BAB II KAJIAN TEORI
B. Pemaparan Hasil Penelitian 1. Deskripsi Statistik
4. Jumlah Subyek
Subjek penelitian dalam hal ini adalah siswa-siswi MTs Al Munawwaroh Pandanmulyo yang aktif menggunakan Tiktok. Jumlah populasinya sebanyak 140, dan yang aktif menggunakan Tiktok adalah sebanyak 84 orang.
5. Prosedur dan Administrasi Pengambilan Data
Data-data penelitian diperoleh dengan menyebarkan kuesioner mengenai intensitas penggunaan media sosial Tiktok, social comparison, dan self-esteem kepada siswa-siswi MTs Al Munawwaroh Pandanmulyo sebanyak 84 siswa-siswi. Kedua kuesioner tersebut disebar secara bertahap, di tanggal 1 Oktober peneliti memberikan kuesioner secara langsung di kelas 7A, 7B, dan 8A. Sedangkan di tanggal 2 Oktober peneliti memberikan kuesioner di kelas 8B, 9A, dan 9B. Siswa yang menjadi sampel dan mengisi kuesioner dari peneliti mendapat reward berupa gantungan kunci.
B. Pemaparan Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:
a) Pengukuran variabel Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok dilakukan dengan menggunakan skala yang berisi 22 item dengan poin terendah 1 dan tertinggi 4. Berdasarkan pengolahan data, skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok memiliki nilai Mean sebesar 55,0714 dan nilai Standar Deviasi sebesar 6,661.
b) Pengukuran variabel Social Comparison dilakukan dengan menggunakan skala yang berisi 9 item dengan poin terendah 1 dan tertinggi 4. Berdasarkan pengolahan data, skala Social Comparison memiliki nilai Mean sebesar 22,535 dan nilai Standar Deviasi sebesar 5,349
c) Pengukuran variabel Self-esteem dilakukan dengan menggunakan skala yang berisi 14 item dengan poin terendah 1 dan tertinggi 4. Berdasarkan pengolahan data, skala Self-esteem memiliki nilai Mean sebesar 41,131 dan nilai Standar Deviasi sebesar 4,839.
2. Deskripsi Kategorisasi Data
Adapaun skor yang digunakan dalam kategorisasi pada penelitian ini yaitu skor atau nilai Mean dengan memperhatikan norma kategorisasi sebagai berikut.
Tabel 4.2 Norma Kategorisasi
Rumusan Kategorisasi
X>(Mean+1 SD) Tinggi
(Mean-1 SD)>X<(Mean+1 SD) Sedang
X<(Mean-1 SD) Rendah
Selanjutnya yaitu menghitung nilai kategorisasi dari masing- masing variabel berdasar norma di atas:
a) Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok
Kategori tingkat intensitas penggunaan media sosial Tiktok pada penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.3
Kategorisasi Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok
Kategorisasi Kriteria Frekuensi Presentase
Tinggi X>61 15 18%
Sedang 48>X<61 58 69%
Rendah X<48 11 13%
Total 84 100%
b) Skala Social Comparison
Kategori tingkat intensitas penggunaan media sosial Tiktok pada penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Kategorisasi Skala Social comparison Kategorisasi Kriteria Frekuensi Presentase
Tinggi X>27 14 17%
Sedang 17>X<27 59 70%
Rendah X<17 11 13%
Total 84 100%
c) Skala Self-Esteem
Kategori tingkat intensitas penggunaan media sosial Tiktok pada penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Kategorisasi Skala Self-Esteem
Kategorisasi Kriteria Frekuensi Presentase
Tinggi X>45 17 20%
Sedang 36>X<45 55 66%
Rendah X<36 12 14%
Total 84 100%
3. Faktor Pembentuk Utama Variabel
a) Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok
Tabel 4.6 Pembentuk Utama Variabel Intensitas Penggunaan Media Sosial
Aspek Skor Total Aspek
Skor Total
Variabel Hasil
Perhatian 1148
4698
24%
Penghayatan 2488 53%
Durasi 625 14%
Frekuensi 437 9%
Berdasarkan Tabel 4.4, faktor utama yang membentuk intensitas penggunaan media sosial Tiktok adalah aspek penghayatan, dengan hasil 53%. Hal ini menunjukkan bahwa individu cenderung terlibat secara emosional dan mendalam saat menggunakan media sosial, seperti Tiktok. Penghayatan yang tinggi mencerminkan adanya keterikatan personal terhadap konten yang diakses, sehingga memengaruhi individu untuk terus menggunakan media sosial dengan intensitas yang tinggi.
b) Social comparison
Tabel 4.7 Pembentuk Utama Variabel Social comparison
Berdasarkan Tabel 4.7, aspek yang paling dominan dalam variabel social comparison adalah upward comparison. Hal ini menunjukkan bahwa individu cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang dianggap lebih unggul dalam berbagai aspek, seperti penampilan, pencapaian, atau gaya hidup. Upward comparison dapat memberikan dua dampak pertama, sebagai motivasi untuk meningkatkan diri; kedua, berpotensi menurunkan rasa puas terhadap diri sendiri jika individu merasa kesenjangan tersebut sulit dijembatani. Tingginya aspek ini menegaskan pentingnya kesadaran untuk memfilter informasi yang diakses melalui media sosial seperti Tiktok, guna mengurangi dampak negatif yang dapat muncul.
c) Self-Esteem
Tabel 4.8 Pembentuk Utama Variabel Self-Esteem
Berdasarkan Tabel 4.8, aspek penerimaan diri merupakan yang tertinggi dalam variabel self-esteem. Hal ini menunjukkan bahwa
Aspek Skor Total Aspek
Skor Total
Variabel Hasil Upward
comparison 1501
1893
79%
Downward
comparison 392 21%
Aspek Skor Total Aspek
Skor Total
Variabel Hasil Penerimaan Diri 2044
3455 59%
Penghormatan Diri 1411 41%
sebagian besar individu dalam penelitian ini memiliki kemampuan untuk menerima diri mereka apa adanya, termasuk kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Tingginya penerimaan diri dapat menjadi indikator positif bahwa meskipun terdapat tekanan dari social comparison atau dampak dari intensitas penggunaan media sosial seperti Tiktok, individu tetap mampu menjaga pandangan positif terhadap dirinya sendiri. Hal ini menggarisbawahi pentingnya membangun lingkungan yang mendukung pengembangan penerimaan diri, terutama di kalangan remaja, untuk memperkuat rasa percaya diri mereka di tengah tantangan sosial yang ada.
4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Menurut Winarsunu (2009) menyatakan bahwa uji normalitas digunakan untuk mengetahaui normal atau tidaknya data yang akan diuji. Apabila nilai p> 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan normal dan jika p < 0,05 maka data tersebut dikatakan tidak normal (Azwar, 2011). Uji normálitas menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnove dengan bantuan program IMB SPSS versi 26.0 for Windows. Ringkasan hasil uji normalitas dari skala intensitas penggunaan media sosial, social comparison, dan self-esteem dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N 84
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .28338853
Most Extreme
Differences
Absolute .060
Positive .060
Negative -.056
Perhatikan bahwa berdasarkan tabel di atas diketahui nilai probabilitass p atau Exact. Sig. (2-tailed) sebesar 0,908. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,908, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan pada tabel 4.10 diketahui nilai VIF dari Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok (X) adalah 1.428, dan nilai VIF dari Social comparison (Z) adalah 1.428. Dikarenakan seluruh nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
Test Statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Exact Sig. (2-tailed) .908
Point Probability .000
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)
Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok (X)
.700 1.428
Social comparison (Z) .700 1.428
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari nilai residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut dengan Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda dari satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya, maka disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Adapun hasil pengujian heteroskedastisitas terhadap variabel X dan Z dengan variabel Y dengan menggunakan program SPSS versi 26.0 for windows yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat titik-titik yang menyebar dan membentuk suatu pola tertentu seperti bergelombang atau membentuk sebuah garis, yang artinya bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas melainkan homoskedastisitas.
d. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah data berkolerasi secara linier, data yang berkolerasi secara linier adalah syarat data dapat dianalisis menggunakan analisis linear berganda Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 26.0 for windows dengan melihat nilai signifikansi. Dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas adalah jika nilai signifikansi p < 0,05 maka variabel memiliki hubungan yang linier.
Hasil uji linearitas dapat dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Hasil Uji Linearitas Variabel
Dependen
Prediktor Signifikansi Keterangan
Self-Esteem
Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok
0,004 Linier
Social comparison
0,000 Linier
Berdasarkan pada tabel di atas, terdapat hubungan yang linier karena nilai signifikansi pada tabel Linearity p < 0,005, sehingga variabel tersebut memenuhi kriteria linier.
5. Uji Hipotesis
a) Koefisien Determinasi
Tabel 4.12 Hasil Koefisien Determinasi
Model R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .379a .144 .123 .28687
Berdasarkan output SPSS Model Summary diatas, diketahui nilai koefisien determinasi atau R square yaitu 0,144 atau sama dengan 14,4% Dengan demikian dapat disebutkan bahwa variabel intensitas penggunaan media sosial Tiktok dan social comparison secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel self-esteem sebesar 14,4%, sedangkan sisanya 85,6%
dipengaruhi variabel lain diluar persamaan regresi ini.
b) Uji Simultan atau Uji Statistik F
Tabel 4.11 Uji F ANOVA
Model Sum of
Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 1.121 2 .560 6.810 .002b
Residual 6.666 81 .082
Total 7.786 83
Diketahui dari tabel 4.10 bahwa nilai Sig adalah 0,002.
Apabila nilai Sig < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel X dan Z secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
c) Uji Parsial atau Uji Statistik T
Hasil uji T pada masing-masing variabel akan dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 4.12 Uji T Coefficients
Model
Standardized
Coefficients t Sig.
Beta
1 (Constant) 11.134 0
Intensitas
Penggunaan Media Sosial (X)
0.149 1.210 0.230
Social comparison
(Z) 0.277 2.254 0.027
a. Dependent Variable: Self Esteem (Y)
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa variabel Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok tidak memiliki pengaruh terhadap variabel Self-Esteem karena nilai sig. < 0,05, yaitu 0,230 sedangkan variabel Social comparison mempengaruhi variabel Self-Esteem karena nilai sig. < 0,05 yaitu 0,027.