• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nabi Sulaiman as. mampu Menundukkan Angin dan Jin

BAB III Tela`ah Kisah Nabi Sulaiman AS. dalam surah Al-Baqarah, Al-

4. Nabi Sulaiman as. mampu Menundukkan Angin dan Jin

(QS. Shâd [38]: 37-40)

























































“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. dan adalah Kami Maha mengetahui segala sesuatu”. Dan kami Telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah kami memelihara mereka itu, (QS. Al- Anbiyâ [21]: 81-82)

Penafsiran Ayat:

Ayat ini menjelaskan tentang Nabi Sulaiman diberi anugerah oleh Allah yaitu, mampu mengendalikan angin dan jin. Menurut kisahnya, Nabi Sulaiman mempunyai hamparan yang terbuat dari

13 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsirnya, Jilid 7, h. 186-187

14 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol 10, h. 202

kayu. Di atas hamparan itu diletakkan semua yang diperlukan oleh Nabi Sulaiman dalam urusan kerajaannya, misalnya kuda-kuda, unta- unta, serta kemah-kemah dan bala tentaranya. Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan kepada angin kencang untuk mengangkat hamparannya. Lalu angin kencang itu membawa hamparan terbang ke arah yang dikehendaki oleh Nabi Sulaiman. Burung-burung pun terbang menaunginya dari panasnya sinar matahari sampai ke tempat tujuan.15

Nabi Sulaiman ketika itu berada di Palestina, sedangkan ayat ini menyatakan bahwa angin tersebut mengikuti perintahnya ke negeri yang Allah berkahi, yakni Palestina. Ini mengisyaratkan bahwa penguasaan beliau terhadap angin sejak di Palestina dan berlanjut sampai ke mana pun angin itu bertiup sesuai kehendak Nabi Sulaiman as.16

Menurut pendapat para perawi, bahwa Nabi Sulaiman mempunyai karpet yang terbuat dari kayu. Beliau menaruh berbagai macam peralatan di atas karpet, kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan angin untuk membawanya, lalu angin masuk ke bawah karpet itu, menggerakkannya dan memperjalankannya.

Bersamaan dengan itu, beliau dipayungi oleh burung untuk melindunginya dari panas matahari, sambil terbang menuju ke arah yang beliau kehendaki.17

Kemudian, Nabi Sulaiman tidak hanya mampu menundukkan angin tetapi juga beliau mampu menundukkan setan-setan.

Maksudnya apapun yang diperintahkan oleh Nabi Sulaiman setan- setan itu mau mengerjakannya tidak hanya menyelam ke dalam laut,

15 Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir, Juz 17, h. 101

16 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 8, h. 493

17 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Juz 17, h. 97

pekerjaan berat pun mereka mau melakukannya. 18 Seperti membangun mihrab, patung, istana, mangkuk besar dan lain-lain.19

Allah swt senantiasa menjaga Nabi Sulaiman dari setan-setan yang ingin berbuat jahat kepadanya. Semua setan berada dalam genggaman Allah. Tidak ada seorangpun dari mereka yang berani mendekati Nabi Sulaiman. bahkan Nabi Sulaiman berkuasa penuh atas mereka.20

































































































“Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula). dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala”. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakiNya dari gedung-gedung yang Tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih”. (QS. Saba` [34]: 12-13)

18 Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir, Juz 17, h. 10

19 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Juz 17, h. 98

20 Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir, Juz 17, h. 10

Penafsiran Ayat:

Dalam ayat-ayat ini menjelaskan tentang anugerah Allah yang diberikan kepada Nabi Sulaiman dan betapa luas kekuasaan yang dilimpahkan kepadanya, yaitu kenabian, kerajaan, dan kedudukan yang tinggi dan Allah berfirman: “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)”. Ulama tafsir berkata: Allah menundukkan angin untuk Nabi Sulaiman, agar beliau bisa menempuh perjalanan jauh dalam beberapa jam saja. Angin itu bisa membawa Nabi Sulaiman serta pasukannya dan memindahkannya dari daerah satu ke daerah lainnya. Angin itu menempuh jalan dua bulan dalam satu siang.21

Qatadah menafsirkan ayat ini, “angin membawa Nabi Sulaiman dari pagi hingga tergelincirnya matahari sejauh sebulan perjalanan, dan dari tergelincirnya matahari hingga terbenamnya sejauh sebulan pula”. Al-Hasan al-Bashri berkata, “Nabi Sulaiman pernah berangkat mengendarai angin, dari Damaskus22 ke Istakhr23 lalu beliau turun di sana untuk makan siang, kemudian beliau berangkat lagi ke Kabul24 untuk menginap di sana. Padahal jarak antara Damaskus dan Istakhr

21 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafasir, terj. Yasin, Jilid. 4, h. 287

22 Damaskus adalah ibu kota Negara Suriah. Kota ini merupakan salah satu kota kota yang dahulu dikenal dengan nama Negeri Syam, Negeri Syam ini pada hakikatnya meliputi empat Negara Suriha, Yordania, Palestina, dan Lebanon, tetapi sekarang telah dipecah kerajaan Eropa. Namun meskipun telah terpisah Suriah masih kuat dan disebut-sebut sebagai Negeri Syam terakhir karena terdapat ibu kota Damaskus.

23 Istakhr adalah sebuah kota kuno yang berada di Provinsi Fars, Iran Selatan, merupakan kota yang maju pada masa kekuasaan wangsa Persia Akhemenia

24 Kabul adalah ibu kota Negara Afghanistan, yang merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Selengkapnya lihat di https://www.google.co.id/url?q=http://

m.tribunnews.com/internasional/2017/07/27/Kabul-ibu-kota-afghanistan-yang-berdiri- kembali-pasca-

konflik&sa=U&ved=OahUKEwiQ5LWZsdjVAhUVSI8KHSFIDt4QFggsMA4&usg=AFQj CNELLi1pnaZKfqZGJB223vXP90_fAw, diakses 14 Agustus 2017

adalah sebulan perjalanan bagi orang yang berjalan cepat, dan jarak antara Istakhr dan Kabul adalah sebulan perjalanan pula.25

Anugerah Allah lainnya yang diberikan kepada Nabi Sulaiman adalah kemudahan mencairkan tembaga seperti lilin sehingga mudah dibentuk menurut keinginan. Dan anugerah yang lain yang diberikan kepada Nabi Sulaiman adalah menundukkan jin untuk bekerja membuat apa saja yang diinginkan beliau. Jin-jin itu selalu taat dan patuh mengikuti apa yang diperintahkan Nabi Sulaiman.26

Kemudian Allah menjelaskan apa saja yang menjadi tugas-tugas mereka, seperti membangun gedung-gedung yang tinggi sebagai benteng-benteng atau tempat ibadah, dan patung-patung untuk hiasan bukan untuk disembah, dan piring-piring27 yang besarnya seperti kolam-kolam air dan periuk-periuk28 yang tetap berada di atas tungku, tidak dapat digerakkan karena besar dan beratnya.29

Selanjutnya Allah memerintahkan kepada Nabi Sulaiman sebagai keluarga Nabi Daud untuk bersyukur atas nikmat yang besar dan kedudukan yang tinggi yang telah dilimpahkan Allah.

Mensyukuri nikmat Allah tidak hanya sebuah ucapan, tetapi harus diiringi dengan amal saleh dan mempergunakan nikmat itu untuk hal- hal yang diridhai Allah.

25 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsirnya, Jilid 8, h. 75

26 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsirnya, Jilid 8, h. 76

27 Piring atau wadah tempat makanan, ia juga digunakan dalam arti wadah atau sumur kecil yang menampung air. Wadah atau piring-piring itu sangat besar, sehingga dilukiskan seperti al-jawabi yaitu jamak dari dari kata jabiyah yakni kolam yang luas dan dalam, lihat selengkapnya di M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 10, h. 359

28Periuk adalah tempat untuk memasak. Ia sangat besar sehingga tidak dapat digerakkan. Periuk-periuk ini digunakan untuk memasak makanan pasukan tentara Nabi Sulaiman dalam perjanjian lama, lihat selengkapnya di M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 10, h. 359

29 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 11, h. 358

Ada satu riwayat oleh al-Tirmidzi yang mengatakan bahwa Nabi saw pernah naik mimbar dan membaca ayat ini, sesudah itu beliau bersabda: “Ada tiga sifat bila dipunyai oleh seseorang berarti ia telah diberi karunia seperti karunia yang diberikan kepada keluarga Nabi Daud, lalu ada yang bertanya kepada beliau, sifat-sifat apakah itu?, “Rasul menjawab, yang pertama: berlaku adil, baik dalam keadaan marah maupun senang. Kedua: selalu hidup sederhana baik di waktu miskin maupun kaya. Ketiga: selalu takut kepada Allah baik di waktu sendirian maupun di hadapan orang banyak”. Allah mengiringi perintah-Nya agar Nabi Sulaiman bersyukur atas nikmat yang diterimanya dengan menjelaskan bahwa sedikit sekali seorang hamba bersyukur kepada Allah atas nikmat dan anugerah yang telah diberikan. 30



















“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakiNya”. (QS.

Shâd [38]: 36) Penafsiran Ayat:

Ayat ini juga menjelaskan tentang anugerah yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman. Yaitu Allah menundukkan angin untuk Nabi Sulaiman, beliau dapat memerintahkan ke arah mana saja yang Nabi Sulaiman inginkan. Dan angin berjalan dengan lembut menuruti perintahnya.31

30 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsirnya, Jilid 8, h. 76-77

31 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Juz 23, h. 224

Dalam QS. Saba` 32 juga menyatakan bahwa Allah menundukkan angin untuk Nabi Sulaiman. yang kecepatan perjalanannya di waktu pagi sama dengan kecepatan perjalanan yang ditempuh orang berjalan selama sebulan, dan perjalanan sore juga sama dengan perjalanan sebulan.33

Angin memiliki dua sifat yaitu, ar-Rakha (lembut) pada ayat ini tidak bertentangan dengan ´Âshifah (berhembus kencang) pada ayat lain:







“Dan (telah kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya”. (QS. Al-Anbiyâ [21]: 81)34

Quraish Shihab mengemukakan bahwa ayat itu tidak bertentangan dengan ayat surah Shaad, karena kedua ayat tersebut bermakna bahwa Nabi Sulaiman atas izin Allah swt dapat mengendalikan angin, sesuai kebutuhan dan perintah beliau. Misalnya ketika beliau akan melakukan perjalanan dengan perahu bersama pasukannya dan membawa barang-barang, Nabi Sulaiman berdoa kepada Allah agar angin berhembus kencang dan mempercepat perjalanan. Dan ketika beliau memerintah angin agar berhembus tidak kencang, maka angin akan menuruti perintahnya.35

32 Baca QS. Saba` [34]: 12

33 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 11, h. 385

34 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Juz 23, h. 224

35 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 11, h. 386



















































“Dan (kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam”. Dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami; Maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungan jawab. Dan Sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi kami dan tempat kembali yang baik”. (QS. Shâd [38]: 37-40)

Penafsiran Ayat:

Dalam ayat sebelumnya menerangkan tentang anugerah yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman yaitu dapat mengendalikan angin, lalu ayat ini juga masih menjelaskan anugerah Allah yang lain yang dilimpahkan kepada Nabi Sulaiman yaitu menundukkan jin.

Allah menundukkan jin untuk Nabi Sulaiman agar patuh terhadap perintah yang dikehendaki beliau.

Nabi Sulaiman mempekerjakan setan-setan untuk membangun bangunan-bangunan raksasa, seperti mihrab-mihrab, patung-patung, kuali-kuali yang besarnya seperti gunung, dan pekerjaan lainnya yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. Setan-setan itu ada yang dipekerjakan sebagai penyelam di dalam laut untuk mengeluarkan apa yang ada di dalamnya seperti, mutiara-mutiara, permata-permata, dan berbagai macam lainnya yang tidak dijumpai kecuali di dalam laut.36

Dan setan-setan yang membangkang dan sulit diatur, dan tidak mau menuruti apa yang diperintahkan oleh Nabi Sulaiman, maka

36 Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir, Juz 23, h. 297

mereka dihukum dengan diikat dan dibelenggu agar keburukan mereka dapat dihindari, dan sebagai pelajaran bagi yang lain.37

Allah menganugerahkan kepada Nabi Sulaiman sekian banyak nikmat antara lain kerajaan besar, kekayaan, dan kekuasaan atas suatu alam yang tidak pernah dikuasai oleh siapa pun. Ini adalah pemberian khusus dari Allah kepada Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman dapat memberi siapa pun yang beliau kehendaki dan tidak memberikan kepada mereka yang tidak dikehendaki oleh Nabi Sulaiman.38

Allah swt akan menempatkan Nabi Sulaiman as dalam surga- surga yang penuh kenikmatan, serta memberikan penghormatan dan pengagungan. Maksudnya sebagaimana kebahagiaan yang di dapat Nabi Sulaiman di dunia, maka beliau juga akan memperoleh kebahagiaan di akhirat. Dan akan mendapatkan ridha Allah dan kehormatan yang besar dari-Nya.39

Dokumen terkait