• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemakaian Material

Dalam dokumen PDF ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah (Halaman 89-95)

KATA PENGANTAR

Tahap 3. Pembebanan Biaya

3. Pemakaian Material

a. Bagian pelaksana produksi.

- Bagian Pelaksana Produksi sepenerima DRK dan atau SPK dapat secara langsung mengerjakan butir-butir pekerjaan baik Reparasi atau Bangunan baru Kapal. Untuk mengerjakan ini merencanakan kebutuhan Tenaga Kerja Langsung, Material Langsung serta fasilitas/peralatan produksi. Material Langsung inilah pemakaiannya perlu dilaporkan serta dicatat yang akan dijelaskan pada pasal selanjutnya.

- Membandingkan realisasi pemakaian mterial yang sebenarnya dengan Rencana Kebutuhan Material untuk tiap butir pekerjaan dan keseluruhan pekerjaan kapal tersebut.

78 - Meretour material sisa agar dapat dicatat oleh bagian gudang, sehingga realisasi

pemakaian material mendekati dengan kenyataannya.

- Pengendalian pemakaian material ini tidak dilaksanakan oleh Pelaksana Produksi serdiri sebagai Pengawasan melekat, tetapi juga oleh Bagian Pengendali Produksi serta Bagian Gudang yang kesemuanya akan diteliti oleh Bagian Akuntasi Biaya serta dilaporkan.

b. Bagian Pengendali Praduksi

- Bagian Pengendali Produksi mengadakan pencatatan pemakaian material serta mengendalikan agar tidak menyinpang dari Rencana Kebutuhan Materialnya, serta melaporkan ke Bagian Faktur.

c. Bagian Gudang

- Bagian Gudang mencatat seluruh pemakaian material tiap-tiap butir pekerjaan, menghimpun serta melaporkan ke Bagian Akuntansi Biaya.

4.3. Pengelolaan dan Pengendalian Pemakaian Tenaga Kerja Lansung.

Pada Industri Maritim khususnya pada Perusahaan Dok dan Galangan Kapal, peranan Tenaga Keria Langsung masih dominan untuk mengahasilkan suatu hasil produksi. Biarpun beberapa pekerjaan sudah dapat digantikan dengan tenaga mesin dengan otomatisasi yang tinggi, tetapi produktivitas dan effisiensi Tenaga Kerja Langsung berperanan penting terhadap keberhasilan suatu Perusahaan Dok dan Galangan Kapal. Oleh karena itu Pengendalian Biaya Tenaga Keria Lanqsung perlu kita bahas.

4.3.1 Pengelolaan Dan Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah sama dengan pengendalian biaya-biaya produksi lainnya. Dalani hal ini pengendalian biaya tenaqa kerja langsung merupakan tanggung jawab utama para picrpinan produksi. Oleh karena itu para pinpinan produksi diberikan suatu tolok ukur atau suatu standar produksi untuk dapat mengukur produktivitas dan effisiensi tenaga kerja lanqsung yang dipinpinnya. Untuk mendapatkan tolok ukur atau standar ptoduksi ini merupakan tugas utama para pengendali produksi, termasuk para pinpinan produksi.

Pengendalian tenaga kerja langsung ini perlulah diperhatikan hal -hal sebagai berikut:

79 1. Rencana kebutuhan tenaga keria langsung yang rinci untuk tiap butir pekerjaan berdasarkan rencana kebutuh ab tenaga kerja untuk keseluruhan pembangunan/penyelesaian kapal.

2. Rencana kebutuhan tenaga kerja langsung ini diuraikan dengan kebutuhan jam orang tiap jeniskecakapan terjaga kerja langsung.

3. Membuat laporan realisasi pemakaian tenaga kerja langsung umtuk tiap periode tertentu, misalnya setiap harian, setiap mingguan dan setiap akhir proyek.

4. Membuat laporan pemakaian biaya tenaga kerja langsung untuk setiap butir pekerjaan dan keseluruhan penbangunan/penyelesaian kapal, untuk dapat memberikan informasi realisasi pemakaian biaya tenaga kerja lansung (termasuk biaya TKL pada jam-jam lembur).

5. Membuat data pesmakaian jam orang TKL untuk setiap akhir pembangunan/penyelesaian kapal, agar digunakan sebagai tolok ukur produksi selanjutnya.

6. Membuat catatan jam orang produktiv setiap hari pada jam keria dan jam lembur, sehinqga laporan pada butir 3 di atas dapat lebih rinci.

7. Membuat kesimpulan perlu tidaknya mengundang sub kontraktor untuk menyelesaikan suatu butir pekerjaan atau keseluruha n pembanqunan/penyelesaian kapal.

4.3.2 Penetapan Tolok Ukur atau Standar Tenaga Kerja Langsung

Perbaikan produktivitas tenaga keria langsung biasanya berhubungan dengan adanya pengendalian-pengendalian produktivitas dan effisiensi tenaga kerja langsung untuk mencapai suatu hasil produksi.

Penetapan tolok ukur atau standar tenaga keria langsung suatu kegiatan produksi merupakan patokan pekerjaan sesuai dengan realisasi pelak - sanaannya yang memerlukan latar belakang teknis proses produksi dan suatu pengetahuan tentang metode penelaah waktu.

Penetapan tolok ukur tenaga keria langsung ini merupakan tanggung jawab Bagian Pengendalian Produksi Biro Program, Bagian Perencanaan dan Bagian Akuntansi Biaya.

80 Penetapan waktu pembangunan/penyelesaian kapal yang direncanakan berdasarkan tolok ukur atau standar tenaga kerja lanqsunq yanq ada. Penetapan tolok ukur atau standar tenaga kerja langsung akan tergantung:

- Metode/cara pembanqunan/penyelesaian kapal.

- Tata kerja sistim organisasi yang ada.

- Baik dan telitinya perencanaan produksi, antara lain:

- Gambar kerja, prosedur kerja, jadwal kerja dll.

- Persiapan material dan penqendalian pemakaiannya.

- Persiapan fasilitas/peralatan produksi.

- Persiapan tenaga kerja langsung.

- dll.

Dalam penetapan tolok ukur atau standar tenaga kerja langsung atau produksi akan dijelaskan lebih rilnci pada 4.5.

4.4. PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA TIDAK LANGSUNG Biaya Tidak Lanqsung (BTL) memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu:

l. Merupakan biaya kolektif yang mencakup banyak sekali macam biaya, sesuai dengan bidang-bidang yang tercakup seperti: biaya penyusutan, pajak kekayaan, asuransi, upah tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan, tenaga listrik, air, BBM untuk gas, dan banyak macam biaya lainnya.

Diantaranya yanq mendukunq produksi dimasukkan biaya produksi tidak langsung dan sebagian sama sekali tidak mendukung produksi dimasukkan Biaya Administrasi Tidak Lanqsung (BTAL). BTAL akan dijelaskan dalam Bab V.

2. Bermacam-macam biaya yang merupakan unsur kelompok biaya tidak langsung ini akan berubah denqan cara masing-masing yang berbeda, hal mana sangat berkaitan dengan adanya peningkatan atau pengurangan kegiatan proses produksi.

Beberapa diantaranya berubah sebanding denqan perubahan kegiatan proses produksi, sedangkan beberapa lainnya adalah statis atau dapat juga dikatakan berubah tetapi perubahannya itu tidak terjadi dalam perbandingan yang langsung atau tidak berbanding langsung dengan perubahan kegiatan proses produksi.

3. Pada pengendalian biaya tidak langsung ini, para pinpinan perusahaan Dok dan Galangan Kapal banyak berperan penting atau dapat dikatakan pula bahwa pengendaliannya terletak pada para pejabat itu.

Misalnya:

81 - Pengendalian biaya tenaga listrik, udara tekan, air untuk produksi, pemeliharaan fasilitas produksi dll, merupakan tanggung jawab pimpinan produksi. Biaya- biaya ini merupakan biaya produksi tidak langsung (BPTL).

- Pengendalian biaya pemasaran, sumbangan sosial, biaya modal dll, merupakan tanggung jawab pimpinan administrasi/keuanqan dan pemasaran. Biaya-biaya ini merupakan biaya administrasi tidak langsung (BATL).Pengendalian biaya langsung adalah pinpinan yang terendah, Pimpinan sebagai pengendali biaya tidak setingkat dengan kepala r egu sampai pimpinan yang tertinggi, setingkat kepala biro/divisi.

4. Pengendalian biaya tidak langsung ini terbagi -bagi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, berarti tidak terletak dalam tanggung jawab satu pimpinan.

Di samping itu terdapat biaya tidak langsung yang dikendalikan oleh pimpinan tertinggi Perusahaan Dok dan Galangan Kapal, antara lain: biaya penyusutan, biaya modal, pajak, gaji/honorariun direktur utama, direksi dan dewan komisaris atau dewan pengawas.

Biaya produksi tidak langsung (BPTL) ini menjadi penting sekali sehubungan dengan semakin banyaknya digunakan mesin/peralatan produksi yang serba otomatis untuk menangani pekerjaan proses produksi. Sehubungan dengan itu biaya penyusutan, pemeliharaan dan biaya -biaya tidak langsung yang berhubungan dengan mesin/peralatan produksi ini, merupakan biaya yang perlu mendapat perhatian tentang pengendaliannya.

Pengendalian Biaya Produksi Tidak Langsung, pengendaliaannya pada umumnya sebagian besar terletak pada operator dan pimpinan langsungnya.

Oleh Karena itu sistim dan prosedur pembebanan biaya tidak langsung ini perlu adanya keseragaman (lihat sistim administrasi dan akuntansi Keseraga - man perusahaan dok dan galangan kapal yang dijelaskan pada bab III). Dalam praktek perusahaan dok dan galangan kapal kenyataannya sering terjadi banyak macatn biaya tidak langsung (baik BM maupun BATL). Hal ini disebabkan dalam kelompok BP'TL dan BATL ini terdapat berbagai macam biaya yang berlainan serta terpencar tanggung jawabnya.

Kenyataan lain dapat pula dijelaskan nanti pada bab V, b ahwa banyak komponen biaya tidak langsung (terutama BATL) yang kelihatan relatif kecil, tetapi kenyataannya sering terjadi kelalaian dalam pengendaliannya.

82 Pada analisa biaya pada bab. V. nanti akan dijelaskan bagaimana cara pengendaliannya yang lebih rinci.

4.5. REALISASI PEMAKAIAN MATERIAL LANGSUNG DAN TENAGA KERJA LANGSUNG PADA PROSES PRODUKSI .

Telah dijelaskan pada sistim dan prosedur perintah kerja pada proses produksi (.3.1.) setiap penyelesaian tiap butir pekerjaan baik reparasi kapal maupun bangunan baru kapal, setiap bengkel pelaksana produksi harus mengisi Kartu Laporan Hasil Kerja (KLHK). KLHK ini diterima oleh setiap bengkel pelaksana produksi bersamaan penerimaan Kartu Perintah Kerja (KPK) yang isi perintah kerjanya sama , tetapi KPK berwarna putih dan KLHK berwar na hijau misalnya. Pengisian KLHK haruslah sesuai realita serta diisi dengan teliti, lengkap dan benar oleh pimpinan kelompok kerja yang menangani butir-butir pekerjaan tersebut.

4.5.1. Pengisian Kartu Laporan Hasil Kerja (KLHK).

Kartu laporan hasil kerja (KLHK) dapat dilihat seperti lampiran 10:

KLHK ini merupakan contoh salah satu butir pekerjaan d ari Daftar Reparasi Kapal dari lampiran 9. Setiap kartu perintah kerja dengan identitas yang sesuai SFI group system sesuai lampiran 1.1 dan 1.2 beserta 8.1 dan 8.2.

Setelah butir pekerjaan Reparasi Kapal tersebut selesai dikerjakan, pada halaman muka KLHK pada Uraian Pelaksanaan Kerja oleh pimpinan Kelompok Kerja yang mengerjakan butir pekerjaan terse but (Kepala Regu atau Kepala Seksi) harus menguraikan dan menjelaskan butir pekerjaan tersebut dan kalau perlu dibuat gambar sketsa supaya jelas. Gambar sketsa kalau perlu digambar di suatu lembaran kertas lain.

Pengisian Halaman belakang KLHK terdiri pengisia n penggunaan Material serta pemakaian Tenaga Kerja Langsung dalam satuan Jam Orang (J.O). Pemakaian Material tiap Sub Order serta tiap Order Extern Reparasi Kapal, Bangunan Baru Kapal maupun Order Lain -lain diisi dengan mengisikan bon-bon Material Langsung Pokok dan Bantu serta Material Tidak Langsung. sejak dimulainya melaksanakan butir pekerjaan tersebut sampai selesai disetujui oleh Klasifikasi. Rekapitulasi Material pokok dan Material Bantu untuk tiap Sub Ordinat ini perlu dilaksanakan dengan teliti, de ngan

83 memperhitungkan Bon Retour Material Pokok dan kalau ada juga Material Bantu.

Pemakaian Jam Orang (J.O) ditandai penggunaan Tukang atau karyawan atau Tenaga Kerja Langsung setiap hari, dari jam berapa sanpai jam berapa, sehingga dapat diketahui Jumla h Jam Orang untuk setiap Tenaga Kerja Langsung serta jumlah total sampai pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh klasifikasi. Pemakaian Jam Orang ini tidak saja pada Jam Kerja biasa tetapi pada Jam Kerja Lembur. Jam orang yang diisikan disini adalah Jam Kerja Efektif atau Jam Kerja yang sebanarnya mengerjakan butir pekerjaan Reparasi Kapal dan bangunan baru Kapal dan bukan Jam Kerja waktu mulai dan usai kerja setiap hari.

Dalam pengelolaan Material dan Tenaga Kerja Langsung ini para Pimpinan bengkel Pelaksana Produksi mengelola seefisien mungkin pemakaian material langsung baik pokok maupun bantu serta mengelelola seefisien dan seproduktif mungkin tenaga kerja langsunq ini. Disamping itu para pimpinan bengkel pelaksana produksi harus juqa mengelola fasilitas/peralatan produksi seefisien dan seproduktif mungkin.

4.5.2. Pemakaian Material dan Tenaga Kerja Langsung pada Proses Produksi

Setelah pengisian secara tepat, teliti dan benar baik material pokok dan material bantu serta pemakaian ten aga kerja langsung dalam satuan jam orang pada KLHK, maka kita dapat mengetahui pemakaian material pokok dan material bantu serta jam orang untuk Sub order atau butir pekerjaan;

untuk setiap K, N atau U order dan untuk jumlah K, N dan U order setiap periode misalnya setiap dua, tiga bulan, enam bulan dan setahun.

Dalam dokumen PDF ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah (Halaman 89-95)

Dokumen terkait