BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
C. Pembahasan
yang asli. Dalam menggunakan diski penyair selalu dapat memperhitungkan hal-hal yang penting, seperti: 1) kaitan kata tertentu dengan gagasan dasar yang akan diekspresikan atau dikomunikasikan; 2) wujud kosakatanya; 3) hubungan antar kata dalam bentuk susunan tertentu sebagai sarana retorik tercipta kiasan-kiasan yang terkait dengan gagasan; dan 4) kemungkinan efekn ya bagi pembaca.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan dalam pembelajaran menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar ditinjau dari aspek diksi telah mampu menulis puisi bebas dengan tepat dengan presentase 84% dari keseluruhan jumlah siswa.
2) Pengimajian (Daya Bayang)
Pengimajian adalah gambaran angan yang terbentuk dan diekspresikan melalui medium bahasa yang merupakan hasil pengalaman indra manusia.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan dalam pembelajaran menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar ditinjau dari aspek pengimajian siswa telah mampu menulis puisi bebas dengan baik sekali dengan presentase 99% dari keseluruhan jumlah siswa.
3) Kata Kongkret
Kata Kongkret yaitu kata yang digunakan oleh seorang penyair untuk menunjukkan suatu arti dari segi keseluruhan, dengan kata lain kata kongkret adalah kata-kata yang mampu memberikan pengimajian kepada pembaca atau pendengar.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan pembelajaran menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar ditinjau dari aspek kata kongkret siswa telah mampu menulis puisi bebas dengan baik dengan presentase 71% dari keseluruhan jumlah siswa, namun masih kurang dari ketuntasan yang telah ditetapkan sebesar 75%.
4) Bahasa Figuratif
Bahasa figurative adalah bahasa yang digunakan oleh penyair untuk mendapatkan suatu kepuitisan. Bahasa kiasan yang digunakan oleh penyair memiliki peranan penting sebagai upaya penyair dalam menggandakan makna dalam sajaknya. Perlu diketahui, bahwa bahasa kiasan membuat sajak menjadi menarik perhatian pembaca atau pendengar. Bahasa kiasan dalam sebuah sajak adalah penyair berusaha menyampaikan sesuatu secara tidak langsung.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan pembelajaran menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP Neger 35 Makassar ditinjau dari aspek bahasa figurative siswa telah mampu menulis puisi bebas dengan baik dengan presentase 69% dari jumlah keseluruhan siswa, namun masih kurang dari nilai ketuntasan yang telah ditetapkan sebesar 75%.
5) Tata Wajah (Tipografi)
Tipografi atau tata wajah puisi adalah bentuk tampilan suatu karya seorang penyair. Tipografi puisi memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai pembeda karya sastra puisi dengan karya sastra lain. Adapun pebagian dalam tipografi sebagai berikut (1) pembaitan (terkait dengan bagaimana seorang penyair mewujudkan puisinya ke dalam bentuk bait-baitnya; (2) pungtuasi
(penggunaan ejaan dan tanda baca); (3) tipografi (tata hubungan dan tata baris) dan (4) enjabemen (peloncatan suatu sintaksis yang terdapat pada baris tertentu ke dalam baris berikutnya).
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar ditinjau dari aspek tipografi siswa telah mampu menulis puisi bebas dengan baik dengan presentase 63% dari keseluruhan jumlah siswa, namun masih kurang dari nilai ketuntasan yang telah ditetapkan sebesar 75%.
Dari keseluruhan analisis data siswa tentang kemampuan menulis puisi bebas pada iswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar ditinjau dari segi struktur fisik puisi dinyatakan bahwa siswa belum mampu menulis puisi bebas sesuai dengan nilai hasil analisis data siswa dengan nilai rata-rata 60-62 (cukup), masih kurang dari nilai ketuntasan yang telah ditetapkan sebesar 75.
2. Kemampuan Menulis Puisi Bebas Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar
Manurut Wardoyo (2003:23) menyatakan bahwa puisi tercipta dari struktur yang memiliki keterpaduan antar unsur-unsurnya. Puisi sebagai suatu bentuk karya sastra terdiri atas dua unsur pokok, yaitu struktur fisik dan struktur batin yang saling berkaitan. Ditinjau dari struktur batin puisi terdiri dari tema, perasaan, nada, dan amanat.
1) Tema
Tema adalah gagasan atau subjeck-matter yang dikemukakan oleh penyair. Puisi sebagai salah satu media untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang memiliki tema.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar ditinjau dari aspek tema siswa telah mampu menulis puisi bebas dengan baik dengan presentase 98%
dari keseluruhan jumlah siswa.
2) Perasaan
Perasaan adalah kondisi psikologi yang dirasakan oleh pembaca yang tercipta akibat adanya interaksi antar pembaca dengan puisi yang dibaca.
Dalam menciptakan puisi, perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Perasaan dalam puisi adalah perasaan yang disampaikan penyair melalui puisinya. Dalam suatu karya puisi, sering dijumpai sikap simpati dan anpati, rasa senang dan tidak senang, rasa benci, rasa rindu, rasa cinta dan sebagainya.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar ditinjau dari aspek perasaan siswa telah mampu menulis puisi bebas dengan baik dengan presentase 77% dari keseluruhan jumlah siswa.
3) Nada Puisi
Nada adalah bunyi yang memiliki getaran teratur tiap diksi. Nada adalah bunyi yang beraturan memiliki frekuensi tunggal. Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, apakah ia ingin bersikap menggurui, menasehati, mengejek menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar ditinjau dari aspek nada siswa telah mampu menulis puisi bebas dengan baik dengan presentase 71%
dari keseluruhan jumlah siswa, namun masih kurang dari nilai ketuntasan yang telah ditetapkan sebesar 75%.
4) Amanat Puisi
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Amanat puisi adalah maksud, imbauan, pesan tujuan-tujuan yang ingin disampaikan oleh penyair.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 makassar ditinjau dari aspek amanat puisi siswa telah mampu menulis puisi bebas dengan baik dengan presentase 84% dari jumlah keseluruhan jumlah siswa.
3. Kendala Menulis Puisi dan Cara Mengatasinya
Dalam menulis puisi tentunya selalu dijumpai susunan dari banyak kata yang membetuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah karya puisi. Menulis puisi bisa diartikan juga berarti menyampaikan suatu gagasan atau pendapat tertentu yang harus disertai alasan ataupun bukti tertentu. Selain itu ada beberapa hal yang menjadi faktor yang menghambat dan mempersulit siswa dalam menulis puisi yaitu:
1) Tidak mampu atau malu-malu dalam menunjukkan hasil karyanya kepada teman-temannya. Adanya rasa kurang percaya diri dan juga takut
2) Tidak mampu menjabarkan ide kedalam bentuk kalimat karena kurangnya wawasan sehingga sulit untuk menyampaikan tulisannya dalam bentuk karya puisi.
Berdasarkan hasil wawancara dalam penelitian yang dilakukan kepada guru kelas VIII mengatakan bahwa:
Kesulitan menulis puisi yang masih banyak dialami siswa pada saat penulisan ejaan yang baik dan benar sama halnya dengan pemilihan tema yang diberikan siswa masih banyak siswa yang terkadang masih bingung untuk menulis (wawancara MM, 03 Desember 2021).
Cara mengatasi menulis puisi menurut guru kelas VIII mengatakan bahwa:
Cara mengatasi kesulitan menulis puisi yaitu sering diberikan lebih banyak latihan dan diberikan bimbingan khusus dalam menulis puisi serta diulangi kembali penulisannya dan diberikan arahan dan penjelasan tentang penggunaan ejaan yang baik. Terkait unsur-unsur yang ada dalam puisi baik dari diksi, kata kongkret, pengimajian, bahasa figuratif. Pilihan tema, perasaan, nada, amanat memang masih banyak siswa yang tidak menggunakan kata baku karena dipengaruhi oleh bahasa daerahnya sehingga tidak dapat digunakan dengan baik (wawancara MM, 03 Desember 2021).
Selain itu cara lain untuk mengatasi kendala menulis puisi yaitu:
1) Melatih siswa untuk menulis puisi
Guru berperan penting dalam pemberian tugas dalam hal menulis puisi.
Memperlihatkan contoh-contoh lain agar bisa dijadikan bahan ajar dalam berlatih menulis puisi.
2) Mengajak siswa berdiskusi
Guru berperan untuk membuat peserta didik tertarik dengan pembelajaran menulis puisi sehingga siswa tidak takut lagi untuk bertanya tentang hal apa yang belum dipahaminya.
Adapun wawancara yang dilakukan peneliti kepada siswa-siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar menyatakan bahwa:
Faktor kesulitan menulis puisi yaitu siswa suka puisi bahkan dia juga sering mendengarkan orang membaca puisi tapi tidak suka menulis puisi (wawancara MMR, 03 Desember 2021)
Hambatan yang ditemui dalam menulis puisi yaitu kurangnya waktu yang diberikan, tapi dari segi yang lain saya tidak memiliki kendala karena saya suka menulis puisi, mendengarkan puisi, membaca puisi jadi faktor hambatan dalam menulis puisi karena kurangnya waktu yang di sediakan (wawancara NS, dan VAP, 03 Desember 2021)
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa menyatakan bahwa semua siswa suka materi puisi tapi sebagian juga siswa tidak suka menulis puisi salah satu kendala yakni susah dalam memilih kata-kata yang baik dalam menulis puisi dan sedikitnya waktu yang diberikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kesulitan dan hambatan menulis puisi pada siswa kelas VIII.7 SMP Negeri 35 Makassar sebagai berikut:
Pertama, kesulitan menulis puisi pada siswa kelas VIII.7 SMP Negeri 35 Makassar ditinjau dari segi fisik puisi (diksi, pengimajian, kata kongkret dan bahasa figuratif) belum mampu.
Kedua, hambatan menulis puisi pada siswa kelas VIII.7 SMP Negeri 35 Makassar ditinjau dari struktur batin puisi (tema, nada, perasaan dan amanat) belum mampu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hambatan menulis puisi pada siswa kelas VIII.7 SMP Negeri 35 Makassar masih dikategorikan belum mampu. Hal ini dibuktikan dari jumlah presentase siswa yang memperoleh nilai di atas 75 hanya sebesar 14% tidak sesuai dengan kriteria ketuntusan yaitu 75%.
Ketiga, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa secara administrasi, guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia pengamatan peneliti dari format perencanaan pembelajaran yang dibuat yang oleh guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia sudah baik dan memenuhi kriteria kurikulum KTSP.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran menulis puisi perlu ditingkatkan sehingga kemampuan siswa dalam menulis puisi meningkat dan dapat mengasah proses kreatif siswa dalam menulis karya sastra utamanya menulis puisi.
2. Pada pembelajaran menulis puisi diharapkan agar guru bidang studi dapat memberikan pemahaman lebih tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis khususnya pada menulis puisi.
3. Hendaknya guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 35 Makassar selalu memberikan latihan atau tugas tambahan kepada siswa dalam menulis puisi yang kemudian memberitahukan letak kesalahan siswa sehingga tidak kesulitan dalam menulis puisi.
4. Bagi siswa, diharapkan mempunyai buku pegangan pembelajaran menulis, khususnya pada menulis puisi serta lebih banyak belajar dan berlatih pada pembelajaran menulis puisi.
5. Bagi sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi.
6. Bagi peneliti, diharapkan sebagai acuan dan pedoman untuk kemudian menjadi bahan selanjutnya yang sejenis dengan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul. Haling. Dkk. 2007. Belajar & Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Abin. Syamsuddin. Makmun. 2012. Psikologi Pendidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Alwasilah. Chaedar. 2007. Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Bambang Kawati Purwo (Ed). 1991. Bulir-Bulir Sastra & Bahasa: Pembaharuan Pengajaran. Yogyakarta: Kanisius.
Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2004. Pedomaan Khusus Pengembangan Penilaian Mata Pelajaran Bahasa & Sastra Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Dir. PLP.
Depdiknas. 2002. Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.
Ismail. Taufik. 2003. “Agar Anak Bangsa Tak Rabun Membaca Tak Pincang Mengarang”. Pidato Pengukuhan: UNY Yogyakarta.
Jabrohim. dkk. 2009. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mursini. 2010. Bimbingan Apresiasi Sastra Anak. Medan: Usu Press.
Mursini. 2011. Apresiasi dan Pembelajaran Sastra Anak-anak. Bandung: Cipta Pustaka.
Nurjamal, Daeng. Dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta.
Oemarjati. Boen. 1991. “Pembinaan Apresiasi Sastra dalam proses Belajar mengajar”. Yogyakarta: Karnius.
Pradopo, R. D. 2012. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rohmadi. Muhammad & Slamet Subiyantoro. 2011. Bunga Rampai: Model- Model Pembelajaran Bahasa, Sastra, & Seni. Surakarta: Yuma Pustaka.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kansius.
Sujarwanto, dkk. 2002. Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transfromasi Sosial Budaya Abad XXI. Yogyakarta: Gama Media.
Sulastriningsih dan Mahmudah. 2007. Pengajaran Prosa Fiksi dan Drama.
Makassar: Badan Penerbit UNM.
Suminto A. Sayuti. 1985. Puisi dan Pengajarannya. Semarang: IKIP Semarang Prees.
Santosa. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Suryaman, dkk. 2005. Kajian Puisi. Yogyakarta: UNY.
Taringan, Henry G. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Aminudin.
Trianto. 2009. Mendesain Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya: Kencana.
Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Teknik Menulis Puisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Azizah. 2015. Pembelajaran Menulis Puisi dengan Memanfaatkan Teknik Brainwriting. Pena Ilmiah, 2(2), 136. Retrieved from http://jurnal.ilmiah/
pendidikan.dasar/pdf
Nurjanah, E., Lestari, S., & Firmansyah, D. 2018. Tinjauan Semiotika Puisi Ibu Indonesia. Karya Sukmawati Soekarnoputri. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia), 1(3), 283–290. https://doi.org/10.22460/P.
V1I3P%P.658
Pirmansyah, P., Anjani, C., & Firmansyah, D. 2018. Analisis Semiotik dalam Puisi “Hatiku Selembar Daun” Karya Sapardi Djoko Damono. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia), 1(3), 315–320.
https://doi.org/10.22460/P.V1I3P%P.659
Komunitas Penulis Fiksi Sastra Indonesia. 2003. Variasi Teknik Dalam Menulis Puisi. Rumpunnektar.com https://www.rumpunnektar.com/2013/09/variasi -teknik-dalam-menulis-puisi.html
LAMPIRAN
Lampiran I
Kisi-Kisi Instrumen Pembelajaran Menulis Puisi Petunjuk Pelaksanaan
1. Tulislah nama, dan kelas pada lembar jawaban Anda!
2. Buatlah puisi dengan menggunakan kata-kata sendiri! Dalam menulis puisi, Anda harus memperhatikan aspek berikut ini:
a. Aspek Tema. Pilihlah salah satu tema dibawah ini:
1) Keindahan Alam 2) Pahlawan
3) Cinta kepada orang tua/guru 4) Ketuhanan
5) Persahabatan b. Aspek Amanat c. Aspek Kata Kongkret
d. Aspek 2-3 diksi dalam satu bait e. Aspek Nada dan suasana
f. Menggunakan aspek pengimajian g. Aspek Tipografi
h. Aspek Bahasa figurative i. Aspek Perasaan
3. Jika ada yang kurang jelas, silahkan bertanya kepada pengawas/peneliti
Lampiran II
Agenda Wawancara Penelitian No Tanggal
wawancara Nama Narasumber Singkatan Nama Jabatan Umur 1 01/12/2021
dan 03/12/2021
Mei Mangentang, S.Pd
MM Guru
Kelas
50
2 01/12/2021 dan 03/12/2021
Muh. Randi Reinaldi
MMR Siswa 14
3 01/12/2021 dan 03/12/2021
Neva Salsabila NS Siswa 13
4 01/12/2021 dan 03/12/2021
Virginia Aprilia Putri
VAP Siswa 14
Lampiran III
Pedoman Observasi Pembelajaran Menulis Puisi No Observasi Kemempuan Pembelajaran
Menulis Puisi
Hasil pengamatan
Terlaksana Tidak Terlaksana 1 Keaktifan mendengarkan penjelasan
guru dalam menulis puisi 2 Siswa memperhatikan contoh yang
ada di papan tulis 3 Keaktifan siswa selama proses
pembelajaran menulis puisi 4 Kesungguhan siswa dalam mengikuti
penjelasan guru
5 Keaktifan siswa bertanya tentang materi yang diajarkan guru 6 Kesungguhan siswa menjawab
pertanyaan
7 Siswa menulis puisi berdasarkan pengamatan dan imajinasinya 8 Keterlibatan siswa dalam
pembelajaran menulis puisi 9 Sikap siswa dalam mengengerjakan
tugas dengan sungguh-sungguh 10 Kemauan siswa membuat catatan
mengenai hal-hal penting 11 Respon positif siswa ketika guru
menyuruh untuk mengerjakan tugas
Lampiran IV
Gambar Dokumentasi Penelitian
Lampiran V
Hasil Pemeriksaan Pembelajaran Menulis Puisi Siswa