PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Judul penelitiannya adalah Upaya Forum Kajian Aswaja Membendung Radikalisme Agama di Kalangan Mahasiswa IAIN Jember. Berdasarkan beberapa analisis data, upaya Forsa dalam meredam radikalisme agama di kalangan mahasiswa IAIN Jember meliputi dua penelitian. Bentuk radikalisme yang ada di kalangan mahasiswa IAIN Jember masih berupa bibit-bibit yang belum terlalu terlihat.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Agar proses pengkajian mendalam dapat terus berlanjut dan memperoleh hasil yang maksimal, kami berharap hasil penelitian ini dapat menjadi penelitian ilmiah yang dapat dijadikan laporan dan tugas akhir program studi Pendidikan Agama Islam serta menjadi bahan referensi. referensi untuk penelitian ilmiah lainnya.
Definisi Istilah
Maksud dari upaya dalam penelitian ini adalah upaya Forsa untuk mencapai tujuan dan mencari solusi terhadap berbagai permasalahan. 18. Radikalisme agama merupakan paham atau gerakan yang mengungkapkan kengerian dan merampas kebebasan, ketenangan, dan kedamaian hidup pihak lain. Jadi radikalisme agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemikiran atau gerakan keagamaan (khususnya Islam yang sering dituding sebagai agama yang menganjurkan kekerasan) yang cenderung menolak model agama konservatif dan sistem nilai sosial politik sekuler serta menginginkan adanya perubahan di dalamnya.
Sistematika Pembahasan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
Nuryasit Keduanya menggunakan metode kualitatif dengan penelitian lapangan dan fokus pada perlawanan terhadap radikalisme agama. Penelitian studi kasus sebelumnya berlatarkan kurikulum program studi FTIK PAI IAIN Jember, sedangkan penelitian saat ini berlatarkan kalangan mahasiswa IAIN Jember. Setelah menganalisis persamaan dan perbedaan kedua penelitian sebelumnya, maka peneliti dapat menentukan objek yang akan diteliti yaitu upaya Forsa dalam meredam radikalisme agama di kalangan mahasiswa IAIN Jember, karena mahasiswa merupakan sosok yang sangat berpengaruh di dunia, sedangkan radikalisme agama merupakan sesuatu yang sangat mengerikan jika menimpa pelajar, sehingga perlu adanya Aswaja untuk meredam radikalisme agama di kalangan pelajar.
Kajian Teori
Menurut Masdar Hilmy, ideologi Islam radikal menekankan visi Islam sebagai doktrin agama sekaligus praktik sosial yang mencakup din, dunya, dan dawlah berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah. Interpretasi literal-tekstual ayat-ayat Al-Qur'an berkaitan dengan hubungan sosial, perilaku keagamaan dan hukuman bagi kejahatan. Pemahaman ini menganggap segala sesuatu yang tidak disebutkan dalam Al-Qur'an patut disesatkan, termasuk konsep-konsep Barat seperti demokrasi dan lain-lain.
Organisasi ini menyeru kembali kepada Islam sebagaimana yang terdapat dalam al-Quran dan al-Sunnah. Akal bukan sumber iman, tetapi hanya berfungsi untuk memahami nas-nas yang terdapat dalam kedua-dua sumber dan cuba - jika perlu - untuk membuktikan secara saintifik kebenaran yang disampaikan oleh Al-Quran dan Sunnah. Dalam bidang Aqidah, rukun penunjang Aqidah Ahlussunnah wal-Jama’ah, yang pertama adalah Aqidah Ilahiyyah (Ketuhanan), berkaitan dengan keberadaan Allah SWT.
Secara bahasa, syariah berasal dari kata “syara’a” yang berarti menjelaskan atau menyatakan sesuatu atau “asy syiratu” yang berarti tempat yang mengikat sesuatu yang lain. Al-Quran sebagai sumber utama untuk menurunkan hukum (istinbath al-hukm) tidak diingkari oleh semua mazhab fiqh. Latarnya karena proses istinbath al-hukm tidak terdapat dalam Al-Qur'an, atau dijadikan pelengkap dari apa yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
Apa yang baik menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, itulah yang baik untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya yang buruk menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah tidak baik dan harus dijauhi. Namun, fakta yang diperoleh tidak boleh meninggalkan garis-garis syariat yang ditetapkan oleh Allah dalam al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.
METODE PENELITIAN
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Subyek Penelitian
- Keabsahan Data
- Tahap-tahap Penelitian
Dengan observasi non partisipan ini maka data yang akan diperoleh meliputi data mengenai: bentuk-bentuk radikalisme agama di IAIN Jember dan upaya-upaya pemaksaan untuk meredam radikalisme dikalangan mahasiswa IAIN Jember. Data yang diperoleh dari dokumentasi meliputi bentuk-bentuk radikalisme yang ada di kalangan mahasiswa IAIN Jember dan upaya Forsa dalam meredam radikalisme agama di kalangan mahasiswa IAIN Jember. Potensi radikalisme agama di kalangan Mahasiswa IAIN Jember Menurut Muhaimin, radikalisme agama di IAIN Jember masih berupa bibit yang belum terlalu terlihat.
Radikalisme agama di IAIN Jember memang ada, namun hanya berupa bibit yang masih belum terlalu terlihat. Selain Muhaimin, Abd Hamid Pujiono selaku Pembimbing Forsa juga menjelaskan bahwa radikalisme agama memang nyata terjadi di IAIN Jember. Menurut saya, radikalisme agama sebenarnya ada di IAIN Jember, meski gerakannya tidak terang-terangan.
Indikasi tersebut ditemukan oleh mahasiswa IAIN Jember yang berasal dari Pondok Pesantren Ibnu Ktasir (Ibka) Patrang, Jember. MR juga menambahkan tentang anak-anak IAIN Jember yang kuliah di Fakultas Energi Al-Hasby. Berdasarkan beberapa analisa data, bentuk-bentuk radikalisme agama yang ada di kalangan mahasiswa IAIN Jember masih berupa bibit-bibit yang belum terlalu terlihat.
Hal itu dibuktikan dengan hadirnya mahasiswa IAIN Jember mengikuti kajian HTI di Masjid Babusslam kawasan Jl.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Obyek Penelitian
Awal berdirinya Forsa dilatarbelakangi oleh keluhan mahasiswa IAIN Jember, khususnya santri alumni berbagai pesantren. Awalnya kami hanya menyelenggarakan kegiatan rutin, seminggu sekali atau beberapa kali, untuk sesama santri alumni pesantren. Seiring berjalannya waktu, sahabat tampak solid dan eksis kurang lebih dua bulan, akhirnya ada yang menyarankan bagaimana cara membuat nama dari halaqoh ini?
Namun sebelumnya teman-teman sepakat dengan nama Forsa (Forum Kajian Islam), namun nama ini sangat lumrah di organisasi lain. Sholehuddin Tarbiyah/IPA 19 Ulfi Magfiroh Tarbiyah/PAI 2 Hamdiyatul Husna Tarbiyah/MTK 20 Ernawati Tarbiyah/PAI 3 Akhidatul Amikoh Tarbiyah/PAI 21 Siti Nur. 6 Tarbiyah kandung Lutfi Nur/PAI 24 Mahmud Suyuti Tarbiyah/PAI 7 Tri Handini K Tarbiyah/PAI 25 Siti Nur.
Aprillia Tarbiyah/PAI 41 Aisyatul Ilmi A.F Tarbiyah/PAI 55 Efi Wijayanti Tarbiyah/PAI 42 Samsul Huda Tarbiyah/PBA 56 Ahmad Fahmi Syariah/A.S 43 Mujiono Subahar Tarbiyah/PAI 57 Imamhair. Afkarina Febi/PS 50 Yolanda Fitria D Tarbiyah/PAI 64 Siti Nuar Fitria Syariah/A.S Burimi: 2017 Dokumentacioni i anëtarëve të Forsa.
Penyajian Data dan Analisis
Senada dengan kedua pembimbing Forsa di atas, Abdullah Syamsul Arifin yang akrab disapa Gus Aab menambahkan, radikalisme agama di IAIN Jember tidak ada secara sistematis, namun dari segi pemikiran individu memang ada dan sulit ditelusuri karena sifatnya yang tidak sistematis. mungkin saja dia mendapatkan pemahaman itu dari luar. Radikalisme agama yang sistemik di IAIN Jember tidak ada, namun dari segi pemikiran individu memang ada dan sulit dideteksi, karena bisa jadi pemahaman itu didapatnya dari luar. Seolah mengamini kejadian di atas, Barmawi selaku dosen pembimbing Forsa pun menambahkan bahwa radikalisme di IAIN Jember hanya sebatas pemikiran.
AZ selaku murid Ibnu Katsir juga menambahkan bahwa di dalam Ibnu Katsir terdapat yang namanya Liqo', rihlah dan Mukhoyyam. A juga menambahkan sebagai murid Ibnu Katsir bahwa Ibnu Katsir menggunakan metode liqo', rihlah dan Mukhoyyam. Selain menemukan kitab Al-Ma'tsurat dan metode liqo', rihlah dan mukhoyyam, peneliti juga menemukan kitab al-Iman karya Muhammad Na'im Yasin yang berisi petunjuk-petunjuk yang mengarah pada pemahaman tentang Ikhwanul Muslimin.
Saat itu peserta dari IAIN Jember baru satu orang, yaitu F.84. Dijelaskannya, ada tiga orang anak IAIN Jember yang biasa mengikuti penelitian ini. Peneliti menemukan beberapa mahasiswa Fakultas Energi Al-Hasby antara lain berinisial MR (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan), R (Fakultas Ushuludin dan Adab Humaniora), E (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) dan M (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan). Kajian ini biasanya dilaksanakan setiap hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis pukul WIB di lobi Masjid IAIN Jember dan terbuka untuk umum.
Selain itu, Rizki Nuha selaku anggota Forsa menambahkan untuk salah satu studi jangka pendek di Forsa.
Pembahasan Temuan
Mahasiswa IAIN Jember tidak hanya mengikuti kajian HTI saja, namun ada juga yang mengikuti kajian FPI dan Ikhwanul Muslimin. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya beberapa mahasiswa IAIN Jember yang bersekolah di Fakultas Energi Al-Hasby yang ternyata merupakan jalur pembinaan personel menjadi anggota FPI Jember. Radikalisme agama merupakan paham yang mengungkapkan kengerian dan merampas kebebasan, kedamaian, dan kehidupan pihak lain.
Jadi radikalisme agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemikiran atau gerakan keagamaan (khususnya Islam yang sering dituding sebagai agama yang menganjurkan kekerasan) yang cenderung menolak model agama yang konservatif dan sistem nilai sosial politik yang sekuler, serta menginginkan adanya perubahan dalam tatanan masyarakat. situasi ada dengan perubahan yang sangat drastis atau kebalikan dari situasi sebelumnya.104. Hal penting yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah bahwa fiqh masih mempunyai peran dalam meredam radikalisme agama. Sebab secara sistemik radikalisme agama tidak ada bahkan dilarang di IAIN Jember, namun dari sudut pandang individu sulit dideteksi karena bisa jadi orang tersebut mendapat paham radikal di luar kampus.
Mahasiswa IAIN Jember tidak hanya mengikuti kajian HTI saja, namun ada juga yang mengikuti kajian FPI dan Ikhwanul Muslimin. Kepada pendiri Forum Studi IAIN Jember Aswaja, apapun yang terjadi jangan lupakan Forsa dan tolong pertahankan Forsa. Diharapkan kepada seluruh pengurus untuk selalu memantau kegiatan dan perkembangan keagamaan di IAIN Jember khususnya dikalangan mahasiswa.
Diharapkan para pemateri dapat lebih banyak memberikan materi kajian keislaman kepada mahasiswa peserta studi khususnya Aswaja dan Radikalisme Agama.
PENUTUP
Kesimpulan
Yang pertama adalah studi jangka pendek, disebut studi jangka pendek karena jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sudah dekat. Penelitian jangka panjang lainnya disebut penelitian jangka panjang karena jangka waktu berlangsungnya suatu kegiatan cukup lama yaitu setahun sekali. Kajian jangka panjang ini terdiri dari dua kajian, yaitu kajian seperti Dauroh dan kajian seperti seminar keagamaan.
Sementara itu, pihak seminari mengundang para pakar Aswaja baik dari dalam maupun luar negeri untuk mengisi seminari tersebut.
Saran-saran
Diharapkan kepada anggota Forsa untuk selalu terlibat aktif dalam setiap momen pertemuan Aswaja, karena kajian ini banyak manfaatnya bagi diri kita sendiri dan orang lain, karena momen ini dapat membuka cakrawala pengetahuan kita tentang Islam yang sebenarnya. Risalah Ahl al-sunnah wal Jama'ah fi Hadithal-Mawta wa Ashrat al-Sa ah wa Bayan Mafhum al-Sunna wa al-Bid ah. Masdar Hilmy, “Politik Pembalasan: Respon Kaum Islam Radikal Terhadap Proyek Deradikalisasi di Indonesia,” Al-Jami'ah: Jurnal Kajian Islam, Vol.
Saifuddin, “Radikalisme di Kalangan Mahasiswa, Metamorfosis Baru” dalam Analisis Jurnal Studi Islam, IAIN Raden Intan Lampung, Volume XI No. 1 Juni 2011, hlm.28-29. Maqasidusy-Syariah; Memahami Tujuan Pokok Syariah Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quar'an.