• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan

Dalam dokumen Siklus I dan Siklus II (Halaman 70-73)

BAB III METODE PENELITIAN

B. Pembahasan

Berdasarkan grafik di atas maka dari 19 siswa terdapat 18 siswa yang tuntas belajarnya dengan persentase 94,74% dan 1 siswa yang tidak hasil belajarnya dengan persentase 5,26%. Hal ini mengenai indikator keberhasilan yang telah di capai sehingga cukup sampai di siklus II.

Bahasa Indonesia siswa selama pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan setelah diterapkannya Model model Discovery learning adalah sebuah konsep atau model yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran yang efektif digunakan untuk menangani individu tertentu sesuai dengan kemampuan peserta didik. Kooperatif merupakan sebuah konsep atau model yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran yang efektif digunakan menangani siswa tertentu sesuai dengan karakter serta kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

Model model Discovery learning masih jarang digunkan di sekolah, hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu dan kondisi ruang kelas yang sulit dikontrol oleh aktivitas belajar siswa saat pengoperan bola yang berisi pertanyaan. Model model Discovery learning dimulai dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

Melalui Model model Discovery learning hasil belajar siswa di kelas memperlihatkan kecenderungan meningkat yang meliputi: mendengarkan atau memperhatikan guru saat menjelaskan di depan kelas, membaca materi pelajaran, berlatih dalam melakukan keterampilan kooperatif, dan menjawab pertanyaan yang didapat.

Kekurangan siklus I yaitu kurangnya penjelasan tentang model model Discovery learning karena model tersebut menggunakan teknologi sehingga hasil belajar tidak meningkat namun dilanjutkan ke Siklus II mengalami hasil belajar pada menulis puisi meningkat karena peneliti menggunakan strategi yakni menjelaskan seperti apa itu teknologi yang biasa digunakan dalam pembelajaran

sehingga siswa suka belajar menggunakan teknologi dan hasil belajar meningkat juga aktivitas belajar siswa yang dari siklus I mengalami peningkatan secara signifikan pada siklus II. Adanya peningkatan aktivitas belajar ini merupakan cermin dari motivasi dan minat belajar siswa yang tinggi, sehingga dengan demikian akan memberikan pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar yang optimal.

Belajar dengan menggunakan model Model model Discovery learning akan memberikan tiga keterampilan bagi siswa yaitu: kognitif yang merupakan keterampilan siswa dalam mengetahui atau memahami konsep yang dipelajari melalui kegiatan diskusi dengan siswa sehingga jawaban akhir yang diperoleh lebih aktual, psikomotorik yaitu keterampilan dalam berkomunikasi dalam mengeluarkan pendapat sehingga sifat pasif siswa dalam belajar dapat diminimalkan , dan afektif yaitu keterampilan sosial siswa dalam kegiatan bekerjasama dengan anggota kelompok sehingga kecemburuan sosial diantara siswa dapat diminimalkan.

Adanya ketiga keterampilan ini, membuat model pembelajaran ini sangat baik diterapkan disetiap jenjang tingkat pendidikan dengan tujuan agar output sekolah yang dihasilkan lebih berkualitas dan dapat bersaing disegala bidang kehidupan.

62 A. Simpulan

Berdasarkan hasil data dan pembahasan pada simpulan penelitian ini seperti yang diuraikan berikut ini perencanaan pembelajaran menulis puisi melalui model learning QR kode peneliti menggunakan strategi Teknologi siswa sehingga

aktivitas belajar ini merupakan cermin dari motivasi dan minat belajar siswa yang tinggi, sehingga dengan demikian akan memberikan pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran menggunakan model model Discovery learning dicapai rata- rata hasil observasi pada siklus I yaitu 52,19% menigkat menjadi 77,63% pada siklus II. Model model Discovery learning dapat melibatkan siswa secara lebih aktif dalam proses pembelajaran hal ini ditunjukkan dari penigkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II.

Proses pembelajaran dengan menggunakan Model model Discovery learning dalam menulis teks puisi siswa kelas VII SMP 3 Sungguminasa. dapat menigkat dari siklus I ke siklus II penigkatan dilihat dari hasil evaluasi siklus I sebesar 57,90% menjadi 94,74 pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 25,44%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini diajukan beberapa saran kepada guru khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai salah satu alternatif model dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah agar siswa dapat mengalamai proses pembelajaran yang optimal

Disarankan agar siswa diajar dengan menggunakan model pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat lebih menarik sehingga murid tidak merasa bosan dalam belajar dan akan lebih mudah memahamai materi khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia.

Disarankan kepada pihak penyelenggara sekolah yang bersangkutan agar mempertimbangkan hasil-hasil penelitian sebagai bahan masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia.

Disarankan juga kepada peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian pengembangan pada sekolah yang berbeda atau pada pokok bahasan yang lain sehingga hasilnya dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.

64

Akhadiah, Sabarti. Dkk. 1995. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2008. Pokoknya Menulis.

Bandung:Kiblat

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Berenfeld B. (1996). Linking Students to the Info-sphere. Technology Horizon Buck Institutute for Education. 1999. Project-Based Learning.

http://www.bgsu.edu/organizations/etl/proj.html.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Cord, 2001. Contextual Learning Resource. http://www.cord.org. Diakses 3 Desember 2015

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Emetembun. 1986. Penemuan Sebagai Discovery Learning Dalam Belajar.

Yogyakarta: Media Raya.

Enre, Fahruddin Ambo. 1994. Dasar-dasar Keterampilan Menulis.

Ujungpandang: IKIP

Gunawan, Adi.W. 2013. Genius Learning Strategy. Jakarta : PT Gramedia.

Horn, Van. 1988. Tulis Apa yang Kamu Lihat (terjemahan). Jakarta:

Rosdakarya.

Kartono. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis.

Yogyakarta: Kanisius.

Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .

Malik. 2001. Pengertian Discovery Learning. Bandung: Citra Aditya. Sanjaya.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kulitatif. Bandung: PT Remaj Rosdakarya

Mulyati. 2002. Keterampilan Menulis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar, Utami. 1999. Kreativitas dan keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi kreatif & Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Munirah. 2015. Pengembangan Menulis Paragraf.Yogyakarta: deepublish.

Nuraini, Fatimah. 2013. Teks Anekdot Sebagai Sarana Pengembangan Kompetensi Bahasa dan Karakter Siswa. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Nursito, 2000. Penuntung Mengarang. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Okudan. Gul E. dan Sarah E. Rzasa. 2004. A Project-Based Approach to Entreprenurial Leadership Education. Journal Technovation. Desember.

Volume XX. Page 1-16.

Simkins . 2002. 1990. Teaching Balancing Proses and Product. New York:

Maximillang Publishing Company.

Stevens, D. Dannelle & Levi, J. Antonia. 2005. Introduction to Rubrics.

Stylus Publishing. Sterling: Virginia.

Sudjana, Nana. 2000. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar Baru Algesindo..

Sumarmo, Agus. 1989. Keterampilan Menulis Bagi Siswa SMA. Jogjakarta:

Analisis

Sunendar. 2009. Keterampilan Menulis (sebuah Pengantar). Jakarta: Gema Press Syafe’ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud

Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja.

Syamsyah. 2003. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Gema Media

Tabroni, Roni. 2007. Melejit Potensi Mengasah Kreativitas Menulis Artikel.

Bandung: Nuansa

Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1994. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Tarigan. 1992. Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Tarigan. 1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Wachidah, S. 2004. Pembelajaran TeksAnekdot. Jakarta: Pustaka Jaya

Wijana, I dewa Putu. 1995. Pemanfaatan Teks Humor dalam Pegajaran Aspek- Aspek Kebahasaan. II/1995. Halaman 23-30.

LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP NEGERI 3 SUNGGUMINASA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/ Genap KD : 3.12 Materi Pokok : Puisi

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. TujuanPembelajaran

1. Siswa dapat menelaah struktur puisi.

2. Siswa dapat menelaah kebahasaan puisi.

B. Kegiatan Pembelajaran (Model Pembelajaran Discovery Learning)

Pendahuluan (15 menit)

1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa.

2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiransiswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

4. Guru memberikan apersepsi dan motivasi

5. Guru menyampaikanlingkup materi, langkah pembelajaran, dan teknik penilaian.

Kegiatan Inti (90 menit)

1. Peserta didik mengamati dengan cermat puisi dan menjawab pertanyaan terkait hal-hal yang berhubungan dengan struktur dan kebahasaan teks tersebut.

2. Peserta didik secara kritis mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan dari puisi

3. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok mengumpulkan data/informasi dan membaca litertur mengenai struktur dan kebahasaan puisi.

4. Peserta didik mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan data.

5. Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya dan ditanggapi oleh kelompok lain. Selanjutnya, memperbaiki hasil diskusi.

6. Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil diskusi tugas yang dipresentasikan dan ditanggapi.

Kegiatan Penutup (15 menit)

1. Guru dan siswa menyampaikan kesimpulan dan refleksi terhadap pembelajaran.

2. Guru memberikan umpan balik dan pesan moral dari pembelajaran.

3. Guru memberikan penugasan kepada siswa membaca dan menelaah struktur dan kebahasaan puisi dari internet.

4. Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya.

5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa.

C. Penilaian

1. Penilaian Sikap: Observasi dalam proses pembelajaran 2. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis bentuk uraian 3. Penilaian Keterampilan: Praktek menulis puisi

Sungguminasa, 11 Februari 2020 Mengetahui,

Kepala Sekolah

FAJAR MA’RUF, S.Pd.,M.M NIP 19701226 199512 1 001

Guru Mata Pelajaran

KARTINI, S.Pd., M.Pd NIP 19720511 199203 2 007

Sekolah SMP Negeri 3 Sungguminasa

Suasana di dalam kelas

Tahap pelaksanaan atau tindakan Awal : Melaksanakan doa dan absensi

Kegiatan Inti : Peserta didik mengamati dengan cermat puisi dan menjawab pertanyaan terkait hal-hal yang berhubungan dengan struktur dan kebahasan teks tersebut.

Kegiatan inti : Peserta didik bekerja sama dalam kelompok mengumpulkan data atau informasi dan membaca litertur mengenai struktur dan kebahasan puisi.

Kegiatan akhir : Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya dan di tanggapi kelompol lain. Selanjutnya, memperbaiki hasil diskusi.

Ruang Perpustakaan

Salah satu kegiatan di SMP Negeri 3 Sungguminasa

Dalam dokumen Siklus I dan Siklus II (Halaman 70-73)

Dokumen terkait