BAB I PENDAHULUAN
Bagan 2 Bagan 2 : Alur Penelitian Tindakan Pembelajaran Membaca Pemahaman Melalui Pendekatan ProsesModel Simulasi Kreatif Siswa Kelas VII SMP
G. Analisis Data
2. Paparan Data Hasil Pelaksanaan Siklus I
. Sebagai langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti menggadakan diskusi dengan guru kelas VII dan kepala sekolah. Dalam hal ini peneliti mengusulkan untuk menyusun rencana tindakan dengan maksud untuk memperbaiki proses belajar mengajar agar kemampuan siswa dalam membaca pemahaman dapat meningkat. Cara yang dilakukan oleh peneliti adalah menjelaskan kepada guru kelas VII dan kepala sekolah untuk menggunakan pendekatan proses model simulasi kreatif, karena pendekatan proses model simulasi kreatif sangat relevan apabila digunakan dalam pembelajaran membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan tujuan dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.
Kemudian refleksi dan diskusi peneliti, guru kelas VII dan kepala sekolah menyetujui hasil diskusi, untuk merancang kembali rencana tindakan supaya dalam pembelajaran membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan proses model simulasi kreatif dapat menunjukan peningkatan yang signifikan.
a. Perencanaan Pembelajaran
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti, observer dan guru kelas VII secara kolaboratif menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses model simulasi kreatif pembelajaran membaca pemahaman. Perencanaan tersebut disusun dan dikembangkan berdasarkan program semester 2 perencanaan tindakan terdiri atas (1) Menentukan tema/topik pembelajaran, (2). Menentukan tujuan pembelajaran, (3). Menentukan langkah- langkah KBM, (4). Memilih bahan/Materi pelajaran, (5). Menyusun alat tes hasil belajar, dan (6). Menyusun format observasi aktivitas guru dan siswa.
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan siklus I ini mengambil materi pokok “Cerita Pendek ”. Dalam pembelajaran ini direncanakan dalam empat kali pertemuan dalam tiap siklus.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman melalui penerapan pendekatan proses model simulasi kreatif siswa kelas VII SMP PGRI Barembeng.
Untuk siklus I dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun secara kolaborasi oleh guru kelas, peneliti dan observer yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan proses model simulasi kreatif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, yang dilaksanakan dalam empat kali pertemuan tiap siklus.
Pertemuan silkus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Mei 2014, Pertemuan siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 Juni 2014, Pertemuan siklus III dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Juni 2014.
1). Data Hasil Penelitian Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Membaca Pemahaman melalui Penggunaan Pendekatan Proses Model Simulasi Kreatif Siklus I
Keberhasilan guru dan siswa dalam proses tindakan pembelajaran membaca diamati berdasarkan kemunculan indikator setiap aktivitas yang telah ditargetkan.
Keberhasilan pembelajaran siklus I dipaparkan dalam empat kali pertemuan. Data keberhasilan guru dan siswa dalam proses pembelajaran membaca pemahaman dikelompokkan dalam tiga tahap sesuai dengan tahapan pendekatan yang diterapkan yakni tahapan pendekatan proses model simulasi kreatif, yakni ketiga difokuskan pada tahap prabaca, saat baca, dan pasca baca diamati dengan menggunakan format observasi aktivitas guru dan format observasi aktivitas siswa a. Tahap Prabaca
Data keberhasilan guru pada tahap pra baca diamati melalui aktivitas guru mengadakan curah pendapat mengenai materi bacaan yang paling disenangi siswa, membimbing siswa memilih bacaan karangan yang sesuai dengan tema pelajaran, membimbing siswa mengembangkan materi dengan pertanyaan dan jawaban yang berkaitan materi pokok, membimbing siswa memilih bacaan berdasarkan materi pokok dan membimbing siswa dalam membaca.
Aktivitas siswa pada tahap ini diarahkan pada indikator yang menjadi target pembelajaran yakni siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran pada tahap pembelajaran, mengadakan curah pendapat, memilih materi bacaan, memprediksi bacaan, mengembangkan bacaan, dan memilih bacaan yang disenangi.
Aktivitas siswa pada tahap curah pendapat pada siklus I dikategorikan cukup. Aktivitas siswa pada tahap ini adalah melakukan curah pendapat untuk memunculkan materi bacaan yang mereka senangi bersama dengan guru. Pada
tahap ini hanya ada beberapa siswa yang aktif dan mampu mencurahkan pendapat dalam merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru secara emosional untuk memunculkan materi bacaan yang disenangi oleh siswa, pada tahap ini juga terdapat siswa yang kurang dan tidak mampu melakukan curah pendapat dan memberikan alasan yang jelas tentang materi pembelajaran dalam memunculkan bacaan yang disenangi siswa.
Pada tahap memilih materi bacaan, aktivitas siswa adalah aktif memilih bacaan yang sesuai berdasarkan hasil curah pendapat yang telah dirangkum bersama pada pembelajaran curah pendapat. Pada tahap ini siswa masih dalam kategori cukup karena hanya beberapa siswa yang aktif dalam memilih bacaan.
Pada tahap memprediksi bacaan dikategorikan cukup karena siswa tampak bingung memprediksi isi bacaan yang akan mereka baca.
Pada tahap mengembangkan bacaan aktivitas siswa adalah mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan berdasarkan materi pokok yang telah dipilih. Pada tahap ini guru memancing siswa dalam mengembangkan bacaan dengan memberikan pertanyaan pemahaman mengenai materi pokok kemudian memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan materi pokok yang telah dipilih. Pada tahap ini aktivitas siswa berada pada kategori cukup karena siswa belum terlibat secara keseluruhan.
Pada tahap memilih bacaan berada pada kategori cukup sebab siswa terlihat aktif dalam memilih bacaan yang sesuai dengan materi pokok dan tema pelajaran.
b. Tahap saat membaca
Keberhasilan guru pada tahap saat menulis diamati melalui aktivitas guru menjelaskan materi pelajaran, membimbing siswa yang mengalami kesulitan memahami isi bacaan,
Pada tahap mendengarkan penjelasan guru mengenai materi membaca pemahaman dikategorikan cukup karena guru kurang jelas dalam menjelaskan materi pelajaran.
Pada tahap membimbing siswa yang kurang memahami isi bacaan di kategorikan cukup karena guru tidak dapat memberikan pembimbingan secara maksimal karena alasan waktu yang digunakan sangat singkat.
c. Tahap pasca membaca
Keberhasilan guru pada tahap pasca membaca diamati melalui aktivitas guru memberikan pertanyaan pemahaman, menyuruh siswa untuk menceritakan kembali isi bacaan, melakukan simulasi kreatif dalam bentuk permainan, dan memberikan pertanyaan pengembangan kepada siswa
Pada tahap memberikan pertanyaan pemahaman dikategorikan cukup karena masih ada sebagian siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan pemahaman yang diberikan guru.
Pada tahap melakukan simulasi kreatif dikategorikan cukup, hal ini disebabkan karena guru kurang jelas dalam memberikan gambaran tentang pelaksanaan simulasi yang baik.
Pada tahap menceritakan kembali isi bacaan dikategorikan kurang, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap isi bacaan.
2). Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses Model Simulasi Kreatif Siklus I
Setiap akhir tindakan pembelajaran dilakukan tes formatif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dampak proses pembelajaran membaca terhadap keberhasilan siswa dalam membaca pemahaman dengan tahapan pendekatan proses model simulasi kreatif. Hasil membaca pemahaman difokuskan pada materi pra baca, saat baca dan pasca baca. Kemampuan membaca pemahaman siswa berdasarkan pendekatan proses model simulasi kreatif diuraikan dalam tabel pada lampiran 6. Dimana secara garis besar 3 orang siswa berada pada kategori sangat baik (SB), 10 orang siswa berada pada kategori baik (B), 11 orang siswa berada pada kategori cukup (C), 4 orang siswa berada pada kategori kurang (K), dan 2 orang siswa berada pada kategori kurang sekali (KS).
Kemampuan siswa membaca pemahaman dengan tahapan pendekatan proses model simulasi kreatif diklasifikasi sebagai berikut: skor 0- 45 % dikategorikan sangat kurang (SK), skor 46- 54 % dikategorikan kurang (K), skor 56- 69 % dikategorikan cukup (C), skor 70- 84 % dikategorikan baik (B), dan skor 85- 100 % dikategorikan sangat baik (SB). Berdasrkan analisis hasil tes formatif dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan siswa membaca pemahaman berada pada kategori cukup (65, 23).
c. Analisis Hasil Pengamatan Pembelajaran Membaca Pemahaman
Pengamatan (observasi) siklus I dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, yakni pengamatan pada tahap prabaca, tahap saat baca, dan tahap pasca baca.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap guru pada pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan tindakannya dikategorikan berada pada kualifikasi cukup (C). Hal ini disebabkan masih ada beberapa butir perencanaan yang dilaksanakan oleh guru namun pelaksanaannya belum sempurna, misalnya pada tahap pra baca ada 2 indikator pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yakni tahap curah pendapat dan tahap mengembangkan bacaan yang telah dipilih, pada tahap ini guru kurang memberikan motivasi kepada siswa. Sedangkan pada tahap pasca baca terdapat satu pula indikator yang belum dilaksanakan guru secara sempurna yakni pada tahap memberikan pertanyaan pengembangan.
Keberhasilan guru pada siklus satu dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 : Data Proses Aktivitas Guru pada Pembelajaran Siklus I
No Tahap pembelajaran Skor (%)
1. Pra baca 18,80%
2. Saat baca 22,10%
3. Pasca baca 23,26
Rata-rata 65,23
Kualifikasi C (cukup)
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel di atas secara kumulatif aktifitas guru dalam pembelajaran membaca pemahaman dikategorikan cukup (65,23%).
Aktifitas guru dalam membimbing siswa pada tahap pra baca, tahap saat baca dan tahap pasca baca dikategorikan cukup (C). Hal ini pada umumnya disebabkan oleh guru kurang memberikan motivasi kepada siswa dalam setiap tahapan pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data aktivitas guru dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siklus I, disimpulkan bahwa pencapaian target aktivitas guru dalam pembelajaran membaca pemahaman melalui penggunaan pendekatan proses model simulasi kreatif rata-rata cukup (65,23 %). Hal ini tampak dari indikator yang muncul, baik pada tahap pra baca, saat baca, maupun tahap pasca baca.
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaannya dikategorikan berada pada kualifikasi Cukup (C). hal ini disebabkan karena siswa kurang antusias dalam merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Keberhasilan aktivitas siswa pada siklus satu dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2 : Data Proses Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus I
No Tahap pembelajaran Skor (%)
1. Pra baca 18,80%
2. Saat baca 22,10%
3. Pasca baca 23,26%
Rata-rata 65,23%
Kualifikasi C (cukup)
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel di atas secara kumulatif aktifitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dikategorikan cukup (65,23%).
Pada tahap pra baca, saat baca, dan pasca baca dikategorikan Cukup (C). dalam kegiatan ini siswa kurang merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Siswa juga kurang termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan hasil analisis data aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siklus I, disimpulkan bahwa pencapaian target aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman melalui penggunaan pendekatan proses model simulasi kreatif rata-rata Cukup (65,23 %). Hal ini tampak dari indikator yang muncul, baik pada tahap pra baca, saat baca maupun tahap pasca baca.
d. Refleksi Tindakan Siklus I pada Pembelajaran Membaca Pemahaman.
Berdasarkan hasil analisis data siklus I dilakukan refleksi. Refleksi dilakukan terhadap pembelajaran membaca pemahaaman dengan menggunakan pendekatan proses model simulasi kreatif. Data menunjukkan bahwa aktivitas proses pembelajaran guru dan siswa perlu ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan melalui format observasi untuk guru dan siswa. Upaya yang dilakukan adalah guru perlu memberikan motivasi agar siswa termotivasi dalam merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru.