• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Pembahasan

Gambar 8. Variabel Kecepatan

Dari uraian pengkategorian hasil data kecepatan yang diperoleh dari pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, pemain yang berada di atas skor kelompok rata-rata yaitu sebanyak 8 orang (40%), dan dalam skor kelompok rata-rata adalah 10 orang (50%). Sedangkan yang memiliki skor di bawah rata-rata yaitu 2 orang (10%).

daya tahan adalah “keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk berlatih untuk waktu lama tanpa menggalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan tersebut. Permainan sepakbola yang berlangsung selama 2x45 menit menuntut pemain untuk memiliki daya tahan yang tinggi. Tampa daya tahan yang tinggi, pemain tidak akan mampu menyelesaikan tugas gerakan-gerakan seperti berlari, melompat dan sebagainya selama permainan berlangsung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa daya tahan pemain yang rendah yang membuat mereka cepat mengalami kelelahan dan tidak mampu bertahan bermain dengan baik selama pertandingan, sehingga dalam pembinaan sepakbola kurang memiliki prestasi di SMP Negeri 13 Padang.

Pertanyaan Kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah daya ledak pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?. Berdasarkan analisis data, ternyata tidak satu orangpun pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang yang memiliki daya ledak otot tungkai dalam kategori baik sekali dan baik dan semua atlet sepakbola yaitu 20 orang (100%) tersebut memiliki daya ledak otot tungkai dalam kategori sedang.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa semua pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, tidak memiliki daya ledak otot tungkai dengan baik. Artinya pemain sepakbola ini kurang terbiasa melakukan latihan-latihan yang berhubungan dengan daya ledak otot tungkai. Arsil (1999:25) mengatakan bahwa daya ledak adalah kemampuan olahragawan untuk menggatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi, kontraksi tinggi diartikan sebagai

kemampuan otot yang kuat dan cepat dalam berkontraksi. Dapat disimpulkan bahwa daya ledak adalah kemampuan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan eksplosive untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Misalnya saja daya ledak otot tungkai sangat dibutuhkan dalam menendang, seperti menendang bola ke gawang, melakukan long passing atau tendangan jauh, tendang sudut dan sebagainya.

Pertanyaan Ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kelincahan dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?. Berdasarkan analisis data, ternyata 10 orang (50%) pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang yang memiliki kelincahan dalam kategori baik sekali dan atlet yang memiliki kelincahan dalam kategori baik juga ditemukan sebanyak 10 orang (50%). Artinya semua pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang memiliki kelincahan yang baik. Menurut (Sajoto 1988:60) kelincahan adalah “kemampuan seseorang dalam merubah arah dari satu posisi ke posisi lain diarena tertentu, atau seorang yang mampu merubah satu posisi keposisiyang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik”.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, memiliki kemampuan yang tinggi dalam merubah-rubah arah dari suatu posisi ke posisi yang lain. Bila dikaitkan dalam bermain sepakbola, kelincahan akan terlihat misalnya saja pada saat menggiring bola dengan tujuan untuk memindahkan bola dari suatu tempat ketempat lain dengan gesit dan

cekatan. Hal ini penting artinya dalam menghidari bola dari rampasan lawan atau bola masih dalam penguasaan yang membawa bola.

Pertanyaan Keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kecepatan pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?. Berdasarkan analisis data, ternyata tidak satu orangpun pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang yang memiliki kecepatan dalam kategori baik sekali dan kategori baik. Artinya semua pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, tidak memiliki kecepatan yang tinggi.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang tidak memiliki kemampuan dalam melakukan gerakan berkesinambunggan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat- singkatnya. Selanjutnya Sajoto (1988:98) mengartikan kecepatan sebagai suatu

“kemampuan reaksi otot yang ditandai dengan pertukaran antara kontraksi dan relaksasinya yang menuju kemaksimal”. Dalam permainan sepakbola kecepatan pemain untuk berlari secepat-cepatnya apakah dengan bola atau tanpa bola sudah merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seoarang pemain sepakbola.

Berdasarkan uraian tentang temuan dari analisis data terhadap keempat komponen kondisi fisik yang meliputi : daya tahan, daya ledak otot tungkai, kelincahan dan kecepatan, maka dapat disimpulkan secara garis besar pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, kurang memiliki kondisi fisik yang baik. Pada hal kondisi fisik merupakan

salah satu faktor yang mendukung pencapaian suatu prestasi tinggi dari seorang pemain, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembinaan pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang ini kurang berprestasi salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya kemampuan kondisi fisik pemain.

Untuk mendapatkan kondisi fisik yang baik harus dilatih dan dibina sesuai dengan seberapa besar kebutuhan cabang olahraga tersebut terhadap kondisi fisik. Seorang pelatih akan menggalami kesulitan apabila tidak memperhatikan dasar-dasar latihan yang tepat untuk para pemainnya dan dalam menentukan tujuan pembinaan kondisi fisik perlu diperhatikan dasar- dasar latihan. Begitu juga dalam latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan kondisi fisik pemain dalam bermain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berpedoman pada temuan hasil penelitian tentang Pembinaan, sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran yakni sebagai berikut:

Dokumen terkait