secara horizontal sasaran penilain prestasi guru, dalam rangka mengumpulkan angka kredit, meliputi bidang kegiatan pendidikan, proses pembelajaran atau bimbingan, pengembangan ptofesi, dan penunjang proses pembelajaran. Dengan demikian kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini dalah prestasi kerja yang dihasilkan oleh guru berdasarkan kemampuan melaksanakan proses pembelajaran dan membimbing siswa yang dipengaruhi oleh kinerja kepemimpinan dan manajemen kepala sekolah dengan ditandai adanya kualitas proses pembelajaran, efektivitas dan efesiensi pembelajaran, pengembangan dan inovasi profesi guru, produktivitas dalam bidang pendidikan, karya tulis, dan pengabdian pada masyarakat, moral kerja serta kepuasan kerja.

Sedangkan kualitas proses pembelajaran merupakan gambaran hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dikerjakan oleh guru sehubungan dengan tugas utama yang dipikulnya. Keberhasilan dari proses pembelajaran ditandai dengan kemampuan guru dalam menyususn program pelajaran atau praktek dalam bentuk suatu bentuk pelajaran (SP), menyajikan program

tersebut, melaksanakan evaluasi belajar atau praktek, melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar dan praktek, dan menyusun serta melaksanakan perbaikan dan pengayaan, serta disiplin dalam melaksanakan tugasnya.

Efektivitas pembelajaran merupakan ketepatan pencapaian tujuan pembelajaran. Efektivitas ini dapat diolihat, antara lain dari siswa dapat menyerap pelajaran yang diperoleh dari guru dengan mudah, peningkatan prestasi ssiswa dapat dicapai, dan guru dapat menggunakan metode pembelajaran dengan tepat. Efisiensi pembelajaran merupakan perbandingan antara input dan output dari proses pembelajaran yang dapat dilihat dari penghematan, tenaga, waktu dan biaya yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Efisiensi ini ditandai dengan guru mampu memilih cara yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran, mampu menggunakan waktu pembelajaran dengan efisien, dapat tercapai ketuntasan materi pelajaran di akhir semester, dan siswa dapat menangkap pelajaran dengan cepat.

Sedangkan pengembangan profesi guru berarti usaha guru untuk menambah pengetahuan dan kemampuan mengajar serta meningkatkan kulaitas pengajaran. Pengembangan ini diperoleh dengan cara mengikuti studi lanjut , mengikuti pendidikan dan pelatihan keguruan, mengembangkan profesionalisme guru melalui penataan, diskusi lokakarya, dan sejenisnya, serta mengikuti lomba guru teladan. Adapun inovasi profesi guru adalah usaha guru dalam meningkatkan keterampilan mengajar untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menemukan teknologi

tepat guna, membuat alat peraga pelajaran atau alat bimbingan, dan menciptakan karya seni.

Produktivitas merupakan ukuran atau criteria kuantitas dalam pencapaian kerja yang diterapkan kepada individu, kelompok atau organisasi. Gillmore (Nanang Fatah,2000:16) dalam ukunya “The Productive Personality”,

“mendasarkan produktivitas pada tiga aspek, yaitu prestasi akademis, kreativitas dan pemimpin”. Secara khusus di bidang pendidikan formal, Allan Thomas (Nanang Fatah,2000:16) juga “mengartikan produktivitas sekolah ditentukan oleh tiga fungsi utama, yaitu 1) fungsi administrator, 2) fungsi psikologis, dan 3) fungsi ekonomi”. Produktivitas individu akan tercapai bila didukung oleh motivasi yang kuat dalam pelaksanaan tugas dan juga sikap mental untuk terus berkembang serta didukung oleh “manajer yang menaruh perhatian akan kebutuhan sosial dan aktuaisasi diri bawahanya”, (Nanang Fatah, 2000:17). Melandasi pada pengertian di atas, produktivitas guru tidak terlepas dari mitivasi dirinya dan usaha-usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.

Sehubungan denga batasan produktivitas di bidang pendidikan, maka produktivitas guru berkenaan dengan produktivas di bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Produktivitas di bidang pendidikan dan pengajaran ditandai dengan guru memperoleh gelar serjana kependidikan, terpilih sebagai guru teladan, membimbing guru lain dalam proses pembelajaran atau praktek, membuat kisi-kisi soal, menyusun soal, mengawasi dan memeriksa ujian akhir (UAS atu UAN), dan melakukan

kreativitas dalam mengajar. Produktivitas dalam bidang penelitian ditandai dengan guru membuat karya tulis hasil pengkajian atau penelitian, menyajikan makalah dalam acara diskusi ilmiah, membuat buku ajar atau modul, dan mengalihbahsakan buku pelajaran yang bermanfaat bagi pendidikan.

Sedangkan produktivitas dalam pengabdian pada masyarakat meliputi guru menatar atau mengajar paket belajar pada masyarakat, aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, dan aktif dalam kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Guru sebagai pendidik adalah orang yang membawa anak menuju pendewasaan dalam berakhlak dan kecerdasan pikiran agar kelak mampu berinteraksi dengan dunia yang baru. Guru memberikan dukungan agar siswanya kelak berhasil. Siswa bebas menentukan apa yang menjadi pilihannya. Namun para siswa pun harus selalu sadar dan patuh terhadap aturan dan norma yang ada dalam hidupnya.kemampuan seorang guru sebagai pendidik dapat diukur dari prinsip-prinsip atau sikap yang dibangunnya.

Guru sebagai pengajar merupakanproses evaluasi yang diharapkan terarah dan menyentuh segi kelembagaan dan segi pribadi, seperti guru sekarang ini, fungsi guru semakin berkembang, pada wilayah sistem sekolah, masalah pengetahuan, kecakapan dan keterampilan guru harus mendapatkan perhatian serius. Hal tersebut akan menentukan perubahan pada sistem pendidikan. Tugas guru sebagai pengajar adalah memberikan pelayanan secara berkelanjutan terlibat dalam membentuk kemampuan dan keterampilan siswa untuk menghadapi beragam aspek kehidupan.

Kegiatan membimbing dilakukan agar dalam diri siswa terbentuk sosok manusia yang religius, bersahabat, ramah, serta memahami siapa saya?, siapa kamu?, siapa kami?, siapa kalian?,. selain itu diharapkan juga sosok manusia yang menghargai dimana, ke mana, dan bagaimana suatu kondisi, siswa akan termotivasi untuk mengalami ekstase dalam menggali dirinya lebih dalam lagi.

Pembimbing idaman adalah pembimbing yang memahami kondisi para anak didiknya.

Dalam dokumen Skripsi - Universitas Muhammadiyah Makassar (Halaman 40-50)

Dokumen terkait