• Tidak ada hasil yang ditemukan

PATOLOGI FARING, LARING DAN TRAKEA

Dalam dokumen PDF Sistema Pernafasan - UNUD (Halaman 37-43)

Faring, laring dan trakea mamalia memiliki fungsi dan gambaran histologi yang mirip dengan unggas. Perbedaan nyata yang dapat dilihat adalah cincin tulang rawan hyalin pada trakea unggas berbentuk lingkaran utuh. Secara histologi, trakea, bronkus primer dan mesobronkus pada unggas dilapisi oleh lapisan sel epitel pernafasan yang khas sama halnya dengan mamalia. Umumnya jaringan limfatika ditemukan pada lamina propria dari bronkus dan di bagian luar dikelilingi oleh otot polos

Penyakit Degeneratif

Hemiplegia laringeal pada kuda. Penyakit ini disebut dengan roaring, merupakan penyakit yang umum pada kuda yang ditandai oleh atrofi dari muskulus cricoarytenoid di bagian dorsal dan lateral, terutama di bagian kiri (Gambar 4.1).

Atrofi otot disebabkan oleh adanya gangguan inervasi saraf.

Terjadi perubahan pada suara pada kuda seperti bergemuruh (roar) akibat paralisis dari otot sehingga terjadi dilatasi tidak lengkap (inkomplit) pada laring dan penyumbatan saluran nafas.

Secara mikroskopik serabut otot menjadi lebih tipis dan runcing sering digantikan oleh sel lemak.

Gambar 4.1. Hemiplegia laringeal pada kuda. Penurunan masa otot serta perubahan warna menjadi pucat pada bagian muskulus cricoarytenoideus yang disebelah kiri (tanda bintang) sedangkan muskulus yang di sebelah kanan adalah normal

Sumber:http://cal.vet.upenn.edu/projects/grossanat/largemen u/hheadlrxroar. htm.

Gangguan Sirkulasi

Edema. Edema hebat pada trakea yang disebut dengan honker merupakan penyakit akut pada sapi potong yang belum diketahui penyebabnya. Gejala klinis yang menonjol

banyak O2 dan membuang CO2. (2) Batuk berdarah. Produksi mukus yang meningkat disertai dengan bocornya kapiler, menyebabkan munculnya mukus berdarah. (3) Konsolidasi/

hepatisasi. Konsolidasi adalah gambaran umum dari pneumonia akibat bakteri, konsolidasi terjadi karena alveoli yang semestinya berisi udara, menjadi padat karena berisi cairan dan debris. Alveoli berisi penuh dengan cairan dan debris dari sel darah putih yang diproduksi untuk memerangi infeksi.

Pneumonia akibat infeksi virus dan mikoplasma tidak menyebabkan konsolidasi, karena infeksi hanya memengaruhi dinding alveoli dan parenkim paru-paru.

Jenis-jenis Pneumonia.

Respons peradangan paru-paru bervariasi tergantung dari sifat agen penyebab, penyebaran agen (jalan yang dilalui untuk mencapai paru-paru) dan ketahanan agen. Pneumonia di bidang kedokteran hewan dapat diklasifikasikan berdasarkan atas:

waktu (akut, sub-akut, kronis), agen (viral-pneumonia, pasteurela-, distemper-, verminosa-, kemikal-, dan hipersensitif pneunomia), gambaran morfologi (tipe peradangan, pola penyebaran lesi, epidemiologi, dan miscellaneous).

Berdasarkan tipe peradangan dikenal pneumonia eksudatif dan proliferatif. Pneumonia eksudatif dicirikan oleh adanya

disebabkan oleh Dirofilaria immitis juga dapat menyebabkan trombosis pada anjing.

Infark. Paru-paru mendapat darah dari arteri pulmonalis dan arteri bronchialis, sehingga infark jarang terjadi, walaupun ada embolus. Infark dapat terjadi jika pada saat ada embolus atau trombus daya jantung berkurang sehingga darah tertimbun dimuka trombus. Infark itu terlihat sebagai infark tersendiri atau multiple. Infark berwarna merah kehitaman, konsistensi padat bentuknya bisa segitiga dengan dasar sejajar dengan pleura pulmonalis, sedangkan ujungnya ditemukan di bawah pleura dan trombus berada pada ujung segitiga tersebut.

Peradangan Paru-paru atau Pneumonia.

Pneumonia adalah peradangan dari parenkim paru-paru.

Istilah pneumonia lebih umum dipakai untuk peradangan yang akut dan eksudatif, sedangkan untuk peradangan yang bersifat proliferatif dan kronis dipakai istilah pneumonitis.

Ada tiga kondisi yang dapat diamati pada pneumonia yaitu ; (1) Pernafasan cepat: Mikroorganisme yang berhasil mencapai paru-paru dan tidak dimusnahkan oleh mekanisme pertahanan paru-paru menimbulkan kebocoran pada kapiler sehingga cairan yang kaya protein merembes ke alveoli. Hal ini mengakibatkan menurunnya fungsi pertukaran gas O2 dan CO2, sehingga pernafasan terlihat cepat dengan tujuan untuk mendapat lebih

adalah dispnea yang berlanjut menjadi bernafas lewat mulut (oral breathing) , recumbency dan akhirnya kematian akibat asfiksia

Perdarahan. Perdarahan di dalam laring dan trakea sering terlihat pada penyakit akut dan sepsis. Perdarahan ini terlihat sebagai bintik-bintik dan bercak-bercak darah pada epiglotis. Perubahan scperti ini biasanya ditemukan pada salmonellosis babi dan hog cholera.

Peradangan

Peradangan pada faring, laring dan trakea bisa mengakibatkan terjadinya penghambatan aliran udara bahkan dapat memicu timbulnya pneumonia aspirasi. Faring mudah terkena penyakit yang berasal dari saluran pernafasan bagian atas dan saluran pencernaan.

Laringitis dapat merupakan bagian dari necrobacillosis oral (calf difteri), yang disebabkan oleh Fusobacterium necrophorum atau dapat juga terjadi tanpa jejas pada daerah lainnya. Pada babi, anthraks lokal di daerah laring tidak jarang ditemukan dan di sekitar laring terlihat edema berupa gelatin (edema glotis). Laringitis nekrotikan sering ditemukan pada penyakit Newcastle (ND), sedangkan pembentukan granuloma di dalam laring terlihat pada penyakit TBC dan aktinobasilosis

pada sapi. Laringitis tuberkulosa ini dapat terjadi sebagai akibat adanya TBC paru-paru.

Penyakit Spesifik

Nekrotik laringitis (Dipteri anak sapi). Disebabkan oleh bakteri anaerob Fusobacterium necrophorum terutama menyerang anak sapi perah tetapi bisa juga menyerang sapi dewasa dan domba yang manajemen pemeliharaannya tidak baik serta menderita malnutrisi. Eksotoksin yang dihasilkan oleh bakteri yang tinggal di daerah orofaring tersebut mengakibatkan erythema dan nekrosis jaringan. Kematian terjadi akibat toksemia atau bisa akibat aspiksia. Material nekrostik yang terhirup akan menyebabkan bronkopneumonia hebat dan supuratif. Pada gambaran makroskopik, ditemukan eksudat pada mukosa laring, yang sifat eksudatnya sangat lengket dan berdarah jika dilepaskan

Canine Infectious Tracheobronchitis (kennel cough).

Penyakit ini merupakan penyakit yang sangat kontagius dengan gejala klinis batuk yang kondisinya makin memburuk saat beraktivitas. Infeksi umum terjadi pada kondisi penempatan anjing dari berbagai wilayah, ras dan umur yang berbeda dicampur di suatu tempat misalnya pada kandang (shelter)

kelenjar mediastinal, perangsangan paru-paru karena gas atau debu, atau edema karena pengaruh saraf.

Perdarahan paru-paru. Perdarahan biasanya terjadi pada paru-paru di bawah pleura Penycbabnya adalah: trauma, infark, kerusakan pembuluh darah oleh nekrosis, pernanahan pada TBC, maleus dan gangren paru-paru. Pada penyakit SE dan anthrax juga sering disertai dengan perdarahan paru-paru.

Perdarahan bervariasi dari ptekie sampai mengenai seluruh bagian.

Emboli, Trombosis dan Infark.

Emboli. Di dalam paru-paru, kuman-kuman, sel-sel tumor, gas-gas, jaringan-jaringan yang mati dan lemak yang berasal dari bagian lain dari badan dapat menjadi embolus.

Emboli yang diakibatkan oleh bakteri ada hubungannya dengan bakteriamia dan menyebabkan edema pulmonum akut atau pneumuni interstialis. Pada sapi kadang-kadung emboli berasal dari trombus di dalam vena uterus pada endometritis suppurativa. Pada babi, emboli pulmoner sering kali ditemukan karena migrasi larva askaris. Endokarditis pada katup trikuspidalis juga dapat menyebabkan emboli paru-paru.

Trombosis. Ada hubungan antara trombosis paru-paru pada anjing dengan amiloidosis ginjal, karena pada amiloidosis ginjal terjadi kehilangan antitrombin III. Endoarteritis yang

maka akan terbentuk busa. Ada dua bentuk edema pulmonum, yaitu edema yang bersifat bukan radang dan edema radang.

1. Edema yang bersifat bukan radang disebabkan oleh:

kelemahan jantung, penghambatan peredaran darah di dalam jantung dan hati, dan/atau penyakit ginjal yang disertai dengan edema umum.

2. Edema yang bersifat radang terjadi pada keadaan:

pneumoni, bronkitis primer pada penyakit SE, influenza babi dan pneumonia kontagiosa kuda. Cairan tebal berupa gelatin terlihat dalam jaringan di sekitar bronkus, secara makroskopis paru-paru yang edema menjadi lebih berat, tampak basah (jika disayat dari bidang sayat keluar cairan yang berbusa), bronkhi besar berisi busa. Pada edema yang hebat, busa juga ditemukan pada trakhea.

Warna dari cairan ederma dan busa tergantung pada ada tidaknya perdarahan. Jika tidak ada perdarahan maka cairan edema agak kekuningan dan busanya berwarna putih. Secara alami dan berdasarkan eksperimen telah dibuktikan bahwa beberapa hal yang menyebabkan kejadian edema pulmonum antara lain: perubahan fungsi jantung kiri secara akut atau menahun, pneumonia yang disebabkan bakteri, virus atau cacing, keracunan, syok termasuk syok pasca bedah, adanya hambatan aliran limfe misalnya karena limfosarkoma atau TBC

anjing, kennel maupun klinik hewan. Penyebab dari kennel cough ini beragam beberapa agen penyakit seperti Bordetella bronchiseptica, canine adenovirus 2 (CAV-2), canine parainfluenza virus (CPV) dan faktor lingkungan diduga menjadi penyebab penyakit ini. Derajat keparahan penyakit meningkat ketika lebih dari satu agen penyakit yang terlibat disertai faktor lingkungan dan stres yang ekstrem.

Gambaran patologi sangat tergantung dari agen penyebab, kadang-kadang perubahan makroskopik dan mikroskopik sama sekali tidak ada, atau bervariasi dari radang kataral sampai mukopurulen dengan pembesaran pada tonsil dan limfoglandula setempat.

Pada kennel cough yang murni disebabkan oleh virus, gambaran mikroskopik berupa nekrosis fokal dari epitel trakeobronkial.

Penyakit parasit. Parasit yang umum ditemukan di daerah faring, laring dan trakea a.l: Besnoitia bennetti. Parasit ini menyebabkan papiloma pada laring kuda. Koksidia ini dilaporkan ada di Afrika, Amerika Selatan dan Inggris.

Syngamus laryngeus umumnya ditemukan pada laring sapi di Asia dan Amerika Selatan. Filaroides osleri adalah parasit pada anjing dan famili canidae, predileksinya pada bifurkasio trakea. Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia. F. osleri

merupakan nematoda saluran pernafasan yang paling umum pada anjing. Gejala klinis yang menonjol adalah batuk, dalam keadaan infestasi yang hebat mengakibatkan dyspnea, cyanosis, emasiasi dan kematian pada anjing muda.

Gambar 6.2 Gambaran makroskopik(A) dan mikroskopik(B) emfisema paru-paru. Bagian yang mengalami emfisema lebih pucat dan mengandung udara yang terperangkap (tanda panah).

Gambaran mikroskopik dari emfisema, dengan pembesaran kuat nampak lumen alveoli meluas serta hilangnya dinding alveoli (tanda bintang). Sumber:http://quizlet.com/7808283/

respiratory-system-session- 7-lung-pathology-flash-cards/.

Ganguan Sirkulasi

Hiperemi dan Kongesti. Hiperemi merupakan proses yang aktif yang merupakan bagian dari peradangan yang akut sementara itu kongesti merupakan proses yang pasif akibat penurunan kecepatan aliran darah pada vena dan umumnya erat hubungannya dengan kegagalan jantung.

Edema pulmonum. Adalah pengumpulan cairan di dalarn alveoli, bronki dan jaringan interlobuler paru-paru.

Cairan ini menghambat udara yang masuk ke dalam alveoli.

Karena di dalam bronki cairan itu bercampur dengan udara

yang tertimbun secara lokal di bawah pleural paru-paru dan membentuk benjol-benjol berisi udara. Emfisema alveolar menahun terjadi dari bentuk dan dari batuk-batuk menahun umpamanya dari bronkitis menahun dan spamus bronki yang berulang-ulang. Pada keadaan ini serabut-serabut kenyal alveoli menjadi lemah dan alveoli membesar, akibatnya terjadi pembendungan darah didalam jantung kanan yang menyebabkan dilatasi, kemudian hipertrofi eksentrik atau insuffisiensi trikuspidalis, hidroperikard dan pembendungan darah yang disertai edema. Secara makroskopik paru-paru terlihat pucat dan membesar dan secara mikroskopik terlihat pembesaran alveoli yang dindingnya sebagian kisut. Emfisema jenis ini bisa terjadi pada semua jenis hewan.

Emfisema interstitialis. Emfisema bentuk ini terjadi sebagai akibat robeknya septa alveoli pada emfisema alveolar.

Emfisema jenis ini dapat terjadi bila didalam bronki ada banyak cacing yang menimbulkan dyspnoe berat, pada TBC dan pada keadaan trauma (fraktur tulang rusuk). Akibatnya adalah kematian hewan karena jantungnya tidak mampu menyelenggarakan peredaran darah. Emfisema jenis ini umum ditemukan pada sapi.

BAB V

PATOLOGI BRONKUS

Dalam dokumen PDF Sistema Pernafasan - UNUD (Halaman 37-43)

Dokumen terkait