BAB VI PENUTUP
B. SARAN
No Jenis Jumlah Kondisi
1 Asrama Santri 3 Baik
2 Dapur Umum 3 Baik
3 WC Asrama 18 Baik
Tabel 4.2 Sarana Tempat Tinggal/Asrama
Asrama Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa terdapat fasilitas lain seperti dapur umum dan WC asrama dengan kondisi yang baik, cukup luas dan sangat baik untuk digunakan santri.
c. Sarana Olahraga
No Jenis Jumlah Kondisi
1 Lapangan sepak bola 1 Baik
Tabel 4.3 Sarana Olahraga
Sarana olahraga yang ada di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah parapa hanya 1 jenis yaiu lapangan sepak bola yang berlokasikan di pondok putra dengan ciri-ciri lapangan memiliki tanah yang luas, bersih dan memiliki gawang dengan kondisi yang baik sehingga sangat memfasilitasi santri jika sedang bermain sepak bola.4
d. Jumlah santri
Program Jumlah santri (Putra)
Jumlah santri (Putri)
Keterangan
Tahfidz 101 116 Mukim
Takhassus 41 42 Mukim
Jumlah Santri 300 Santri
Tabel 4.4 Jumlah Santri
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dideskripsikan bahwa santri pada program tahfidz berjumlah 217 dengan rincian santri laki-laki berjumlah 101 orang dan santri perempuan berjumlah 116 orang. Adapun santri pada program takhassus berjumlah 83 dengan rincian santri laki-laki berjumlah 41 orang dan santri perempuan berjumlah 42 orang. Jadi jumlah keseluruhan santri di Pondok
4 Sumber data: Wawancara dengan Ummu Najih (Pengurus) Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur’an As-Sunnah Parapa pada tanggal 04 September 2023.
Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab. Takalar sebanyak 300 santri.5
d. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab. Takalar.
Tabel 4.5 Struktur Organisasi Tahun 2021/2024
Struktur Organisasi yang terdapat di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab. Takalar terdiri dari:
a. Pendiri pondok : Al-ustadz Khaidir Muhammad Sunusi b. Pimpinan pondok : Al-ustadz Zubair Sutarso S.Pd
c. Sekertaris pondok : Muhammad As'ad S d. Bendahara pondok : Ahmad
e. Pembina Asrama f. Guru
5 Sumber data: Wawancara dengan Utadzah Fatimah Khaidir Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur’an As-Sunnah Parapa pada tanggal 09 September 2023.
Pendiri Pondok Pesantren
(Khaidir Muhammad Sunusi)
Pimpinan Pondok
(Zubair Sutarso S.Pd)
Pembina Asrama
Santri
Sekretaris Pondok
(Muhammad As'ad S)
Bendahara Pondok
(Ahmad)
Guru
g. Santri
Struktur organisasi ini berjalan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Dan akan terjadi pergantian pengurus jika ada yang tidak sesuai dengan koridornya.
e. Waktu pembelajaran kitab kuning
Waktu pembelajaran kitab kuning mulai dilaksanakan pada pagi hari dari pukul 07.30-11.30 WITA dan di lanjutkan pada sore hari yakni pukul 16.30-17.30 dilanjutkan pada malam hari yakni pada pukul 20.00-21.45 WITA, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan selama 6 hari dalam sepekan, kecuali hari Jum’at karena di hari Jum’at adalah hari libur santri.6
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dinyatakan memang benar bahwa terdapat jadwal pembelajaran baca kitab kuning santri yang terlihat di papan jadwal santri, jadwal pembelajaran santri mulai pagi, sore dan malam seperti yang telah dipaparkan sebelumnya.
5. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha membentuk sumber daya manusia yang potensial dalam bidang pembangunan. Karenanya, pendidik merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang harus betul-betul melibatkan segala kemampuannya untuk ikut serta aktif dan menempatkan kedudukannya, sebagai tenaga pendidik yang professional sesuai tuntutan masyarakat yang sedang berkembang, dalam hal ini tugasnya bukan hanya semata-mata sebagai pendidik, tetapi sekaligus sebagai pembimbing yang dapat memberikan pengarahan dan menuntun peserta didik dalam proses pembelajarannya.
6 Sumber: Dokumen Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa terlihat pada tanggal 13 Agustus 2023.
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Guru mempunyai peranan yang amat luas, baik di sekolah, keluarga, maupun di masyarakat. Di sekolah guru berperan sebagai perancang atau perencana, pengelola pengajaran dan pengelola hasil pembelajaran peserta didik. Peran guru dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor), dan manajer belajar (learning manajer).
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa peran guru adalah suatu aktivitas dan tingkah laku yang dilakukan seorang guru dalam menjalankan hak dan kewajibannya sebagai pendidik seperti mengajar, melatih, membimbing dan manajer dalam belajar.
Keadaan guru yang mengabdikan diri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab. Takalar cukup representatif, baik dari segi kualitas maupun kuantitas personalnya, keadaan ini dapat dilihat dari kualifikasi pendidikan terakhir yang ditempuh oleh masing-masing guru.
Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumen dan informan yang relevan bahwa guru yang mengabdikan diri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab. Takalar berjumlah 14 orang dengan jabatan sebagai guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda.7
1. Kemampuan santri dalam membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab. Takalar
2. Metode yang digunakan dalam pembelajaran baca kitab kuning di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab.
Takalar
3. Implementasi pembelajaran baca kitab kuning di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab. Takalar.
Paparan data yang akan diuraikan pada sub-bab ini meliputi sajian data tentang temuan yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Data dan sumber data yang diperoleh dibatasi sesuai dengan fokus penelitian.
Sedangkan temuan penelitian berisi temuan-temuan yang diperoleh selama peneliti melakukan penelitian di lapangan.
1. Kemampuan santri dalam membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab. Takalar Berdasarkan informasi yang diperoleh santri memiliki latar pendidikan yang berbeda-beda oleh karena itu kemampuan santri dalam membaca kitab kuning berbeda-beda, sehingga peneliti dapat mengidentifikasi beberapa hal terkait kemampuan santri dalam membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab Takalar.
a. Kemampuan santri dalam mengkaji kitab kuning Seperti yang kemukakan oleh Hijrah Sabara bahwa:
Terdapat beberapa kitab yang dipelajari berdasarkan disiplin keilmuwannya.
Dan telah di ujikan pada jenis kitab syarhu hilyah thalabul ilmi santri telah mampu membacanya dengan benar dan telah mampu menentukan harakatnya.8
Hal ini juga kemukakan oleh Miriana bahwa:
Dalam membaca kitab kuning sangat penting untuk mengetahui kedudukan i’rab karena hal ini merupakan tingkat dasar dari pemula dalam membaca kitab
8 Hijrah Sabara, Pengajar Baca Kitab Kuning, Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 01
Agustus 2023.
kuning, dan pada dasarnya yang dibutuhkan dalam membaca kitab kuning adalah ilmu alat (nahwu dan sharaf) serta banyak menghafal mufradat.9
Dan juga dikemukakan oleh Muthmainnah bahwa:
Orang yang bersungguh-sungguh dalam mempelajari kaidah-kaidah baca kitab maka nantinya akan lebih mudah untuk bisa membaca kitab kuning.10
Adapun yang dikemukakan oleh santri yang tidak pernah mondok sebelumnya bahwa:
Terdapat kesulitan ketika membaca kitab dikarenakan minimnya pengetahuan terhadap kaidah-kaidah baca kitab serta ilmu alat (nahwu dan sharaf) yang menjadi pegangan atau bekal dalam membaca kitab kuning.11
Berdasakan wawancara diatas, dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti memang benar bahwa ada beberapa kitab yang mereka pelajari berdasarkan disiplin keilmuwannya yaitu kitab di bidang akidah, fikih dan adab.
Seperti yang terlihat di perpustakaan santri takhassus terdapat beberapa macam kitab. Dan kemampuan santri dalam membaca kitab kuning tentu berbeda, sebab ada santri yang belum paham kaidah sehingga belum mampu membaca kitab dan juga mengi’rab namun sebagian besar santri sudah mampu membaca kitab kuning dalam hal mampu membaca dengan harakat yang benar sesuai kaidah dan mampu menerjemahkan teks bacaan sehingga dapat memahami kitab yang dibaca, dan kemampuan santri dalam membaca kitab juga santri bisa mengi’rab kedudukan disetiap akhir kalimat hal ini telah dibuktikan pada saat pembelajaran baca kitab ketika santri diminta untuk maju kedepan dan baca kitab dihadapan ustadz dan santri sudah mampu membacanya dengan baik dan benar.
b. Jumlah santri yang mampu baca kitab kuning
Seperti yang kemukakan oleh Hijrah Sabara bahwa:
9 Aisyah Miriana, Santri Akhwat Takhassus, Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 18 September 2023.
10 Muthia Muthmainnah, Santri Akhwat Takhassus, Wawancara Via WhatsApp 18 September 2023.
11 Nisa Putri, Santri Akhwat Takhassus, Wawancara di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an
As-Sunnah Parapa Putri, Tanggal 28 Juli 2023.
Jumlah keseluruhan santri putri pada program takhassus berjumlah 42 orang dan 37 santri dikategorikan mampu dalam membaca kitab kuning dalam hal mampu membaca dengan harakat yang benar sesuai kaidah dan mampu menerjemahkan teks bacaan sehingga dapat memahami kitab yang dibaca.
Berdasarkan wawancara diatas, dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa memang benar dari jumlah keseluruhan santri takhassus sebanyak 42 orang dan 37 santri yang telah mampu membaca kitab kuning dengan indikator kemampuan santri dalam membaca kitab adalah santri mampu membaca satu paragraf dengan benar, mampu mengharakati teks kitab kuning, mampu menerjemahkan teks kitab kuning, mampu menerangkan isi teks kitab kuning, dan mampu menjelaskan i’rob pada setiap kalimat dengan benar.
c. Jumlah santri yang masih butuh bimbingan dalam membaca kitab kuning Seperti yang kemukakan oleh Hijrah Sabara bahwa:
Terdapat 5 jumlah santri yang masih butuh bimbingan dalam membaca kitab kuning. Namun telah diujikan untuk membaca satu/dua kitab mereka sudah bisa sedikit demi sedikit dan untuk mengetahui kemampuan mereka dalam membaca kitab yaitu pada saat santri maju memperdengarkan bacaannya karena setiap dari santri memiliki jadwal membaca kita dan sejauh ini mereka sudah bagus dalam membaca kitab.12
Berdasarkan wawancara diatas, hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti memang benar bahwa pada saat proses pembelajaran baca kitab kuning terdapat 5 santri yang belum mampu membaca kitab untuk itu mereka masih butuh dibimbing dalam artian santri masih mengalami kesulitan untuk membaca sehingga akan dibimbing khusus dengan ustadz.
d. Membangkitkan motivasi santri dalam belajar
Seperti yang kemukakan oleh Hijrah Sabara bahwa:
Memberikan motivasi pada mereka dalam menuntut ilmu terutama harus bersabar dalam belajar bahasa Arab, disampaikan juga nasihat-nasihat kepada santri bahwa pentingnya mempelajari bahasa Arab.13
12 Hijrah Sabara, Pengajar Baca Kitab Kuning, Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 01
Agustus 2023.
13 Hijrah Sabara, Pengajar Baca Kitab Kuning, Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 01
Agustus 2023.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa memang benar bahwa dalam proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan ustadz untuk membangkitkan motivasi santri yaitu dengan diberikan nasihat-nasihat seputar menuntut ilmu, diantaranya santri harus bersabar dalam belajar bahasa Arab dan juga mereka selalu diingatkan akan pentingnya belajar bahasa Arab.
e. Reaksi santri ketika tidak memahami materi
Seperti yang kemukakan oleh Hijrah Sabara bahwa:
Reaksi santri ketika tidak memahami materi adalah mereka bertanya langsung dan ketika belum memahami dengan baik maka guru menjelaskan ulang materinya.14
Berdasakan wawancara diatas, dari pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti memang benar bahwa pada saat proses pembelajaran baca kitab kuning berlangsung ada beberapa santri yang belum paham maka dia bertanya langsung kepada ustadz, dan ada santri yang segan atau malu untuk bertanya, maka ustadz langsung menyebut sesuai nomor urut mereka apakah dia sudah paham atau belum dan jika belum maka ustadz jelaskan ulang materinya.
2. Metode yang digunakan dalam pembelajaran baca kitab kuning di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara
Kab Takalar
Berdasarkan informasi yang diperoleh, peneliti dapat memaparkan bahwa di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Kab. Takalar menggunakan metode pembelajaran yang menopang keberlangsungan proses pembelajaran kitab kuning secara efektif. Sebagaimana yang dipaparkan oleh ustadz ketika mengajar kitab kuning.
a. Metode pembelajaran baca kitab kuning
14 Hijrah Sabara, Pengajar Baca Kitab Kuning, Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 01
Agustus 2023.
Seperti yang kemukakan oleh Hijrah Sabara bahwa:
Metode yang digunakan dalam mengajar baca kitab ini ada beberapa metode:
Pertama, Metode sorogan yaitu santri maju membaca kitab dan memperdengarkan bacaannya kepada guru, Adapun guru hanya menjelaskan isi dari kitab yang dibaca santri. Jika terdapat kesalahan dalam membaca maka guru mengoreksi bacaan tersebut dan menanyakan mengapa membacanya seperti ini.
Kedua, Metode hafalan yaitu santri yang belajar baca kitab diwajibkan untuk menghafal matan-matan yang dipelajari. Adapun matan yang telah selesai santri hafalkan yaitu matan kitab al-ajurrumiyyah dalam jangka waktu satu bulan mereka sudah hafal. Selanjutnya pada kitab hadis santri menghafalkan hadis arbain al-Nawawi, matan qowaidul arba’ dan kitab yang lainnya.
Ketiga, Metode halaqah dengan sistem muraja’ah, yaitu taip kali pembelajaran selesai santri diminta untuk membuat halaqah setiap ba’da isya, dengan jumlah halaqah 6 kelompok yang beranggotakan sebanyak 7 santri.15
Keempat, Metode pembiasaan dengan belajar mengajar, yaitu santri dilatih agar bisa mengajar dihadapan teman-temannya, dan sekarang ini santri takhassus diharuskan mengajar di santri-santri tahfidz karena memang posisinya santri takhassus ini dipersiapkan untuk siap mengajar dan untuk pembiasaan- pembiasaan ini maka digunakan metode belajar dan pada saat ini santri sudah mengajar dengan mengajarkan kitab nahwu dan sharaf. Itulah beberapa metode yang digunakan dalam mengajar baca kitab yang telah di sebutkan di atas, kami menggunakan beberapa metode tersebut karena kami sadar bahwa program takhassus ini tujuannya untuk mencetak santri yang akan siap menjadi pengajar baik dari kalangan akhwat maupun ikhwah.16
Berdasarkan wawancara diatas, dari hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti memang benar bahwa pada proses pembelajaran baca kitab ada empat metode yang digunakan yaitu, metode sorogan, metode hafalan, dan metode halaqah dengan sistem muraja’ah serta metode pembiasaan dengan belajar mengajar. Metode yang digunakan pada saat baca kitab hanyalah metode sorogan adapun metode hafalan hanyalah metode yang digunakan santri untuk membantu mereka dalam membaca kitab dengan menghafalkan matan kitab yang telah dipelajari, begitu juga dengan metode halaqah menjadi salah satu metode yang
15 Hijrah Sabara, Pengajar Baca Kitab Kuning, Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 04
Agustus 2023.
16 Hijrah Sabara, Pengajar Baca Kitab, wawancara, Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 04
Agustus 2023.
digunakan santri jika selesai belajar mereka membuat halaqah untuk memuraja’ah pelajarannya kembali, dan metode pembiasaan dengan belajar mengajar digunakan sebagai metode tambahan untuk melatih santri agar mampu dan terbiasa untuk mengajar dihadapan teman-temannya. Sehingga dapat dipahami bahwa terkadang guru dalam mengajar menggunakan metode yang berbeda-beda dalam proses pembelajaran hal ini juga terjadi pada pembelajaran baca kitab kuning yang berlangsung di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab. Takalar.
b. Pentingnya metode dalam pembelajaran
Berdasarkan informasi yang diperoleh, peneliti dapat memaparkan bahwa menggunakan metode pada saat proses pembelajaran sangatlah penting.
Seperti yang kemukakan oleh Hijrah Sabara bahwa:
Metode sangat penting sebab guru lebih banyak menjelaskan dan apabila terbiasa mengajar santri maka dia (santri) dapat melihat metode/cara secara praktis untuk melatih keahliannya dalam mengolah kata dan berfikirnya.
Metode juga merupakan suatu cara yang telah direncanakan dan dipersiapkan untuk kelangsungan dan keberhasilan dalam proses belajar mengajar agar dapat mencapai suatu tujuan, Seperti metode yang diterapkan dalam mengajar baca kitab.17
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa menggunakan metode dalam proses pembelajaran sangatlah penting karena metode adalah suatu cara yang telah dipersiapkan untuk keberlangsungan dan keberhasilan dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam menuntut ilmu. Seperti halnya sorogan hal ini guru dapat melihat secara langsung kemampuan santrinya dalam membaca kitab, guru dapat mengoreksi secara langsung kesalahan dari santrinya dan santri juga dapat memudahkan untuk berinteraksi secara langsung dengan gurunya, baik dalam hal menanyakan kalimat atau bacaan yang tidak dipahami atau yang masih butuh penjelasan.
17 Hijrah Sabara, Pengajar Baca Kitab Kuning, wawancara, Wawancara Via WhatsApp,
Tanggal 26 Agustus 2023.
c. Kelebihan dan kekurangan dari sebuah metode
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitupun dengan metode-metode yang digunakan dalam mengajar baca kitab kuning di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab. Takalar.
Seperti yang kemukakan oleh Hijrah Sabara bahwa:
Iya, betul sekali pada setiap metode tentunya masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan seperti:
1) Metode sorogan
Kelebihan dari metode sorogan yaitu: Ada interaksi individual antara ustadz dan santri, santri dapat bertanya langsung ketika ada yang belum dipahami, bacaan santri dapat dikoreksi langsung oleh guru/ustadz apabila ada yang salah, santri lebih dapat dibimbing dan diarahkan dalam pembelajaran, baik dari segi bahasa maupun pemahaman isi kitab, santri dapat dikontrol, diketahui perkembangan dan kemampuannya dalam membaca kitab.
Adapun kekurangan dari metode sorogan yaitu: Memakan waktu yang lama, santri yang belum maju membaca kitab di hadapan ustadz berpotensi ramai/gaduh, santri terkadang malu untuk bertanya, santri dipanggil secara acakan untuk maju ke depan sehingga menjadikan santri sangat gerogi ketika namanya yang dipanggil dan ada sebagian santri yang belum siap untuk maju membaca kitab.
2) Metode hafalan
Kelebihan dari metode hafalan yaitu: Santri lebih mudah untuk belajar karena dibantu dengan hafalan, membangkitkan rasa percaya diri, ilmu yang telah dipelajari santri tidak mudah hilang karena sudah dihafal, belajar dengan cara menghafal sangat membantu santri untuk memahami pelajaran ketika sedang mengkaji kitab.
Adapun kelemahan dari metode hafalan adalah sebagai berikut: Kadang- kadang jadwal hafalan berbenturan dengan kegiatan lain, biasanya santri malas dalam hal hafalan karena terlalu menuntut, apabila ada hafalan yang hilang maka akan menghambat hafalan lainnya, tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman santri terhadap materi, santri hanya cenderung pada menghafal saja tanpa memahami dengan baik materinya18 3) Metode halaqah dengan sistem muraja’ah
Kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut: Santri dapat mengulang pelajarannya kembali yang telah dikaji bersama ustadz, santri dilatih untuk bisa menjelaskan dihadapan temannya terkait materi yang dia pahami, terjadinya hubungan belajar mengajar antar sesama teman, santri lebih
18 Hijrah Sabara, Pengajar Baca Kitab Kuning,Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 04
Agustus 2023.
rileks mengajukan pertanyaan, tidak gerogi ketika disuruh maju atau membaca kitab.
Adapun kekurangan metode halaqah dengan sistem muraja’ah adalah:
Tidak diawasi langsung oleh guru, sebagian santri tidak terlalu serius karena yang mengajar adalah temannya sendiri, terkadang santri tidak disiplin ketika waktu belajar.
4) Metode pembiasaan dengan belajar mengajar
Kelebihan dari metode ini adalah: Santri dibiasakan untuk tampil di depan layaknya seorang guru, santri dibiasakan agar berani tampil, dapat melatih kemampuan santri dalam berfikir dan bertindak.
Adapun kekurangan dari metode pembiasaan adalah: Kurangnya percaya diri, ketika metode ini dilakukan secara berulang-ulang kadang menoton atau membosankan.
3. Implementasi pembelajaran baca kitab kuning di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab Takalar a. Konsep pelaksanaan pembelajaran kitab kuning
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai konsep pelaksanaan pembelajaran kitab kuning yang diberlakukan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa Galesong Utara Kab. Takalar. Berdasarkan hasil pengamatan dilihat bahwa pembelajaran kitab kuning yang diberlakukan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa adalah mempelajari kitab- kitab Arab dan kitab lainnya untuk mempelajari agama lebih dalam hal ini dimaksudkan agar para santri yang menimba ilmu dan mempelajari kitab kuning dapat memahami dan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari. Adapun hasil wawancara dengan para santri mengenai pelaksanaan pembelajaran kitab kuning sebagai berikut:
Pembelajaran kitab kuning dilakukan di mushallah namun terkadang juga di sakan tepatnya di gurfah takhassus, setelah kami selesai membaca kitab, ustadz kemudian menjelaskan serta menerjemahkan perkata lalu kami menulis arti di bawah tulisan Arab dengan bahasa Indonesia.19
Pada saat pembelajaran baca kitab dan beberapa santri yang sudah maju untuk memperdengarkan bacaannya kepada guru kami, maka ustadz menjelaskan arti dari kalimat yang dibaca kemudian kami mengharakati atau mentasykilnya karena kitabnya gundul dan hal itu agar memudahkan kami untuk muraja’ah
19 Muflihah, Santri Akhwat Takhassus,Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 18 Agustus 2023.
kembali, terkadang juga ustadz menjelaskan dengan memberikan nasihat kepada kami.20
Apabila pembelajaran selesai maka pada malam hari kami membuat halaqah bersama dengan santri lainnya untuk kembali memura’jah pelajaran yang telah dipelajari.21
Pada siang hari wajib untuk seluruh santri menghafal dan menyetor hafalan matannya kepada masing-masing ketua halaqah yang telah diamanahkan untuk menerima hafalan matan kami.22
Dari beberapa hasil wawancara diatas, berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti telah dilakukan memang benar bahwa bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran baca kitab kuning metode yang terimplementasi dalam pembelajaran baca kitab kuning adalah metode sorogan, metode hafalan dan metode halaqah dengan sistem muraja’ah yang dilaksanakan di pagi dan sore hari di mushallah dan pada malam hari di sakan/rumah. Pelaksanaan pembelajaran baca kitab kuning ini ustadz menjelaskan materi dan santri mentasykil serta memberi arti pada setiap mufradat yang disebutkan, dan sebagian santri menghafalkan mufradatnya, pada kegiatan lain santri menghafal matan kitab yang mereka pelajari dan santri membuat halaqah untuk muraja’ah pelajarannya kembali.
b. Bentuk pelaksanaan pembelajaran baca kitab kuning
Dalam bentuk pelaksanaan pembelajaran tidak keluar dari tiga bagian yaitu;
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan penutup. Seperti yang kemukakan oleh Hijrah Sabara bahwa:
Bentuk pelaksanaan pembelajaran baca kitab kuning meliputi tiga bagian, yaitu:
1) Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian santri agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan kegiatan yang dilakukan ustadz dan santri pada kegiatan pendahuluan dalam proses pembelajaran kitab kuning yaitu, ustadz
20 Aina Mardhiyah, Santri Akhwat Takhassus, Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 18
Agustus 2023.
21 Andi Wahyuni, Santri Akhwat Takhassus, Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 18 Agustus 2023.
22 Dwi Auliyah, Santri Takhassus, Wawancara Via WhatsApp, Tanggal 18 Agustus 2023.