BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
C. Pembahasan Temuan
Dari beberapa data yang disajikan dan kemudian dilakukan analisis, maka hasil tersebut perlu untuk diadakan pembahasan terhadap hasil temuan dalam bentuk interpretasi dan didiskusikandengan teori- teori yang ada yang relevan dengan topik penelitian ini.
1. Potensi radikalisme Agama di kalangan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Jember
Berdasarkan beberapa analisis data, bahwa bentuk-bentuk radikalisme agama yang ada di kalangan mahasiswa IAIN Jember adalah masih berbentuk benih-benih yang tidak terlalu tampak.
Karena secara sistemik radikalisme agama tidak ada bahkan dilarang di IAIN Jember, tapi kalau dari segi individual ada dan itu sulit terdeteksi, karena bisa jadi orang itu mendapatkan pemahaman
mahasiswa IAIN Jember yang mengikuti kajian HTI di masjid Babusslam daerah Jl. Karimata Jember.
Tidak hanya kajian HTI saja yang pernah diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa IAIN Jember, tapi ada pula yang pernah mengikuti kajian FPI dan Ikhwanul Muslimin. Itu terbukti dengan ditemukannya beberapa mahasiswa IAIN Jember yang mengikuti perguruan tenaga dalam Al-Hasby yang ternyata perguruan itu merupakan jalan pengkaderan untuk menjadi anggota FPI Jember.
Karena di sana juga merupakan tempat pengurus cabang FPI Jember. kemudian ditemukannya juga beberapa mahasiswa IAIN Jember yang mondok di Ibnu Katsir yang ternyata pondokan itu memiliki indikasi-indikasi ke arah Ikhwanul Muslimin.
Kelompok-kelompok seperti FPI, Ikhwanul Muslimin dan HTI merupakan kelompok yang termasuk radikal di Indonesia. Karena FPI kerap dikategorikan sebagai Islam fundamentalis, Ikhwanul Muslimin kerap dikategorikan dengan menginginkan negara Islam, Dan HTI kerap di kategorikan dengan Khilafah.102
Radikalisme agama adalah sebuah pemahaman yang mengekspresikan kengerian dan merampas kebebasan, ketenangan dan ketentraman hidup pihak lain. Tidak hanya fisik, namun juga psikis.103
102 Jahroni, Gerakan Salafi, 163
103 Tarmizi Taher dkk, Radikalisme Agama (Jakarta: PPIM, 1998),vii.
Jadi radikalisme agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemikiran-pemikiran ataupun gerakan-gerakan keagamaan (khususnya agama Islam yang sering di tuduh sebagai agama yang merekomendasikan kekerasan) yang cenderung menolak model keagamaan konservatif serta sistem nilai sosial-politik sekuler, serta menginginkan perubahan terhadap situasi yang ada dengan perubahan yang sangat drastis atau bertolak belakang dari keadaan sebelumnya.104
Faktor ideologi merupakan penyebab terjadinya perkembangan radikalisme di kalangan mahasiswa. Secara teoretis, orang yang sudah memiliki bekal pengetahuan setingkat mahasiswa apabila memegangi keyakinan yang radikal pasti sudah melalui proses mujadalah atau tukar pendapat yang cukup lama dan intens sehingga pada akhirnya mahasiswa tersebut dapat menerima paham radikal.105
Persentuhan kalangan mahasiswa dengan radikalisme Islam tentu bukan sesuatu yang muncul sendiri di tengah-tengah kampus.
Radikalisme itu muncul karena adanya proses komunikasi dengan jaringan-jaringan radikal di luar kampus. Dengan demikian, gerakan-gerakan radikal yang selama ini telah ada mencoba membuat metamorfosa dengan merekrut mahasiswa, sebagai kalangan terdidik. Dengan cara ini, kesan bahwa radikalisme hanya
104 Tarmizi Taher dkk, Radikalisme Agama (Jakarta: PPIM, 1998),xxii.
105 Saifuddin, “Radikalisme di Kalangan Mahasiswa, Sebuah Metamorfosa Baru” dalam Analisis Jurnal Studi Keislaman, IAIN Raden Intan Lampung, Vol XI No 1 Juni 2011, hlm.28-29.
dipegangi oleh masyarakat awam kebanyakan menjadi luntur dengan sendirinya.106
Berdasarkan data di atas, peneliti berpendapat bahwa kelompok-kelompok yang termasuk radikal di atas harus dibendung secepat-cepatnya agar tidak mudah masuk dan tidak menyebar lebih luas. Apalagi jika masuk pada wilayah kampus, sangat bahaya jika tidak cepat dibendung. Walaupun bentuk radikalnya masih sebatas benih yang tidak terlalu tampak. Karena yang menjadi sasaran adalah mahasiswa. Seperti yang kita ketahui, mahasiswa adalah sosok yang mempunyai pengaruh besar terhadap negara ini. Jika yang mempunyai pengaruh besar terhadap negara ini saja sudah dikuasai oleh orang yang radikal, bukan tidak mungkin lagi nagara ini akan mengalami perpecahan antar agama, perpecahan antar budaya dan perpecahan antar penduduknya.
106 Ibid, 29.
2. Upaya Forsa dalam Membendung Radikalisme Agama di Kalangan Mahasiswa IAIN Jember
Berdasarkan beberapa analisis data, upaya Forsa dalam membendung radikalisme agama di kalangan mahasiswa IAIN Jember diantaranya melalui dua kajian. Pertama yaitu kajian jangka pendek dan yang kedua kajian jangka panjang.107
Pertama kajian jangka pendek, dinamakan kajian jangka pendek karena masa akan terjadinya suatu pekerjaan tersebut dekat. Kajian ini biasa dilakukan setiap hari senin, selasa, rabu, dan kamis jam 06:00- 07:30 WIB bertempat di Serambi Masjid IAIN Jember dan terbuka untuk umum. Hari senin mengaji kitab Nashoihud Diniyah yang diajar oleh Bapak Farid (Gus Farid), hari selasa mengaji kitab Fathul Qorib diajar oleh bapak Yusuf, hari Rabu mengaji kitab Mukhtasor Abdillah al-Hari Al-Kafili bi ilmi ad- dinni ad-dhoruri diajar oleh bapak mastur dan hari Kamis mengaji kitab An-Nahdliyah yang diajar oleh Bapak Pujiono
Berdasarkan isi kajian jangka pendek di atas, peneliti berpendapat bahwa Nashoihud Diniyah adalah kitab yang lebih menjelaskan bagaimana akhlak kita terhadap tuhannya dan bagaiman akhlak kita terhadap sesama manusia. Karena di dalam kitab tersebut terdapat beberapa materi yang membahas tentang ketaqwaan dan toleransi. Ketika akhlak seperti toleransi ini bisa diterapkan dalam kehidupan, maka dia akan terbendung dari sikap ataupun pemikiran yang radikal.
107 M.Faiz Nasir (Gus Faiz), Wawancara, Jember, 8 Desember 2017
Fathul Qorib adalah kitab yang lebih menjelaskan Fikh.
Contohnya seperti tentang Thoharoh, Sholat, muamalah, menikah, siyasah dan lain-lain. Point penting yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah bahwa fikh itu tetap mempunyai peran dalam membendung radikalisme agama. Salah satu buktinya adalah dapat membendung dari orang-orang yang sering mengatakan kembali ke Alqur‟an dan Hadits.
Karena Sesungguhnya tidak ada suatu aliran yang tidak bermazhab. Pasti tetap ada Imam atau Ulama yang menjadi panutan bagi mereka.
Mukhtasor adalah kitab yang lebih menjelaskan aqidah Islam.
Contohnya seperti tentang tauhid dan sifat-sifat Allah SWT. Tidak hanya dalam masalah fikhiyyah saja terjadi perbedaan pendapat tetapi dalam masalah Aqidah Islampun terjadi perbedaan pendapat. Seperti dalam mengartikan lafadz istawa saja ada perbedaan antara Sunni dan Wahabi.
Jika Wahabi mengartikan istawa itu bersemayam sedangkan Sunni mengartikan istawa itu berkuasa. mereka berbeda karena ada yang anti takwil dan ada yang masih menggunakan takwil. Di sinilah pentingnya bagi mahasiwa untuk belajar kitab Mukhtasor, agar mempunyai pemahaman dasar aqidah yang lurus dan benar. Paling tidak mengerti bagaimana Aqidah Sunni sebenarnya.
kitab An-Nahdliyah itu penting untuk dipelajari oleh semua orang khususnya warga Nahdliyin, karena kitab itu menjelaskan tentang dalil- dalil amalan yang biasa dilakukan oleh banyak orang, seperti halnya tahlilan, ziyarah kubur dan maulud nabi. Amalan seperti ini masih
banyak ditentang oleh kelompok muslim yang lain, menentang dengan alasan amalan-amalan seperti ini adalah bid’ah tidak pernah dilakukan oleh nabi. Jika kita tidak punya dasar yang kuat untuk menjawab pertentangan ini, maka kemungkinan besar orang-orang yang menentang ini akan semakin melonjak dan bisa jadi orang-orang awam yang kurang mengerti tentang keagamaan akan mudah dipengaruhi oleh mereka yang menentang.
Kedua kajian jangka panjang, dinamakan kajian jangka panjang karena masa akan terjadinya suatu kegiatan ini cukup lama, yaitu satu tahun sekali. Kajian yang dilakukan dalam jangka panjang ini terdiri dari dua kajian, yaitu seperti dauroh dan seperti seminar keagamaan.108
Alasan mereka menggunakan metode dauroh dan Seminar keagamaan karena sama-sama ingin belajar langsung dari pakar Aswaja.
Mereka yakin dengan belajar langsung dari ahlinya wawasan yang diberikan akan semakin luas dan bisa dipertanggungjawabkan. Kalau di dauroh contohnya seperti ada Ustadz Idrus Romli sebagai salah satu pakar aswaja di Indonesia. Sedangkan di seminar keagamaan contohnya seperti Syekh Fadi‟ Alamuddin Al-Husaini dari Beirut Lebanon.109
Selain kalau belajar langsung dari pakar Aswaja bisa dipertanggungjawabkan teorinya, Teori yang didapat nanti juga bisa dibuat sebagai dasar dalam beramaliah di kehidupan sehari-hari. Karena tidak dapat dipungkiri amaliah setiap lingkungan masyarakat berbeda-
108 Zeni, Wawancara, Jember, 14 Oktober 2017
109 Ibid
beda, karena perbedaan ini sering kali terjadi ada sebagian kelompok menyalahkan amaliah kelompok lain karena dianggap tidak sesuai yang dianutnya.
Orang berperilaku berangkat dari sebuah pemahaman dan keyakinan. perilaku keagamaan muncul karena ada kesadaran keberagamaan, kesadaran keberagamaan karena pemahaman keberagamaan, pemahaman keberagamaan karena pengalaman keberagamaan, pengalaman keberagaman karena pengetahuan keberagamaan. Jadi ini semua bersambung, sehingga kajian-kajian keagamaan yang mentengahkan pemahaman Islam Rahmatan Lil Alamin ini akan membentuk pemahaman, dari pemahaman akan lahir sebuah perilaku.110
Proses membendung radikalisai salah satunya adalah membenarkan pemahaman dulu. Ketika pemahamannya benar tentu tidak akan mengarah kepada sejauh mana aspek perilaku itu akan terjadi. Jadi upaya Forsa dalam membendung radikalisme agama di sini adalah membenarkan pemahaman terlebih dahulu.111
berdasar data di atas, peneliti berpendapat bahwa materi atau ilmu tentang keAswajaan jika bisa dipahami dengan baik oleh seseorang akan bisa mengantarkan orang tersebut kepada jalan yang benar dan jalan yang membawa kearah kedamaian. Karena dia sudah mempunyai dasar yang kuat dan benar. Sehingga nantinya ketika dia menemukan sebauah
110 Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab), Wawancara, Jember, 27 Oktober 2017
111 Ibid
perbedaan lagi dia tidak mudah menyalahkan dan disalahkan oleh orang lain. Jika sifat seperti ini sudah dimiliki oleh seseorang, maka dapat dipastikan seseorang ini akan terbendung dari sifat-sifat yang radikal.
Dan jika sudah terselamatkan dari sifat radikal ini, maka akan terbuka lebar bagi dia untuk mencapai Islam yang Rohmatan lil Alamin yaitu Islam yang membawa Rahmat (kasih saying) bagi alam semesta ini.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Forum Studi Aswaja (Forsa) IAIN Jember dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bentuk Radikalisme Agama di Kalangan Mahasiswa IAIN Jember
Bentuk radikalisme yang ada di kalangan mahasiswa IAIN Jember adalah masih berbentuk benih yang tidak terlalu tampak. Karena secara sistemik radikalisme agama tidak ada bahkan dilarang di IAIN Jember, tapi kalau dari segi individual itu sulit terdeteksi, karena bisa jadi orang itu mendapatkan pemahaman radikal dari luar kampus. Itu terbukti dengan pernah adanya mahasiswa IAIN Jember yang mengikuti kajian HTI di Masjid Babusslam daerah Jl. Karimata Jember.
Tidak hanya kajian HTI saja yang pernah diikuti oleh mahasiswa- mahasiswa IAIN Jember, tapi ada pula yang pernah mengikuti kajian FPI dan Ikhwanul Muslimin. Itu terbukti dengan ditemukannya beberapa mahasiswa IAIN Jember yang mengikuti perguruan tenaga dalam Al-Hasby yang ternyata perguruan itu merupakan jalan pengkaderan untuk menjadi anggota FPI Jember. Karena di sana merupakan tempat pengurus cabang FPI Jember.
kemudian ditemukannya juga beberapa mahasiswa IAIN Jember yang
mondok di Ibnu Katsir yang ternyata pondokan itu memiliki indikasi-indikasi ke arah Ikhwanul Muslimin.
2. Bagaimana upaya Forsa dalam membendung radikalisme agama di kalangan Mahasiswa IAIN Jember
Pertama kajian jangka pendek, dinamakan kajian jangka pendek karena masa akan terjadinya suatu pekerjaan tersebut dekat. Kajian ini biasa dilakukan setiap hari senin, selasa, rabu, dan kamis jam 06:00-07:30 WIB bertempat di Serambi Masjid IAIN Jember dan terbuka untuk umum. untuk hari senin mengaji kitab Nashoihud Diniyah yang diajar oleh Bapak Farid (Gus Farid), hari selasa mengaji kitab Fathul Qorib diajar oleh bapak Yusuf, hari Rabu mengaji kitab Mukhtasor Abdillah al-Hari Al-Kafili bi ilmi ad- dinni ad-dhoruri diajar oleh bapak mastur dan hari Kamis mengaji kitab An- Nahdliyah yang diajar oleh Bapak Pujiono
Kedua kajian jangka panjang, dinamakan kajian jangka panjang karena masa akan terjadinya suatu kegiatan ini cukup lama, yaitu satu tahun sekali. Kajian yang dilakukan dalam jangka panjang ini terdiri dari dua kajian, yaitu seperti Dauroh dan seperti seminar keagamaan. Kajian Dauroh itu seperti berkunjung di kediamannya guru yang dianggap ahli dalam ilmu Aswaja seperti Ustadz Idrus Romli. Sedangkan seminar keagamaan itu mengundang salah satu pakar Aswaja baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri untuk mengisi seminar. Contohnya pernah mengundang Syekh Fadi’ Alamuddin Al-Husaini dari Beirut Lebanon.
B. Saran
Setelah dilakukan penelitian yang akhirnya dituangkan dalam bentuk skripsi, maka di akhir penulisan ini kami sebagai penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan agar lebih baik kedepannya. Saran-saran sebagai berikut:
1. Pendiri Forum Studi Aswaja IAIN Jember
Kepada pendiri Forum Studi Aswaja IAIN Jember apapun yang terjadi tolong jangan lupakan Forsa dan tolong pertahankan Forsa. Karena walau bagaimanapun dia adalah ladang yang sudah dibuat oleh pemiliknya yang harus dipertanggung jawabkan kapanpun dan dimanapun.
2. Pengurus Forum Studi aswaja IAIN Jember
Kepada semua pengurus diharapkan agar selalu memantau aktifitas dan perkembangan keagamaan di IAIN Jember khususnya di kalangan mahasiswanya. dan selalu berkordinasi dengan pengurus yang lain agar aliran- aliran yang ingin mengusik ketenangan jiwa dan raga dapat diantisipasi sejak dini. Meskipun aliran itu tidak terlalu tampak sekarang.
3. Pemateri kajian Forum Studi Aswaja Jember
Kepada para pemateri diharapkan lebih banyak lagi memberikan materi kajian keaswajaan kepada mahasiswa yang mengikuti kajiannya terutama Aswaja dan Radikalisme Agama. agar mahasiwa lebih waspada terkait ciri-ciri dan bentuk-bentuk radikalisme agama yang sudah mulai masuk ke semua sudut wilayah ini.
4. Anggota Forum Studi Aswaja IAIN Jember
Kepada anggota Forsa diharapkan selalu aktif terlibat dalam setiap moment pertemuan aswaja karena kajian ini sangat banyak manfaatnya bagi diri kita sendiri maupun buat orang lain.karena momentini dapat membuka cakrawala pengetahuan kita tentang Islam yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon. 2008. Akidah Akhlak. Bandung: CV Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asy‟ari, Hasyim. 1415H. Risalah Ahl al-sunnah wal Jama’ah fi Hadithal-Mawta wa Ashrat al-Sa ah wa Bayan Mafhum al-Sunna wa al-Bid ah. Jombang:
Maktabah al-Turath al-Islami.
Creswell, John W. 2010. Research Design. Yogyakarta: Pustaka Belajar Ilyas, Yunahar. 2014. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI.
Jahroni, Jamhari jajang. 2004. Gerakan Salafi Radikal Di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mahfud, Rois. 2011. Al-Islam Pendidikan Agama Islam. Palangkaraya: Erlangga.
Mahmud, Ali. 2013. Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin, Solo: Era Intermedia,
Masdar Hilmy, ”The Politics of Retaliation: the Backlash of Radical Islamists to Deradicalization Project in Indonesia”, Al-Jami„ah: Journal of Islamic Studies, Vol. 51, No. 1, 2013 M/1434 H, 133.
Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhyidin Abdusshomad. 2004. Fikh Tradisionalis. Malang: Bayan.
Purnomo, Agus.2009. Ideologi Kekerasan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahmat, M. Imdadun . 2005. Arus Baru Islam Radikal,Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia. Pamulung Timur: Erlangga.
Ramli, Muhammad Idrus. 2011. Pengantar Sejarah Ahlussunnah wal-Jamaah.
Surabaya:Khalista.
Rozak, Abdul dan Anwar, Rosihon. 2001. Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia.
Saifuddin, “Radikalisme di Kalangan Mahasiswa, Sebuah Metamorfosa Baru” dalam Analisis Jurnal Studi Keislaman, IAIN Raden Intan Lampung, Vol XI No 1 Juni 2011, hlm.28-29.
Selamat, Kasmuri dan sanusi, ihsan .2012. Akhlak Tasawuf. Jakarta: kalam mulia.
Siradj, Said Agiel. 1998. Ahlussunnah Wal Jama’ah. Yogyakarta: Tiara Annisa.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Taher, Tarmizi .2007.BerIslam Secara Moderat. Jakarta:Grafindo Khazanah Ilmu.
Taher, Tarmizi dkk, 1998.Radikalisme Agama. Jakarta: PPIM.
Tafsir Al-Qur‟an Tematik. 2013. Maqasidusy-Syari’ah; Memahami Tujuan Utama Syari’ah Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quar‟an.
Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur. 2016. Khazanah Aswaja. Suarabaya:
Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.
Tim PWNU Jawa Timur. 2007. Aswaja An-Nahdliyah. Surabaya: Khalista.
Tim Penyusun. 2017. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press.
UU RI No.2 Tahun 2017 tentang organisasi kemasyarakatan
Wahid, Aliaras. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Graha Ilmu.
http://m.beritajatim.com/peristiwa/258628/bnpt:_ciri radikalisme .html. (di akses tanggal 10 mei 2016)
http://www.iain-Jember.ac.id/. (12 November 2017)
https://m.liputan6.com/news/read/3528017/5-aksi-terorisme-yang- mengguncang- tanah-air-jelang-ramadan. (17 Mei 2018)
http://jatim.tribunnews.com/2018/05/13/ali-fauzi-pelaku-terafiliasi-dengan-isis-dan- ingin-balas-dendam-kasus-mako-brimob. (14 Mei 2018)
http://kbbi.web.id/upaya. (12 Juni 2018)
http://kbbi.web.id/membendung. (12 Juni 2018)
https://nasional.tempo.co/read/878085/nu-radikalisme-menyebar-ke-kampus- terutama- masjid-salman-itb. (17 Mei 2018)
Upaya Forsa dalam Membendung Radikalisme Agama
di Kalangan Mahasiswa IAIN
Jember
1. Radikalisme Agama
2. Aswaja
1. Pengertian radikalisme Agama 2. Karakteristik
radikalisme agama
3. Macam-macam gerakan
radikalisme agama di Indonesia 4. Radikalisme
agama di kalangan mahasiswa
1. Aqidah
2. Syariah
3. Akhlak
1. Mendirikan Khilafah Islamiyah 2. Anti Pancasila,
Bhinneka tunggal
Ika,UUD 1945 dan NKRI 3. Menggunakan
jalan kekerasan 4. Intoleren
terhadap faham lain yang tidak sejalan
1. Hakikat aqidah 2. Konsep Aqidah
perspektif Aswaja
1. Hakikat Syariah
2. Konsep Syariah perspektif aswaja
1. Hakikat akhlak 2. Konsep Akhlak
1. Informan a. Pembina
Forsa b. Pengurus
Forsa c. Anggota
Forsa
1. Pendekatan Kualitatif Deskripif
2. Jenis Penelitian: Field Research (penelitian lapangan)
3. Subyek Penelitian:
Sumber Data Primer dan Sekunder
4. Penentuan Informan:
Purposive
5. Lokasi Penelitian:
Masjid Sunan Ampel IAIN Jember
6. Teknik Pengumpulan Data:
a. Observasi b. Wawancara c. Dokumentasi 7. Model Analisa Data:
Model Miles dan Huberman 8. Keabsahan Data:
Triangulasi Sumber dan Teknik
1. Apa potensi radikalisme agama di kalangan Mahasiswa?
2. Upaya Forsa dalam membendung
radikalisme Agama di kalangan Mahasiswa IAIN Jember?
PEDOMAN PENELITIAN
A. Pedoman Observasi
1. Letak geografis Forsa IAIN Jember 2. Proses kegiatan Forsa IAIN Jember 3. Isi kajian Forsa IAIN Jember
4. Metode yang diterapkan di Forsa IAIN Jember
B. Pedoman Wawancara 1. Latar belakang Forsa
2. Radikalisme Agama menurut Forsa di kalangan Mahasiswa IAIN Jember 3. Upaya Forsa dalam membendung radikalisme agama di kalangn
Mahasiswa IAIN Jember
C. Pedoman Dokumentasi
1. Data profil dan sejarah berdirinya Forsa IAIN Jember 2. Struktur organisasi Forsa IAIN Jember
3. Daftar nama anggota Forsa IAIN Jember 4. Dokumentasi (Foto) kegiatan
Wawancara dengan Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) selaku
Pembina Forsa
Wawancara dengan Barmawi Pembina Forsa
Wawancara dengan Muhaimin dan
Abdul Wahab Pembina Forsa Wawancara dengan Pujiono Pengajar kitab An-Nahdliyah
Qorib Diniyah
Pengajar kitab An-Nahdliyah
Wawancara dengan M. Bais (Gus Bais) Pendiri Forsa
Kegiatan mengaji kitab Nashoihud
Diniyah Kegiatan mengaji kitab Fathul Qorib
Wawancara dengan Ahmad Haryasa zeni selaku ketua Forsa
Kegiatan Dauroh Forsa ketika di kediamannya Ustadz Idrus Romli
Anggota Forsa laki-laki bersama Ustadz Idrus Romli ketika Dauroh
Seminar Internasional bersama Syekh Fadi’ Alamuddin Al-Husaini
dari Beirut Lebanon
Kegiatan Dauroh Forsa ketika diisi dengan seminar internasional dengan tema Memperkuat Tauhid
Sesuai Ajaran Islam