E. SALURAN PENGADUAN
1. NIB;
2. Sertifikat Standar (Pernyataan Mandiri/Self Declaration Pelaku Usaha) atas pemenuhan Standar Usaha Perawatan dan Perbaikan Kapal;
3. Izin lokasi;
4. Persyaratan umum:
- Memiliki bukti kepemilikan tempat usaha/sewa minimal selama 2 (dua) tahun, peralatan kantor, sarana dan prasarana internet, serta peralatan keselamatan.
5. Persyaratan Khusus Usaha Pelaku usaha melakukan pemenuhan persyaratan khusus, yaitu:
1. Tenaga ahli:
a. sekurang-kurangnya 1 (satu) orang atau S-1 (sarjana strata satu) Teknik Perkapalan atau Teknik Sistem Perkapalan dengan pengalaman kerja sekurang- kurangnya 5 (lima) tahun;
b. sekurang-kurangnya 1 (satu) orang tenaga ahli mesin/ mesin kapal/ kelistrikan kapal berijazah D-III (Diploma tiga) atau yang sederajat dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun; dan
c. sekurang-kurangnya 1 (satu) orang tenaga ahli pengelasan dengan sertifikat khusus dengan pengalaman kerja sekurang- kurangnya 5 (lima) tahun.
2. Memiliki dan/atau menguasai peralatan dan/atau perlengkapan perbaikan dan perawatan kapal sesuai dengan kebutuhan kegiatannya sesai dengan standar dan ketentuan yang berlaku;
3. Memiliki dan/atau menguasai peralatan dan/atau perlengkapan keselamatan kerja sesuai dengan standar.
4. Peralatan perawatan dan perbaikan kapal sebagaimana yang dimaksud pada butir 3 (tiga) minimal berupa:
a. Kompresor;
b. Genset;
NO REPARASI KAPAL, PERAHU DAN BANGUNAN TERAPUNG KBLI 33151
c. Peralatan pengecekan permesinan;
d. Mesin Bor;
e. Gerinda Tangan;
f. Mesin Las;
g. Peralatan Pengecatan;
h. Peralatan pengecekan alat komunikasi; dan
i. Peralatan pengecekan alat navigasi.
5. Surat rekomendasi dari penyelenggara pelabuhan setempat tentang keseimbangan penyediaan dan permintaan usaha perawatan dan perbaikan kapal berdasarkan jumlah kunjungan kapal yang berkegiatan di pelabuhan setempat.
6. Sarana 1. Menempati tempat usaha, berupa milik sendiri ataupun sewa (domisili sesuai dengan izin lokasi dari OSS);
2. Jumlah dan kapasitas peralatan perawatan dan perbaikan kapal yang disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan perawatan dan perbaikan kapal di pelabuhan setempat.
7. Struktur Organisasi SDM dan
SDM Paling sedikit terdiri dari:
1. Direktur;
2. Komisaris;
3. Tenaga Ahli di bidang usaha perawatan dan perbaikan kapal;
4. Tenaga Teknisi elektro/mesin.
8. Pelayanan Pelayanan perawatan dan perbaikan kapal:
1. perawatan kapal yang dilakukan di atas garis air tanpa membahayakan keselamatan,
2. pemeriksaan bagian bawah garis air yang dilakukan dalam kondisi terapung diatas air dapat dilakukan dengan metode Under Water Survey;
3. mengukur;
4. menimbang;
5. membuat catatan mengenai muatan untuk kepentingan pemilik muatan dana tau pengangkut
6. perbaikan dan perlengkapan kapal;
7. perbaikan bangunan atas kapal;
8. perbaikan atau perawatan perbaikan permesinan di atas kapal;
9. perbaikan atau perawatan peralatan navigasi kapal;
10. perbaikan atau perawatan peralatan radio kapal; dan atau 11. perbaikan atau perawatan
NO REPARASI KAPAL, PERAHU DAN BANGUNAN TERAPUNG KBLI 33151
peralatan keselamatan kapal saat floating.
9. Persyaratan Layanan 1. Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP) yang ditetapkan oleh pemerintah;
2. Menerapkan prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan dan hidup berdampingan (coexistence), serta prinsip efektifitas pelayanan dengan prinsip saling menguntungkan antar para pelaku usaha di pelabuhan;
3. Memenuhi standar keselamatan kegiatan perawatan dan perbaikan kapal yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pelabuhan;
4. Menggunakan peralatan perawatan dan perbaikan kapal yang memenuhi standar sesuai ketentuan yang berlaku;
5. Memiliki surat penunjukan dari pemberi kerja kepada pelaksana perawatan dan perbaikan kapal.
10. Sistem Manajemen Mutu 1. Perusahaan perawatan dan perbaikan kapal yang melaksanakan kegiatan perawatan dan perbaikan kapal wajib memiliki sistem manajemen mutu yang terstandar dan menerapkan dalam organisasi perusahaan.
2. Sistem manajemen mutu sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu), minimal mencakup:
a. perizinan;
b. organisasi;
c. persyaratan tenaga ahli;
d. tanggung jawab manajemen usaha perawatan dan perbaikan kapal;
e. program pembekalan dan pengembangan pengetahuan sumber daya yang akan ditempatkan;
f. verifikasi, internal audit, dan tinjauan manajemen;
g. kesiapan menangani keadaan darurat;
h. pelaporan dan analisa ketidaksesuaian dan perselisihan yang timbul;
i. prosedur penyampaian keluhan (complaint) pemilik barang dan penanganannya;
j. penetapan suatu sistem perlindungan terhadap kesehatan, pengobatan, kesejahteraan dan jaminan sosial; dan
NO REPARASI KAPAL, PERAHU DAN BANGUNAN TERAPUNG KBLI 33151
k. pendokumentasian.
3. Sistem manajemen mutu perawatan dan perbaikan kapal yang dilakukan oleh perusahaan perawatan dan perbaikan kapal, wajib dilaporkan kepada Bupati/Walikota untuk mendapat persetujuan sebagai pedoman perusahaan dalam menjalankan kegiatan perawatan dan perbaikan kapal dengan memperhatikan hasil pertimbangan evaluasi dari penyelenggara pelabuhan setempat.
4. Perusahaan perawatan dan perbaikan kapal wajib menyampaikan laporan internal audit dan pemutakhiran dokumen persyaratan kepada Bupati/Walikota dan penyelenggara pelabuhan setempat setiap 2 tahunan.
5. Perusahaan perawatan dan perbaikan kapal wajib membantu dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk pemeriksaan dan verifikasi.
11. Penilaian Kesesuaian dan
Pengawasan A. MENENGAH RENDAH (MR):
Verifikasi dilakukan dalam ranah pengawasan, setelah terbitnya Sertifikat Standar (Pernyataan Mandiri/Self Declaration Pelaku Usaha) atas pemenuhan Standar Usaha Perawatan dan Perbaikan Kapal dari OSS (post audit).
B. PENGAWASAN
1. Menteri/Bupati/Walikota melalui instansi terkait dan penyelenggara Pelabuhan melaksanakan pengawasan perizinan berusaha sesuai dengan kewenangannya.
2. Menteri/Bupati/Walikota melalui instansi terkait dan penyelenggara Pelabuhan menunjuk Pejabat dan/atau pegawai yang berkompeten melakukan pemeriksaan pemenuhan standar usaha melalui mekanisme pengawasan (post-audit).
3. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada butir 2 (dua), bertujuan untuk:
a. memastikan kepatuhan Pelaku Usaha terhadap standar yang berkaitan dengan kegiatan usaha; dan b. mengumpulkan data, bukti,
NO REPARASI KAPAL, PERAHU DAN BANGUNAN TERAPUNG KBLI 33151
dan/atau laporan terjadinya
bahaya terhadap
keselamatan, kesehatan, lingkungan hidup, dan/atau bahaya lainnya yang dapat
ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan usaha.
4. Pengawasan dilakukan secara:
a. rutin; dan/atau b. insidentil.
5. Pengawasan rutin sebagaimana dimaksud pada butir 4 (empat) huruf a, dilakukan berdasarkan:
a. laporan Pelaku Usaha;
dan/atau
b. inspeksi lapangan.
6. Pengawasan insidentil sebagaimana dimaksud pada butir 4 (empat) huruf b, dilakukan berdasarkan:
a. laporan dan/atau pengaduan dari masyarakat;
b. kebutuhan data realisasi kegiatan usaha pada proyek prioritas Pemerintah;
dan/atau
c. kebutuhan pemerintah lainnya yang ditetapkan sesuai peraturan perundang- undangan.
7. Laporan Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud butir 5 (lima) huruf a, merupakan informasi yang disampaikan Pelaku Usaha kepada Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah mengenai perkembangan kegiatan usaha dan/atau kepatuhan Pelaku Usaha terhadap standar serta informasi lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha.
8. Informasi sebagaimana dimaksud pada butir 7 (tujuh), dilakukan secara elektronik dengan mengedepankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan data sharing.
9. Inspeksi Lapangan sebagaimana dimaksud pada butir 5 (lima) huruf b, dalam bentuk kunjungan fisik atau melalui virtual untuk melakukan:
a. pemeriksaan administratif dan fisik atas pemenuhan standar;
b. pengujian; dan/atau
c. pembinaan dalam bentuk
pendampingan dan
NO REPARASI KAPAL, PERAHU DAN BANGUNAN TERAPUNG KBLI 33151
penyuluhan.
C. PELAKSANA PENGAWASAN