• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini, peneliti berusaha untuk menjelaskan dan menjawab apa yang sudah peneliti temukan dengan beberapa data yang sudah ditemukan, baik dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berangkat dari sini, peneliti

10 Hasil wawancara dengan bapak Jahidin ketua komite sekolah SMAN 26 Bone

11 Hasil wawancara dengan bapak Jahidin ketua komite sekolah SMAN 26 Bone

12 Hasil wawancara dengan orang tua siswa SMAN 26 Bone

55

mencoba mendeskripsikan data-data yang telah peneliti temukan berdasarkan dari logika dan diperkuat dengan teori-teori yang suadah ada yang kemudian di harapkan bisa didapatkan sesuatu yang baru.

1. Mutu Pendidikan

Secara umum mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan. Dalam konteks pendidikan, mutu mencakup input, proses dan output pendidikan.13

Input pendidikan adalah segala hal yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Segala hal meliputi sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Input sumberdaya meliputi sumberdaya manusia (kepala sekolah, guru- termasuk guru BP-, karyawan, siswa) dan sumberdaya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan dan lain sebagainya).14

Dari segi input SMAN 26 Bone dapat dikatakan bermutu hal ini dilihat dari peserta didiknya yang mempunyai motivasi untuk selalu meningkatkan diri untuk berprestsi sesuai dengan bakat dan kemampuannya, di SMAN 26 Bone juga memiliki pendidik atau guru-guru dan staf sekolah yang memadai, dan guru- guru tersebut telah menempuh jenjang pendidikan S1 dan S2 sebagian besar dari mereka berstatus PNS.

SMAN 26 Bone juga di dukung oleh sarana dan prasarana sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan, seperti ada ruang sholat, laboratorium computer, dan juga ada perpustakaan yang di dalamnya terdapat buku-buku pelajaran guna menambah wawasan pengetahuan peserta didik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

13 Rohiat, Manajemen Sekolah; Teori Dasar dan Praktik. 2008. Bandung: PT Refika Aditama, h 51

14 Rohiat, Manajemen Sekolah; Teori Dasar dan Praktik. h 52

Proses dari sebuah pendidikan merupakan berubahnya sesuati menjadi sesuatu yang lebih baik dalam sebuah satuan pendidikan. Proses yang dimaksud bisa saja berupa proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengeloaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evalusi.

Dari segi proses di SMAN 26 Bone dapat dikatakan bermutu di karenakan sekolah SMAN 26 Bone dalam pengambilan keputusan, baik dalam proses pengelolaan kelembagaan saling bekerja sama.

Output pendidikan adalah hasil kinerja sekolah yang berkaitan dengan prestasi sekolah dari proses penyelenggaraan pendidikan. Mutu dari output sekolah dapat dilihat dari efektivitasnya, produktivitas, efisisensi, inovasi dan motivasi kerja selama proses penyelenggaraan pendidikan.

2. Peranan komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa komite sekolah adalah partisipasi yang berlaku pada masyarakat selama ini belum diartikan secara universal. Makna partisipasi yang berlaku secara universal adalah kerjasama yang erat antara perencana dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan suatu program pembangunan.15 Komite sekolah diatur dalam Keputusan menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 044 / U / 2002 Tahun 2002, tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Komite sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non-profit dan non-politis, yang dibentuk berdasarkan musyawarah demokratis para stakeholder pendidikan sekolah, sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan.16

15 Rohiat, Manajemen Sekolah; Teori Dasar dan Praktik..h.53

16 Depertamen Agama RI. Pedoman Komite Sekolah. 2003. hal. 9

57

Komite sekolah itu tidak selalu berorientasi pada uang, tetapi juga pada hal hal yang dapat diadakan bersama, seperti membentuk sistem belajar yang baik, turut serta memecahkan persoalan-persoalan yang ada dan masih banyak lagi kegiatan lainnya yang dapat dikerjakan bersama tanpa harus mengeluarkan uang.

Jadi komite sekolah itu tidak harus dibentuk untuk membiayai sekolah tersebut dan yang terpenting jika suatu daerah tergolong miskin bukan berarti tidak dapat terbentuk komite sekolah, sebab dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat dengan berbagai cara dan tidak hanya dengan uang.

Kontribusi komite sekolah terhadap sekolah yang menyangkut kelembagaan dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan terjadwal untuk menanmpung dan membahas berbagai kebutuhan, masalah, aspirasi, serta ide-ide yang disampaikan oleh anggota komite sekolah, memikirkan upaya-upaya yang mungkin dilakukan untuk memajukan sekolah, terutama yang menyangkut kelengkapan fasilitas sekolah, fasilitas pendidikan, pengadaan biaya pendidikan dan membahas laporan tahunan sekolah sehingga memperoleh gambaran yang tepat atas penerimaan komite sekolah.

Komite sekolah merupakan badan yang bersifat mandiri dan tidak mempunyai hubungan hirarkis dengan sekolah maupun lembaga pemerintah lainnya. Adapun pembentukan Komite Sekolah bertujuan sebagai berikut :

a. Mewadahi dan menyalurkan inspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan.

b. Meningkatkan tanggungjawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan di satuan pendidikan.

c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan17

Adapun peran yang dijalankan oleh Komite yang ada di SMAN 26 Bone dalam meningkatkan mutu pendidikan sebagai berikut:

1. Sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency): Komite SMAN 26 Bone sebagai mitra kerja kepala sekolah telah memberikan pertimbanagannya dalam setiap rencana dan program yang telah disusun oleh sekolah, selain itu juga komite sekolah memiliki peran mengidentifikasi sumber daya pendidikan yang ada di sekolah serta memberikan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan RAPBS termasuk dalam penyelenggaraan rapat-rapat RAPBS.

2. Sebagai badan pendukung (supporting agency), peran komite sekolah sebagai badan pendukung bagi upaya peningkatan mutu pendidikan SMAN 26 Bone dapat berupa dukungan finansial, tenaga, dan dukungan pikiran. Misalnya, komite sekolah ikut membantu dan menunjang dalam masalah sarana dan prasarana sekolah, dan juga dalam pengembangan fisik sekolah komite sekolah melakukan serangkaian kegiatan dari perencanaan, penggalian dana, pelaksanaan sampai pelaporan, dan juga dalam pengembangan fisik sekolah komite sekolah. ini dilakukan agar SMAN 26 Bone bisa bersaing dengan sekolah lain karena meningkatnya sarana dan prasarana ataupun pengembangan fisik sekolah.

Sebagai badan pengontrol (controling agency), komite sekolah di SMAN 26 Bone melakukan kontrol atau pengawasan pengambilan keputusan kepala sekolah atau perencanaan pendidikan di sekolah, dan juga mengawasi kualitas pendidikan di SMAN 26 Bone dengan mengontrol kegiatan sekolah, dan juga mengawasi atau mengontrolpenambahan fasilitas sekolah dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan. Hasil pengawasan terhadap sekolah akan dijadikan bahan pertimbangan yang cukup menentukan bagi penyelenggara pendidikan dan peningkatan mutu

17 Depertamen Agama RI. Pedoman Komite Sekolah. 2003. hal. 13-14

59

pendidikan.

3. Sebagai badan mediator (mediator agency), komite sekolah sebagai penghubung atau mediator antara pemerintah, sekolah orang tua dan masyarakat memiliki arti, bahwa aspirasi orang tua dan masyarakat ataupun ada penyampaian sekolah terhadap orang tua siswa semuanya itu melalui komite sekolah. Peran sebagai mediator ini memerlukan kecermatan dalam mengedintifikasi kepentingan, kebutuhan dan keluhan orang tua dan masyarakat. Aspirasi yang disalurkan melalui komite sekolah dimanfaatkan oleh sekolah sebagai masukan bagi koreksi ke arah perbaikan. Keberadaan SMAN 26 Bone ini banyak memberi manfaat, yang mana dengan adanya komite sekolah maka aspirasi orang tua bisa terwakilkan dan juga apabila ada penyampaian sekolah kepada orang tua itu disampaikan oleh komite sekolah secara kekeluargaan. Selain itu pihak sekolah juga selalu mendapat dukungan dari komite sekolah agar terus dapat meningkatkan mutu pendidikan.

60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan SMAN 26 Bone adalah sebagai berikut:

1. Peran Komite Dalam Meningkatakan Mutu Pendidikan SMAN 26 Bone a. Sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency): Komite sekolah

memberikan pertimbangan dalam menetapkan RAPBS termasuk dalam penyelenggaraan rapat-rapat RAPBS serta pengadaan sarana dan prasarana b. Sebagai badan pendukung (supporting agency), peran komite sekolah sebagai badan pendukung komite sekolah ikut membantu dan menunjang dalam masalah sarana dan prasarana sekolah, dan juga dalam pengembangan fisik sekolah komite sekolah melakukan serangkaian kegiatan dari perencanaan, penggalian dana, pelaksanaan sampai pelaporan.

c. Sebagai badan pengontrol (controling agency), komite sekolah di SMAN 26 Bone melakukan kontrol atau pengawasan pengambilan keputusan kepala sekolah dan pengawasan terhadap transparansi alokasi dana RAPBS agar dapat di pertanggung jawabakan.

d. Sebagai badan mediator (mediator agency), komite sekolah sebagai penghubung atau mediator bahwa aspirasi orang tua dan masyarakat ataupun ada penyampaian sekolah terhadap orang tua siswa semuanya itu melalui komite sekolah.

61

B. Saran Peneliti

Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti mengajukan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Pihak sekolah meningkatkan hubungan kemitraan baik dengan orang tua, masyarakat dan instansi terkait untuk meningkatkan peran masyarakat dalam pendidikan di sekolah secara optimal.

2. Komite sekolah dan pihak sekolah sendiri diharapkan dapat mencari terobosan baru yang dapat menggali dan menghasilkan dana untuk menunjang keberhasilan program peningkatan mutu pendidikan.

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan, Dkk. Penjamin Mutu Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2015 Anwar, Idhoci. Administrasi Pendidikan Dan Manajmen Biaya Pendidikan, Cet I

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013

Arikunto, Suharismi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006

Ariyadi Ribeli, dkk, “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Peran Komiote Sekolah Terhdapa Kinerja Guru”, Jurnal Al-Qiyam 1, No 2, 2020,

Baedowi, Ahmad, Dkk. Manajemen Sekolah Efektif, Tanggerang Selatan: Pustaka Alvabert, 2015

Bintari, Windi Retno , Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Sekolah di SD Negeri Megulung Lor Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo,”

Skirpsi Fakultas Ilmu Pendidikan, UN Yogyakarta, 2014

Cheng, Yin Cheong, Wai Ming Tam, “Multi Models Of Quality In Education”, Journal Quality Assurance In Education 5, No 1, 1997,

Danim, Sudarman. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrat Ke Lembaga Akademik, Jakarta: Bumi Aksara 2008

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah. Petunjuk Pelaksanaan Penjamin Mutu Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan, Jakarta:

Kemendikbud, 2016

Engkoswara, Dkk. Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012

Engkoswari Dan Aan Komariah. Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012

Erdiyanto, dkk, “Manajemen Penningkatan Mutu Pendidikan Dimadrasah Aliyah Negeri 2 Lebong, Bengkulu”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, No 2 2020

Hariri, Hasan Dkk. Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Media Akademi, 2016 Hartiwi, dkk “The Effect Of Certified Teacher And Participal Leadership Toward

Teacher Performance”, Internasional Jurnal Of Education Riview 2 (1), (2020),

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Cet. XII; Jakarta: Rajawali Pers, 2015 Hasbullah. Otonomi Pendidikan, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2006

Isep Djuanda, “Peningkatan Mutu Pendidikan Dalam Perspektif Manajemen Berbasis Sekolah”, Jurnal Kordinat 18, No 1

Kementerian Agama RI, Syaamil Al-Qur’an : Miracle The Reference, cet. ke-1 M. Imansyah, dkk, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Partisipasi

Komite Sekolah Terhadap Kinerja Guru” Jurnal Manajemen Kepemimpnan, Dan Supervisi Pendidikan 5 No 2. 2020

Margono. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 Maswan, “ Manajemen Mutu Sekolah” Jurnal Tarbawi 12, No 2. 2015

63

Misbah, M. “Peran Dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”, Jurnal Pemikiran Alternative Pendidikan 14, No 1. 2009 Moleong, Lexi J. Metodelogi Penenliatian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005

Mulyasa, Dedy. Pendidikan Bermutu Dan Berdaya Saing, Bandung: Rosda, 2014 Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep Strategi Dan Implementasi,

Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006

Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007

Nakpodia e.d “The Influence Of Communication On Administration Of Secondary School In The Delta State Nigeria”, Internasional Ngoh Journal. 5 Desember 2010

Nanik Nur Hidayati, Upaya Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Kaliboto, Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman 8 No 3. 2018

Novianti e, dkk “Organizational Communication In Implementing School Commitee Role In South Tangerang City” Jurnal Of Education and Learning 11, 2010

Patjastuti, Sri Renani. Komite Sekolah, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2008 Permendikbud RI No. 75 Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah, Jakarta, 2016 Republik Indonesia, Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasinal, Bandung: Fokusmedia, 2009

Rohiat. Manajemen Sekolah, Bandung: PT Refika Aditama, 2010

Rugaiyah Dan Atiek Sismiati. Profesi Kependidikan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011

Rusman. Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009

Saifulloh, Muh, dkk, “Startegi Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah”, Jurnal Sosial Humaniora 5, No 2. 2012

Salllis, Edwar. Manajemen Mutu Terpadu Pendidika,Cet I Jogjakarta: IRCISOD Satori, Djma’an Dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: CV

Alfabeta, 2012

Sirajuddin. Peranan Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di SDN 124 Paroto Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng, Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin, 2016

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabet, 2016 Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2012

Sukirno. Pedoman Kerja Komite Sekolahi, Yogyakarta: Pustaka Widytama, 2006 Sukmadinata, Nana Syaodih, Dkk. Pengendaloan Mutu Pendidikan Sekolah

Menengah: Konsep, Prinsip, Dan Instrumen, Bandung: Refika Aditama 2006

Syamsuddin, “Peran Komite Sekolah Terhadap Penerapan Kurikulum”, Jurnal Idarah 2, No 1. 2018

Syamsuddin, ”Peran Komite Sekolah Terhadap Penerapan Kurikulum”, Jurnal Idarah 2, No 1. 2018

Teguh Triwiyanto, “Hambatan Implementasi Program Kerja Komite Sekolah Untu Meningkatkan Peran Serta Masyarakar”, Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan 2 No 2. 2018

Umeidi. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, 2001

Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan, Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2007

Yulianti. Strategi Pemimpin Madrasah Dalam Meningkatkan Peran Komite Madrasah Di Mtsn Malang 1, Skripsi Fakultas Tarbiyah Uin Malang, 2007

65

LAMPIRAN IV

DOKUMENTASI PENELITIAN Foto wawancara dengan PLT Kepala sekolah SMAN 26 Bone

foto wawancara dengan guru / wali kelas di SMAN 26 Bone

86

Foto wawancara dengan ketua komite SMAN 26 Bone

Foto wawancara dengan orang tua / wali siswa

Foto visi dan misi sekolah SMAN 26 Bone

Struktru organisasi SMAN 26 Bone

88

Foto kondisi sekolah dari dalam

Dokumen terkait