• Tidak ada hasil yang ditemukan

MURICATA. L)

Dalam dokumen laporan - SIMAKIP (Halaman 50-63)

41

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ENZIM B-GALAKTOSIDASE BAKTERI

42

dengan substrat o-nitrophenyl-β-D-galactopyranoside (ONPG) dan dilanjutkan uji kadar protein dengan metode Bradford. Hasil isolasi didapatkan 6 isolat BAL dengan morfologi terbaik. Isolat SM6 memiliki aktivitas enzim tertinggi yaitu 0,292 U/ml dengan kadar protein sebesar 0,8092 mg/ml. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa buah sirsak mengandung bakteri asam lakat yang berpotensi menghasilkan enzim β-galaktosidase. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan mengenai bahan alam yang menjadi sumber Bakteri Asam Laktat penghasil enzim β- Galaktosidase yang nantinya dapat dimanfaatkan bagi penderita intoleransi laktosa.

Kata kunci: Bakteri asam laktat; buah sirsak (annona muricate. L.); enzim β-galaktosidase; fermentasi.

Abstract

Lactic acid bacteria have the ability to produce β-galactosidase enzymes that are useful for patients with lactose intolerance. One source of producing lactic acid bacteria is soursop (Annona Muricata. L) with a fairly high glucose content which is useful for the growth of lactic acid bacteria, especially in the fermentation process of soursop fruit. This study aims to obtain lactic acid bacterial isolates from soursop fruit fermentation that has β-galactosidase enzyme activity. The production of the β- galactosidase enzyme uses the sonication method. Enzyme activity testing is done by looking at the ability of the β-galactosidase enzyme in breaking down lactose into monosaccharides. This research began with BAL isolation from soursop fermentation, then macroscopic and microscopic characterization of Lactic Acid Bacteria. LAB isolates selected from the results of the characterization were measured by enzyme activity using a visible spectrophotometer with o-nitrophenyl-β-D-galactopyranoside (ONPG) substrate and continued with protein content testing using Bradford method. The isolation results obtained 6 LAB isolates with the best morphology. SM6 isolates had the highest enzyme activity at 0.292 U / ml with protein content of 0.8092 mg / ml. From the above data it can be concluded that soursop contains lactic acid bacteria which has the potential to produce β-galactosidase enzymes. The results of this study are expected to be additional information about natural materials which are the source of Lactic Acid Bacteria that produce β-galactosidase enzymes which can later be utilized for people with lactose intolerance..

Keywords:Lactic acid bacteria; soursop fruit (annona muricate. L.); β-galactosidase enzyme;

fermentation.

PENDAHULUAN

Tanaman sirsak (Annona muricata L.) merupakan komoditas hasil pertanian yang banyak ditanam di Indonesia. Kandungan karbohidrat yang tinggi pada buah sirsak merupakan sumber yang potensial untuk mendapatkan bakteri asam laktat. Salah satu jenis karbohidrat pada buah sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa), yang merupakan sumber karbon utama bagi mikroorganisme dalam proses fermentasi (Diniyah dkk. 2013). Menurut Buckle (1987), fermentasi asam laktat terjadi karena adanya aktivitas bakteri asam laktat yang mengubah glukosa menjadi asam laktat, sehingga jumlah bakteri asam laktat meningkat selama proses fermentasi berlangsung yang akan diikuti dengan penurunan pH. Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri Gram-positif yang mengeksresikan asam laktat sebagai produk akhir fermentasi yang berperan sebagai preservasi bahan makanan (Schnurer dan Magnusson 2005).

Kelompok bakteri asam laktat merupakan salah satu kelompok bakteri yang mempunyai enzim-enzim β-galaktosidase dan laktat dehidrogenase (Surono 2004). Enzim β- galaktosidase

43

merupakan enzim yang menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa dengan memutus ikatan β-galaktosida pada ujung nonreduksi β-D-galaktosa. Secara alamiah, enzim β- galaktosidase (laktase) terdapat pada usus halus manusia (Campbell et al. 2005). Kekurangan laktase sementara pada individu dengan kadar β- galaktosidase normal juga dapat diakibatkan oleh kerusakan pada lapisan usus yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, kemoterapi kanker, kondisi alergi atau autoimun dan penurunan β- galaktosidase yang terkait dengan penuaan (Sinuhaji 2006).

Enzim β-galaktosidase digunakan untuk menghidrolisis susu laktosa untuk mengatasi masalah intoleransi laktosa oleh individu yang kekurangan laktase. Laktosa intoleran adalah ketidakmampuan mencerna laktosa menjadi glukosa dan galaktosa karena enzim ß- galaktosidase yang rendah (Marsh dan Riley 1998). Laktosa tidak mudah diserap, tetapi harus dihidrolisis oleh laktase (β-galaktosidase) menjadi monosakarida (mudah diserap usus). Jika laktosa tidak dapat dihidrolisis oleh β-galaktosidase, akan timbul gejala sakit perut, mulas, kejang perut, pengeluaran gas, dan diare (Winarno 1999). Untuk mengurangi masalah tersebut penderita lactose intolerance dapat mengkonsumsi suplemen β- galaktosidase atau dengan mengkonsumsi susu rendah laktosa. Karena semakin meningkatnya penderita intoleransi laktosa pada saat ini, maka perlu dilakukan penelitian dan ditemukan sumber-sumber baru penghasil enzim ß-galaktosidase yang terdapat dialam yang nantinya bisa digunakan sebagai produk atau suplemen kesehatan bagi penderita intoleransi laktosa.

Secara luas, enzim β-galaktosidase dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain mikroorganisme, tanaman, dan hewan. Enzim β-galaktosidase juga dapat diisolasi dari ragi kelompok Kluyveromyces sp. dan fungi kelompok Aspergillus sp. (Harti 2015). Dibandingkan dengan sumber tanaman dan hewan, enzim yang diisolasi dari mikroorganisme lebih mudah dipisahkan dan dimurnikan setelah disekresikan ke dalam media pertumbuhan mikroorganisme (Radji 2009). Informasi mengenai BAL yang diisolasi dari fermentasi buah dan sayur telah banyak dipublikasikan, salah satunya adalah isolasi bakteri asam laktat dari fermentasi buah sirsak (Annona muricata L.) dan penentuan aktivitas antimikrobanya (Yulia 2014) yang telah berhasil mengisolasi 7 isolat BAL. Namun, isolasi BAL yang berpotensi penghasil enzim β- galaktosidase pada fermentasi buah sirsak (Annona muricata L.) belum pernah dilakukan.

Mengingat banyaknya manfaat dari BAL dan enzim ß-galaktosidase terhadap kesehatan maka perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang isolasi BAL penghasil enzim β-galaktosidase dari fermentasi buah sirsak (Annona muricata L.). Berdasarkan hal ini diharapkan bakteri asam laktat yang berhasil di isolasi pada penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber baru dalam menghasilkan enzim β-galaktosidase yang bermanfaat bagi kesehatan terutama penderita

44

intoleransi laktosa. Selain itu buah sirsak hasil fermentasi juga membawa dampak positif di dalam dunia industri dan kesehatan karena akan mengasilkan buah sirsak probiotik yang baik untuk usus yang mengkonsumsinya.

MATERIAL DAN METODE

Isolasi Bakteri Asam Laktat dari Fermentasi Buah Sirsak

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah buah sirsak lokal (Annona muricata L.) matang yang diperoleh dari Pasar Klender. Sebelum dilakukan isolasi, buah sirsak difermentasi terlebih dahulu dengan cara isi buah dikeluarkan dan dibungkus dengan daun pisang steril, ditempatkan dalam wadah fermentasi dan dikondisikan agar udara tidak masuk. Fermentasi dilakukan pada suhu ruang selama 72 jam (Sari 2013). Hasil fermentasi ditimbang sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam 45 mL MRSB, lalu dihomogenkan sehingga didapatkan pengenceran 10-1. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Setelah inkubasi, sampel diencerkan menggunakan media pepton water hingga pengenceran 10-9. Dari pengenceran 10-9, diambil 100 µl sampel dan ditanam dengan metode sebar pada cawan petri yang telah berisi media MRS Agar. Inokulum disimpan dalam anaerob jar kemudian diinkubasi dalam inkubator selama 48 jam pada suhu 37ºC.

Setelah 48 jam, single colony yang mencirikan BAL yaitu bulat licin berwarna putih dipindahkan ke media MRS Agar baru untuk pemurnian koloni dengan metode streak yaitu dengan menggunakan jarum ose kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC (Purwati et al. 2005).

Karakterisasi Bakteri Asam Laktat

Karakterisasi bakteri asam laktat dilakukan secara makroskopis yaitu identifikasi morfologi bakteri asam laktat dan secara mikroskopis/pewarnaan gram.

Produksi Enzim β-galaktosidase

Sebanyak 1 ose biakan bakteri dari MRSA slant dipindahkan ke dalam media produksi yang sudah disterilisasi (MRSB dengan kandungan laktosa 1% dan pH medium: 8). Kemudian media diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Sel dipanen dengan cara disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm selama 15 menit pada suhu 4°C. Peletnya dicuci sebanyak dua kali dengan buffer fosfat 0,1 M pH 7. Kemudian pemecahan sel dengan sonikator selama 5 menit pada suhu 4°C. Suspensi sel disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm selama 15 menit pada suhu 4°C. Supernatan yang diperoleh merupakan enzim β-galaktosidase kasar (Fazriyani 2015).

45

Uji Aktivitas Enzim β-galaktosidase

Uji aktivitas ß-galaktosidase dilakukan dengan cara sebanyak 1000 µL buffer fosfat 0,1 M pH 7 dan 100 µL enzim dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu diinkubasi pada suhu 37°C selama 15 menit. Kemudian ditambahkan 200 µL o-nitrofenil-ß-D-galaktopiranosida (oNPGal) 4 mg/mL dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 15 menit. Pada menit ke-15 ditambahkan 1000 µL Na2CO3 1 M. Larutan dianalisis menggunakan spektrofotometer UV- Vis pada panjang gelombang 420 nm (Lu et al. 2009).

Penentuan Kadar Protein

Sebanyak 20 µL enzim β-galaktosidase ditambahkan 1 ml larutan Bradford. Larutan dihomogenkan dan didiamkan selama 5 menit lalu diukur absorbansinya pada λ 595 nm.

Absorbansi yang diperoleh dikonversikan pada persamaan garis dari kurva standar BSA yang telah dibuat, sehingga dapat diperoleh kadar protein dari enzim β-galaktosidase (Fazriyani 2015).

HASIL

Fermentasi Buah Sirsak

Pada tahap awal proses fermentasi, dilakukan secara anaerob karena bakteri asam laktat bersifat anaerob fakultatif. Proses fermentasi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah bakteri asam laktat yang tumbuh secara spontan karena adanya nutrisi untuk pertumbuhan bakteri asam laktat yang terkandung dalam buah sirsak terutama karbohidrat berupa glukosa, fruktosa atau sukrosa (Utami 2011). Karbohidrat tersebut akan terurai menjadi senyawa-senyawa sederhana seperti asam laktat, asam asetat, asam propionat dan etil alkohol (Sari 2013).

Hasil fermentasi setelah 72 jam menunjukkan terjadinya perubahan pH dari sebelum dan sesudah fermentasi buah sirsak (Annona muricata L.) . Terjadinya perubahan pH ini disebabkan karena peningkatan jumlah mikroba penghasil asam sehingga terjadi proses oksidasi anaerobik pada saat fermentasi yang menghasilkan alkohol serta beberapa senyawa asam (Sari 2013).

Proses fermentasi juga memberikan perubahan secara organoleptis terhadap buah sirsak seperti warna, rasa, bau dan serat sirsak.

Isolasi Bakteri Asam Laktat

Dalam melakukan isolasi dilakukan beberapa proses sampai didapatkan kultur murni isolat bakteri asam laktat. Proses yang dilakukan meliputi pengenceran dengan rentang pengenceran

46

10-1 sampai 10-9. Hal ini bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Larutan pengenceran yang digunakan adalah pepton water yang berguna sebagai sumber karbon nitrogen dan vitamin untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri dalam menghasilkan enzim yang diharapkan (Prihantini 2013).

Hasil pengenceran yang ditanamkan ke medium MRSA dalam cawan petri hanya hasil pengenceran 10-7 sampai 10-9 karena terlalu banyaknya koloni yang terdapat dalam hasil pengenceran 10-1 sampai 10-6. Teknik isolasi dilakukan dengan menggunakan metode sebar agar koloni yang tumbuh dapat tersebar secara merata pada bagian permukaan agar, sehingga memudahkan dalam pengambilan koloni bakteri. Suspensi bakteri yang telah disebar kemudian diinkubasi pada suhu 37oC yang merupakan suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri asam laktat.

Hasil pengenceran yang ditanamkan ke medium MRSA dalam cawan petri hanya hasil pengenceran 10-7 sampai 10-9 karena terlalu banyaknya koloni yang terdapat dalam hasil pengenceran 10-1 sampai 10-6. Pemilihan koloni tunggal berdasarkan bentuk morfologi terbaik yang mencirikan koloni BAL yaitu bulat, cembung, licin, dan bewarna putih susu. Isolat bakteri asam laktat yang telah murni disimpan sebagai stok pada medium MRSA slant dalam tabung reaksi dan diberikan kode isolat SM1 yang berasal dari pengenceran 10-7. Kode isolat SM2, SM3 dan SM4 berasal dari pengenceran 10-8 dan isolat yang berasal dari pengenceran 10-9 diberi kode isolat SM5 dan SM6. Stok isolat disimpan untuk pengujian ke tahap selanjutnya.

47

Gambar 1. Hasil pemurnian bakteri asam laktat Karakterisasi Bakteri Asam Laktat

Isolat bakteri asam laktat yang telah murni selanjutnya dilakukan pengujian karakterisasi.

Uji karakterisasi bakteri asam laktat dilakukan dengan 2 cara yaitu identifikasi makroskopik dan mikroskopik. Pada identifikasi makroskopik, koloni bakteri yang tumbuh diamati warna, bentuk, tepian dan elevasi dari koloni. Koloni bakteri asam laktat yang diamati morfologinya adalah koloni yang tumbuh pada medium MRSA dalam cawan petri. Hasil identifikasi secara makroskopik memperlihatkan hasil berupa isolat koloni bewarna putih susu, bentuk bulat, tepian licin dan elevasi cembung, dengan hasil mikroskopik yang menunjukkan sel bakteri bewarna ungu (Gram positif) dan berbentuk basil. Isolat BAL hasil isolasi dari fermentasi buah sirsak ini menunjukkan gambaran morfologi makroskopik dan mikroskopik yang sama dengan BAL pada penelitian sebelumnya yang berasal dari buah sirsak dan buah mangga (Utami 2011;

Ibrahim 2015).

Isolat SM6 Isolat SM5

Isolat SM4 Isolat SM3

Isolat SM2 Isolat SM1

48

Produksi Enzim β-Galaktosidase

Produksi enzim β-galaktosidase dilakukan pada medium MRSB yang telah ditambahkan laktosa 1%. Laktosa sebagai sumber energi, karbon, dan induser enzim ß-galaktosidase (Kilara

& Shahani 1975). Pada saat produksi, bakteri asam laktat dibiakan pada medium MRSB selama 24 jam. Menurut Prihantini (2013), inkubasi selama 24 jam merupakan waktu produksi enzim β-galaktosidase yang optimum. Pada fase tersebut, sel membelah dengan laju konstan, jumlah masa menjadi dua kali lipat dengan laju yang sama, aktivitas metabolit konstan dan menghasilkan enzim untuk pertumbuhan (Pelczar & Chan 1986). Enzim ß-galaktosidase pada bakteri asam laktat merupakan enzim intraseluler sehingga memerlukan pemecahan dinding sel (Huang et al. 1993). Pemecahan dinding sel dilakukan dengan metode sonikasi. Sonikasi adalah salah satu metode yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan metode lain untuk gangguan dinding sel bakteri (Engler 1985) dan terbukti lebih efektif untuk melepaskan β-gal (Toba et al. 1990; Sakakibara et al. 1994). Enzim kasar diperoleh dengan cara sentrifugasi dengan mengambil bagian supernatan.

Uji Aktivitas Enzim β-Galaktosidase

Aktivitas enzim β-galaktosidase dapat ditentukan dengan pembuatan kurva standar ONP terlebih dahulu dengan rentang konsentrasi 0-2.5mM yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi enzim β-galaktosidase pada isolat bakteri asam laktat yang akan diuji. Satu unit aktivitas enzim β-galaktosidase dinyatakan dalam banyaknya enzim yang diperlukan untuk menghasilkan 1 µmol ONP dari subtrat ONPG per menit pada kondisi percobaan (Miller 1972).

Berdasarkan hasil percobaan, nilai aktivitas enzim β-galaktosidase yang diperoleh dari bakteri pembanding lebih besar dibandingkan dengan isolat bakteri asam laktat yaitu 0,776 U/ml. Nilai aktivitas enzim β-galaktosidase tertinggi dihasilkan oleh isolat SM6 yaitu 0,292 U/ml, sedangkan nilai aktivitas enzim β- galaktosidase terendah dihasilkan oleh isolat SM3 yaitu 0,232 U/ml.

49

Uji Kadar Protein Enzim β-Galaktosidase

Penentuan kadar protein dilakukan dengan menggunakan metode Bradford. Uji protein keenam isolat bakteri asam laktat dan bakteri pembanding dilakukan secara triplo. Kadar protein tertinggi ditunjukan pada isolat bakteri SM6 yang memiliki nilai rata-rata kadar protein sebesar 0,8092 mg/ml, sedangkan yang terendah ditunjukan pada isolat bakteri SM3 yaitu sebesar 0,6690 mg/ml . Jika dibandingkan dengan kadar protein L. plantarum, kadar protein keenam isolat lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh tingginya produksi enzim pada L.plantarum.

PEMBAHASAN

Pengujian aktivitas enzim β-galaktosidase menggunakan substrat kromogenik yaitu o- nitrophenyl-ß-D-Galactoside (ONPG). Senyawa ONPG tidak berwarna, namun dengan adanya β-Galaktosidase, diubah menjadi galaktosa dan o- nitrophenol. O-nitrophenol berwarna kuning dan bisa diukur penyerapannya pada panjang gelombang 420 nm. Jika konsentrasi ONPG cukup tinggi, maka jumlah o-nitrophenol yang dihasilkan sebanding dengan jumlah enzim β- galaktosidase yang ada pada saat enzim β-galaktosidase bereaksi dengan ONPG. Reaksi dihentikan dengan menambahkan larutan Na2CO3, yang mengubah pH larutan menjadi basa yaitu sekitar pH 10-11 karena pada pH ini enzim ß-galaktosidase tidak aktif (Yuningtyas 2008).

Aktivitas enzim isolat bakteri asam laktat dari buah sirsak dibandingkan dengan bakteri pembanding yaitu Bakteri Lactobacillus plantarum. Bakteri Lactobacillus plantarum digunakan sebagai pembanding karena bakteri ini mempunyai aktivitas enzim β- galaktosidase yang cukup tinggi (Prihantini 2013).

Dalam uji Bradford melibatkan pewarna Coomassie Brilliant Blue G250 (CBBG) yang berikatan dengan protein dalam suatu larutan yang bersifat asam sehingga memberikan warna (kebiruan) dengan absorbansinya diukur pada λ 595 nm. Ikatan antara zat warna CBBG dan

50

protein dapat terjadi karena adanya gaya van der walls antara keduanya. Gaya van der walls ini terjadi karena adanya bagian protein yang bersifat hidrofobik mengikat bagian zat warna dari CBBG yang bersifat non polar dan mengakibatkan zat warna tersebut melepaskan elektronnya ke bagian hidrofobik protein. Kompleks warna biru pada larutan yang diberi reagen Bradford sangat cepat terbentuk dan bersifat stabil karena antara zat warna dan protein terdapat kekuatan ionik yang memperkuat ikatan antara keduanya sehingga membuat zat warna tersebut menjadi stabil. Pereaksi Bradford bereaksi terutama dengan residu arginine dan bereaksi dengan histidin, lisin, tirosin, triptofan dan residu fenilalanin (Bintang 2010) yang mungkin terkandung dalam ekstrak enzim kasar. Jumlah CBBG yang terikat pada protein proporsional dengan muatan positif yang ditemukan pada protein.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan keenam isolat bakteri asam laktat yang diperoleh mampu memproduksi enzim β- galaktosidase. Ini membuktikan bahwa isolate bakteri asam laktat yang berasal dari fermentasi buah sirsak dapat dijadikan sumber baru dalam menghasilkan enzim β-galaktosidase yang bermanfaat bagi kesehatan terutama penderita intoleransi laktosa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan keenam isolat bakteri asam laktat yang diperoleh mampu memproduksi enzim β- galaktosidase. Isolat SM6 memiliki aktivitas tertinggi sebesar 0,292 U/ml dengan kadar protein sebesar 0,8092 mg/ml. Untuk penelitian berikutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kondisi optimum pada produksi enzim β-galaktosidase sehingga dapat menghasilkan enzim β-galaktosidase yang maksimal serta dilakukan pemurnian enzim untuk mendapatkan aktifitas enzim β-galaktosidase yang lebih tinggi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dibiayai oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan UHAMKA Tahun Anggaran 2019-2020.

REFERENSI

Bintang M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga. Jakarta. Hlm. 103-104 Bradford MM.

1976. A rapid and sensitive for the quantitation of microgram quantitites of protein utilizing the principle of protein-dye binding. Journal Analytical Biochemistry. 1(72): 248-254

Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wootton M. 1985. Ilmu Pangan, Terjemahan: Purnomo H, Adiono, Food Science. Jakarta.

Campbell AK, Waud JP, Matthews SB. 2005. The Molecular Basis of Lactose Intolerance.

51

Journal Science Progress. 88(3): 157-202

Diniyah N, Subagio A, Fauzi M. 2013. Produksi Minuman Fungsional Sirsak (Annona muricata L.) dengan Fermentasi Bakteri Asam Laktat. Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Hlm. 1007-1012

Engler CR. 1985. Disruption of microbial cells. Journal comprehensive Biotechnology, (Second Edition). Pergamon, UK. (2): 305–324

Fazriyani R. 2015. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat penghasil Enzim β- galaktosidase dari Buah Durian. Skripsi. Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Jakarta.

Harti AS. 2012. Dasar-dasar Mikrobiologi Kesehatan. Nuha Medika, Yogyakarta. 1(16): 109- 111

Huang DQ, Prevost H, Divies C. 1995. Principal characteristics of ß-galactosidase from Leuconostoc spp. J Int Dairy. 1(5): 29-43

Ibrahim A, Fridayanti A, Delvia F. 2015. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Buah Mangga (Mangifera indica L.). Jurnal Ilmiah Manuntung. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS. Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman. Kalimantan Timur. 1(2): 159-163

Kilara A, Shahani KM. 1975. Lactase activity of cultured and acidified dairy products. Jurnal Dairy Sci. 59(12): 2031-2035

Lu LL, Xiao M, Li ZY, Li YM, Wang FS. 2009. A novel transglycosylating β- galactosidase from Lactobacillus Indigen B5. Process Biochemistry. 2(44): 232-236

Marks DB, Marks AD, Smith CM. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. EGC, Jakarta. Hlm. 98 Pelczar MJ, Chan ECS. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Terjemahan: Hadioetomo RS, Imas

T, Tjitrosomo SS, Angka SL. UI Press, Elements of Microbiology.

Prihantini NN, Khusniati T, Bintang M, Choliq A, Sulistiani. 2013. Purifikasi Parsial dan Karakterisasi β-Galaktosidase dari Lactobacillus Plantarum Strain D-210. Jurnal Kedokteran Yarsi. Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. 21(1): 014-026

Sari YNM, Syukur S, Jamsari. 2013. Isolasi, Karakterisasi dan Identifikasi DNA Bakteri Asam Laktat (BAL) yang Berpotensi sebagai Antimikroba dari Fermentasi Markisa Ungu (Passiflora edulis var. flavicarpa). Jurnal Kimia FMIPA. Universitas Andalas. Hlm:

84.

Schnurer J, Magnusson J. 2005. Antifungal Lactic Acid Bacteria as biopreservatives. Journal Trends Food Sci Technol. 16(1): 70-78.

Sinuhaji AB. 2006. Intoleransi Laktosa. Majalah Kedokteran Nusantara. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit H.

Adam Malik, Medan. Hlm. 425

Surono IS. 2004. Probiotik: Susu Fermentasi dan Kesehatan. Tri Cipta Karya, Jakarta.

Toba T, Hayasaka I, Taguchi S, Adachi S. 1990. A new method for manufacture of lactose- hydrolysed fermented milk. Journal of Science Food Agriculture. 52(3): 403–407

52

Utami DA, Syukur S, Darma A. 2011. Karakterisasi Molekular Bakteri Asam Laktat (BAL) Probiotik dengan Gen 16s rRNA yang Berpotensi Menghasilkan Bakteriosin dari Fermentasi Sirsak (Annona muricata L.) di Sumatera Barat. Tesis. Universitas Andalas, Padang.

Yulia F. 2014. Isolasi bakteri asam laktat dari fermentasi buah sirsak (Annona muricata L.) dan penentuan aktivitas antimikrobanya. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.

Winarno FG. 1999. Enzim Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Yuningtyas S. 2008. Isolasi dan karakterisasi β-galaktosidase bakteri asam laktat dari makanan hasil fermentasi. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hlm: 1-2, 5

53

Dalam dokumen laporan - SIMAKIP (Halaman 50-63)

Dokumen terkait