• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

Tabel 4.7 Uji Adjusted R2

Model Summary

Mode l

R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .797a .636 .533 1.10888

a. Predictors: (Constant), X7, X6, X4, X2, X5, X3, X1

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai adjusted R Square (R2) model 1 sebesar 0,533 atau 53,3%. Nilai adjusted R Square (R2) model 1 ini tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu, seluruh variabel independen berpengaruh 53,3% terhadap variabel dependen dan Ukuran perusahaan sebesar 53,3% sedangkan sisanya 46,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.

Tabel 4.8

Hasil Rekapitulasi Uji Hipotesis

Hipotesis Deskripsi B Sig Keterangan

H1 Financial stability berpengaruh positif terhadap potensi kecurangan laporan keuangan

1,437 0,001 Di Terima

H2 External pressure berpengaruh positif terhadap potensi kecurangan laporan keuangan

1,872 0,002 Di Terima

H3 Financial target berpengaruh positif terhadap potensi kecurangan laporan keuangan

1,951 0,004 Di Terima

H4 Nature of industry berpengaruh positif terhadap potensi kecurangan laporan keuangan

0,258 0,001 Di Terima

H5 Effective monitoring berpengaruh negatif terhadap potensi kecurangan laporan keuangan

27,317 0,279 Di Tolak

H6 Rationalization berpengaruh positif terhadap potensi kecurangan laporan keuangan

-0,031 0,953 Di Tolak

H7 Capability berpengaruh positif terhadap potensi kecurangan laporan keuangan

-1,892 0,012 Di Tolak

a. Pengaruh Financial Stability terhadap Potensi Kecurangan Laporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa financial stability yang diukur dengan ACHANGE memiliki kofisien sebesar 1,437 dan tingkat signifikasi 0,011 < 0,05. Nilai tersebut memiliki arti bahwa financial stability berpengaruh positif dan signifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. Semakin tinggi nilai rasio perubahan aset di suatu perusahaan, semakin tinggi pula potensi kecurangan laporan keuangan yang terjadi. Sehingga dapat di simpulkan bahwa hipotesis 1 diterima.

Dalam fraud diamond financial stability merupakan syarat pertama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pertumbuhan yang tinggi dan pelaku ekonomi juga bergantungan kepada kapasitas stabilitas sistem keuangan yang dimana ketika sistem keuangan tidak stabil maka perekonomian dapat mengakibatkan biaya yang tinggi dan dapat menyulitkan masyarakat.

Ketika kondisis keuangan sebuah perusahaan stabil, akan terjadi potensi kecurangan laporan keuangan (Aulia, 2018). Hal tersebut terjadi karena perusahaan tidak memiliki early warning system yang baik terhadap kestabilan keuangannya. Hasil ini menunjukkan kinerja dewan komisaris dan auditor internal sangat tidak baik dalam mengawasi segala tindakan yang dilakukan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan kinerja keuangan. Selain itu, nilai pertumbuhan aset diperusahaa menunjukkan nilai pertumbuhan yang sebenarnya, sehingga bukan karena adanya manipulasi. Jadi, jika kondisi keuangan perusahaan stabil, maka manajemen akan melakukan kecurangan.

Ketika mengalami keadaan seperti ini, perusaahan harus terus melakukan pengawasan yang baik dengan melakukan pemberian sanksi, agar manajemen tidak terganggu dengan stabilitas keuangan perusahaan dan tidak tergoda lagi untuk melakukan kecurangan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan (Suryani, 2019), (Herdiana & Sari, 2018).

b. Pengaruh External Pressure terhadap Potensi Kecurangan Laporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa external pressure yang diukur dengan LEV memiliki koefisien sebesar 1.872 dan tingkat signifikasi 002< 0,05. Nilai tersebut memiliki arti bahwa external preassure berpengaruh terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. Semakin besar nilai rasio total utang terhadap total aset disuatu perusahaan, maka semkain tinggi pengaruhnya terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 diterima.

External pressure dijelaskan dalam fraud diamond bahwasanya ini merupakan tekanan berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga, yang dimana dalam external pressure berlebihan dari pihak external maka terdapat resiko kecurangan laporan keuangan.

Manajemen menganggap bahwa tekanan yang berasal dari utang dapat mempengaruhi mereka untuk melakukan kecurangan. Hal ini terjadi, (Aulia, 2018) karena perushaan cenderung menambah pendanaanya melalui utang, sehingga akan mengalami tekanan untuk mengembalikannya. hal inilah yang membuat manajemen untuk melakukan tingkat kecurangan.

Saran yang diberikan kepada perusahaan yang mengalami seperti ini yaitu jangan leluasa untuk melakukan aktivitas pendanaan melalui utang, karena semakin banyak pendanaan perusahaan yang didanai

melalui utang, hal tersebut berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan (Suryani, 2019), (Ayem & Astuti, 2019), (Adelina & Harindahyani, 2018), (Rengganis et al., 2019).

c. Pengaruh Financial Target terhadap Potensi Kecurangan Laporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa financial target yang diukur dengan ROA memiliki koefisien sebesar 1.951 dan tingkat signifikasi 0,002 <0,05. Nilai tersebut memiliki arti bahwa financial target berpengaruh terhadap potensi kecurangan laporan kecuangan. semakin tinggi rasio laba bersih terhadap total aset di suatu perusahaan, maka berpengaruh terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 diterima.

Financial target adalah besaran tingkat laba yang harus diperoleh atas usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba. Perusahaan yang tidak melakukan kecurangan cenderung memiliki ROA yang lebih rendah ketimbang dengan perusahaan yang melakukan kecurangan. Sehingga, manajer melakukan pemanipulasian terhadap laporan keuangan perusahaan agar dianggap mampu mencapai target yang telah ditetapkan.

Meningkatnya target keuangan perusahaan dapat mempengaruhi manajemen untuk melakukan kecurangan laporan keuangan (Aulia, 2018).

Hal tersebut terjadi karena ketika perusahaan ingin meningkatkan

profitabilitasnya, akan tetapi perusahaan tersebut tidak mempertimbangkan dalam peningkatan mutu operasional yang dimiliki yang dapat menyebabkan terjadinya kecurangan laporan keuangan.

Perusahaan disarankan untuk tetap melakukan pengawasan mengenai target profilabilitas yang tinggi, karena profilabilitas yang tinggi terhadap suatu perusahaan akan menyebabkan potensi kecurangan laporan keuangan dengan dukungan terhadap perbaikan mutu operasional yang ada di perusahaan.

Hasil penelitian ini dengan dengan hasil penelitian yang dilakukan (Ayem & Astuti, 2019), (Herdiana & Sari, 2018), dan (Suryani, 2019).

d. Pengaruh Nature of Industry terhadap Potensi Kecurangan Laporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa nature of industry yang diukur dengan INVENTORY memiliki koefisien sebesar 0.258 dan tingkat signifikansi 0,001 < 0,05. Nilai tersebut memiliki arti bahwa nature of industry berpengaruh positif dan signifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. semakin tinggi nilai rasio perubahan total persediaan di suatu perusahaan, semakin tinggi juga potensi kecurangan laporan keuangan yang terjadi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4 diterima.

Fraud diamond menjelaskan bahwa nature of industry biasanya berkaitan dengan adanya resiko terhadap perusahaan yang berkepentingan yang signifikan jauh lebih tinggi, untuk dapat melakukan suatu tindakan kecurangan dalam pengestimasian.

Manajemen akan semakin berpotensi melakukan tindakan kecurangan ketika total persediaan di perusahaan tinggi (Aulia, 2018). Hal ini terjadi karena semakin banyak nilai persediaan di sebuah perusahaan, semakin berpotensi terjadi pencurian dan kecurangan laporan keuangan.

Pelaku melakukan kecurangan dan pencurian terhadap persediaan karena persediaan merupakan aktiva perusahaan yang mudah untuk diuangkan.

Selain itu para pelaku kecurangan, menggunakan akun persediaan sebagai perantara untuk melakukan window dressing, hal itu dikarenakan akan persediaan merupakan akun yang nilainya signifikan pada neraca.

Untuk menanggulangi kecurangan terhadap persediaan, perusahaan harus meningkatkan sistem pengawasan yang ada dalam perusahaan. Auditor internal dan dewan komisaris harus bisa mencegah dan mendeteksi kecurangan laporan keuangan khususnya pada akun- akun yang rawan untuk dimanipulasi, salah satunya adalah akun persediaan, sebelumnya diaudit oleh eksternal dan sebelum laporan keuangan tersebut dipublikasikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan (N. S. Sari et al., 2019).

e. Pengaruh Effective Monitoring terhadap Potensi Kecurangan Laporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa effective monitoring yang diukur dengan BDOUT memiliki koefisien sebesar 27,317 dan tingkat signifikansi 0,279 > 0,05. Nilai tersebut memiliki arti bahwa effective monitoring berpengaruh positif dan signifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. semakin tinggi nilai rasio jumlah

dewan komisaris independen di suatu perusahaan, semakin tinggi juga potensi kecurangan laporan keuangan yang terjadi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5 ditolak.

Dalam fraud diamond effective monitoring ialah suatu pemantauan yang tidak efektif terhadap suatu perusahaan dikarenakan lemahnya suatu sistem pengawasan yang telah dimiliki perusahaan. Kasus skandal akuntansi dan praktik keuangan merupakan salah sat dampak lemahnya pengawasan yang telah dilakukan oleh perusahaan yang memberikan peluang kepada seseorang untuk bertindak sesuai dengan kepentingan pribadi.

Semakin banyak jumlah dewan komisaris independen diperusahaan, (Aulia, 2018) semakin tinggi juga potensi kecurangan laporan keuangan yang terjadi. Hal ini terjadi karena dewan komisaris independen tidak bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya.

Seharusnya ketika semakin banyak jumlah dewan komisaris indepnden di perusahaan, sistem pengawasannya juga semakin efektif. Pada kenyataanya, keberadaan dewan komisaris independen tidak memiliki kontribusi yang positif terhadap keefektifan pengawasan perusahaan.

Yang terjadi adalah dewan komisaris independen ikut melakukan kecurangan laporan keuangan bersama dengan manajemen perusahaan.

Perusahaan harus lebih selektif lagi dalam menentukan individu eksternal yang masuk dalam jajaran dewan komisaris. Pastikan bahwa individu tersebut benar-benar mampu dan dapat menjaga komitmennya.

Selain itu, perusahaan harus bertindak tegas terhadap komisaris independen yang terbukti melakukan kecurangan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan (N. S. Sari et al., 2019), (Herdiana & Sari, 2018), dan (T. P. Sari & Lestari, 2020).

f. Pengaruh Rationalization terhadap Potensi Kecurangan Laporan Keuangan Hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa rationalization yang diukur dengan AUDCHANGE memiliki koefisien sebesar 031 dan tingkat signifikansi 0,953 > 0,05. Nilai tersebut memiliki arti bahwa rationalization tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. Sesering apapun pergantian auditor eksternal di suatu perusahaan, tidak berpengaruh terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 6 ditolak.

Rasionalisasi dalam fraud diamond ini dijelaskan bahwa variabel ini merupakan suatu sikap yang membolehkan seseorang dalam melakukan kecurangan dan menganggap tindakannya tersebut merupakan hal yang wajar.

Pergantian auditor eksternal di perusahaan tidak berpengaruh terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. Hal tersebut terjadi karena manajemen perusahaan terbiasa dengan auditor eksternal yang memiliki kinerja yang bagus sehingga ketika terjadi pergantian auditor ataupun tidak, mereka tetap tidak akan melakukan kecurangan dan rasionalisasi kecurangan bukan menjadi kebiasaan mereka. Kebiasaan tersebut lama-kelamaan menjadi budaya organisasi perusahaan tersebut.

Perusahaan harus melakukan pemilihan atau menjalin kontrak kerja dengan auditor eksternal atau KAP yang memiliki track record yang bagus (Aulia, 2018). Selain itu, perusahaan harus bisa memunculkan dan

membiasakan sikap untuk tidak merasionalisasi kecurangan pada setiap individu di perusahaan dan menjadikan hal tersebut sebagai budaya organisasi.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (T. P. Sari & Lestari, 2020), (Adelina & Harindahyani, 2018), dan (Rengganis et al., 2019).

g. Pengaruh Capability terhadap Potensi Kecurangan Laporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa capability yang diukur dengan DCHANGE memiliki koefisien sebesar - 1,892 dan tingkat signifikansi 0,012 < 0,05. Nilai tersebut memiliki arti bahwa capability tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. Sesering apapun pergantian direksi di suatu perusahaan, tidak berpengaruh terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 7 ditolak.

Dalam fraud diamond dijelaskan bahwa kemampuan merupakan suatu kapasitas atau kesanggupan dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Kecurangan terjadi ketika pelaku memiliki kemampuan untuk melakukan kecurangan secara detail.

Pergantian direksi di perusahaan tidak berpengaruh terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. (Aulia, 2018) Hal ini terjadi karena pergantian direksi bukan karena direksi lama memanfaatkan kemampuannya untuk melakukan kecurangan tetapi karena disebabkan oleh hal lain. Selain itu pergantian direksi sukses karena direksi yang baru tersebut bisa menggunakan kedudukannya semakin memajukan perusahaan dan mencegah terjadinya kecurangan.

. Sebelum melakukan pergantian direksi yang lama ke direksi yang baru. Perusahaan harus melakukan penyeleksian calon direksi baru sebaik mungkin dengan melihat kinerjanya di posisi sebelumnya dan lihat visi misi yang akan dia lakukan untuk memajukan perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Adelina & Harindahyani, 2018), (T. P. Sari & Lestari, 2020), dan (Oktarigusta, 2017).

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel financial stability, external pressure, financial target, nature of industry, effective monitoring, rationalization, dan capability terhadap variabel potensi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia selama periode 2018-2020. Berdasarkan penjelasan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.) Variabel financial stability (ACHANGE) terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan sehingga H1 diterina. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak memiliki early warning system yang baik terhadap kondisi stabilitas keuangan.

2.) Variabel external pressure (LEV) terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan sehingga H2 diterima. Hal ini terjadi karena perusahaan lebih cenderung melakukan utang untuk memperoleh modal ketimbang menerbitkan saham. Selain itu juga, perusahaan juga melakukan pendanaan melalui utang.

3.) Variabel financial target (ROA) terbukti berpengaruh positif dan sigifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan sehingga H3 diterima. Hal ini terjadi karena perusahaan yang telah memiliki target ROA yang tinggi tidak meningkatkan mutu operasionalnya sebelum target tersebut.

4.) Variabel nature of industry (INVENTORY) terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan sehingga H4

64

diterima. Hal ini terjadi karena perusahaan yang memiliki jumlah persediaan yang besar rawan untuk dicuri. Selain itu, akun persediaan merupakan akun yang nilainya signifikan pada neraca, sehingga digunakan manajemen sebagai perantara untuk memanipulasi laporan keuangan.

5.) Variabel effective monitoring (DBOUT) tidak terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan sehingga H5 ditolak. Hal ini terjadi karena komisaris independen yang ada diperusahaan tidak berkntribusi positif terhadap keefektivan sistem pengawasan yang ada di perusahaan.

6.) Variabel rationalization (AUDCHANGE) terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan, sehingga H6 ditolak. Hal ini terjadi karena manajemen sudah terbiasa dengan auditor eksternal yang memiliki kinerja dan integritas yang baik sehingga rasionalisasi di perusahaan bukan merupakan hal yang lumrah untuk dilakukan.

7.) Variabel capability (DCHANGE) terbukti tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap potensi kecurangan laporan keuangan,sehingga H7 ditolak. Hal ini karena pergantian direksi di perusahaan berjalan sukses.

Direksi yang baru menggunakan kemampuannya untuk membentengi perusahaan dari kecurangan laporan keuangan.

B. Saran

1) Ketika perusahaan mengalami keadaan financial stability, maka perusaahan harus terus melakukan pengawasan yang baik dengan melakukan pemberian sanksi, agar manajemen tidak terganggu dengan stabilitas keuangan perusahaan dan tidak tergoda lagi untuk melakukan kecurangan.

2) Saran yang diberikan kepada perusahaan yang mengalami External Pressure yaitu jangan leluasa untuk melakukan aktivitas pendanaan melalui utang, karena semakin banyak pendanaan perusahaan yang didanai melalui utang, hal tersebut berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

3) Perusahaan yang mengalami permasalahan dalam Financial Target disarankan untuk tetap melakukan pengawasan mengenai target profilabilitas yang tinggi, karena profilabilitas yang tinggi terhadap suatu perusahaan akan menyebabkan potensi kecurangan laporan keuangan dengan dukungan terhadap perbaikan mutu operasional yang ada di perusahaan.

4) Perusahaan yang mengalami permasalahan nature of industry, disarankan untuk melakukan menanggulangi kecurangan terhadap persediaan, dimana perusahaan harus meningkatkan sistem pengawasan yang ada dalam perusahaan. Auditor internal dan dewan komisaris harus bisa mencegah dan mendeteksi kecurangan laporan keuangan khususnya pada akun-akun yang rawan untuk dimanipulasi, salah satunya adalah akun persediaan, sebelumnya diaudit oleh eksternal dan sebelum laporan keuangan tersebut dipublikasikan.

5) Perusahaan harus lebih selektif lagi dalam menentukan individu eksternal yang masuk dalam jajaran dewan komisaris. Pastikan bahwa individu tersebut benar-benar mampu dan dapat menjaga komitmennya. Selain itu, perusahaan harus bertindak tegas terhadap komisaris independen yang terbukti melakukan kecurangan.

6) Perusahaan harus melakukan pemilihan atau menjalin kontrak kerja dengan auditor eksternal atau KAP yang memiliki track record yang bagus.

Selain itu, perusahaan harus bisa memunculkan dan membiasakan sikap untuk tidak merasionalisasi kecurangan pada setiap individu di perusahaan dan menjadikan hal tersebut sebagai budaya organisasi.

7) Sebelum melakukan pergantian direksi yang lama ke direksi yang baru.

Perusahaan harus melakukan penyeleksian calon direksi baru sebaik mungkin dengan melihat kinerjanya di posisi sebelumnya dan lihat visi misi yang akan dia lakukan untuk memajukan perusahaan.

68

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku dan artikel:

Adelina, N., & Harindahyani, S. (2018). Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Potensi Financial Statement Fraud pada Perusahaan LQ-45 Periode 2011- 2016. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 7(1).

Aulia, H. (2018). Analisis fraud diamond dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Ayem, S., & Astuti. (2019). Konsep Fraud Diamond Dan Financial Statement Fraud (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018). Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 9(3).

Clinard, M. B., & Cressey, D. R. (1954). Other People’s Money: A Study in the Social Psychology of Embezzlement. American Sociological Review, 19(3).

https://doi.org/10.2307/2087778

Ghozali, I. (2013). Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Herdiana, R., & Sari, S. P. (2018). Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017). Seminar Nasional Dan Call For Paper III.

Indriani, P. (2018). Fraund Diamond Dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan. I-Finance: A Research Journal on Islamic Finance, 3(2).

https://doi.org/10.19109/ifinance.v3i2.1690

Oktarigusta, L. (2017). Analisis Fraud Diamond Untuk Mendeteksi Terjadinya Financial Statement Fraud Di Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2015). Jurnal Manajemen Dayasaing, 19(2). https://doi.org/10.23917/dayasaing.v19i2.5384

Rengganis, R. M. Y. D., Sari, M. M. R., Budiasih, I. G. A. ., Wirajaya, I. G. A., &

Suprasto, H. B. (2019). The fraud diamond: element in detecting financial statement of fraud. International Research Journal of Management, IT and Social Sciences, 6(3). https://doi.org/10.21744/irjmis.v6n3.621

Sari, N. S., Sofyan, A., & Fastaqlaili, N. (2019). Analysis Of Fraud Diamond Dimension In Detecting Financial Statement Fraud. Jurnal Akuntansi Trisakti, 5(2). https://doi.org/10.25105/jat.v5i2.4861

Sari, T. P., & Lestari, D. I. T. (2020). Analisis Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Financial Statement Fraud : Prespektif Diamond Fraud Theory. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 20(2). https://doi.org/10.29040/jap.v20i2.618

69

Sawaka K., I. G. N. H. (2020). Fraud pentagon theory in detecting financial perception of financial reporting with good corporate governance as moderator variable. International Research Journal of Management, IT and Social Sciences. https://doi.org/10.21744/irjmis.v7n1.824

Skousen, C. J., Smith, K. R., & Wright, C. J. (2009). Detecting and predicting financial statement fraud: The effectiveness of the fraud triangle and SAS No.

99. Advances in Financial Economics, 13. https://doi.org/10.1108/S1569- 3732(2009)0000013005

Sugiyono, S. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Summers, S. L., & Sweeney, J. T. (1998). Fraudulently misstated financial statements and insider trading: An empirical analysis. Accounting Review, 73(1).

Suryani, I. C. (2019). Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2016 – 2018. Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan. https://doi.org/10.25105/semnas.v0i0.5780

Wolfe, D. T., & Hermanson, D. R. (2004). The Fraud Diamond : Considering the Four Elements of Fraud Focuses on the use of the elements of the fraud diamond to prevent and detect accounting fraud. CPA Journal, 74(12).

https://doi.org/DOI:

sumber internet dan website:

idx.co.id. (n.d.). Laporan keuangan tahunan.

L

A

M

P

I

R

A

N

No. Kode Saham Nama Perusaahan Manufaktur 1. FOOD PT. Sentra Food indonesia tbk 2. GOOD PT. Garuda Food Putra Putri Jaya tbk

3. HOKI PT. Buyung Poetra Sembada tbk

4. INDF PT. Indofood Sukses Makmur tbk

5. PCAR PT. Prima cakrawala Abadi tbk

6. CLEO PT. Sariguna Primatirta tbk

7. DLTA PT. Delta Djakarta tbk

8. ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo tbk 9. ADES PT. Akasha Wira international tbk 10. CAMP PT. Campina Ice Cream Industry tbk

11. DVLA PT. Darya Laboratorium tbk

NO KODE EMITEN

TAHUN ACHANGE LEV ROA INVENTORY

1 FOOD 2018 0,00 10,57 0,00 -5,02

2 GOOD 2018 0,18 0,69 0,10 -0,17

3 HOKI 2018 0,31 0,34 0,11 0,04

4 INDF 2018 0,09 0,93 0,05 -0,08

5 PCAR 2018 -0,01 0,32 0,07 0,76

6 CLEO 2018 0,26 0,31 0,00 0,07

7 DLTA 2018 0,13 0,18 0,22 0,09

8 ROTI 2018 -0,86 0,50 0,02 0,42

9 ADES 2018 0,04 0,82 0,06 12,69

10 CAMP 2018 -0,17 0,13 0,06 1,45

11 DVLA 2018 0,02 0,41 0,11 3,96

12 FOOD 2019 -0,06 1,60 0,01 -0,14

13 GOOD 2019 0,20 0,83 0,08 0,02

14 HOKI 2019 0,11 0,32 0,12 0,05

15 INDF 2019 0,00 0,77 0,13 -0,19

16 PCAR 2019 0,06 0,04 0,08 -0,02

17 CLEO 2019 0,49 0,62 0,05 0,12

18 DLTA 2019 -0,06 0,01 0,22 -0,58

19 ROTI 2019 0,06 0,51 0,05 0,12

20 ADES 2019 -0,06 0,44 0,10 0,08

21 CAMP 2019 0,05 0,13 0,72 -0,16

22 DVLA 2019 0,08 0,40 0,12 -0,14

23 FOOD 2020 -0,04 1,01 0,15 0,35

24 GOOD 2020 0,29 1,27 0,03 0,13

25 HOKI 2020 0,06 0,36 0,00 0,00

26 INDF 2020 0,69 1,06 0,05 0,28

27 PCAR 2020 1,71 0,62 0,15 1,55

28 CLEO 2020 0,05 0,53 0,10 0,03

29 DLTA 2020 -0,14 0,20 0,01 0,33

30 ROTI 2020 -0,04 0,37 0,03 3,86

31 ADES 2020 0,16 0,36 0,14 0,16

32 CAMP 2020 0,02 0,13 0,04 0,15

33 DVLA 2020 0,08 0,08 1,49 9,49

LAMPIRAN 4 (LANJUTAN)

NO KODE

EMITEN

TAHUN DBOUT AUDENCHANGE C0HANGE F- SCORE

34 FOOD 2018 0,33 0 0 1,56

35 GOOD 2018 0,33 0 0 2,27

36 HOKI 2018 0,33 0 0 3,26

37 INDF 2018 0,33 0 0 15,89

38 PCAR 2018 0,33 0 0 80,25

39 CLEO 2018 0,33 0 0 1,04

40 DLTA 2018 0,33 0 0 3,11

41 ROTI 2018 0,33 0 0 1,23

42 ADES 2018 0,33 0 0 49,46

43 CAMP 2018 0,33 0 0 39,28

44 DVLA 2018 0,33 0 0 3,46

45 FOOD 2019 0,33 0 0 6,36

46 GOOD 2019 0,33 0 0 6,81

47 HOKI 2019 0,33 0 0 2,17

48 INDF 2019 0,33 0 0 0,72

49 PCAR 2019 0,33 0 0 2,73

50 CLEO 2019 0,33 0 0 2,09

51 DLTA 2019 0,33 0 0 34,01

52 ROTI 2019 0,33 0 0 0,97

53 ADES 2019 0,33 0 0 3,96

54 CAMP 2019 0,33 0 0 8,57

55 DVLA 2019 0,33 0 0 8,46

56 FOOD 2020 0,33 0 0 -1,37

57 GOOD 2020 0,33 0 0 4,4

58 HOKI 2020 0,33 0 0 1,27

59 INDF 2020 0,33 0 0 -0,19

60 PCAR 2020 0,33 0 0 0,34

61 CLEO 2020 0,33 0 0 6,87

62 DLTA 2020 0,33 0 0 2,9

63 ROTI 2020 0,33 0 0 1,18

64 ADES 2020 0,33 0 0 9,47

65 CAMP 2020 0,33 0 0 1,92

66 DVLA 2020 0,33 0 0 5,52

UJI STATISTIK DESKRIPTI

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

X1 33 -.86 1.71 .1018 .47125

X2 33 .01 1.60 .4806 .37747

X3 33 .00 1.49 .2032 .36482

X4 33 -5.02 12.69 1.1536 3.47545

X5 33 .30 .34 .3276 .00902

X6 33 1.00 2.00 1.1818 .39167

X7 33 1.00 2.00 1.1515 .36411

Y 33 -1.08 6.46 1.5159 1.62346

Valid N

(listwise)

33

Residual

N 33

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std.

Deviation

.98011979

Most Extreme

Differences

Absolute .141 Positive .141 Negative -.100

Test Statistic .141

Asymp. Sig. (2-tailed) .093c a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

UJI MULTIKOLONIARITAS

UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .797a .636 .533 1.10888 2.059

a. Predictors: (Constant), X7, X6, X4, X2, X5, X3, X1 b. Dependent Variable: Y_LN

UJI HETEROSKEDASTISITAS

UJI T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -6.957 7.985 -.871 .392

X1 1.437 .524 .417 2.740 .011

X2 1.872 .541 .435 3.464 .002

X3 1.951 .605 .438 3.223 .004

X4 .258 .068 .552 3.773 .001

X5 27.317 24.683 .152 1.107 .279

X6 -.031 .520 -.008 -.060 .953

X7 -1.892 .699 -.424 -2.706 .012

a. Dependent Variable: Y_LN

UJI R2

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .797a .636 .533 1.10888

a. Predictors: (Constant), X7, X6, X4, X2, X5, X3, X1

Dokumen terkait