BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D. Pembahasan
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Risda selaku tutor sebaya beliau menjawab:
“Saya selaku tutor sebaya,saya diamanahkan untuk memegang 2/3 orang peserta dan kami dari tutor sebaya diamanahkan untuk menyimak hafalan dibagian juz 30 saja mbak”.79
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Amirul tutor sebaya beliau menjawab:
“Dalam satu kelompok kami selaku tutor sebaya diamanahkah untuk memegang 2/3 orang peserta saja.”
Pernyataan senada juga disampakan oleh Dinda selaku mahasantri Mah‟ad Al-Jami‟ah beliau menjawab:
“Dalam satu kelompok terdiri dari 30 orang yang mana setiap Pembina mempunyai 30 orang untuk di pegang”.80
Dari hasil wawancara di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pembagian kelompok dibagi rata sesusai dengan jumlah mahasantri. Dalam satu kelompok terdapat kisaran tiga puluh orang.
kepada mentoring masing-masing. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sutapa yang dikutip oleh Rusdiana, dimana istilah program sering dipahami sebagai sebuah rencana atau rancangan kegiatan dan program diartikan sebagai kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, langsung dalam proses kesinambungan, terjadi dalam suatu organisasi.81 Selanjutnya Tahfidz Al- Qur‟an adalah proses untuk memelihara, menjaga an melestarikan kemurnian Al-Qur‟an yang diturunkan kepada Rasulullah saw di luar kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara keseluruhan maupun sebagiannya.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa proses kegiatan pada program tahfidz di ma’had putri IAIN Bengkulu dilihat dari waktu pelaksanaannya, dimana waktu untuk menghafal dan setoran hafalan dilaksanakan empat kali dalam satu minggu. Sifatnya fleksibel sesuai dengan kesepakatan dengan mentoring masing-masing, tetapi dalam waktu satu minggu, kegiatan tersebut pelaksanaannya harus rutin.
Dari segi keluasan dan waktu, suatu lembaga tahfiz al-Qur‟an harus memperlihatkan adanya pemisahan atau penjelasan antara rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Artinya, target pendidikan sudah dirumuskan sejak awal dan sudah disosialisasikan kepada para santri dan juga orangtua. Misal, dalam jangka pendek santri sudah bisa
81 Rusdiana, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan, (Medan: Perdana, 2017), h. 22
hafal 1 ayat/hari, sedangkan jangka panjang adalah santri bisa hafal al- Qur‟an 30 juz dalam jangka waktu 2-5 tahun.
Berdasarkan kebijakan di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Bengkulu, mahasantri diwajibkan menghafal Al-Quran minimal 5 Juz Al-Quran dalam jangka kurang lebih 4 tahun dan apabila mahasantri tidak mampu, maka akan terus dibimbing hingga hafal, tetapi jika mahasantri tersebut masih merasa tidak mampu, maka dengan sendirinya ia akan mengundurkan diri dari program tahfidz dan keluar dari ma‟had putri IAIN Bengkulu.
Selain dari waktu pelaksanaannya, proses kegiatan dapat juga dilihat dari agen-agen pelaksanaanya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa agen pelaksana dari progam Tahfidz Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Bengkulu adalah seluruh ustadz-ustadzah yang sudah dimanahkan atau dipercayai untuk menjadi pembina atau mentoring mahasantri. Selain itu, juga ditunjuk mentoring sebaya yang mana diambil dari mahasantri yang hafalan Al-Qur‟annya di atas 5 juz dan sudah dianggap mahir dibidang tahfidz.
2. Pengorganisasian Program Ma’had Putri IAIN Bengkulu dalam Mengelola Program Tahfidz Al-Qur’an
Berdasarkan hasil penelitian, pengorganisasian kerja program tahfidz di ma’had putri IAIN Bengkulu diawali dengan perincian tenaga pembimbing atau disebut ustad dalam mengembangkan program tahfidz, dalam hal ini merupakan ustad-ustadzah yang telah dimanahkan di bagian
tahfidz tersebut. Selain itu, program ini juga dibantu oleh mahasantri atau disebut sebagai tutor sebaya yang sudah memenuhi standar kriteria yang cukup mumpuni di bidang tahfidz.
Kedua, pembagian pekerjaan atau tugas ustad selaku pembina program tahfidz yakni menyimak setoran hapalan para santri secara bergiliran. Ketiga, melakukan pengelompokkan tugas yang saling berkaitan, dalam arti membagi tugas masing-masing para pembina program tahfidz serta pengelompokan juga dilakukan terhadp mahasantri sesuai dengan banyaknya hafalan Al-Qur‟annya.
Keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis. Pengelolaan atau manajemen merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian dan evaluasi dengan menggunakan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan. Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.
Stoner. James A.F dan R. Edward Freeman terjemahan WilhelmusW. Bakowatun menjelaskan “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Disebuah
program tahfidz Al-Jami‟ah IAIN Bengkulu tentunya diperlukan pengorganisasian yang efektif agar tercapai suatu tujuan tertentu.82
Program Tahfidz Al-Jami‟ah IAIN Bengkulu yaitu program ini merupakan program yang wajib dihafalkan oleh sietiap santri dalam pelaksaannya, santri di bagi menjadi beberapa kelompok untuk meenyetorkan hapalannya kepada mentoring masing-masing. Mentoring ini meliputi ustad atau ustadz yang mengurus dibagian program tahfidz.
Tidak hanya itu, pembina juga diambil dari santri ma‟had tersebut atau disebut sebagai mentoring sebaya.
Kelima, melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuain untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas.
Sebagaimana kegiatan mentoring dalam pengorganisasian program tahfidz intinya semua santri diwajibkan menghafal kemudian mereka menyetorkan hafalannya kepada ustad atau ustadazah yang sudah ditunjuk misalnya disini ada ustadnya ada lima santrinya ada seratus lima puluh sampai seratus sembilan puluh misalnya jadi itu dibagi menjadi lima satu ustad ada tiga puluh orang secara otomatis santri-santri tersebut setornya selalu setornya kepada ustad ustadzah yang sudah ditunjuk dan tidak kepada ustad-ustad yang lain.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dirangkum dalam tabel tentang pengorganisasian
82 Dewi Siti Hanizar dkk, “Pengelolaan Program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat”.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), Vol. 3 No. 11, 2014, h. 3
Tabel 4.3 Pengorganisasian Program Tahfidz di ma’had putri IAIN Bengkulu
No Tahapan
Pengorganisasian Kegiatan
1 Perincian tenga pembimbing/ment oring
Merincikan tenaga pembimbing atau disebut ustad-ustadzah yang telah dimanahkan di bagian tahfidz tersebut. Selain itu, program ini juga dibantu oleh mahasantri atau disebut sebagai tutor sebaya yang sudah memenuhi standar kriteria yang cukup mumpuni di bidang tahfidz
2 Pembagian Tugas Pembagian pekerjaan atau tugas ustad/ustadzah selaku pembina program tahfidz yakni menyimak setoran hapalan para santri secara bergiliran.
3 Pengelompokan Tugas
Membagi tugas masing-masing para 71embina program tahfidz serta pengelompokan juga dilakukan terhadp mahasantri sesuai dengan banyaknya hafalan Al-Qur‟annya.
4 Penetapan mekanisme kerja
Dalam menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan para ustazah dan mentor serta musyrifah tahfidz harus bekerjasama dalam memberi dukungan kepada mahasantri dan memprioritaskan program tahfidzh Al-Qu‟an. Sehingga antara ustadzah ataupun pembina tahfidz dengan kabid al- qur‟an dan humas mengadakan pertemuan untuk membicarakan masalah-masalah yang ada di program tahfidz, misalkan ada anak–
anak yang sulit atau membaca al-qur‟an boleh dikoordinasikan dengan forum, setelah itu dicari solusi secara bersama-sama. Kemudian ketika sudah bersepakat ada solusi bersama baru nanti dilapangan diterapkan apa yang sudah diarapatkan. Semua itu dilakukan agar program tahfidz dapat mencapai tujuannya 5 Monitoring Kegiatan monitoring dari pengorganisasian
program tahfidz Al-Qur‟an ma’had putri IAIN Bengkulu adalah pertama, melakukan absensi baik guru maupun santri yang ada dalam kelompok program tahfidz. Kedua, kepala bidang Ttq dan pembina tahfidz melakukan pertemuan yaitu seminggu sekali dalam bentuk memberikan laporan hasil setoran santri.
Ketiga, direktur ma’had dan kepala staf bidang al-Qur‟an dan humas ma’had melakukan
pengecekkan dan melihat langsung berjalan atau tidaknya program tahfidz yang telah direncanakan dan diorganisasikan.
Dari tabel di atas, diketahui bahwa agen pelaksana dari progam tahfidz ma’had putri IAIN Bengkulu adalah seluruh ustadz ustadzah yang sudah dimanahkan atau dipercayai untuk menjadi pembina atau mentoring mahasantri. Selain itu, disini juga ditunjuk mentoring sebaya yang mana diambil dari mahasantri yang sudah mahir dibidang tahfidzUntuk melihat perkembangan setiap santri, peserta dibagi berdasarkan tingkat hapalan dan kefasihan dalanm membaca al-quran masing-masing. Sebelum pandemi, Tahfidz Al Jami‟ah memiliki program setiap bulannya yang disebut sebagai rangking hapalan. Kegiatan ini bertujuan untuk memfilter perkembangan santri dalam pembacaan dan penghafalan Quran.
Perkembangan ini rutin dilakukan pada setiap bulannya guna untuk mengetahui perkembangan dan mengevaluasi program tahfidz.
Alhamdulillah dengan adanya program perincian bulanan, tahfidz al jamiah sudah banyak menorah pestasi-prestasi baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional. Hadirnya prestasi yang membanggakan ini, tidak lepas dari sistem pengorganisasian yang efektif. Dengan adanya manajemen yang berkualitas maka akan melahirkan generasi-generasi yang berkualitas terkhususnya di bidang Qurani. Pada masa pandemi ini sistem setoran hafalan dilaksanakan secara via online.
Mentoring ini meliputi ustad atau ustadzah yang mengurus dibagian program tahfidz. Tidak hanya itu, pembina juga diambil dari
santri ma‟had tersebut atau disebut sebagai mentoring sebaya. Untuk melihat perkembangan setiap santri, peserta dibagi berdasarkan kelompok tingkat hafalan dan kefasihan dalanm membaca al-quran masing-masing.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Dale yang dikutip oleh Engkoswara, beliau mengungkapkan bahwa langkah sebagai prosedur pengorganisasian yaitu: 1) Pemerincian pekerjaan, yaitu menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, 2) Pembagian beban pekerjaan kepada orang- orang yang memiliki kualifikasi yang tepat dan dengan beban yang rasional, tidak overloaded an tidak terlalu ringan agar mencapai pelaksanaan secara efektif dan efisien, dan Pengadaan dan pengembangan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan.83
Sebelum pandemi, tahfidz al jami‟ah memiliki program setiap bulannya yang disebut sebagai rangking hafalan. Kegiatan ini bertujuan untuk memfilter perkembangan santri dalam pembacaan dan penghafalan Quran. Perkembangan ini rutin dilakukan pada setiap bulannya guna untuk mengetahui perkembangan dan mengevaluasi program tahfidz.
Alhamdulillah dengan adanya program perincian bulanan, Tahfidz Al- Jamiah sudah banyak meraih prestasi-prestasi baik di tingkat Daerah maupun di tingkat Nasional. Hadirnya prestasi yang membanggakan ini, tidak lepas dari sistem pengorganisasian yang efektif. Dengan adanya
83Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan …, h. 150
manajemen yang berkualitas maka akan melahirkan generasi-generasi yang berkualitas terkhususnya di bidang Qurani.
Pada masa pandemi ini sistem setoran hafalan dilaksanakan secara via online. Untuk program menyetor hafalan tahfidz sifatnya tergantung dengan pembina masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana ma‟had al-jami‟ah bisa mencetak generasi penghafal quran dan sistem pengorganisasiannya diserahkan kepada pengurus ma’had terkhusunya para pembinanya. Karena di ma’had ini mahansatri wajib memiliki jumlah hafalan sesuai dengan regulasi dari ma’had al jamiah.
Secara organisasi, disini juga ada sistem tutor sebaya yang mana tutor sebaya itu biasanya mahasantri baru itu bisa belajar menghapal kepada mahasantri tingkat atas secara oraganisasi mungkin sebelum menyetoran kepada ustad-ustadaznya mahasantri harus yang masih sedikit hapalanya bisa mencari patner atau menace kawan untuk menghapal untuk saling menyimakan hapalannya jadi mungkn antara kawan satu semester atau mungkin kawan-kawan yang lemah hafalanya lepada kawan yang kuat hapalannya jadi biisa saling mendukung bisa saling memeriksa bisa saling cek hapalannya saling membenarkan hafalannya.
Sebelum mahasantri menyetorkan hafalannya kepada ustad atau ustadanya mereka saling berkerja sama saling mendengarkan saling menyimak hafalan dan saling membenarkan bacaan artinya saat mereka menyetorkan hapalannya kepada ustad-ustadaznya bacaanya sudah baik, bacaanya sudah lancar karena sudah dicek sudah diperiksa antara
mahasantri jadi sistemnya seperti itu kemudian mungkin kalau pada masa- masa situasi normal semua hapalan tingkat sema‟had dari semester atas sampai semester baru kemudian nanti dilaporkan kepada rektor tentang perkembangan hafalan-hafalan maha santrinya dirangking dicek setiap bulannya ada rangking secara umum mahasantri (Lihat lampiran 5).
Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Khalid bahwa program pendidikan menghafal (tahfidz) Al-Qur‟an adalah program menghafal Al-Qur‟an dengan mutqin (hafalan yang kuat) terhadap lafazh- lafazh Al-Qur‟an dan menghafal makna-maknanya dengan kuat yang memudahkan untuk menghindarkannya setiap menghadapi berbagai masalah kehidupan, yang mana Al-Qur‟an senantiasa ada dan hidup di dalam hati sepanjang waktu sehingga memudahkan untuk menerapkan dan mengamalkannya.84 Dan juga karena Tahfidz Al-Qur‟an merupakana cara untuk memelihara, menjaga dan melestarikan kemurnian Al-Qur‟an yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammmad saw diluar kepala agar tidak terjadi perubahan dan kepalsuan serta dapat menjaga diri dari kelupaan baik secara keseluruhan maupun sebagian.
84 Khalid Bin Abdul Karim Al-Lahim, Mengapa Saya Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 19
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Pertama, program tahfidz ini merupakan program yang wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasantri ma‟had IAIN Bengkulu yang mana proses kegiatan pada program tahfidz di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Bengkulu dilihat dari waktu pelaksanaannya untuk menghafal dan setoran hafalan dilaksanakan empat kali dalam satu minggu. Sifatnya fleksibel sesuai dengan kesepakatan dengan mentoring masing-masing, tetapi dalam waktu satu minggu tersebut, kegiatan pelaksanaannya harus rutin, untuk agen pelaksana dari progam Tahfidz Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Bengkulu adalah seluruh ustadz-ustadzah yang sudah dimanahkan atau dipercayai untuk menjadi pembina atau mentoring mahasantri.
Kedua, pengorganisasian program tahfidz al-Qur‟an di ma’had putri IAIN Bengkulu disusun berpedomankan atas syarat lulus dari Ma‟had ini harus memiliki target hafalan al-Quran minimal lima juz, sehingga pengorganisasiannya yaitu diawali dengan penyampaian target pendidikan yang sudah dirumuskan sejak awal dan sudah disosialisasikan kepada para santri dan juga orangtua seperti untuk dalam jangka pendek mahasantri sudah bisa hafal 1 ayat/hari, sedangkan untuk jangka panjang, mahasantri diwajibkan menghafal al-Quran minimal 5 Juz al-Quran dalam jangka kurang lebih 4
76
tahun, langkah kedua adalah perincian tenaga pembimbing atau disebut ustad, pembagian tugas kerja, pengelompokan tugas dan mahasantri, menetapkan mekanisme kerja dan monitoring secara berkala hasil pencapaian hafalan mahasantri, dan bagi yang telah mencapai target dilakukan wisuda dan diberikan piagam.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang hendak penulis sampaikan yaitu:
1. Prodi Manajemen Dakwah dimasa mendatang perlu mempertimbangkan studi-studi tentang program pure/islam diorganisasi sebagai bentuk pengutan lokos studi manajemen dakwah.
2. Untuk Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Bengkulu, agar dapat membuat manajemen waktu agar tercipta ketertiban dan kedisiplinan dalam proses menghafal dan setoran tahfidz supaya tercipta mahasantri yang bukan hanya sebagai hafidz/hafidzah saja tetapi berkepribadian yang mandiri dan disiplin untuk kedepannya. Serta menambah target hafalan bagi mahasantri untuk hafalan hariannya karena statusnya sebagai mahasantri.
3. Untuk mahasiswa Perlunya kesadaran terkhusunya di kampus Islam akan eksistensi hafalan quran karena dalam persepktif masyarakat bahwa kampus Islam memiliki orientasi untuk menciptakan generasi yang Qurani.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maturidi, Mansur. 2013. Ma’had Al-Jami’ah Sebagai Wadah Penanaman Nilai Islami, diakses https://www.academia.edu,
Arief, Bowo. 2008. Pengorganisasian. Jakarta: Fak. Ekonomi Universitas Mercubuana
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2006. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Bogdan, Robert & Steven J. Taylor alih bahasa Arief Furchan. 1992. Pengantar
Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usana Offset Printing
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grafindo Persada
Engkoswara dan Aan Komariah. 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Fathurrohman, Muhammad. 2012. Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Peningkatan Lembaga Pendidikan Islam Secara Holistik (Praktik Dan Teori). Yogyakarta: Teras
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan Al-Kafi, Bandung : Diponegoro, 2013
Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur’an dan Terjemah Al-Jumanatul ‘Ali Seuntai Mutiara yang Maha Luhur, Bandung: J-Art
Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPFE
Hanizar, Dewi Siti dkk. 2014. “Pengelolaan Program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 3(11): 1-13
Harun, Rochajat. 2007. Metode Penelitian Kualitatif untuk Pelatihan. Bandung:
Alfabeta
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Orgaisasi dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba
Humanika
Http://Pendis.Kemenag.Go.Id/Index.Php?A=Detilberita&Id=697
https://iainbengkulu.ac.id/index.php/sejarah/,
Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press
Karni, Asrori S. 2010. Etos Studi Kaum Santri: Wajah Baru Pendidikan Islam.
Bandung: Mizan Pustaka
Kenelak, Dinus dkk. 2016. “Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Koperasi Serba Usaha Baliem Arabica di Kabupaten Jayawijaya”.
Jurnal Administrasi Bisnis, 4(4): 1-10
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-10. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005
Strauss, Anselm & Juliet Corbin. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lukens-Bull, Ronald Alan. 2004. Jihad Ala Pesantren. Yogyakarta: Gama Media Pio, Riane Johnly. 2017. “Perencanaan dan Pengembangan Karir”. Seminar
Nasional TIK dan Ilmu Sosial (SocioTech) 2017, ISBN: 978-602-17488-2- 4 10, 207-215
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Qomar, Muzammil. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Rusdiana. 2017. Pengantar Evaluasi Program Pendidikan. Medan: Perdana Sevilla. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-Press
Solihin. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Pemikiran Keislaman. Bandung: Pustaka Setia
Siagian, Sondang P. 2007. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: PT Bumi Aksara Sugijono. 2015. “Penilaian Kinerja Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia”.
Orbith. 11(3): 214-222
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R & D. Jakarta:
Alfabeta
Suryana, Yaya, Dkk. 2018. “Manajemen Program Tahfidz Al-Qur‟an”, ISEMA:
Jurnal Islamic Educational Management. 3(2): 220-230
Terry. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren, Jakarta: Gema Insani Press, 1997
L A M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA A. Data Informan
Nama : Jenis Kelamin : Jabatan : Alamat : B. Informan Penelitian
1. Bagaimana program tahfidz di Ma‟had Al-Jami‟ah UINFAS Bengkulu 2. Apa saja visi misi program tahfidfz Ma‟had Al-Jami‟ah UINFAS
Bengkulu
3. Bagaimana pengorganisasin program tahfidz di Ma‟had Al-Jami‟ah UINFAS Bengkulu?
4. Bagaimana pembagian kerja di program tahfidz ini?
5. Bagaimana metode penentuan program kegiatan?
6. Bagaimana cara penentuan mekanisme kerja dalam pengorganisasian program tahfidz Al-Jami‟ah?
7. Bagaiman sistem monitoring dalam pengorganisasian program tahfidz Al-Jami‟ah?
8. Siapa saja pihak pelaksana program tahfidz Al-Jami‟ah?
9. Apa saja faktor pendorong terlaksananya program tahfidz Al-Jami‟ah?
10. Prestasi apa saja yang sudah dicapai dari program tahfidz ini?
11. Apa saja indikator terealisasinya program tahfidz ini?
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI
Observasi sekaligus pengamatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu melakukan pengamatan tentang bagaimana pengelolaan pengorganisasian program tahfidz ma‟had al jamiah UINFAS Bengkulu, meliputi :
1. Mengamati lokasi dan profil dar Ma‟had Al-Jami‟ah UINFAS Bengkulu.
a. Alamat dan Lokasi Ma‟had
b. Visi dan misi program tahfidz Ma‟had UINFAS Bengkulu
2. Mengetahui struktur dari program tahfidz Ma‟had Al-Jami‟ah UINFAS Bengkulu
3. Mengetahui perealisasian program tahfidz 4. Mengetahui tujuan program tahfidz
Lampiran 3
PEDOMAN DOKUMENTASI
Dokumentasi ini merupakan kumpulan dokumen yang dapat memberikan informasi atau data tambahan yang dapat djadikan bukti konkret dalam proses pengumupulan data penelitian.
1. Mengambil foto atau gambar lokasi penelitian
2. Mengambil foto pada saat melakukan wawancara dengan informan
3. Mengambil rekaman berupa audio pada saat melakukan wawancara dengan informan
4. Meminta data yang berkaitan dengan penelitian
FOTO DATA PRESTASI MAHASANTRI MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN BENGKULU
Lampiran 5
TABEL
PERINGKAT HAFALAN MAHASANTRI MA’HAD AL-JAMIAH UIN FATMAWATI SUKARNO BENGKULU TH. 2021/2022
Nomor
Peringkat Nama Batas Setoran Jumlah Setoran Ket 1 Permata Puncak
Siregar
As-Sajadah : 30/Juz 21 21 Juz
2 Agung Adi Nugroho Al-Isra: 17/Juz 15 15 Juz 2 lembar 3 Alek Sudarmanto Hud: 57/Juz 12 10 Juz 2 lembar 4 Gilang Ramadhan At-Taubah: 7/Juz 10 10 Juz 3 ½ lembar 5 Yomi Diana Aprilia Al-Anfal: 45/Juz 9 10 Juz ½ lembar 6 Nurshenly
Margaretha
Al-Anfal: 40/Juz 9 10 Juz
7 Sindi Lestari Al-A‟raf: 187/Juz 9 9 Juz 6 ½ lembar 8 Yusi Apriani Al-A‟raf: 137/Juz 9 9 Juz 2 ½ lembar 9 Anna Ma‟rufa Al-A‟raf: 104/Juz 9 9 Juz 1 lembar 10 Dinda Mulyani Al-A‟raf: 87/Juz 8 9 Juz
11 Ike Mita Permagari Al-A‟raf: 87/Juz 8 9 Juz
12 Reski Indah Widi A Al-A‟raf: 30/Juz 8 8 Juz 8 lembar 13 Hidayati Al-A‟raf: 22/Juz 8 8 Juz 5 lembar 14 Isti Rahayu Al-A‟raf: 22/Juz 8 8 Juz 5 lembar
15 Hariish Al-A‟raf
16 Yuni Kartika Hakim P
Al-An‟am:165/Juz 8 8 Juz 4 ½ lembar 17 Yurike Karlinda Al-An‟am:157/Juz 8 8 Juz 4 lembar 18 Winda
Widyaningrum
Al-An‟am:151/Juz 8 8 Juz 3 ½ lembar 19 Sila Rahmawati Al-An‟am: 137/Juz 8 8 Juz 2 lembar 20 Ega Rizki Ardia Al-An‟am: 124/Juz 8 8 Juz 1 lembar 21 Putri Yanti Al-An‟am: 124/Juz 8 8 Juz 1 lembar 22 Pelangi Cornilia Al-An‟am: 118/Juz 8 8 Juz ½ lembar 23 Deka Dewantara Al-An‟am: 110/Juz 7 8 Juz
24 Meidia Al-An‟am: 94/Juz 7 7 juz 9 lembar 25 Indah Juni Permata
Sari
Al-An‟am: 35/Juz 7 7 Juz 5 lembar 26 Adi Susanto Al-Maidah: 120/Juz 7 7 Juz 3 lembar 27 Nurul Azmi
Nasution
Al-Maidah: 113/Juz 7 7 Juz 2 ½ lembar 28 Ade Fatonah Al-Maidah: 95/Juz 7 7 Juz 1 lembar 29 Rani Simamora Al-Maidah: 36/Juz 6 6 Juz 6 lembar 30 Adi Meiyanto Al-Miadah: 7/Juz 6 6 Juz 2 ½ lembar 31 Anisa Rahma Fitri An-Nisa: 175/Juz 6 6 juz 2 lembar 32 Devi Saraswati An-Nisa: 154/Juz 6 6 juz ½ lembar 33 Heni Rumiatun An-Nisa : 147/ Juz 5 6 juz