BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
4. Pasar
3) Fathonah
Nilai dasarnya ialah memiliki pengetahuan luas, nilai-nilai dalam bisnis ialah memiliki visi, pemimpin yang cerdas, sadar produk dan jasa, serta belajar berkelanjutan, artinya seorang pedagang haruslah memilki ilmu pengetahuan agar dalam berjualan tidak mengalami kerugian dan selalu belajar dalam mengembangkan jualannya.
4) Tabligh
Nilai dasarnya ialah komunikatif, dan nilai bisnisnya ialah supel, penjual yang cerdas, deskripsi tugas, delegasi wewenang, kerja ti, koordinasi, mempunyai kendali dan supervise, artinya seorang pedagang haruslah mampu berbicara yang baik sehingga konsumen merasa puas atas pelayanan yang diberikan.
5) Berani ( Syaja’ah)
Nilai bisnisnya, mau dan mampu mengambil keputusan, menganalisis data, keputusan yang tepat dan cepat tanggap, artinya dalam berdagang haruslah memiliki sifat berani dalam mengelolah jualannya termasuk sikap cekap, tanggap dan tidak takut dalam mengambil keputusan.51
43
misalnya alun-alun desa. Para ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk menyatakan sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi diatas suatu produk atau kelas tertentu, misalnya pasar perumahan, pasar besar dan lain-lain.52
Pasar juga dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan- kekuatan permintaan dan penawaran. Pengertian pasar lainnya adalah bahwa pembeli dan penjual tidak harus bertemu di suatu tempat untuk melakuakan transaksi, tetapi cukup melalui sarana elektronik, seperti telepon, faksimile, atau melalui internet. Dalam pengertian diatas, pasar memiliki lokasi atau tempat tertentu sehingga memungkinkan pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan transaksi. Namun, dalam pengertian ini pasar dapat terjadi di sembarang tempat melalui berbagai sarana dan prasarana yang ada saat ini.53
b. Fungsi Pasar
Pasar memiliki fungsi sebagai penentu nilai suatu barang, penentu jumlah produksi, mendistribusikan produk, melakukan pembatasan harga dan menyediakan barang dan jasa untuk jangka panjang. dengan demikian pasar sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli, merupakan fasilitas publik sangat vital bagi perekonomian suatu
52 Akhmad mujahidin, Ekonomi islam: sejarah, konsep, instrumen, negara dan pasar, (Jakarta:PT rajagrafindo persada, 2014), h.141
53 Kasmir, Kewirausahaa, (Jakarta:PT rajagrafindo persada, 2013), h.169
daerah selain sebagai urat nadi, pasar juga menjadi barometer bagi tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat.54
c. Pasar dalam Islam
Dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan praktik kehidupan pasar pada masa Rasulullah dan para sahabatnya, Ibnu Taimiyyah menyatakan bahwa ciri khas kehidupan pasar yang islami adalah:
1) Orang harus bebas untuk keluar dan masuk pasar. Memaksa orang untuk menjual barang dagangan tanpa ada kewajiban untuk menjual merupakan tindakan yang tidak adil dan ketidakadlian itu dilarang.
2) Adanya informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan batrang-barang dagangan. Tugas muhtasib adalah mengawasi situasi pasar dan menjaga agar informasi secara sempurna diterima oleh pelaku pasar.
3) Unsur-unsur monopolistik harus dilenyapkan dari pasar. Kolusi antara penjual dan pembeli harus dihilangkan. Pemerintah boleh melakukan intervensi apabila unsur monopolistik ini mulai muncul.
4) Adanya kenaikan dan penurunan harga yang disebabkan naik turunnya tingkat permintaan dan penawaran.
5) Adanya homogenitas dan standarisasi produk agar terhindar dari pemalsuan produk, penipuan, dan kecurangan kualitas barang.
6) Terhindarnya dari penyimpangan terhadap kebebasan ekonomi yang jujur, seperti sumpah palsu, kecurangan dalam menakar menimbang,
54 Akhmad mujahidin, Ekonomi islam.., hal.142
45
dan mengukur, dan niat buruk dalam perdagangan. Pelaku pasar juga dilarang menjual barang-barang haram seperti minuman keras, alat perjudian dan pelacuran, dan lain-lain.55
Pasar merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seseorang Muslim. Pasar dapat dijadikan sebagai katalisator hubungan transendetal antara Muslim dengan Tuhannya. Dengan kata lain, bertransaksi dalam pasar merupakan ibadah seorang muslim dalam kehidupan ekonomi. Hal tersebut pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika hijrah ke Madinah dimana beliau banyak pergi ke pasar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.56 Fenomena itu memancing pertanyaan bagi kaum Quraisy. Allah SWT berfirman:
“Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang Malaikat agar Malaikat itu memberikan peringatan bersama- sama dengan dia”. (QS.Al-Furqan:7)57
Dalam ayat yang lain, Allah menolak keingkaran sebagian Muslimin Madinah terhadap Rasul yang telah diutus dari manusia biasa. Ketika itu Rasulullah SAW telah hijrah ke Madinah, dan beliau banyak berpergian ke pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup
55 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014) hal.157-158 56 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam, (Jakarta:Makrtabah ar-Riyadh, 2007), h.87
57 Departemen Agama RI. Al-Hikmah Al-Qur’an dan Tafsir. Bandung : Cv. Diponegoro.2014, h.560
sehari-hari. Menurut mereka hal tersebut merendahkan martabat seorang Rasul.
“Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha melihat”. (QS. Al-Furqan: 20)58
Konsep dan kaidah umum dalam sistem ekonomi islam yang bertujuan untuk memotivasi bergairahnya kegiatan ekonomi melalui mekanisme pasar dan profit bukanlah merupakan tujuan akhir dari kegiatan investasi ataupun bertransaksi. Dalam konsep profit, Al- Jaziri melepaskan, “Jual beli yang dilakukan oleh manusia bertujuan untuk mendapatkan profit dan sumber kecurangan bisa berasal dari laba yang diinginkan. Setiap penjual dan pembeli berkeinginan untuk mendapatkan laba yang maksimal. Syariah tidak melarang adanya laba dalam jual beli. Dan syariah juga tidak membatasi laba yang harus dihasilkan. Akan tetapi, syariah hanya melarang adanya penipuan, tindakan kecurangan, melakukan kebohongan atas
58 Departemen Agama RI. Al-Hikmah…, h.562
47
kebaikan barang, serta menyembunyikan aib yang terdapat dalam suatu barang.”59
Dalam konsep ekonomi Islam, proses alokasi harus disesuaikan dengan nilai-nilai syariah dan prefernsi konsumen, yang keduanya bertujuan untuk mewujudkan kemashlahatan hidup bersama. Oleh karena, alokasi tersebut harus mengakomodasi kebutuhan mayoritas masyarakat yang disesuaikan dengan preferensi masyarakat dan kondisi pasar.60
B. Kerangka Berfikir
Pandemi Covid-19 merupakan wabah penyakit yang dihadapi dunia saat ini termasuk juga indonesia. Adanya pandemi ini berdampak pada semua sektor tak terkecuali sektor perdagangan, terdampaknya sektor perdagangan tentu akan mempengaruhi laba yang didapat pedagang.
Berkurangnya laba pedagang semestinya tidak dirasakan langsung oleh pedagang bahan pangan pokok karena ketika terjadinya pandemi Covid- 19, orang-orang akan mengurangi kebutuhan yang dianggap tidak terlalu penting atau mendesak, akan tetapi orang-orang akan mengutamakan kebutuhan bahan pangan pokok karena merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat ditunda pemenuhannya, apa lagi ketika terjadinya panic buying maka orang-orang akan mengutamakan kebutuhan bahan pangan, dari hal
59 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam, (Jakarta:Makrtabah ar-Riyadh, 2007), h.88 60 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam…, h.89
inilah semestinya pedagang bahan pangan menjadi laris atau tidak terkena dampak secara langsung dari adanya pandemi Covid-19 ini.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan laba pedagang muslim yang berjualan bahan pangan sebelum dan semasa pandemi Covid-19. Oleh karena itu penulis membutuhkan data laba yang didapat Pedagang Muslim yang berjualan bahan pangan pokok untuk dapat dibandingkan pada saat sebelum dan semasa pandemi Covid-19. Dari pemikiran analisis yang penulis uraikan diatas, maka penulis membuat kerangka berpikir yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini. Seperti pada gambar dibawah ini.
Keterangan:
: Menyatakan Pengaruh : Menyatakan Hubungan Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Sebelum Pandemi Covid-19
Semasa Pandemi Covid-19 Laba
Indikator Laba dalam islam:
1. Batasan laba
2. Taqlib dan Mukhatarah 3. Al-Muqabalah
4. Keutuhan Modal pokok 5. Jam kerja pedagang
Pedagang Bahan Pangan Pandemi Covid-19
Ekonomi Pedagang
49
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupkan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan jawaban sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta- fakta empiris yang diproleh melalui pengumpulan data.61
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan sebelumnya pada Bab 1, maka hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya secara empiris adalah:
Ho: Diduga tidak ada perbedaan laba yang didapat pedagang Muslim di Pasar Tradisonal Modern Kota Bengkulu Sebelum dan Semasa Pandemi Covid-19.
Ha: Diduga ada perbedaan laba yang didapat pedagang Muslim di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu Sebelum dan Semasa Pandemi Covid-19.
61 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h.63
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian
Metode penelitian berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.1
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda.2 Adapun yang akan bandingkan dalam penelitian ini yaitu laba yang didapat pedagang Muslim sebelum dan semasa pandemi Covid-19.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan pendekatan kuantitaif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya berupa angka (numeric) untuk diolah dan di analisis
1 Ariyanto Saputra, Metode Penelitian Kuantitatif, (Palembang: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Adiguna, 2012), h.1
2 Syofian Siregar, Metode penelitian kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2013), h.7
51
menggunakan analisa statistik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antar variabel.3
B. Waktu dan Lokasi Penelitian a. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan selama 7 bulan lebih adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sejak dimulainya observasi awal pada tanggal 5 April 2021 hingga pada akhir penelitian 30 November 2021 b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu tepatnya pada jalan K.Z Abidin II, kelurahan Belakang Pondok, kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian di PTM Kota Bengkulu yaitu:
a. Lokasi yang strategis berada ditengah Kota Bengkulu.
b. Berdampingan dengan Mega Mall Kota Bengkulu dan dekat dengan pusat perbelanjaan di Soeprapto.
c. Barang yang dijual bervarian.
C. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di- tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Populasi pada penelitian ini ialah Pedagang Muslim yang
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung: Alfabeta, 2020), h.14
berjualan bahan pangan di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu sebanyak 137 orang.5
b. Sampel
Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.6
Untuk menetukan ukuran sampel dapat menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
N n=
1 + N x e2 Dimana:
n = Ukuran Sampel N = Populasi
e = presentasi kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan sampel yang masih diinginkan.7 Maka dalam penelitian ini penulis menetapkan nilai e sebesar 15%
Diketahui jumlah populasi sebanyak 137 orang, maka perhitungan jumlah sampelnya
N n=
1 + N x e2
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018), h. 80
5 Sumber : Profil dan denah lokasi Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu, Tahun 2021 6 Syofian Siregar, Metode penelitian kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2013), h.30
7 V.Wiratma Sujarweni, Metodologi Penelitian, Cet.I, (Yogyakarta: Pustakabarupress, 2014), h.65-66
53
137
=
1 + (137x 15%2)
= 33,56
Berdasarkan rumus slovin, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ialah menggunakan teknik sampel random sederhana (Simple Random Sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel.8
D. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber data
Sumber data merupakan subyek darimana penilitian itu diproleh, Adapun data yang diperoleh pada penelitian ini ialah :
a. Data Primer
Data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.9 Adapun data primer dalam penelitian ini yaitu data yang diproleh langsung dari responden Pedagang Muslim yang berjualan bahan pangan pokok di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu.
b. Data Sekunder
8 Syofian Siregar, Metode penelitian kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2013), h.31 9 Syofian Siregar, Metode penelitian …, h.16
Data yang diperoleh dari data kepustakaan, buku, dokumen, media elektronik, jurnal-jurnal dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini.
2. Teknik Pengumpulan data
Teknik mengumpulkan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai dengan lingkup penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini agar mendapatkan data yang akurat yaitu:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.10
Maka pada penelitian ini dilakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data seakurat mungkin, yang didapat dari para pedagang Muslim yang berjualan bahan pangan pokok di Pasar tradisional Modern Kota Bengkulu.
10 Syofian Siregar, Metode penelitian kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2013), h.19
55
b. Kuesioner ( Angket )
Kuosioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.11 Adapun jenis kuesioner dalam penelitian ini yaitu kuesioner terbuka, yang mana responden diberikan kebebasan untuk menjawab pertanyaan dan tidak disediakan pilihan jawaban.
c. Kepustakaan
Kepustakaan digunakan untuk pengumpulan data sebagai kajian teori tentang dampak pandemi Covid-19, laba, pedagang, yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, penelitian terdahulu dan internet.12 E. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya.13 Adapun Jenis-Jenis Variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel Independen (Variabel Bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Dampak Pandemi Covid-19
11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018), h.142
12 V. Wiratma Sujarweni, Metodologi Penelitian, Cet.I, (Yogyakarta: Pustakabarupress, 2014), h.73-74
13 Sugiyono, Metode Penelitian…, h. 39
b. Variabel Dependen (Variabel Terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah laba Pedagang Muslim.14
2. Definisi Operasional
a. Pedagang yang diajdikan sampel dalam penelitian ini ialah Pedagang Muslim yang berjualan bahan pangan di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu.
b. Laba adalah selisih antara total pendapatan dengan total biaya.
F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sistematis sehingga lebih mudah diolah.15
Instrument yang digunakan peneliti dengan menggunakan kuesioner, karena dapat mempercepat dan mempersingkat waktu pengumpulan data, yang dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan tertulis kepada beberapa responden untuk dijawab. Penyebaran kuesioner tersebut dilakukan dengan menyebarkan kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan.
G. Teknis Analisis Data 1. Uji asumsi
Uji Asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Normalitas.
14 Sugiyono, Metode Penelitian…, h. 39 15 V. Wiratma Sujarweni, Metodologi…, h.76
57
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan uji statistik yang digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian yang dilakukan berdistribusi normal atau tidak.16 Sebuah penelitian yang baik adalah datanya berdistribusi normal. Adapun uji normalitas yang peneliti gunakan yaitu uji kolmogrof-smirnov.
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji t (Paired Sample t-test)
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji berpasangan (paired t test). Uji t-paired digunakan untuk menentukan ada tidaknya rata-rata perbedaan dua sampel bebas. dua sampel yang dimaksud adalah sampel yang sama namun mempunyai dua data.17
Uji t berpasangan (paired sample t-test) dalam penelitian ini, akan menguji apakah ada perbedaan nyata pada variabel-variabel yang diamati pada waktu awal periode pengamatan dan pada akhir periode waktu pengamatan. Dasar pengambilan keputusan adalah Jika level signifikansi > 0,05, maka Ho diterima, jika signifikansi < 0,05 maka Ha diterima.
Ho: Diduga tidak ada perbedaan laba yang didapat pedagang Muslim di Pasar Tradisonal Modern Kota Bengkulu Sebelum dan Semasa Pandemi Covid-19.
16 Nanang Martono, Metode Penelitian Sosial : Konsep-konsep kunci, ( Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2016), h. 328
17 V wiratna sujarweni, SPSS untuk penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2015), h.100
Ha: Diduga ada perbedaan laba yang didapat pedagang Muslim di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu Sebelum dan Semasa Pandemi Covid-19.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian
Penyajian data deskriptif penelitian ini bertujuan untuk melihat profil dari data penelitian yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden merupakan informasi tambahan untuk memahami hasil penelitian.
Karakteristik sampel dalam penelitian ini terdiri dari, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan lama berjualan. Berikut adalah tabulasi mengenai karakteristik sampel yang berjumlah 34 orang, sebagai berikut:
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik pedagang berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada table 4.1:
Tabel 4.1 Karaktreristik Sampel Berdasarkar Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah
(Orang)
Persentase (%)
1 Laki-Laki 15 44,12
2 Perempuan 19 55,88
Total 34 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas Pedagang Muslim yang berjualan bahan pangan pokok di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu adalah perempuan sebayak 19 orang atau
sebesar 55,88% sedangkan laki-laki adalah sebanyak 15 orang atau sebesar 44,12%. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang Muslim yang berjualan bahan pangan pokok di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu adalah mayoritas perempuan.
b. Berdasarkan Umur
Karakteristik pedagang berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Karaktreristik Sampel Berdasarkar Jenis Kelamin
No Usia
(Tahun)
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1 21-30 2 5,88
2 31-40 9 26,47
3 41-50 9 26,47
4 51> 14 41,18
Total 34 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa Pedagang Muslim yang berjualan bahan pangan pokok di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu berdasarkan umur mayoritas berumur 51> tahun atau 41,18%
dan yang terkecil yaitu berumur 21-30 tahun sebanyak 2 orang atau 5,88 %.
c. Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik pedagang berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel
61
4.3
Tabel 4.3 Karaktreristik Sampel Berdasarkan Pendidikan No Tingkat
Pendidikan
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1 SD 3 8,82
2 SMP 9 26,47
3 SMA 20 58,83
4 SARJANA 2 5,88
Total 34 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa Pedagang Muslim yang berjualan bahan pangan pokok di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas adalah tamatan SMA yaitu sebanyak 20 orang atau 58,83 % dan paling sedikit adalah tamatan sarjana yaitu sebanyak 2 orang atau 5,88 %.
d. Berdasarkan Pengalaman lama berusaha
Karakteristik pedagang berdasarkan pengalaman berusaha dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Karaktreristik Sampel Berdasarkan Pengalaman Lama Berusaha
No
Pengalaman Lama Berusaha
(Tahun)
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1 4-7 8 23,53
2 8-11 13 38,23
3 12-15 9 26,47
4 16> 4 11,77
Total 34 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa Pedagang Muslim yang berjualan bahan pangan pokok di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu berdasarkan pengalaman berusaha mayoritas adalah 8-11 tahun pengalaman dalam berusaha sebanyak 13 orang atau 38,23 % dan yang paling kecil yaitu diatas 16 tahun sebanyak 4 orang atau 11,77 %.
2. Deskripsi Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional Modern yang berlokasi di Jl. K. Z Abidin II Kelurahan Belakang Pondok, Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu. Pasar Tradisional Modern Bengkulu berdiri pada 14 Januari 2006 dan memiliki 2 lantai dengan luas lokasi 5.560 m2 dan luas bangunan 12.512 m2. Wilayah dagangnya terdiri dari lantai dasar yang dipenuhi pedagang bahan pangan dan lantai atas dipenuhi pedagang pakaian, sepatu, kosmetik, dan lain lainnya.1
1 Riska, HRD, Wawancara pada tanggal 30 November 2021
63
a. Struktur organisasi
Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu b. Letak Geografis
Pasar Tradisional Modern adalah salah satu Pasar yang terletak di jantung Kota Bengkulu dengan luas lahan 12.512 m2. Pasar Tradisional Modern memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Kepala Badan Pengelola Zulkifli Ishak,SE
Sekretaris Fajrika sary,
Bendahara Yos Darso
Out Sourching Sub. Pengelola
Koordinator Keamanan
Hariswadi
Koordinator Kebersihan Try Sugiatro, SE
Koordinator Parkir Sri Gandi
Anggota Anggota Anggota
1) Sebelah utara berbatasan dengan Mega Mall
2) Sebelah selatan berbatasan dengan Jl.Letjen Soeprapto 3) Sebelah barat berbatasan dengan K.Z.Abidin I
4) Sebelah timur berbatasan dengan K.Z Abidin II c. Pembagian wilayah pedagang
Para pedagang di Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu memiliki wilayah yang berbeda, wilayah ini disebut sebagai Blok oleh pihak pengelola Pasar. Jumlah Blok yang dimiliki oleh Pasar Tradisional Modern adalah 1.187 Blok yang terdiri dari Blok A sampai J dan Z. Jumlah Blok di lantai dasar yaitu berjumlah 535 Blok dan di Blok K sampai S dilantai 1 berjumlah 652 Blok.
Tabel. 4.5
Jumlah Blok Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu di lantai dasar2 Blok/Petak Jumlah
Rincian
Toko Kios Auning Lapak
A 38 8 30
B 48 40 8
C 45 37 8
D 54 12 42
E 66 16 22 28
F 55 7 28 20
G 66 66
H 48 8 40
I 56 56
J 51 51
Z 8 8
2 Sumber : Profil dan denah lokasi Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu, Tahun 2021
65
Jumlah 535 28 585 74 48
Tabel. 4.6
Jumlah Blok Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu di Lantai Satu.3 Blok/Petak Jumlah
Rincian
Toko Kios Auning Lapak
K 57 8 31 18
L 48 48
M 150 150
N 72 12 60
O 86 18 68
P 73 8 65
Q 72 18 54
R 62 62
S 32 32
Jumlah 652 60 192 250 150
Tabel 4.7
Rekapitulasi Blok/Petak di Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu.4
N
O Petak Lantai Jumlah petak
Petak Tersewa
Selama 20 tahun
Sewa Bulanan
yg kosong
Keterangan
1 Toko
Dasar 28 10 18
Sembako (Kelontongan, beras, gula, telur,
sayur dll Satu 60 36 24 Pakaian jadi, tas,
sepatu/sandal
2 Kios Dasar 385 90 295 Sembako/pakaian
jadi
3 Sumber : Profil dan denah lokasi Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu, Tahun 2021 4 Sumber : Profil dan denah lokasi Pasar Tradisional Modern Kota Bengkulu, Tahun 2021