• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBJEK GUGATAN I TIDAK MEMENUHI SYARAT FORMIL PENGAJUAN GUGATAN TATA USAHA NEGARA

Mahkamah Agung Republik Indonesia

B. OBJEK GUGATAN I TIDAK MEMENUHI SYARAT FORMIL PENGAJUAN GUGATAN TATA USAHA NEGARA

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 46 dari 130 halaman, Putusan Nomor: 150/G/TF/2022/PTUN.JKT

dialami oleh Pengugat. Sehingga gugatan Penggugat tidak memenuhi kriteria dari sebuah sengketa Perbuatan Melanggar Hukum oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan (Onrechtmatige Overheidsdaad). Dengan demikian, mohon Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan gugatan a quo tidak dapat diterima.

17. Bahwa berdasarkan dalil-dalil yang telah Tergugat I uraikan diatas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa Objek Gugatan I bukanlah Objek Sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam UU Peratun, UU 30/2014, SEMA 4/2016 dan PERMA 2/2019, sehingga sudah tepat apabila Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan gugatan a quo tidak dapat diterima.

B. OBJEK GUGATAN I TIDAK MEMENUHI SYARAT FORMIL

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 47 dari 130 halaman, Putusan Nomor: 150/G/TF/2022/PTUN.JKT

karena menjadi dasar dari syarat formil pengajuan gugatan. Bahwa dengan tidak jelasnya Keputusan/Tindakan Tergugat I sebagai Objek Gugatan I dan tidak adanya tanggal terbitnya Keputusan/Tindakan Tergugat I maka Objek Gugatan I menjadi tidak memenuhi syarat formil tenggang waktu pengajuan gugatan tata usaha negara.

4. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil Penggugat yang menyatakan Penggugat telah mengajukan upaya administratif kepada Tergugat I sehingga tidak memenuhi syarat formil pengajuan gugatan tata usaha negara.

5. Pasal 48 ayat (1) UU Peratun mengatur sebagai berikut:

Dalam hal suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara diberi wewenang oleh atau berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk menyelesaikan secara administratif sengketa Tata Usaha Negara tertentu, maka batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/administratif yang tersedia.

Dalam penjelasan Pasal 48 ayat (1) dijelaskan sebagai berikut:

“Upaya administratif adalah suatu prosedur yang dapat ditempuh oleh seorang atau badan hukum perdata apabila ia tidak puas terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara. Prosedur tersebut dilaksanakan di lingkungan pemerintahan sendiri dan terdiri atas dua bentuk.

Dalam hal penyelesaiannya itu harus dilakukan oleh instansi atasan atau instansi lain dari yang mengeluarkan keputusan yang bersangkutan, maka prosedur tersebut dinamakan "banding administratif.”

“…Dalam hal penyelesaian Keputusan Tata Usaha Negara tersebut harus dilakukan sendiri oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan keputusan itu, maka prosedur yang ditempuh tersebut disebut "keberatan".

Berbeda dengan prosedur di Peradilan Tata Usaha Negara, maka pada prosedur banding administratif atau prosedur keberatan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 48 dari 130 halaman, Putusan Nomor: 150/G/TF/2022/PTUN.JKT

dilakukan penilaian yang lengkap, baik dari segi penerapan hukum maupun dari segi kebijaksanaan oleh instansi yang memutus.

Dari ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan dapat dilihat apakah terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara itu terbuka atau tidak terbuka kemungkinan untuk ditempuh suatu upaya administratif.

Ayat (2)

Apabila seluruh prosedur dan kesempatan tersebut pada penjelasan ayat (1) telah ditempuh, dan pihak yang bersangkutan masih tetap belum merasa puas, barulah persoalannya dapat digugat dan diajukan ke Pengadilan.”

6. Pasal 1 angka 16 UU 30/2014 memberi definisi sebagai berikut:

Upaya Administratif adalah proses penyelesaian sengketa yang dilakukan dalam lingkungan Administrasi Pemerintahan sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan dan/atau Tindakan yang merugikan.”

7. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas bahwa Penggugat telah mengajukan upaya administratif terkait Objek Gugatan I kepada Tergugat I pada tanggal 22 April 2022 sesuai dengan ketentuan UU Peratun dan UU 30/2014.

8. Bahwa Penggugat tidak menjelaskan secara jelas dan konkret mengenai Keputusan/Tindakan Tergugat I mana dan tidak menjelaskan tanggal diterbitkannya Keputusan/Tindakan Tergugat I yang menjadi Objek Gugatan I. Bahwa tanggal diterbitkannya Keputusan/Tindakan Tergugat I harus dijelaskan secara konkret karena menjadi dasar dari syarat formil pengajuan gugatan. Bahwa dengan tidak jelasnya Keputusan/Tindakan Tergugat I sebagai Objek Gugatan I dan tidak adanya tanggal terbitnya Keputusan/Tindakan Tergugat I sehingga Penggugat tidak mempunyai dasar dalam mengajukan upaya administratif kepada Tergugat I.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 49 dari 130 halaman, Putusan Nomor: 150/G/TF/2022/PTUN.JKT

9. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil Penggugat yang menyatakan telah mengajukan gugatan sesuai dengan tenggang waktu upaya administratif sebagaimana disampaikan Penggugat dalam Bagian II Kewenangan Pengadilan pada angka 10 halaman 4 Gugatan.

10. Bahwa dengan tidak pernah diajukannya upaya administratif kepada Tergugat I sebagaimana telah Tergugat I uraikan diatas, maka Penggugat tidak memiliki dasar tenggang waktu pengajuan gugatan tata usaha negara sebagaimana yang didalilkan Penggugat.

11. Dengan demikian, Objek Gugatan I tidak memenuhi syarat formil dari gugatan tata usaha negara dimana gugatan tata usaha negara harus diajukan dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak diterbitkannya Keputusan/Tindakan Administrasi Negara. Oleh karena itu, sudah sepantasnya Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

C. PENGGUGAT TIDAK MEMILIKI KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL