• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan

Dalam dokumen AUDIT GOING CONCERN (Halaman 57-62)

41

terdapat pengaruh signifikan antara variabel kualitas audit (X1) dengan opini audit going concern (Y).

2) Debt Default

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai probabilitas (sig)untuk variabel debt default sebesar 0,041 yang nilainya di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel debt default(X2) dapat menjelaskan secara signifikan variabel opini audit going concern (Y), atau terdapat pengaruh signifikan antara variabel debt default (X2) dengan opini audit going concern (Y).

3) Opinion Shopping

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai probabilitas (sig) untuk variabel opinion shoping sebesar 0,999 yang nilainya di atas 0,05.Hal ini berarti bahwa variabel Opinion Shopping (X3) tidak dapat menjelaskan secara signifikan variabel opini audit going concern (Y), atau tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Opinion Shopping (X3) dengan opini audit going concern (Y).

auditor dalam memberikan opini audit going concern. Peneltian ini memberikan bukti empiris bahwa pemberian opini audit going concern oleh auditor tidak berdasarkan pada kualitas audit.

KAP yang berafiliasi dengan KAP big four mempunyai insentif lebih besar untuk mengaudit lebih akurat karena mereka memiliki lebih banyak hubungan spesifik dengan klien yang akan hilang jika mereka tidak memberikan laporan yang tidak akurat. Selain itu, KAP big four memiliki sumber daya atau kekayaan yang lebih besar daripada KAP non big four, maka mereka akan terancam oleh tuntutan hukum pihak ketiga yang lebih besar apabila menghasilkan laporan audit yang tidak akurat.

Akan tetapi baik KAP big four dan non big four menggunakan standar yang sama dalam melaksanakan audit laporan keuangan. KAP berskala besar maupun KAP berskala kecil akan mengungkapkan opini audit going concern apabila auditor memiliki keraguan akan kelangsungan hidup entitas kedepannya.

Baik KAP big four dan bukan big four menggunakan standar yang sama dalam melaksanakan audit laporan keuangan. KAP berskala besar maupun KAP berskala kecil akan mengungkapkan opini audit going concern apabila auditor memiliki keraguan akan kelangsungan hidup entitas kedepannya atau berkeyakinan bahwa perusahaan tidak dapat menjalankan aktivitas operasionalnya dalam jangka panjang. Hal ini dilakukan auditor karena auditor bertanggung jawab untuk mengungkapkan kondisi yang dialami oleh perusahaan.selain itu, auditor tetap berupaya untuk mempertahankan independensinya. Hasil peneltian

43

ini sejalan dengan peneltian Riza Safitri (2017) Nurul Nindita Mughni (2018) dan Wenny Anggeresia Ginting et al., (2020).

2. Pengaruh Debt DefaultTerhadap Penerimaan Opini Audit Going concern.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Debt Default memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel opini auditgoing concern. Hal ini berarti hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.Kegagalan dalam memenuhi kewajiban hutang dan atau bunga merupakan indikator going concern yang banyak digunakan oleh auditor dalam menilai kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tingkat Debt Default sebuah perusahaan secara signifikan mempengaruhi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Debt Default berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Semakin tinggi Debt Default maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut mendapatkan opini audit going concern.

Debt default adalah kegagalan perusahaan dalam memenuhi hutang dan atau bunga pada waktu jatuh tempo, kesulitan perusahaan dalam memenuhi persetujuan hutang, lalai dalam pembayaran, dan pelanggaran memperjelas masalah going concern suatu perusahaan.

Januarti dalam Mustika (2017) menemukan bukti bahwa debt default berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Apabila perusahaan tidak mampu menyelesaikan kewajibannya maka kemungkinan besar perusahaan mendapat status default.

Carcello dan Neal dalam Agustina (2020) menyatakan bahwa semakin buruk kondisi keuangan perusahaan maka semakin besar

probabilitas perusahaan menerima opini audit going concern. Semakin memburuk atau tergangunya kondisi keuangan perusahaan mencerminkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan sehingga kemungkinan besar menerima opini audit going concern. Debt default adalah mengukur bagaimana kemampuan sebuah perusahaan dapat membayar hutangnya sesuai jatuh tempo yang telah ditentukan. Semakin tinggi debt default sebuah perusahaan maka akan semakin tinggi pula kemungkinan tidak terbayarnya hutangnya secara tepat waktu. Hal ini selaras dengan penelitian Nurul Nindita Mughni (2018) dan Vita Mustika (2017) berkesimpulan bahwa variabel Debt Default berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern.

3. Pengaruh Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Audit Going concern

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa opinion shopping tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini berarti hipotesis ketiga ditolak.Hal ini bisa disebabkan karena perusahaan yang diaudit dalam penelitian ini percaya apabila dengan melakukan pergantian auditor maka perusahaan akan tetap mendapatkan opini audit going concern.

Perusahaan menggunakan pergantian auditor untuk menghindari penerimaan opini audit going concern dengan dua cara, Teoh dalam Dewayanto (2018) yaitu : (1) perusahaan dapat mengancam melakukan pergantian auditor. Kekhawatiran untuk diganti mungkin dapat mengikis independensi auditor, sehingga tidak mengungkapkan masalah going concern. Argumen ini disebut ancaman pergantian auditor. (2) bahkan

45

ketika auditor tersebut independen, perusahaan akan memberhentikan akuntan publik (auditor) yang cenderung memberikan opini audit going concern, atau sebaliknya akan menunjuk auditor yang cenderung memberikan opini audit going concern.

Opinion shopping didefinisikan oleh SEC, sebagai aktivitas mencari auditor yang mau mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan oleh manajemen untuk mencapai tujuan pelaporan perusahaan.

Tujuannya adalah memanipulasi hasil operasi atau kondisi keuangan.(Teoh, 1992) menjelaskan bahwa perusahaan biasanya melakukan pergantian auditor untuk menghindari opini audit going concern. Akan tetapi dalam peneltian ini perusahaan tidak melakukan pergantian auditor meskipun perusahaan memperoleh opini audit going concern.

Hal ini sejalan hasil peneltian sebanyak 73 perusahaan yang menjadi sampel adaperusahaan tidak berganti auditor meskipunmenerima menerima opini audit going concern. Jadi dapat digambarkan dalam sampel penelitian ini perusahaan cenderung tidak berganti auditor meskipun mendapat opini audit going concern. Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian Nurul Nindita Mughni (2018) namun hasil yang bertolak belakang didapatkan Syamsuri Rahim(2016), dan Riza Safitri (2017).

46 BAB V PENUTUP

Dalam dokumen AUDIT GOING CONCERN (Halaman 57-62)

Dokumen terkait