• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paparan Data Sebelum Tindakan

BAB I PENDAHULUAN

Bagan 3.1 Alur dalam penelitian tindakan kelas

A. Hasil Penelitian

1. Paparan Data Sebelum Tindakan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengadakan kunjungan ke sekolah pada hari Senin, 4 Agustus 2014. Tujuan kunjungan adalah untuk melakukan koordinasi dengan kepala sekolah agar diberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SD Inpres Bontoala II KecamatanPallangga Kababupaten Gowa. Kemudian mempersilahkan berkonsultasi langsung dengan guru kelas V untuk menetapkan jadwal rencana penelitian.

Dalam diskusi tersebut, peneliti meminta bantuan kepada Wali kelas V agar bisa menjadi observer dalam penelitian nanti. Dan pada pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru (pengajar) dalam menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pendekatan komunikatif.

2. Paparan Data Siklus I a. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia di siklus I ini mengambil pokok bahasan wawancara. Adapun pokok bahasan tersebut diambil dari kurikulum KTSP 2006 kelas V.

Sebelum melaksanakan kegiatan tindakan kelas, peneliti melakukan persiapan terlebih dahulu dan menyiapkan beberapa hal yang diperlukan saat

melaksanakan penelitian. Peneliti telah melakukan konsultasi kepada kepala sekolah dan wali kelas V. Berikut hal-hal yang dilakukan sebelum penelitian; (a) menyamakan persepsi dengan guru kelas V tentang bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan di kelas V, (b) menyusun rencana pembelajaran dengan menyesuaikan kurikulum yang ada, (c) menyiapkan instrument dari data- data yang diinginkan yang meliputi instrument data pencapaian keberhasilan mengajar guru maupun data kemajuan hasil belajar dan aktivitas murid berupa format observasi dan tes formatif.

b. Pelaksanaan Tindakan

Untuk pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 11Agustus 2014, hari Rabutanggal 13Agustus 2014dan hari senin tanggal 18 Agustus 2014 yang diikuti 26 murid. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru. Adapun materi yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia yakni pokok bahasan wawancara.

Dengan kompetensi dasar pembelajaran adalah berwawancara sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll) dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

Adapun tujuan dari pembelajaran adalah (1) muriddapat membuat daftar pertanyaan wawancara, (2) murid dapat membuat teks wawancara.Dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan murid dapat memahami setiap tujuan pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.

Berikut paparan dari proses dan hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti sebagai berikut:

1) Pertemuan 1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 11 Agustus 2014.

Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan Pendekatan Komunikatif.

Kegiatan pertama adalah pengenalan Pendekatan Komunikatifkepada murid kelas V SD Inpres Bontoala II karena mereka belum pernah menggunakan pemebelajaran dengan Pendekatan Komunikatif sebelumnya.

Kegiata awal pembelajaran, guru membuka proses pembelajaran ini diawali dengan guru memberi salam, membaca doa, dan mengisi daftar hadir murid.

Di kegiatan inti pembelajaran, peneliti menyajikan materi pelajaran/informasi tentang materi yang akan dipelajari, yakni wawancara,setelah itu guru memberi contoh sebuah teks wawancara, lalu diberi penjelasan dan arahan dalam melaksanakan wawancara dengan sikap sopan dan santu dalam berbahasa, kemudian membagi murid dalam beberapa kelompok dan di beri tugas untuk membuat wawancara dengan menetapkan topic dan narasumber, menyusun pertanyaan untuk wawancara, membagi tugas dalam kelompok, ada yang berperan sebagai pewawancara, narasumbar, penulis, dan pengamat, lalu melaporkan hasil wawancara. Kemudian melakukan evaluasi dengan mengambil sampel dari penampilan murid dalam kegiatan komunikasi bebas.

Selanjutnya pada kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik. Selanjutnya Guru menugaskan kepada setiap murid untuk melakukan kegiatan wawancara sederhana di linggungan

sekitarnya, setelah itu bersama murid membuat kesimpulan dan guru memberikan pesan moral kepada murid-murid sebelum pelajaran Bahasa Indonesia berakhir.

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilakanakan pada Rabu, 13 Agustus 2014. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, membaca doa, dan mengisi daftar hadir murid. Setelah itu guru menanyakan tentang materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

Guru meminta setiap murid untuk memperlihatkan hasil kegiatan wawanca yang telah di tugaskan pada pertemuan sebelumya, setelah itu guru menugaskan setiap kelompok untuk memilih satu hasil kegiatan wawancara (topik) untuk di peragakan dengan menetapkan siapa yang berperan sebagai pewawancara, narasumbar, penulis, dan pengamat, lalu melaporkan hasil wawancara. Peneliti kemudian menyajikan penjelasan tentang fungsi-fungsi ungkapan dalam dialog dan situasi dimana dialog itu mungkin terjadi.

Kemudian Guru menyuruh murid melakukan latihan mengucapkan kalimat-kalimat pokok secara perorangan, atau klasikal. Kemudian melakukan evaluasi dengan mengambil sampel dari penampilan murid dalam kegiatan komunikasi bebas.

Selanjutnya kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik. Selanjutnya Guru juga bersama murid membuat kesimpulan atas meteri yang mereka telah pelajari pada hari itu. Guru juga mengingatkan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman murid mengenai keterampilan berbicara.Kemudian guru memberikan pesan moral kepada murid-murid sebelum pelajaran Bahasa Indonesia berakhir.

3). Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada Senin, 18 Agustus 2014 guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, membaca doa, danmengisi daftar hadir murid. Setelah itu guru melakukan apersepsi denganmenanyakan mengenai materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya, kemudian mengingatkan bahwa akan diadakan evaluasi.

Di kegiatan inti pembelajaran, peneliti memberi tugas untuk membuat wawancara dengan menetapkan topic, menyusun pertanyaan untuk wawancara, membagi tugas dalam kelompok, ada yang berperan sebagai pewawancara, narasumbar, penulis, dan pengamat, lalu melaporkan hasil wawancara. Peneliti kemudian menyajikan penjelasan tentang fungsi-fungsi ungkapan dalam dialog dan situasi dimana dialog itu mungkin terjadi.

Kemudian Guru menyuruhmurid melakukan latihan mengucapkan kalimat-kalimat pokok secara perorangan, atau klasikal. Kemudian melakukan evaluasi dengan mengambil sampel dari penampilan murid dalam kegiatan komunikasi bebas.

Kemudian dalam kegiatan akhir, peneliti memberikan nasihat dan motivasi kepada murid agar giat dalam belajar, kemudian menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Hasil Observasi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi tindakan siklus 1 dapat dikatakan belum berhasil karena masih tedapat banyak kekurangan dalam pelaksanaan tindakan seperti murid masih sangat kurang dalam menyampaikan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan mengenai materi, beberapa murid juga masih pasif dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan.

Berdasarkan hasil observasi dapat dinyatakan bahwa kegiatan murid pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Murid Siklus I

Sumber : Hasil Penelitian

Peneliti selain mengobservasi sikap murid dikelas, juga mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemampuan murid dalam melaksanakan kegiatan wawancara dengan menggunakan pendekatan komunikatif.

No Komponen yang diamati

Pertemuan

Rata-rata Persentase%

1 2 3

1

Murid

Memperhatikan penjelasan guru

13 16 18 15,66 60,23

2 Murid aktif dalam

kegiatan tanya jawab 7 9 10 8,6 33

3 Murid mengajukan

pendapat 15 13 12 13,33 51,26

4

Murid aktif

melakukan kegiatan dalam kelompok

12 15 14 13,6 52,3

5

Murid yang aktif mengerjakan Lembar Kerja Murid (LKM)

15 16 17 16 61,53

Berdasarkan hasil evaluasi yang menerapkan kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Aspek Kebahasaan Murid Siklus I

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel diatas maka dalam aspek kebahasaan pada siklus I dapat diketahui dalam pengucapan vokal kemampuan murid memperoleh nilai rata-rata 9,8 atau sebesar 37,69%, diksi memperoleh nilai rata-rata 11,92 dengan pesentase 45,84% dan penggunaan struktur kalimat memperoleh rata-rata 10,19 dengan persentase 39,19%. Hal ini menunjukkan dalam aspek kebahasaan kemampuan murid masih kurang, karena faktor murid yang kurang percaya diri, variasi kata yang minim membuat murid masih kurang maksimal dalam penguasaan aspek kebahahasaan pada kegiatan wawancara.

Pada aspek non kebahasaan diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Aspek Non- Kebahasaan Murid Siklus I

Sumber : Hasil Penelitian

No Aspek Kebahasaan Rata-rata Persentase

1 Pengucapan Vokal 9,8 37,69

2 Ungkapan/diksi 11,92 45,84%

3 Struktur Kalimat 10,19 39,19%

No Aspek Non-Kebahasaan Rata-rata Persentase

1 Keberanian 12,5 48%

2 Kelancaran 10,96 42,15%

3 Gerak-gerik/mimik 9,23 35,5%

Berdasarkan tabel diatas maka dalam aspek non-kebahasaan dapat diketahui dari segi kebaranian murid memperoleh nilai rata-rata 12,5 atau sebesar 48%, kelancarn memperoleh nilai rata-rata 10,96 dengan pesentase 42,15% dan dari segi gerak-gerik / mimik murid memperoleh rata-rata 9,23 dengan persentase 35,5%. Hal ini menunjukkan dalam aspek non-kebahasaan kemampuan murid masih kurang, karena faktor murid yang kurang percaya diri, dalam penguasaan aspek non- kebahahasaan pada kegiatan wawancara.

Adapun hasil pengamatan selama proses pembelajaran menunjukkan bahwa masih ada murid yang belum memahami materi yang diajarkan. Hal tersebut terbukti dari hasil tes yang menggambarkan bahwa rata-rata pembelajaran keterampilan berbicara murid setelah pelaksanaan siklus I adalah 64,80dari skor ideal 100 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Tetapi bedasarkan indikator keberhasilan yang ingin dicapai nilai rata-rata tersebut masih dibawah nilai KKM yaitu 70, sehingga belum dikatakan berhasil pada siklus I belum mengacu pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

Berikut data distribusi frekuensi dan persentase hasil tes siklus I:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Keterampilan berbicara Murid Setelah Pelaksanaan Siklus I

No. Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0-59 Sangat Rendah 7 26,92%

2 60-69 Rendah 7 26,92%

3 70-79 Sedang 9 34,61%

4 80-89 Tinggi 3 11,53%

5 90-100 Sangat Tinggi - -

Jumlah 26 100

Sumber : Hasil Belajar

Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata keterampilan berbicara murid kelas V SD Inpres Bontoala II setelah pelaksanaan siklus I melalui penerapan pendekatan komunikatifadalah 64,80 berada pada kategori kurang.

Adapun ketuntasan keterampilan berbicara murid berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan oleh sekolah pada siklus ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Ketuntasan Belajar Murid Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

0-69 Tidak Tuntas 14 53,84%

70-100 Tuntas 12 46,15%

Jumlah 26 100%

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.5 di atas menunjukkan persentase murid yang telah tuntas mencapai 46,15%yaitu 12 orang dari 26 murid dan persentase murid yang belum tuntas adalah 53,84% yaitu 14 orang dari 26 murid. Ini menunjukkan bahwa 14 murid belum mampu mencapai KKM yaitu 70.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan ketika guru telah melakukan tindakan dengan penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran pada siklus I dan dilanjutkan dengan melihat sejauhmana tingkat keberhasilan belajar murid pada siklus I dan melihat hal-hal yang dirasakan sudah berjalan dengan baik dan yang belum terlaksana dengan baik, kemudian diperbaiaki pada siklus II. Dengan melihat data yang diperoleh dari pengamatann dan observasi dalam proses pembelajaran pada siklus I maka dapat disimpulkan bahwa murid memiliki

ketertarikan dalam menerima pelajaran di bandingkan sebelum diterapkan pendekatan komunikatif, sementara itu masih terdapat hal-hal yang belum terlaksana dengan baik diantaranya, keterlibatan dan keaktifan murid dalam kelompok belajar masih kurang, kerjasama belum terjalin dengan baik antar sesama anggota kelompok, hal tersebut disebabkan karena murid belum terbiasa dengan teman kelompoknya. Hal tersebut juga menyebabkan konsentrasi murid dalam mengikuti proses pembelajaran kurang. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus II, yaitu dengan memberikan pemahaman kapada semua murid bahwa setiap anggota kelompok harus bekerjasama dengan baik dalam mengerjakan tugas kelompok, karena keberhasilan kelompok adalah keberhasilan dari kerjasama yang baik antar anggota kelompok, dan meningkatkan pengelolaan kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

3. Paparan Data Siklus II a. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini mengambil sub pokok bahasan melakukan kegiatan wawancara dengan teman kelas yang berperan sebagai narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll)

Berdasarkan pengalaman di siklus I banyak terdapat kekurangan- kekurangan yang menyebabkan tidak tercapainya indikator keberhasilan.Hal ini berdasarkan hasil pada observasi, evaluasi dan refleksi.Sehingga pada penelitian

di siklus II ini peneliti berupaya untuk meminimalisir beberapa kekurangan yang terjadi dan segera memperbaikinya.

Pada tahap ini, peneliti merancang kembali rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai kelanjutan materi dari siklus I dengan memperhatikan rekomendasi dari siklus I, kegiatan perencanaan dilanjutkan dengan membuat instrument penelitian berupa tes hasil belajar dan lembar observasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Untuk pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan tiga kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Rabu, 20 Agustus 2014, pertemuan kedua pada hariSenin, 25 Agustus 2014, pertemuan ketiga pada hari Rabu, 27 Agustus 2014 yang diikuti 26 orang murid. Dalam pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai guru. Adapun materi bahasa Indonesia yang diajarkan berupa sub pokok bahasan melakukan kegiatan wawancara dengan teman kelas yang berperan sebagai narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll).

Pada tindakan siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan. Adapun tujuan dari pembelajaran adalah (a) muriddapatmelakukan kegiatan wawancara di depan kelas dengan teman yang berperan sebagai narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll). Dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan murid dapat memahami tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan komunikatif, sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.

1). Pertemuan 1

Pertemuan pertama dilakanakan pada Rabu, 20 Agustus 2014.Di awal kegiatan ini guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan Assalamu Alaikum

Warahmatullahi Wabarakatuh, mengelola kelas, menyuruh murid berdoa sebelum belajar, dan mengecek kehadiran murid, Setelah itu guru menanyakan kabar murid dan mengajak murid menyanyikan lagu Garuda Pancasila bersama-sama agar suasana belajar menjadi lebih semangat, mengadakan apersepsi tentang materi sebelumnya yang pernah diajarkan yakni membuat daftar pertanyaan wawancara dan membuat teks wawancara sambil bertanya jawab dengan 4 orang murid, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.

Di kegiatan inti pembelajaran, peneliti menyajikan materi pelajaran/informasi tentang materi yang akan dipelajari, yakni wawancara,setelah itu guru memberi contoh sebuah teks wawancara, lalu diberi penjelasan dan arahan dalam melaksanakan wawancara dengan sikap sopan dan santu dalam berbahasa, kemudian membagi murid dalam beberapa kelompok dan di beri tugas untuk membuat wawancara dengan menetapkan topic dan narasumber, menyusun pertanyaan untuk wawancara, membagi tugas dalam kelompok, ada yang berperan sebagai pewawancara, narasumbar, penulis, dan pengamat, lalu melaporkan hasil wawancara. Kemudian melakukan evaluasi dengan mengambil sampel dari penampilan murid dalam kegiatan komunikasi bebas.

Selanjutnya pada kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik. Selanjutnya Guru memberitahukan kepada murid bahwa pertemuan berikutnya aka ada narasumber yang datang kesekolah kita ini, setelah itu bersama murid membuat kesimpulan dan guru

memberikan pesan moral kepada murid-murid sebelum pelajaran Bahasa Indonesia berakhir.

2). Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilakanakan pada Senin, 25 Agustus 2014. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, membaca doa, dan mengisi daftar hadir murid. Setelah itu guru menanyakan tentang materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya, lalu mengingatkan murid tentang kedatangan narasumber ke kelas tersebut.

Di kegiatan inti pembejajara, guru menugaskan setiap kelompok menentuka topic,membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, dan berbagi tugas, ada yang berperan sebagai pewawancara, penulis, dan pengamat. Setelah itu peneliti memintaperwakilan dari setiap kelompok untuk kedepan melakukan wawancara bersama narasumber dengan sopan dan santun berbahasa. Peneliti kemudian melakukan Tanya jawab tentang wawancara yang telah dilakukan oleh teman kelasnya, setelah itu guru melakukan evaluasi dengan mengambil sampel dari penampilan murid dalam kegiatan komunikasi bebas.

Selanjutnya kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik. Selanjutnya Guru juga bersama murid membuat kesimpulan atas meteri yang mereka telah pelajari pada hari itu. Guru juga mengingatkan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman murid mengenai keterampilan berbicara.

Kemudian guru memberikan pesan moral kepada murid-murid sebelum pelajaran Bahasa Indonesia berakhir

3). Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada Rabu, 27 Agustus 2014 guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, membaca doa, danmengisi daftar hadir murid. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan menanyakan mengenai materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya, kemudian mengingatkan bahwa akan diadakan evaluasi.

Di kegiatan inti pembelajaran, penelitimemberi tugas untuk membuat wawancara dengan menetapkan topic, menyusun pertanyaan untuk wawancara, membagi tugas dalam kelompok, ada yang berperan sebagai pewawancara, narasumbar, penulis, dan pengamat, lalu melaporkan hasil wawancara. Peneliti kemudian menyajikan penjelasan tentang fungsi-fungsi ungkapan dalam dialog dan situasi dimana dialog itu mungkin terjadi. Kemudian Guru menyuruhmurid melakukan latihanmengucapkan kalimat-kalimat pokok secara perorangan, atau klasikal. Kemudian melakukan evaluasi dengan mengambil sampel dari penampilan murid dalam kegiatan komunikasi bebas.

Kemudian dalam kegiatan akhir, peneliti memberikan nasihat dan motivasi kepada murid agar giat dalam belajar, kemudian menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Hasil Observasi Tindakan Siklus II

Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini telah terlihat lebih banyak peningkatan yang lebih baik dari aktifitas murid selama proses pembelajaran

dikelas. Diantaranya murid menjadi lebih aktif dalam kegiatan tanya jawab dan mengemukakan pendapat serta lebih tekun dan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.

Berdasarkan hasil observasi dapat dinyatakan bahwa kegiatan murid pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Murid Siklus II

Sumber: Hasil Penelitian

Peneliti selain mengobservasi sikap murid dikelas, juga mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemampuan murid dalam melaksanakan kegiatan wawancara dengan menggunakan pendekatan komunikatif.

Berdasarkan hasil evaluasi yang menerapkan kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :

No Komponen yang diamati

Pertemuan

Rata-rata Persentase%

1 2 3

1

Murid

Memperhatikan penjelasan guru

16 18 20 18 69,23

2 Murid aktif dalam

kegiatan tanya jawab 10 12 13 11,66 44,84 3 Murid mengajukan

pendapat 15 16 15 15,33 58,96

4

Murid aktif

melakukan kegiatan kelompok

15 17 18 16,66 64

5

Murid yang aktif mengerjakan Lembar Kerja Murid (LKM)

16 18 22 18,66 71,76

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Aspek Kebahasaan Murid Siklus II

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel diatas dalam aspek kebahasaan dapat diketahui dalam pengucapan vokal kemampuan murid memperoleh nilai rata-rata 12,69 atau sebesar 48,8%, diksi memperoleh nilai rata-rata 15 dengan pesentase 57,69% dan penggunaan struktur kalimat memperoleh rata-rata 11,53 dengan persentase 44,34%. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan pada aspek kebahasaan murid dibandingkan pada siklus I.

Pada aspek non- kebahasaan diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Aspek Non Kebahasaan Murid Siklus II

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel diatas dalam aspek non-kebahasaan dapat diketahui dari segi keberanian murid memperoleh nilai rata-rata 14,8 atau sebesar 56,9%, kelancaran memperoleh nilai rata-rata 13,84 dengan pesentase 53,23% dan gerak- gerik / mimik memperoleh nilai rata-rata 11,73 dengan persentase 45,1%. Hal ini

No Aspek Kebahasaan Rata-rata Persentase

1 Pengucapan Vokal 12,69 48,8%

2 Ungkapan/diksi 15 57,69%

3 Struktur Kalimat 11,53 44,34%

No Aspek Non-Kebahasaan Rata-rata Persentase

1 Keberanian 14,8 56,9%

2 Kelancaran 13,84 53,23%

3 Gerak-gerik/mimik 11,73 45,1%

menunjukkan terjadi peningkatan pada aspek non-kebahasaan murid dibandingkan pada siklus I.

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus II ini sudah lebih baik dari siklus I. hasil observasi dan evaluasi pada pelaksanaan tindakan siklus II ini sudah cukup memuaskan karena guru (peneliti) sudah mampu melaksanakan proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan komunikatif pokok bahasan wawancara.

Maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil pembelajaran murid pada materi wawancara di kelas V SD Inpres Bontoala II dengan menggunakan pendekatan komunikatifmenunjukkan adanya peningkatan hasil belajar murid pada setiap siklus, ini dapat dilihat pada siklus I dimana terlihat 12 orang murid atau 46,15%

dengan nilai rata-rata murid 64,8. Kemudian pada penelitian di siklus II terlihat hasil belajar murid meningkat menjadi 22 Murid atau 84,61% dengan nilai rata-rata kelas 80. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatan bahwa murid kelas V SD Inpres Bontoala II Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa telah mencapai KKM yaitu 70.

Berikut data distribusi frekuensi dan persentase hasil tes siklus II:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Keterampilan Berbicara Murid Setelah Pelaksanaan Siklus II

No. Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0-59 Sangat Rendah - -

2 60-69 Rendah 4 15,38%

3 70-79 Sedang 7 26,92%

4 80-89 Tinggi 9 34,61%

5 90-100 Sangat Tinggi 6 23%

Jumlah 26 100%

Berdasarkan tabel 4.9 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata keterampilan berbicara murid kelas V SD Inpres Bontoala II setelah pelaksanaan siklus II melalui penerapan pendekatan komunikatifadalah 80berada pada kategori Tinggi.

Adapun ketuntasan keterampilan berbicara murid berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan pada siklus ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Ketuntasan Belajar Murid Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

0-69 Tidak Tuntas 4 15,38%

70-100 Tuntas 22 84,61%

Jumlah 26 100%

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.10 di atas menunjukkan persentase murid yang telah tuntas mencapai 84,61% yaitu 22 orang dari 26 murid dan persentase murid yang belum tuntas adalah 15,38% yaitu 4 orang dari 26 murid. Ini menunjukkan bahwa 22 orang murid kelas V SD Inpres Bontoala II telah memenuhi KKM 70 dengan nilai rata-rata 80.

Selanjutnya perbandingan nilai rata-rata murid sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan dengan menggunakan pendekatan komunikatif dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Keterampilan Berbicara Murid Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Tindakan

Keterangan Sebelum Siklus I Siklus II

Nilai Rata-Rata 58,84 64,8 80

Persentase ketuntasan 61,53% 46,15% 84,61%

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.11. Perbandingan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan keterampilan berbicara murid sebelum dan setelah pelaksanaan tindakan. Pada pra penelitian memperoleh nilai rata – rata 58,84 denga persentase ketuntasan 61,53%, pada siklus I memperoleh nilai rata – rata 64,8 dengan persentase ketuntasan 46,15% dan pada siklus II diperoleh nilai rata – rata 80 dengan persentase ketuntasan 84,61%.

d. Refleksi

Siklus II berlangsung 3 pertemuan. Pada siklus kedua ini, murid sudah bisa melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Kerjasama antar anggota kelompok sudah terlaksana dengan baik, kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah dapat di atasi pada pelaksanaan siklus II, murid yang biasanya kurang memperhatikan materi pelajaran sudah berkurang, dan murid yang sebelumnya pasif sudah mulai aktif dan tertarik dengan pelajaran.

Dokumen terkait