BAB III KONSEP NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KISAH NABI NUH AS
C. Tafsir Al-Misbah
1. Nilai- Nilai Pendidikan Akidah
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dalam keadaan mereka adalah orang-orang yang zalim. Ma- ka Kami selamatkan Nuh bersama penumpang bahtera itu dan Kami menjadikan- nya pelajaran bagi semesta alam”.12
Setelah ayat-ayat yang lalu berbicara tentang cobaan, ujian dan siksaan, serta menguraikan betapa kuasa dan luas ilmu Allah, ayat-ayat berikutnya mem- berikan contoh yang dialami oleh para nabi dan umatnya menyangkut ujian serta ketabahan kaum beriman. Ada tujuh contoh yang dikemukakan dan yang terga- bung dalam kelompok ini.13 Tiga yang pertama yaitu kisah nabi Nuh As. Ibrahim As. dan Luth As. menguraikan ujian dan cobaan yang mengakibatkan keselama- tan bagi sebagaian yang diuji dan bencana bagi lainnya. Sedang empat yang lain kesemuanya mengakibatkan kebinasaan yang diuji. Di sini dapat diketahui bahwa ayat sebelum ayat ini membicaran tentang ujian dan cobaan yang mengakibatkan pada kebinasaan.
Dalam ayat ini menyatakan: “Dan Kami bersumpah bahwa sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh As. kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka terhitung sejak Kami mengutus saya menjadi Nabi selama seribu tahun kurang li-
12 al- Qur`an, 29: 14-15.
13 Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol 10, 457.
ma puluh tahun.14 Selama itu, Nuh As. mengajak dan menuntun kaumnya dengan berbagai cara dan selama itu hampir semua mereka membangkang dan durhaka, maka mereka yang durhaka itu ditimpa banjir besar, dalam keadaan mereka ada- lah orang-orang zalim yang mencapai puncak kezaliman terhadap Allah Swt. dan Rasul-Nya.
Sebelum datangnya air bah itu, Kami telah perintahkan Nuh As. untuk membuat bahtera. Maka ketika tanda-tanda taufan itu akan melanda, Kami perin- tahkan Nuh As. bersama kaum beriman dan makhluk-makhluk yang dipilihnya untuk menumpang, lalu Kami selamatkan Nuh As. bersama penumpang- penumpang bahtera itu dan Kami menjadikannya yakni peristiwa itu pelajaran ba- gi semesta alam yakni umat manusia. Kisah Nuh As. telah diuraikan dengan pan- jang pada surah Hu>d. Di sini penambahan yaitu bahwa beliau berada di tengah kaumnya selama 950 tahun. 15 Masa itu adalah masa beliau berdakwah di tengah kaumnya, bukan masa hidup beliau yaitu sebelum diangkat menjadi Nabi dan se- telah keselamatan dari air bah itu beliau masih hidup. Dari sinilah dapat dipetik hikmah yang diberikan Allah Swt. dahsyatnya anugerah dan nikmat Allah Swt.
yang diberikan kepada hambanya.
᷃᷃᷃᷃᷃
Artinya : “Dan sesungguhnya demi, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya:
“Sesungguhnya aku terhadap kamu adalah pemberi peringatan yang nyata. Jan- ganlah kamu menyembah selain Allah Swt. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang sangat menyakitkan.”16
Al-Biqa'i menulis tentang hubungan ayat ini dengan ayat-ayat lalu bahwa setelah selesai dengan jelas uraian yang lalu sambil mengakhirinya dengan doron- 14
Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol 10, 458.
15 Ibid., 459.
16 al- Qur`an, 11: 25-26.
39
gan untuk mengingat dan mengambil pelajaran, sedang sebelumnya telah dising- gung tentang kitab suci Nabi Musa As. maka seketika itu lahir keinginan untuk mengetahui lebih lanjut tentang keadaan beliau dan serta rasul-rasul yang lain.17 Mengesakan Allah Swt. serta tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun adalah pendidikan yang paling dasar diberikan kepada anak. Sudah men- jadi kewajiban orang tua untuk mengarahkan anak terhadap jalan yang lurus seba- gai hamba yang wajib melakukan perintahnya dan menjauhi laranganNya, juga keadaran individu tentang kedudukan iman yang sangat penting dalam kehidupan.
Karena dengan iman apapun yang dilakukan akan dihitungan sebagai amal se- dangkan jika tanpa iman maka sehebat apapun tidak akan dihitung sebagai amal kebajikan.18 Ketika mengerjakan segala hal dengan niat yang baik dan ikhlas ma- ka akan terbalaskan dan di hitung sebagai amal bagi setiap manusia yang melaku- kan.
Barang siapa yang mempersekutukan Allah Swt. maka sungguh ia telah berbuat dosa besar, itu adalah kata yang diucapkan nabi Nuh As. kepada kaum- nya, tetapi menggunakan bahasa yang baik, dalam artian tidak memaksa. dalam hal ini Nuh berkata sembahlah Allah Swt. seperti yang tercantum di al-Qur`an su- rah al-A’ra>f ayat 59.19 Allah Swt. akan mengampuni semua dosa hambanya yang bertaubat kecuali dosa syirik, karena Allah Swt. sangat membenci orang yang menyekutukanNya, maksudnya adalah bukan berarti Allah Swt. gila akan semba- han hanya menginginkan hambanya untuk bertakwa, karena tidak ada yang patut di sembah kecuali Allah Swt. Nabi Nuh As. hanya mengabarkan kepada kaumnya
17 Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol 6, 229.
18 Sufrin Efendi Lubis, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Kisah Nabi Nuh As,” Fitrah: jurnal Ka- jian Ilmu-ilmu KeIslaman, 1 Juni, 2017), 27.
19 Imam Ibnu Kasir, Tafsir Ibnu Kasir, terj. M Abdul Ghoffur, et al., 398-399.
untuk mengesakan Allah Swt. dan tidak berbuat syirik karena semua tindakan manusia akan di minta pertanggng jawaban.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu Kasir dalam tafsirnya. yang memilik makna, dari Azab di hari kiamat jika kalian bertemu dengan Allah Swt. dan kalian masih dalam keadaan menyekutukanNya.20
b. Bertakwa Kepada Allah, Rasul-Nya dan Hari Pembalasan
Ketakwaan manusia hanya bisa diakui jika benar-benar tunduk kepada Al- lah Swt, menjalani semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya untuk men- dapatkan Ridha Allah Swt. Nabi Nuh As. menyuruh kaumnya untuk taat kepa- danya yaitu menerima apa yang dibawanya sebagai utusan Allah Swt. dan melak- sanakan segala perintahnya. Dalam tafsir Ibnu Kasir “Tinggalkan semua yang di- haramkan dan janganlah berbuat dosa kepadaNya”.21 Ketakwaan Nabi Nuh As.
sebagai hamba Allah Swt. sangatlah tinggi, maka Allah Swt. mengangkat Nabi Nuh As sebagai Nabi dan Rasul yang pertama kali untuk menuntun semua umat ke jalan yang Allah Swt. Ridhai. Oleh karena itu Allah Swt. berfirman dalam al- Qur`an :
Artinya :”Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya: ”Perin- gatkanlah kaummu sebelum datang kepada mereka siksa yang pedih.” Nuh berka- ta : ”Hai kaumku, sesungguhnya aku untuk kamu adalah pemberi peringatan yang menjelaskan. Sembahlah Allah Swt. bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepada- ku, niscaya Allah Swt. akan mengampuni sebagian dosa-dosa kamu dan men- ganggukkan kamu sampai ke waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Al- lah Swt. apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengeta- hui.”22
20 Ibid., 399.
21 Imam Ibnu Kasir, Tafsir Ibnu Kasir, terj. M Abdul Ghoffar et al. jilid 8, 296.
22 al- Qur`an, 71: 1-4.
41
Ayat di atas dalam tafsir Al-Misbah, ayat ini adalah awal dimulai menya- takan kerasulan Nabi Nuh As. awal dimana menjadi pembuka surah sebagai per- tanda isyarat bahwa beliau adalah seorang Rasul pertama dari rasul-rasul Allah Swt. Di samping itu pernyataan ini berfungsi sebagai pelurus kekeliruan kaum musyrikin Mekah yang menolak kerasulan Nabi Muhammad Saw. dengan alasan bahwa beliau adalah manusia juga. Tertunjuk dalam kalimat ”Sesungguhnya Kami telah mengutus Nabi Nuh As. sebagai Rasul pertama kepada akan ancaman Allah atas kekufuran dan kemusyrikan mereka sebelum datang kepada mereka siksa yang pedih.23 Dari penjelasan tersebut bahwa Nuh As. adalah rasul pertama yang telah diperintahkan Allah Swt untuk menyeru kepada kaumnya untuk menyembah Allah Swt. bertakwa serta taat Allah Swt. jika tidak maka Allah Swt. akan me- nimpakan siksa yang amat pedih dan menyiksa.
Terdapat dalam kata
” ”
nadhi>run mubi>nun yang bermakna pem-beri peringatan yang menjelaskan mengandung makna bahwa kedudukan nabi Nuh As. sebagai pemberi peringatan sangat jelas dan peringatan-peringatan beliau sangat gamblang, sehingga seakan-akan peringatan itu sendiri yang berfungsi se- bagai pemberi penjelasan menyangkut kandungannya.24
Nuh As. dalam membawa peringatan dengan jelas bahkan dari peringatan itu sendiri bisa membahasakan dengan sendirinya, karena Allah Swt sangat men- ginginkan hambanya yang bertakwa dan bisa memberikan kemaslahatan di muka bumi bukan sebagai penghancuran.
Ayat ketiga, menurut Thabathaba'i sebagai mengandung tiga prinsip po- kok akidah keagamaan. Perintah menyembah Allah berarti perintah mengesakan- 23
Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol 14, 457-458.
24 Ibid., 458.
nya, perintah bertakwa berarti perintah mempercayai hari kemudian di mana akan ada perhitungan atas amal-amal manusia, maka ketakwaan yang diajarkan agama akan muncul, yakni rasa takut yang mendorong seseorang beramal saleh dan menghindari amal-amal buruk. Sedang perintah untuk taat kepada beliau adalah keyakinan akan kenabian.25 Dari sini dapat dijelaskan bahwa dalam pendidikan akidah mengajarkan tiga prinsip yang dipegang sebagai pegangan hidup, seba- gaimana yang dijelaskan diatas.
Kata ( ) min pada kalimat
(
) min dhunu>bikum dipahamioleh sebagian ulama dalam arti sebagian. Menurut Al-Biqa'i, sebagian dari dosa- dosa yang diampuni itu adalah dosa-dosa yang mereka kerjakan sebelum beriman termasuk syirik, dan dosa-dosa kecil yang mereka lakukan sesudah beriman yang dijanjikan Allah untuk diampuni dengan beramal saleh. Sedangkan dosa-dosa yang lain seperti syirik maka dikembalikan lagi kepada kebijaksanaan-Nya.26 Bisa juga diartikan bahwa dosa-dosa yang manusia kepada Allah Swt. diampuni se- dangkan dosa-dosa terhadap sesama manusia bisa jadi dikembalikan kepada kebi- jakan-Nya. Sedangkan menurut sebagian ulama kata min sebagai sisipan saja se- hingga bahwa dosa yang dilakukan sebelum masuk agama Allah Swt. diampuni- Nya.
Orang yang mengakui menaati Allah Swt. dan Rasulnya paling tidak harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a) Rajin beribadah kepada Allah Swt.
b) Selalu mensyukuri nikmat yang Allah Swt berikan.
c) Memiliki rasa takut kepada Allah Swt.
25 Ibid., 459.
26 Ibid., 459.
43
d) Menjauhkan diri dari perbuatan yang dibenci Allah Swt.
e) Beramal sesuai dengan apa yang ada di dalam Al-Qur`an dan Hadis f) Menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari.
Umat nabi Nuh As. tidak mau mengikuti ajaran yang di bawa atas dasar perintah Allah Swt. umatnya malah menentang ajakan untuk menyembah Allah Swt. serta menyekutukan dengan lainnya, hal ini merupakan bentuk pelanggaran yang mengundang murka Allah Swt. dan berkahir dengan azab yang dahsyat.
Dalam tafsir Ibnu Kasir, surat Nuh ayat 2-4 menjelaskan dan menangguh- kan sampai pada waktu yang ditentukan yakni memperpanjang umur kalian dan menunda ditimpakanya, pasti dia akan menimpakannya kepada kalian dan firman Allah Swt. yang berbunyi sesungguhnya apabila telah datang ketetapan Allah Swt. tidak dapat ditangguhkan, seandainya kamu mengetahui.27 Maksudnya ada- lah kalian bersegeralah untuk berbuat taat sebelum penderitaan itu didatangkan, karena jika Allah Swt. telah memerintahkan penimpaan itu, niscaya tidak akan ada yang bisa menolak dan menahan, sebab Dia Maha Agung. Tuhan yang men- guasai segalan sesuatu yang Maha Perkasa, karena Keperkasaannya semua mak- hluk tunduk kepada Allah Swt.
Janji Allah Swt. kepada orang kafir jika mereka mau beriman kepada-Nya maka Allah Swt. tidak akan menurunkan azab kepada mereka akan tetapi jika me- reka terus menerus melakukan perbuatan yang di benci maka berikan kabar ten- tang adanya hari pembalasan yang tidak ada satu orangpun yang bisa menolaknya.
27 Kasir, Tafsir Ibnu Kasir, terj. M. Abdul Ghoofur, 296.
2. Nilai- Nilai Pendidikan Akhlak