adalah sebagian kecil contoh peran swasta dalam mendukung pendidikan nasional.
Bantuan analisa dan pembuatan konsep program kerja adalah bantuan yang sangat penting dari ilmuwan/akademisi yang ada di Indonesia. Salah satunya pemikiran Revrisond Baswir. Beliau menyatakan, secara khusus, masalah pokok ekonomi rakyat, seperti kemiskinan dan pengangguran, besar kemungkinan akan tetap bertahan. Bahkan, jika kabinet akhirnya benar-benar dipenuhi oleh para agen kepentingan modal internasional itu, pengusaha ataupun akademisi, tidak tertutup kemungkinan situasi yang lebih buruk bisa terjadi. Situasi yang lebih buruk itu, tidak hanya bisa terjadi karena terus dipaksakannya pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal yang menyengsarakan rakyat, seperti penghapusan subsidi, liberalisasi ekonomi, dan privatisasi, tetapi juga karena munculnya perlawanan sengit terhadap pelaksanaan agenda-agenda tersebut, yang berakibat pada terjadinya kekacauan ekonomi.19 Pemerintah juga selalu meminta pertimbangan dari para ahli yang tergabung dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. LIPI merupakan lembaga milik pemerintah yang diisi oleh para ahli dalam bidang Kajian Iptek, Geoteknologi, Oseanografi, Limnologi, Metalurgi, Biologi, Bioteknologi, Biomaterial, Fisika, Kimia, Informatika, Mekatronika, Elektronika, Budaya, Ekonomi, Kependudukan, Politik, Sumber Daya Regional, Instrumentasi & Metrologi.27 Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES) melakukan perannya dalam membina pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai masalah-masalah pembangunan sosial ekonomi yang dihadapi Indonesia, mengembangkan ilmu pengetahuan ekonomi dan sosial pada umumnya mengingat pentingnya hal ini untuk pembangunan ekonomi dan perubahan sosial Indonesia, menyebarkan pengetahuan yang luas tentang keadaan sosial dan ekonomi Indonesia kepada bangsa lain, mengembangkan sumberdaya manusia dan masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan mereka yang berusia muda agar mampu menjawab tantangan sosial dan ekonomi di masa datang.29
PBB melalui UNDP telah mambuat suatu usulan penting mengenai pendidikan dasar dan kesempatan memperoleh pendidikan yang sama tanpa membedakan gender.
Kesempatan mengenyam pendidikan yang lebih luas adalah salah satu instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan dalam bidang sosial yang lain, termasuk beberapa tujuan yang lain dari Millennium Development Goals20: pendidikan adalah komponen kunci dari pembangunan bangsa, merupakan pembawa pemahaman terhadap sejarah dan nilai-nilai kebudayaan antar generasi, pada tingkat Negara, pendidikan merupakan sebuah penentu yang penting terhadap pertumbuhan ekonomi yang sangat dramatis di kawasan Asia Timur. Pada saat yang bersamaan, hubungan antara pendidikan dan kemakmuran terjadi hanya dalam kondisi tertentu. Pada tingkat individu, terdapat suatu hubungan yang sangat erat antara pendidikan yang diraih dan pendapatan, dan akses yang lebih besar terhadap pendidikan yang lebih baik adalah sebuah kunci strategi pengurangan kemiskinan pada negara-negara di dunia berkembang. Pendidikan orang tua, terutama pendidikan ibu, sangat kuat pengaruhnya terhadap angka kelahiran yang lebih rendah, kematian ibu yang lebih rendah dan keadaan kesehatan dan nutrisi anak yang lebih baik. UNESCO mencanangkan Enam tujuan Dakar21 dalam rangka meningkatkan dan memperluas cakupan perawatan dan pendidikan pada awal masa anak-anak, terutama pada anak-anak yang rentan dan yang tidak beruntung, menjamin bahwa pada tahun 2015 keseluruhan anak-anak, terutama perempuan, anak-anak dalam lingkungan yang tidak baik dan mereka yang merupakan suku minoritas, bebas mendapatkan pendidikan dasar yang kualitasnya baik, menjamin bahwa kebutuhan pembelajaran terhadap keseluruhan anak muda dapat diperoleh melalui akses pembelajaran yang tepat dan program- program keterampilan, mendapatkan peningkatan sebanyak 50% pada program pemberantasan buta huruf pada tahun 2015, terutama pada wanita, dan akses yang mecukupi terhadap pendidikan dasar dan lanjutan untuk orang dewasa, penghilangan
pembedaan gender pada pendidikan primer dan sekunder pada tahun 2005 dan mencapai kesamaan gender dalam bidang pendidikan pada tahun 2015, dengan terfokus pada kesempatan yang sama untuk wanita dalam perkembangan pendidikan dasar yang berkualitas baik., serta eningkatkan semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin kualitas yang baik terhadap hasil pembelajaran yang diperoleh oleh semuanya, terutama pada pemberantasan buta huruf, angka dan keterampilan-keterampilan yang penting.
Perkembangan lebih lanjut dalam mengurangi kemiskinan dihambat oleh dua faktor utama, yakni investasi yang rendah dan penyediaan pelayanan yang lemah yang terutama disebabkan karena permasalahan pemerintahan. Keseluruhan usaha kelompok bank dalam bentuk pelayanan analisa dan nasihat, pinjaman, aktivitas perusahaan pembiayaan internasional, aktivitas perwakilan penjaminan investasi multilateral dan koordinasi donor, akan membantu mengarahkan permasalahan ini. Dalam rangka meningkatkan iklim investasi yang lebih baik, dukungan kelompok bank akan ditujukan pada lima area kunci yang sangat penting untuk menambah tingkat investasi dari tingkat yang sekarang, yakni 20% dari GDP:
meningkatkan kestabilan mikroekonomi, membangun sektor ekonomi yang lebih kuat, membantu agar sektor swasta menjadi lebih kompetitif, membangun infrastruktur Indonesia, membuat kesempatan pendapatan bagi petani dan keluarga miskin. Membuat pelayanan yang peduli terhadap kebutuhan orang miskin, pelayanan yang lemah mengurangi peningkatan kualitas kehidupan bangsa Indonesia dan pencapaian MDG-nya. Dukungan kelompok bank akan menyediakan bantuan dalam merubah sistem manajemen dan akuntansi sistem pelayanan sehingga membuat penyedia pelayanan yang lebih bertanggung jawab terhadap para nasabahnya. Perhatian akan ditujukan dalam penerapan prinsip-prinsip dalam Laporan Pembangunan Dunia 2004, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan, namun juga dalam bidang penelitian pertanian, perluasan lahan dan irigasi, dan pelayanan masyarakat pada umumnya.22
Untuk mendorong kemajuan di kawasan Asia Tenggara, Indonesia aktif berperan dalam ASEAN. ASEAN mempunyai 3 tujuan penting yakni: meningkatkan kerjasama regional melalui promosi kerjasama ASEAN yang lebih luas, memperkuatkan integrasi ekonomi melalui harmonisasi perdagangan dan praktik ekonomi dan meningkatkan daya saing melalu dukungan dasar terhadap sektor swasta dan penyesuaian proses agar bisa beadaptasi terhadap perubahan lingkungan ekonomi global.23
Dalam bidang ekonomi negara anggota ASEAN mempunyai beberapa pilihan kebijakan, yang diterapkan dalam tiga program utama: kerjasama pembangunan antara ASEAN dengan Australia [ASEAN-Australia Development Cooperation Program-Regional Economic Policy Support Facility (AADCP-REPSF)], kerjasama ASEAN dengan UNDP (ASEAN-UNDP Partnership Facility), and kerja sama antara ASEAN dengan Uni-Eropa [ASEAN-EU Programme for Regional Integration Support (APRIS)].24
Rencana strategis kerja sama ASEAN dalam bidang pertanian dan bahan makanan menjadi prioritas dalam Kesepakatan Tingkat Menteri pada Kerjasama ASEAN dalam Bidang Makanan, Pertanian, dan Kehutanan yang dilaksanakan pada tahun 1993, dalam rangka memperkuat ketahanan pangan dalam wilayah, meningkatkan daya saing internasional pada bidang makanan dan pertanian serta memperkuat posisi peran serta ASEAN dalam menjaga flora internasional. Upaya yang dilakukan adalah23: memperkuat ketahanan pangan dalam wilayah, meningkatkan daya saing internasional produk/komoditi makanan dan pertanian ASEAN, peningkatan pendekatan kerjasama ASEAN dalam permasalahan internasiona dan regional,peningkatan dan akselerasi penerapan tekonolgi baru, peningkatan keterlibatan sektor swasta, manajemen, dan penerapan tatacara konservasi alam yang sesuai
Dalam KTT PBB-ASEAN di Markas Besar PBB di New York, Presiden RI menyampaikan beberapa pokok yang tercantum dalam Deklarasi Jakarta, antara lain tentang komitmen negara-negara di Asia Pasifik mencapai MDG, mengintegrasikannya dalam kerja
juga perlu ditingkatkan, terutama keterlibatan Badan Kesehatan PBB (WHO) dalam pemberantasan penyakit. 33
MDG itu dijadikan acuan, karena pembangunan berwawasan penduduk yang dikluarkan oleh UNDP telah mengalami perluasan cakupan berkaitan dengan perkembangan di bidang kesehatan, kesetaraan gender, lingkungan hidup dan kerjasama global untuk pembangunan.
Paradigma baru itu akhirnya mencakup pula pada masalah pengentasan kemiskinan, pemerataan pendidikan dasar, pemberdayaan perempuan, pengurangan kematian anak/bayi, perbaikan kesehatan ibu hamil, pemberantasan HIV/AIDS, malaria dan penyakit lain, pelestarian lingkungan dan kerja sama global.
Tapi, MDG ini masih terlalu global, sehingga penerapannya di Indonesia masih membutuhkan modifikasi yang lebih cocok dengan kebutuhan spesifik Indonesia yang memperhatikan unsur-unsur dalam IPM. Di negara ini, pada tingkat nasional dan provinsi, masalah yang dijumpai tidak terlalu signifikan. Tapi untuk kabupaten/kota, masalah dan kendalanya cukup besar sehingga tidak semua indikator tersedia datanya.14
Hal-hal lain yang mempengaruhi dalam pencapaian MDG di Indonesia terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah adalah9 masih tingginya kesenjangan daerah akan mempersulit tercapainya tujuan pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, yaitu mencapai kesejahteraan pembangunan di daerah. Kesenjangan ekonomi antar daerah akan menimbulkan arus migrasi dari satu daerah ke daerah lainnya yang memiliki sumber ekonomi yang lebih memadai. Belum matang dan dewasanya elit politik lokal dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang benar-benar ditujukan demi kemakmuran rakyat berpotensi menimbulkan masalah termasuk menciptakan disharmoni di dalam masyarakat, bahkan dapat mengancam disintegrasi bangsa. Dengan demikian, peran pendidikan politik menjadi kunci untuk merubah paradigma budaya politik, etika politik dan meningkatkan pemahaman yang utuh mengenai partisipasi politik secara benar. Permasalahan lain yaitu belum tertatanya administrasi kependudukan dalam rangka membangun sistem pembangunan, pemerintahan, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Meskipun telah dirintis sejak tahun 1960-an, hingga saat ini administrasi kependudukan belum tertata dengan baik. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya dokumen kependudukan dan tertib administrasi juga belum memadai. Penyadaran pemahaman tentang pentingnya melakukan strategi pengarusutamaan gender terutama di kalangan para penentu kebijakan dan perencana di tingkat provinsi dan kabupaten masih rendah. Untuk itu, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota diharapkan dapat melaksanakan strategi pengarusutamaan gender di berbagai tahapan pembangunan di wilayahnya masing-masing, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, hingga tahap evaluasi. Kesemuanya tersebut ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan.
Isu utama dalam pembangunan anak yang perlu memperoleh perhatian dari seluruh pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) adalah masih rendahnya kesejahteraan dan perlindungan anak. Kesejahteraan anak dapat diukur dari tingkat kesehatan dan gizi anak, serta tingkat pendidikan mereka. Sedangkan rendahnya perlindungan anak antara lain dapat dilihat dari masih banyaknya anak yang bekerja yaitu sekitar 5,6 persen pada tahun 2003, masih sedikitnya anak yang memiliki akta kelahiran (42 persen pada tahun 2004), dan banyaknya kegiatan pembangunan yang belum sepenuhnya peduli anak.
Perhatian pemerintah terhadap pembangunan daerah, pengelolaan maupun pemeliharaan fasilitas infrastruktur yang ada, penyediaan jasa infrastruktur bagi masyarakat yang kurang mampu atau mereka yang tinggal di daerah terpencil/tertinggal masih sangat kurang. Hal ini ditambahkan dengan belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan pembangunan infrastruktur mengakibatkan pembangunan sebagian infrastruktur di daerah masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Kelembagaan penyelenggara
pembangunan infrastruktur saat ini belum berada pada tingkat kinerja yang optimal untuk menjalankan fungsi, baik sebagai pembangun (provider) maupun pemberdaya (enabler).
Pemerintah daerah juga belum mampu memanfaatkan fasilitas infrastruktur yang ada secara optimal untuk mendorong pembangunan daerah.
KESIMPULAN
1. Hasil pelaksanaan MDG di Indonesia menunjukkan ketidakseimbangan kemajuan antar daerah. Pembangunan yang terkonsentrasi di perkotaan harus diperluas sampai ke daerah-daerah terpencil yang masih tertinggal, sehingga tidak terjadi kesenjangan yang akan menyebabkan kecemburuan sosial.
2. Sistem pelaporan dan pengawasan pelaksanaan MDG di Indonesia harus diperbaiki sehingga kemajuan yang ada bisa dipantau dengan baik dan dievaluasi.
3. Terdapat tantangan yang berat untuk mencapai target-target MDG di Indonesia, hal ini salah satunya disebabkan karena terjadi banyak bencana alam yang menimbulkan kerusakan fasilitas umum seperti gedung sekolah, sarana kesehatan, sarana sanitasi, lahan pertanian, pabrik dan pasar. Kejadian tersebut akan menyebabkan kemunduran kualitas kehidupan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan kesehatan.
Oleh karena itu pemerintah harus lebih memberikan dukungan kepada masyarakat untuk membangun kembali sarana yang rusak. Masih diperlukannya peningkatan kualitas sistem pendidikan nasional, penambahan tenaga kerja bidang kesehatan, peningkatan kualitas tenaga kerja bidang kesehatan dan penyebarannya, pengaturan laju pertumbuhan penduduk dan pemberdayaan perempuan di segala bidang kehidupan.
Dukungan yang tidak kalah penting adalah alokasi anggaran yang mencukupi dalam APBN untuk melaksanakan program-program pendukung.
4. Pencapaian target-target MDG harus diselaraskan dengan tujuan Pembangunan Nasional Indonesia. Hal ini akan bisa dilakukan apabila ada dukungan dari pemerintah sebagai lembaga eksekutif pelaksana pemerintahan dengan DPR sebagai lembaga legislatif yang membuat acuan untuk terlaksananya pembangunan Indonesia dengan baik.
5. Dalam era otonomi daerah ini, pemerintah pusat harus mampu memberikan arahan dan batasan tanggung jawab yang jelas sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa diperbaiki. Pemerintah daerah, meliputi Kepala Daerah Tingkat I dan II serta DPRD harus membuat suatu kemitraan kerja yang sinergis dan pengawasan yang lebih baik terhadap program kerja pemerintah.
6. Untuk mencapai target-target MDG, pemerintah harus tetap berkomitmen untuk melaksanakan MDG Goal sebagai acuan. Pemerintah juga harus mampu mendorong, memberikan motivasi kepada seluruh rakyat, agar bersama-sama menerapkan program MDG demi kesejahteraan rakyat.
7. Pembuatan kebijakan pemerintah bersama lembaga perwakilan rakyat diharapkan lebih berpihak kepada rakyat dan mendukung pencapaian target MDG.
DAFTAR PUSTAKA
1. Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia; Februari 2004; IndonesiaMDG_BI.pdf
2. Millennium Development Goals Indonesia Final Report april 2004;
MDG_Reports_Ino_MDG_Report.pdf
3. Health and the MDGs: background; www.who.int/mdg/background/en/index.html
4. Harcourt, Wendy; The Road to the UN Millennium Development Goals Some insights into the International Debate; Amsterdam; Oktober 2004; www.ncdo.nl
5. Target and Indicators; www.un_ngls.org/MDG/TARGETS.htm
6. Health in the Millennium Development Goals; Goals, targets and indicators related to health; www.who.int/mdg
7. Profil Kesehatan Indonesia 2001; Departemen Kesehatan
8. Sjaaf, Amal.C.; Bahan Perkuliahan Sistim Pelayanan Kesehatan, KARS 2005
9. Buku pegangan 2006 penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah Republik Indonesia; Jakarta; 1 Desember 2005; Handbook 2006.pdf
10. Yahya, Adib A.; Tantangan dan Peluang Rumah Sakit di Indonesia; Seminar Akademik Perumah Sakitan di Indonesia, FKM UI; Depok, 11 Mei 2006
11. Hospital News, vol 1 no 1; November 2005
12. Indonesia; CIA-The World Fact Book; 10 January 2006;
http://www.cia.gov/cia/publications/factbook/geos/id.html
13. Suwandi, Made; Pokok-Pokok Pikiran Konsepsi Dasar Otonomi Indonesia (Dalam Rangka Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis dan Efisien); Jakarta; 2002;
www.gtzsfdm.or.id.pdf
14. Kekuatan Bangsa Terletak Pada SDM Bukan Sebatas Pada Sumber Daya Alam; 3 Maret 2006; http://www.suarakarya-online.com/news.html;
15. Sistim Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan
16. Hujan Interupsi Warnai Sidang Paripurna Bahas Interpelasi Busung Lapar dan Polio; 10 Mar 2006; http://www.dpr.go.id/artikel/terkini/artikel.php
17. WHO Indonesia; Country Cooperation Strategy; Septemeber 2000;
Cooperation_Strategy_idn_en.pdf
18. Hospital News, edisi 1 tahun II; January 2006
19. Sistim Pendidikan Nasional; suara merdeka; Kamis; 21 Oktober 2004
20. Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia; Februari 2004; IndonesiaMDG_Background Goal2.pdf
21. Education for All: Information Kit, UNESCO 22. Document of The World Bank; 2003; 27108.pdf
23. Strategic Plan of Action on ASEAN Cooperation in Food, Agriculture and Forestry;
www.aseansec.org
24. Development Cooperation ASEAN; www.aseansec.org
25. Wapres: Pembangunan Nasional Harus Sejalan Dengan Pembangunan SDM; Kompas cybermedia; Kamis, 10 Juli 2003; www.kompas.com
26. Pemerintah Minta Posyandu Aktif Akhir Bulan Ini; Sabtu, 03 September 2005;
www.tempo.com
27. Kompetensi Ilmiah; www.lipi.or.id
28. LSM dan Penderita HIV/AIDS Datangi DPRD; Rabu, 30 Oktober 2002; www.kompas.com 29. Lembaga Pengembangan Masyarakat; www.deliveri.org
30. Komisi C Sepakati Solusi 15 Bidang; Sabtu, 10 Agustus 2002; Suara Merdeka