• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

56

Dari pemaparan hasil wawancara diatas diperkuat dengan hasil observasi peneliti di luar lapangan, menemukan banyaknya siswa yang sudah diberikan peringatan dan di nasehati di sekolah akan tetapi ketika di luar sekolah mereka tidak diawasi dengan baik oleh orang tuanya dan mekakukan berbagai perilaku negatif seperti ugal-ugalan dijalan, merokok, berkata kotor, dan pacaran. 77

57 1. Perubahan Fisik

Perubahan fisik jasmani siswa yang dialami siswa SMP Negeri 1 Jenangan mulai tumbuh besar dan tinggi, beberapa bagian tubuh tumbuh bulu, tumbuhnya beberapa bagian alat vital, tumbuhnya jerawat. Perubahan tersebut terkadang membuat siswa tidak merasa percaya diri dan cenderung minder serta malu akan kondisi dirinya sendiri ketika mau berkumpul dengan teman.

2. Hubungan Keluarga

Permasalahan juga terjadi pada hubungan keluarga yang kurang harmonis pada diri siswa. Anak merasa tidak diperlakukan semestinya, kurang mendapatkan kasih sayang. Orang tua dirumah cenderung hanya mampir istirahat dan tidak mengawasi anaknya karena orang kesehariannya sibuk dari aktivitas pekerjaanya.

anak cenderung dibebaskan. Problem tersebut membuat hubungan siswa dan orang tua tidak harmonis.

3. Interaksi Sosial

Siswa di SMP Negeri 1 Jenangan kurang dalam berperilaku dan cenderung negatif dikarenakan ingin cari perhatian dan butuh pengakuan, siswa juga tidak bisa memposisikan dirinya ketika berbicara dengan orang tua terkadang tidak sopan dan menggunakan bahasa yang kurang halus, mereka juga salah dalam pergaulan, dengan orang yang dewasa dan lingkungannya kurang baik sehingga mereka juga meniru perilaku orang dewasa tersebut.

4. Akademik

Siswa kurang disiplin dalam hal pengerjaan dan pengumpulan tugas atau pekerjaan rumah. Banyak siswa yang membolos tidak masuk sekolah karena malas, tidak belajar karena asyik bermain hp. Permasalahan siswa tersebut membuat nilai mereka menjadi jelek dan itu akan merugikan diri mereka serta menyulitkan mereka ketika kenaikan kelas.

58

Berdasarkan pemaparan diatas tentang temuan peneliti dilapangan dengan teori yang ada bisa dikatakan bahwa siswa di SMP Negeri 1 Jenangan juga mengalami berbagai permasalahan yang sama dalam dirinya pada masa pubertas. Sehingga membuat mereka tidak nyaman serta perlu pengawasan yang cukup dari berbagai pihak agar tidak berperilaku diluar kendali. Bisa dikatakan bahwasanya permasalahan pubertas yang sudah peneliti paparkan diatas juga dapat menjadi salah satu alasan atau menjadi landasan jawaban mengapa pada masa pubertas, siswa berperilaku negatif.

Pernyataan tersebut didukung dengan teori dari Rahman Getteng yang mengungkapkan tentang sebab-sebab kenakalan remaja dapat diuraikan sebagai berikut: pertama, dirinya sendiri, kelainan sejak lahir (keturunan fisik maupun psikis), lemahnya kemampuan pengawasan diri, pondasi agama yang belum kokoh. kedua, lingkungan keluarga; kurangnya mendapatkan kasih sayang/perhatian, lemahnya keadaan ekonomi orang tua, kehidupan keluarga tidak harmonis. ketiga, lingkungan sekolah. karena banyak hal baru dijumpai dari kehidupan sebelumnya dengan pertambahan umur masuk ke fase dewasa. keempat, lingkungan masyarakat yang tidak baik bagi anak juga mempengaruhi perilaku siswa.

Teori diatas tersebut tentunya diperkuat berdasarkan hasil obervasi dan wawancara yang dilakukan kepada narasumber dan subjek terkait permasalahan masa pubertas siswa sehingga melakukan perilaku negatif diakibatkan dua faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah siswa itu sendiri, siswa pada masa pubertas memiliki keinginan untuk mencari jati diri, ingin diakui oleh orang lain, dan merasa bangga berbuat salah, mencontoh perilaku buruk orang lain. Selanjutnya faktor eksternal berasal dari kurangnya pengawasan dari orang tua yang kebanyakan di sekolah SMP Negeri 1 Jenangan menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri, tidak mendapat kasih sayang dirumah, kurangnya support terhadap siswa, orang tua tidak pernah menasehati dan anaknya dimanja, membiarakan anaknya

59

bergaul dengan lingkungan masyarakat yang kurang baik juga sehingga anak melampiaskan ke perilaku yang tidak baik.

Jadi berdasarkan hasil temuan peneliti dan teori yang sudah dipaparkan diatas.

beberapa aspek dalam permasalahan pubertas seperti permasalahan pada orang tua, permasalahan lingkungan pergaulan siswa, kurang adanya pengawasan. Sangat berpengaruh kepada diri siswa dan menjadikan siswa melakukan perilaku negatif karena tidak mempunyai pegangan atau contoh yang baik.

Bentuk-bentuk perilaku negatif atau kenakalan siswa yang ada di SMP Negeri 1 Jenangan berdasarkan temuan peneliti serta dari hasil wawancara dengan para subjek, ditemukan banyaknya berbagai macam perilaku negatif siswa. Untuk mempermudah analisis bentuk-bentuk kenakalan siswa peneliti menggunakan teori sunarwijayanti yang membagi macam kenakalan siswa sebagai berikut :79

1. Perilaku negatif yang biasa : malas, rame sendiri, tidak mengerjakan PR, terlambat, sering bolos, tidak sopan, berbicara kotor, memakai atribut sekolah yang kurang baik dan lengkap, tidak mengindahkan perkataan guru.

2. Perilaku negatif yang mengarah kepada pelanggaran dan kejahatan : berkelahi dengan teman, merokok, suka mengolok-olok teman, pacaran.

Jadi bisa disimpulkan siswa di SMPN 1 Jenangan, perlu diberikan pemahaman dan bimbingan tentang masa pubertas mereka karena itu bagian dari edukasi yang penting. Pada masa perkembangan ini juga menjadi ajang anak menemukan jati diri mereka seperti apa. selain itu, siswa juga mengalami gejolak ketidakaturan dalam mengatur emosi serta perasaan mereka dan berkaitan dengan tingkah laku mereka mengalami juga permasalahan baik di hubungan keluarga, di sekolah dan masyarakat.

Siswa pada masa ini memiliki daya keingintahuan yang tinggi dalam mencari sesuatu yang belum mereka ketahui dan ingin mereka pelajari. Maka dari itu perlu bimbingan

79 Sunawiyati, Pengukuran Sikap Masyarakat Terhadap Kenakalan Remaja, 14.

60

dan pengawasan dari guru dan orang tua untuk membatasi hal bisa membuat mereka melakukan perilaku negatif.

Dari hasil temuan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa problem siswa di SMP Negeri 1 Jenangan diantaranya yang pertama problema perubahan fisik masa pubertas anak pasti ada akan tetapi peran guru dengan orang tua juga perlu bekerja sama dengan baik. Kalau di sekolah guru sudah mendidik dan mengajarkan semua tentang pelajaran kehidupan akan tetapi jika dirumah si anak kurang pengawasan, dan tidak ada pantauan dari orang tua maka anak akan terus melakukan hal-hal yang bisa terjerumus akan hal-hal yang kurang baik bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

2. Analisis Metode yang digunakan oleh guru PAI dalam mencegah perilaku negatif siswa di SMP Negeri 1 Jenangan

Peran guru secara umum ialah seorang komunikator yang memberikan nasehat, motivasi, dorongan dan inspirasi serta sebagai pembimbing untuk mengembangkan sikap dan tingkah laku.80 Pada upaya pencegahan perilaku negatif siswa tidak bisa lepas dari prinsip peran guru tersebut.

Menurut teori dari Zakiah Daradjat, mengungkapkan ada enam peran guru yang berkaitan metode yang bisa digunakan guru untuk mengatasi permasalahan siswa dan perilaku siswa diantaranya : a) Guru Sebagai Pengajar, jadi seorang guru merupakan teladan, panutan dan tokoh yang akan dipelajari oleh siswa; b) Guru sebagai pembimbing, Guru bisa mengajarkan pembiasaan yang baik kepada siswa untuk melatih intelektual dan karakter perilaku siswa ke arah yang lebih baik.; c) Guru sebagai penasihat,Guru harus selalu memberikan arahan kepada siswanya untuk selalu disiplin dalam belajar dan berperilaku. Serta memperhatikan aspek perkembangan kognitif, akademik dan spiritual siswa; d) Guru sebagai organisator,Guru harus selalu

80 Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, 76.

61

memberikan pesan nasihat dan pendekatan kepada siswa jika ada suatu permasalahan untuk membantu apa yang dibutuhkan siswa.; e) Guru sebagai organisator, Guru berhak membuat kebijakan peraturan untuk mengatur jalannya pembelajaran yang baik, kondusif serta efisien.; f) Guru sebagai motivator, sebagai seorang guru harus memberikan dorongan dan motivasi agar siswa selalu rajin beajar81

Berdasarkan temuan peneliti di SMP Negeri 1 Jenangan metode yang digunakan guru PAI di SMP Negeri 1 Jenangan selaras dengan teori Zakiah Daradjat diatas, guru melakukan dengan berbagai macam inovasi dan metode untuk mencegah terjadinya perilaku negatif, dari usaha pemberian sanksi supaya siswa jera dan penanaman nilai karakter terpuji dengan berbagai usaha selaras dengan teori. Berikut ini penjelesannya :

a. Pemberian Teladan

Metode guru Pendidikan Agama Islam yang pertama dalam usaha pencegahan perilaku negatif siswa di SMP Negeri 1 Jenangan adalah dilakukan dengan cara memberikan contoh keteladanan yang baik kepada siswa. Pemberian contoh yang baik pada diri siswa merupakan sesuatu yang sangat penting dilakukan seorang guru. Karena dimasa perkembangan anak menirukan apa yang dia lihat tanpa memikiran baik buruknya. Maka dari itu, pemberian teladan sangat berguna bagi pembelajaran dasar pendidikan karakter untuk sang anak. Sehingga ketika sudah sedari awal diberikan contoh keteladanan yang baik maka siswa mudah untuk dibentuk kepribadiannya.

Pemberian keteladanan ini dilakukan dengan cara ketika guru berbicara dengan murid menggunakan tutur bahasa yang sopan dan baik, mengajarkan siswa untuk sopan dan menghormati orang lain tanpa memandang fisik, warna kulit, pangkat atau pekerjaan seseorang. Selalu disiplin dalam masuk ketika mengajar,

81 Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, 24.

62 memakai baju yang rapi dan sopan.

Pernyataan diatas diperkuat dari hasil obersvasi yang dilakukan peneliti di dalam kelas ketika guru mengajar selalu memakai baju yang rapi, tidak pernah lupa mengucapkan salam, selalu bertegur sapa baik dengan murid, bersalaman dengan guru ketika hendak pulang.

Jadi bisa disimpulkan manfaat menerapkan keteladanan kepada siswa.

Perilaku yang baik dan terpuji akan selalu menjadikan cerminan yang baik untuk diri siswa. Baik itu perilaku seorang guru, sikap, kedisiplinan dalam berpakaian dan waktu.

b. Pendekatan Personal

Siswa pada masa pubertas dalam melakukan perilaku perilaku negatif tentunya cenderung tertutup walau kebanyakan banyak anak yang frontal menyampaikan alasannya mengapa melakukan perilaku tersebut. Maka dari itu tentu tugas guru Pendidikan Agama Islam dalam pembelajaran tidak hanya mengajarkan tentang materi saja akan tetapi juga harus melakukan pendekatan dengan siswa yang kurang aktif atau bermasalah dengan dialog santai dan tenang, supaya siswa mau mengutarakan masalahnya, dan mencari solusi yang terbaik dan diarahkan kepada hal yang baik.

Diperkuat dari hasil wawancara dengan narasumber bahwa setiap ada siswa bermasalah akan dilakukan rangkaian pendekatan secara pribadi untuk menyelesaikan masalah siswa tersebut

c. Pemberian Sanksi

Pemberian sanksi adalah memberikan balasan sesuatu dari sebab akibat perbuatan siswa karena sudah melanggar peraturan, melakukan perilaku yang negatif, dan melakukan kesalahan yang berakibat pada jatuhnya sanksi tersebut.

Pemberian sanksi juga ditujukan agar membuat siswa tidak mengulangi perbuatan

63

yang sudah melanggar peraturan baik sengaja atau tidak sengaja dengan diberikan sebuah sanksi yang sesuai dengan tindakannya.

Pada hasil observasi peneliti menemukan usaha guru PAI dalam membuat jera siswa untuk beperilaku negatif dengan menjatuhi sanksi menulis istighfar 100x karena berbicara kotor. Hal itu pastinya akan membuat siswa berfikir dua kali ketika akan melakukan pelanggaran yang sama.

d. Pemberian Nasihat

Nasihat merupakan sebuah cara untuk mendidik anak melalui gaya bahasa yang bijak dan bisa membuat kesadaran akan pentingnya selalu berhubungan dengan hal yang baik. isi perkataan lisan yang diberikan sang anak bisa dikaitkan juga dengan dikaitkan tentang keagamaan yang bertujuan agar anak juga sadar akan pentingnya berperilaku religius. Sehingga ketika siswa sudah tertanam sisi keagamaannya dan ingin melakukan hal negatif akan merasa malu dan takut mendapatkan dosa.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti bahwa dalam mencegah siswa berperilaku negatif guru PAI juga melakukan pemberian nasihat ucapan ucapan yang baik, menasihati untuk selalu patuh dan taat kepada Allah SWT, selalu menjaga ibadahnya, patuh dan taat kepada orang tua serta selalu menjaga nama baik sekolah dan orang tua.

e. Menerapkan Pembiasaan

Pembiasaan merupakan sebuah usaha atau cara untuk menanamkan dalam diri seseorang agar menjadi sebuah kebiasaan atau keseharian baik dalam kebiasaan berwatak, bertingkah laku, bertindak dan berfikir yang baik. Jika pembiasaan yang positif sudah menjadi rutinitas keseharian dalam diri individu itu sendiri maka akan terhindar dari perilaku negatif baik secara agama maupun sosial.

Seperti halnya yang terjadi di SMP Negeri 1 Jenangan. Berdasarkan hasil

64

observasi dan juga wawancara guru PAI mengajarkan siswa untuk melakukan pembiasan-pembiasaan seperti sholat duha sebelum pembelajaran, membaca Al- Qur’an, sholat duhur berjamaah, selalu diterapkan disiplin dalam waktu ibadah, melarang perbuatan dan perkataan buruk. Tidak dapat dihindarkan bahwa sebuah kebiasaan adalah faktor penentu yang bisa membuat perubahan dalam diri siswa.

Hal itu menjadi sebuah pondasi karakter dan jiwa positif anak tumbuh. Oleh karena itu, guru PAI menerapkan kebiasaan yang baik bertujuan supaya siswa kesehariannya terhindar akan perilaku buruk dan siswa diharapkan bisa melakukan kegiatan kegiatan religius.

f. Bekerja Sama dengan pihak Lain

Metode yang terakhir ialah bekerja sama dengan pihak lain. Manusia pada hakikatnya tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan orang lain untuk tetap bertahan hidup. Dalam hal ini tentunya guru Pendidikan Agama Islam tidak mungkin dan tidak bisa bekerja sendirian dalam mengatasi perilaku negatif siswa.

Maka dari itu perlu bekerja sama dengan pihak terkait guna mensukseskan dan melancarkan guru menyelesaikan permalasahan tersebut.

Berdasarkan hasil observasi dan juga wawancara guru PAI juga bekerja sama dengan guru BK,Waka Kesiswaan dan orang tua dalam menyelesaikan suatu perkara serta serta bekerja sama memantau siswa, mengawasi siswa, menasehati siswa untuk selalu melakukan kegiatan yang positif. memberikan edukasi edukasi yang penting terkait tumbuh kembang siswa, jika ada masalah mempertemukan orang tua dengan bekerja sama dengan guru BK untuk menyelesaikan permasalahan dengan kekeluargaan.

Berdasarkan hasil dari teori dan temuan data-data diatas metode guru PAI yang digunakan untuk mencegah perilaku negatif siswa di SMP Negeri 1 Jenangan. Metode yang digunakan guru PAI SMP Negeri 1 Jenangan ada beberapa macam yang

65

digunakan. Serta hal itu selaras dan sesuai dengan teori yang ada, akan tetapi guru di SMP Negeri 1 Jenangan melakukan variasi untuk memaksimalkan pencegahan perilaku negatif.

3. Analisis Hambatan Guru PAI dalam Mencegah Perilaku Negatif Siswa pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Jenangan.

Guru melaksanakan atau menerapkan metode pencegahan siswa beperilaku negatif tentunya tidak selalu mulus dan sesuai yang diharapkan. Pastinya akan menjumpai dan mengahadapi faktor yang mempengaruhi mengahmba peran guru.

Tentunya hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi seorang guru untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sekolah. Seperti halnya yang terjadi pada di sekolah SMP Negeri 1 Jenangan.

Menurut Singgih D. Gunarsa mengemukakan ada 2 hal yang menghambat pencegahan perilaku negatif siswa, diantaranya :82

a. Hambatan internal

Hambatan internal berisi tentang hambatan yang berasal dalam diri siswa sendiri seperti, keadaan keluarga yang kurang perhatian dan dorongan, orang tua sibuk bekerja, kurangnya edukasi.

b. Hambatan eksternal

Hambatan eksternal berasal dari sesuatu yang berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan masyarakat yang tidak baik, pergaulan anak yang negatif.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti menemukan beberapa temuan hambatan yang di alami guru PAI, Kendala yang dirasakan oleh seorang guru dalam pencegahan perilaku negatif siswa di SMP Negeri 1 Jenangan secara umum terjadi karena yang pertama, rendahnya dorongan motivasi orang tua, pemberian kasih sayang dan pengawasan terhadap perilaku anak kurang. Otomatis jika

82 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis; Anak Remaja dan Keluarga (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 185.

66

siswa dalam lingkungan keluarganya bermasalah, baik itu keluarganya kurang perhatian, tidak mengawasi anaknya, dan hubungan yang kurang harmonis, mennjadi salah satu penyebab anak menjadi gampang goyah akan pendiriannya, karena sang anak merasa tidak ada seseorang yang merasa pantas dijadikan teladan dalam bersikap dan berperilaku di kehidupannya. Maka dari itu terkadang dalam lingkungan pertemanan dan masyarakat, anak berperilaku tidak sesuai dengan aturan sosial masyarakat yang berlaku, Dikarenakan tidak adanya didikan yang tegas dari orang tua sehingga anak terjerumus akan pertemanan yang membawa dampak buruk bagi sang anak. Jika hal itu dibiarkan terus-menerus, kemungkinan akan menjerumus kepada kejahatan. Hambatan guru selanjutnya ialah terkadang pertemuan pembelajaran masih diselingi dengan pertemuan daring, maka dari itu walaupun sudah bekerja sama dengan guru lain seperti guru BK dan Waka Kesiswaan, dalam hal pengawasan kita juga tidak bisa memantau secara maksimal, yang ketiga hambatannya adalah banyaknya jumlah siswa dan banyaknya masalah sehingga jika ingin menyelesaikan secara cepat permasalahan siswa di dalam satu lembaga tidak bisa secara instan, karena permasalahannya begitu kompleks dan beragam.

Temuan data-data diatas tentang hambatan yang dialami oleh guru PAI di SMP Negeri 1 Jenangan dalam mencegah terjadinya perilaku negatif siswa bisa peneliti simpulkan bahwa ada dua faktor yang menghambat guru PAI dalam mencegah perilaku negatif siswa yang pertama faktor internal dan eksternal. Hambatan internal pencegahan perilaku negatif siswa berasal dari kurangnya dukungan dan pengawasan orang tua dirumah, orang tua banyak yang pergi kerja di luar negeri menjadi TKI/TKW. Sehingga beperngaruh bagi masa tumbuh kembang anak, karena anak butuh panutan dan contoh tauladan ketika dirumah, karena keluarga merupakan pendidikan nomer satu, selain itu hambatan juga datang dari sisi eksternal diantaranya lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa yang negatif, siswa belom bisa memilih

67

pergaulan yang sehat, serta banyaknya jumlah siswa disekolah, jadi tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.

68 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Peran Guru PAI dalam mencegah Perilaku Negatif Siswa pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Jenangan”. Dari hasil temuanpenelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Permasalahan yang terjadi pada masa pubertas ditemukan di SMP Negeri 1 Jenangan sangat banyak permasalahanny, di antara lain : fisik yang berubah membuat siswa tidak percaya diri, keharmonisan dalam keluarga siswa bermsalah, sisi akademisi siswa ikut menjadi buruk karena perilaku negatif, interaksi sosial yang kurang baik.

Permasalahan ternyata juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya bentuk- bentuk perilaku negatif siswa berasal dari problematika pubertas siswa di SMP Negeri 1 Jenangan. Bentuk bentuk perilaku negatifnya dibagi menjadi dua yaitu yang pertama perilaku negatif biasa diantaranya malas, rame sendiri, tidak mengerjakan PR, terlambat, sering bolos, tidak sopan, berbicara kotor, memakai atribut sekolah yang kurang baik dan lengkap, tidak mengindahkan perkataan guru. dan perilaku negatif yang mengarah pada kejahatan diantaranya berkelahi dengan teman, merokok, suka mengolok-olok teman, pacaran.

2. Sebagai upaya untuk mencegah perilaku negatif siswa, berbagai macam metode yang di lakukan oleh guru PAI di SMP Negeri 1 Jenangan, diantara cara mencegah perilaku negatif melalui pendekatan, penjatuhan sanksi, keteladanan, pembiasaan dan kerjasama.

3. Terdapat temuan dua hambatan yang dialami guru PAI dalam mencegah perilaku negatif siswa di SMP Negeri 1 Jenangan yaitu hambatan internal dan eksternal, hambatan internalnya adalah kurangnya kontribusi dan dukungan dari orang tua dalam

69

mendidik sang anak, anak tidak diawasi secara baik karena sibuk kerja. Hambatan eksternal berasal dari lingkungan yang tidak kondusif, pergaulan yang salah, banyaknya jumlah siswa

B. Saran

Mengacu dari data-data yang kami peroleh selama melakukan penelitian individu di SMP Negeri 1 Jenangan peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru/Pendidik SMP Negeri 1 Jenangan

Guru hendaknya memantau dan memahami perkembangan anak, dan memberikan motivasi dan dukungan moral untuk sang anak agar masalah cepat diselesaikan dan siswa bisa diarahkan ke arah positif.

2. Bagi Siswa

Hendaknya selalu menaati peraturan dimanapun tempatnya baik itu peraturan norma masyarakat maupun sekolah, selalu berpegang teguh dan membentengi diri dengan iman kepada Allah SWT agar terhindar dari perilaku negatif, selalu mendengarkan dan mengamalkan apa yang disampaikan guru dan orang tua.

3. Bagi Lembaga

Sekolah diharapkan intens membangun komunikasi dan kerjasama yang baik dengan keluarga dalam hal ini orang tua khususnya, beserta masyarakat untuk mencegah serta menangatasi perilaku negatif siswa. Mungkin sekolah juga bisa melakukan kegiatan- kegiatan dan organisasi yang bersifat religi, kesenian, maupun yang lain sehingga remaja mampu menumbuhkembangkan kemampuan dan keterampilan pada dirinya yang mengarah kepada hal-hal positif.

70

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an. Tajwid dan Terjemah. Surat Al Baqarah Ayat 83 Bandung : PT Sygma Examedia Arkanleema, 2014.

Anggito, Albi. Metodogologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Jejak, 2018.

Arifin, H. Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Buna Aksara, 1987.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Menuju Millennium Baru. Jakarta:

PT.Logos Wacana Ilmu, 2002.

Besari, Anam. “Perkembangan Sikap dan Nilai Moral peserta didik usia remaja.” Jurnal Paradigma 11, no. 1 (2021).

Buan, Yohanna Afliani Ludo. Guru dan Pendidikan Karakter. Indramayu: Penerbit Adab, 2020.

Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Daulay, Haidar Putra. Pemberdayaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Jakarta: Kencana, 2016.

Departemen Agama RI. “Al-Qur’an dan Terjemahannya,” t.t.

Dhin, Cut Nya. “Pembinaan Anak Pada Masa Pubertas Menurut Pendidikan Islam.” Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA 17, no. 1 (2013).

Fadhila, Kenyy Dwi. “Menyikapi Perubahan Perilaku Remaja.” Jurnal Penelitian Guru Indonesia 2, no. 2 (2017).

Gunarsa, Singgih D. Psikologi Praktis; Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.

Gunawan, Heri. Pendidikan Islam: Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Hartini. “Perkembangan Fisik dan Body Image Remaja.” Journal Islamic Counseling 1, no. 2 (2017).

Illahi, Nur. “Peranan Guru Profesional Dalam Peningkatan Prestasi Siswa dan Mutu Pendidikan Di Era Milenial.” Jurnal As-Syukriyyah 21, no. 1 (Februari 2020).

Iskandar. Metodologi Penelitian Dan Sosial. Jakarta: GP Press, 2009.

Khiyarusoleh, Ujang. “Konsep Dasar Perkembangan Kognitif pada Anak Menurut Jean Piaget.”

Jurnal Dialektika Jurusan PGSD 5, no. 1 (2016).

kusumawati, Prima dewi, Sepda Ragilia, Nur Widya Trisnawati, Nindya Cahya Larasati, Aning

Dokumen terkait