• Tidak ada hasil yang ditemukan

Professor drh. Wiku Adisasmito, MSc, PhD. - Blog Staff

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Professor drh. Wiku Adisasmito, MSc, PhD. - Blog Staff"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Studi kasus ini dikembangkan berdasarkan kegiatan belajar mengajar di berbagai program studi pascasarjana dan sarjana kebijakan kesehatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Dengan demikian, studi kasus ini diharapkan dapat memberikan kelengkapan materi yang diperlukan dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Meskipun Tujuan Pembangunan Milenium merupakan komitmen global, kami berupaya untuk lebih mengadaptasi nilai-nilai lokal sesuai dengan karakteristik masing-masing negara, sehingga lebih mudah untuk diterapkan.1. Partisipasi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi Milenium (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan September 2000 dan penandatanganan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) berarti bahwa Indonesia harus berupaya untuk berkontribusi dalam mensukseskan Tujuan Pembangunan Milenium sebagai komitmen global.

Manfaat

Karena persatuan dan kesatuan yang terjadi pada tingkat kependudukan, khususnya pada tingkat akar rumput, memerlukan jasa manusia dan dapat dinikmati nantinya, maka hal tersebut merupakan sumbangsih yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan.

ANALISA SITUASI

Tujuan (goal) MDG, Target MDG dan Indikator MDG

Indikator Pencapaian Indonesia Sehat 2010

Hasil atau luaran tersebut di atas dicapai melalui penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan yang mempunyai empat misi, yaitu: Untuk menguraikan kegiatan pembangunan kesehatan, disepakati sebelas (11) indikator kesehatan dan enam (6) indikator pengelolaan kesehatan. indikator.

Demografi Masyarakat Indonesia

574/Men.Kes/SK/IV/2000 tentang (KepMenKes No. 574/Men.Kes/SK/IV/2000 tentang Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010) Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010).

Profil Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan Masyarakat Indonesia

Di Indonesia, pada tahun 2001, penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak/belum mempunyai ijazah/STTB sebanyak 34,36%. Menurut CIA The World Factbook, jumlah angkatan kerja pada tahun 2005 adalah 110,4 juta orang, dimana 45% bekerja di sektor pertanian, dan 16% di sektor industri.

Profil Kesehatan Masyarakat Indonesia dan Ketercakupan Pelayanan Kesehatan

Kemampuan membaca dan menulis tersebut tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya.7 Menurut data statistik pendidikan tahun 2003, angka buta huruf penduduk adalah sebesar 15 tahun ke atas: 10,21%.1 Secara nasional, untuk usia 15-24 tahun angka ini membaik pada tahun 2004 berdasarkan data SUSENAS tahun 2004, yaitu dari 96,2% pada tahun 1990 menjadi 98,7% pada tahun 2004.7. Pendapatan domestik bruto per kapita pada tahun 2005 sebesar 3.700 dolar AS.12 Pendapatan per kapita di Indonesia hanya 400-500 dolar AS, sedangkan Tiongkok yang berpenduduk 1,3 miliar jiwa mencapai 1.000 dolar AS per kapita.25. Meskipun persediaan tempat tidur rumah sakit masih sangat sedikit, namun pemanfaatan tempat tidur ternyata juga masih rendah.

Keterisian tempat tidur (BOR) hanya berkisar 55-57 persen hingga tahun 2004, dan rata-rata hanya 30 orang dari 100.000 penduduk yang dirawat di rumah sakit setiap harinya. Berdasarkan SUSENAS 2001, ditemukan 23,2% masyarakat yang tinggal di pulau Jawa dan Bali menyatakan tidak puas/kurang puas terhadap pelayanan rawat jalan yang diberikan oleh rumah sakit pemerintah di kedua pulau tersebut. Sistem yang digunakan saat ini masih bersifat administratif karena hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan.

Kolaborasi antar program, lintas sektor dan dengan organisasi profesional dan non-pemerintah dalam pengembangan tenaga kesehatan masih terbatas. e. Selama lima (5) tahun, pertumbuhan jumlah rumah sakit swasta hanya sebesar 18,3 persen, bahkan rumah sakit pemerintah tidak tumbuh sama sekali. Pada tahun 1997 secara nasional, 10.000 penduduk hanya dilayani oleh sembilan dokter umum, lima dokter spesialis, dan 82 paramedis.

Profil Gizi Masyarakat Indonesia

Salah satu penyebabnya adalah masyarakat sering meminta dilayani di rumah sakit rujukan untuk kasus primer, sehingga pasien tidak segera ditangani, dan rumah sakit rujukan menjadi semacam pusat kesehatan raksasa. Sementara itu, beberapa penelitian/survei lain mengukur gizi dengan menggunakan indikator BB/TB. Dampak tingginya BBLR dan gizi buruk pada anak kecil masih berlanjut pada anak usia baru sekolah.

Indonesia melakukan pengukuran tinggi badan secara nasional untuk kelompok anak ini pada tahun 1994 dan 1999. Jika porsi anak usia 5-9 tahun adalah 10% dari total penduduk, maka terdapat 7.616.518 anak usia 5-9 tahun yang berstatus pendek. Di perkotaan, persentase WUS yang menderita KEK lebih rendah dibandingkan di perdesaan, masing-masing sebesar 19,39% dan 23,36%.

Pada gambar di atas terlihat terdapat sembilan (9) provinsi yang angkanya melebihi rata-rata nasional (19,1%) dan diantaranya, satu provinsi mempunyai risiko KEK yang serius (>30%), yaitu Nusa Tenggara Timur (40,8 %). Pada tahun 1980, prevalensi gangguan defisiensi yodium (GAKY) pada anak usia sekolah sebesar 30%, prevalensi ini menurun menjadi 9,8% pada tahun 1998. Meskipun terjadi penurunan yang signifikan, IDD masih dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat karena secara umum , prevalensinya masih di atas 5%.

Kondisi Geografis dan Fasilitas Pengadaan Air Bersih Masyarakat Indonesia

Peta Perpolitikan di Indonesia

Pelaksanaan Otonomi Daerah

Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan desentralisasi selalu terdapat dua unsur penting yaitu terbentuknya daerah otonom dan adanya penyerahan kekuasaan yang sah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus bagian-bagian tertentu urusan pemerintahan. Pertama, kehadiran UUD dan kedua peraturan perundang-undangan tersebut telah menggeser model ketimpangan kekuasaan antara pusat dan daerah menjadi model hubungan desentralisasi yang memberikan ruang dan jaminan terhadap peran pemerintah daerah untuk mampu mengatur dirinya sendiri. urusan pemerintahan. menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Kedua, peraturan perundang-undangan yang ada juga telah mendefinisikan bidang-bidang (bidang kerja) yang relevan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau dalam undang-undang no. 32 Tahun 2004, istilahnya dikenal sebagai tugas dan wewenang urusan pemerintahan daerah dan urusan pemerintahan pusat.

Pembagian urusan pemerintahan didasarkan pada pemikiran bahwa selalu terdapat beberapa urusan pemerintahan yang seluruhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat. Ruang kerja sama ini didasarkan pada pemikiran bahwa dalam pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, terdapat urusan pemerintahan yang penanganannya pada bagian atau daerah tertentu dapat dilakukan secara bersama-sama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dalam pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota perlu memperhatikan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan mempertimbangkan keselarasan hubungan penyelenggaraan urusan pemerintahan antar tingkat pemerintahan.

Apabila pengaruhnya bersifat lokal maka urusan pemerintahan menjadi kewenangan kabupaten/kota, jika daerah menjadi kewenangan provinsi dan nasional menjadi kewenangan pemerintah pusat. Kerjasama antardaerah juga dapat dilakukan dalam rangka penanganan permasalahan pemerintahan yang berdampak antardaerah, seperti pengelolaan lingkungan hidup dan konservasi. Dengan demikian, masyarakat akan mendapat manfaat sebesar-besarnya dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan bersama.

Alokasi Dana APBN untuk Sektor Kesehatan

Kelima, dengan pemikiran berbeda sebagaimana disebutkan di atas, maka penyelenggaraan pemerintahan daerah bertujuan untuk mendukung dan menciptakan pembangunan yang lebih efektif dan efisien di daerah-daerah dalam koridor sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada prinsipnya penyelenggaraan kekuasaan dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi diberikan ruang yang cukup bagi terselenggaranya kerjasama antar daerah menurut asas. efisiensi dan efektivitas. . Pengelolaan kerja sama antardaerah dapat dilakukan oleh suatu badan pengelola yang susunan dan pelaksanaannya diatur dengan keputusan bersama daerah.

Negara dapat menyelenggarakan tender pelayanan publik apabila daerah tidak mempunyai/tidak melaksanakan kerja sama lintas daerah.

Indeks Pembangunan Nasional dan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia

KAJIAN AKADEMIK

  • Arah dan Kebijakan Pembangunan Nasional
  • Arah dan Kebijakan Kesehatan Nasional
  • Arah dan Kebijakan Politik Nasional yang Terkait Dengan MDG
  • Pencapaian (Goal) MDG versi Indonesia
  • Program partai-partai yang ada terkait dalam pelaksanaan MDG

Di bidang kesehatan, reformasi ini berhasil dilaksanakan dengan menetapkan visi baru pembangunan kesehatan di Indonesia, yaitu Indonesia Sehat 2010.15. Untuk melaksanakan kebijakan otonomi daerah, desentralisasi merupakan salah satu strategi yang diidentifikasi untuk mencapai visi dan misi pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2010.15. Pemerintah juga berupaya memperluas jumlah dan jaringan puskesmas dengan membangun, memperbaiki dan membeli peralatan medis dan non medis untuk puskesmas dan jaringannya, terutama di daerah bencana, perbatasan dan daerah tertinggal; dan mengembangkan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dengan melanjutkan pelayanan kesehatan gratis di puskesmas dan rumah sakit Kelas III.9.

Kebijakan penanggulangan kelaparan antara lain tercermin pada arah pengembangan pangan dan gizi masyarakat setempat yang ditujukan pada pengembangan sistem ketahanan pangan. Sistem tersebut didasarkan pada keragaman sumber daya pangan, kelembagaan dan budaya lokal untuk menyediakan pangan dan gizi dalam jumlah dan kualitas yang diperlukan pada tingkat harga yang terjangkau, serta konsisten dengan pencapaian gizi seimbang. Penerapan hukuman atas pelanggaran undang-undang dan peraturan pangan dan gizi, termasuk undang-undang keamanan pangan dan peraturan periklanan dan pelabelan pangan.

Dengan banyaknya perhatian pada sektor pelayanan kesehatan, Komite C menilai pelayanan kesehatan, termasuk kesehatan jiwa, belum diberikan secara maksimal dan merata. Untuk alokasi kompensasi bahan bakar sektor kesehatan, dalam APBN-P tahun 2005 disepakati peningkatan sebesar Rp96,7 miliar menjadi Rp2,8 triliun, berupa pelayanan kesehatan gratis di puskesmas dan rumah sakit pemerintah kelas III. Sedangkan alokasi PKPS BBM kesehatan berupa pelayanan kesehatan gratis di puskesmas dan rumah sakit pemerintah kelas 3.

PEMBAHASAN

Memang benar, jika kabinet diisi penuh oleh agen-agen kepentingan modal internasional, pengusaha atau akademisi, situasi yang lebih buruk mungkin akan muncul. Kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih luas merupakan salah satu instrumen untuk mencapai tujuan di bidang sosial lainnya, termasuk beberapa tujuan lain dari Tujuan Pembangunan Milenium 20: Pendidikan merupakan komponen kunci pembangunan bangsa, merupakan pembawa pemahaman sejarah dan budaya. nilai-nilai Di kalangan generasi, di tingkat negara, pendidikan merupakan faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi yang dramatis di kawasan Asia Timur. Pada tingkat individu, terdapat korelasi erat antara tingkat pendidikan dan pendapatan, dan akses yang lebih besar terhadap pendidikan yang lebih baik merupakan strategi utama pengentasan kemiskinan di negara-negara berkembang.

Pendidikan orang tua, khususnya ibu, mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap rendahnya angka kelahiran, rendahnya angka kematian ibu, serta membaiknya kesehatan dan gizi anak. Dukungan kelompok perbankan akan memberikan bantuan dalam mengubah sistem manajemen dan akuntansi sistem layanan agar penyedia layanan lebih akuntabel kepada pelanggannya. ASEAN mempunyai 3 tujuan penting, yaitu: meningkatkan kerja sama regional dengan mendorong kerja sama ASEAN yang lebih luas, memperkuat integrasi ekonomi dengan menyelaraskan praktik perdagangan dan ekonomi, dan meningkatkan daya saing dengan memberikan dukungan dasar kepada sektor swasta dan melakukan adaptasi proses sehingga mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di dunia. dunia. lingkungan ekonomi.23 .

Namun MDGs tersebut masih terlalu global dan implementasinya di Indonesia masih memerlukan perubahan yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan spesifik Indonesia dengan mempertimbangkan unsur-unsur dalam IPM. Perbedaan perekonomian antar daerah akan mengakibatkan terjadinya arus migrasi dari suatu daerah ke daerah lain yang mempunyai sumber daya perekonomian yang lebih memadai. Pemerintah daerah, termasuk pimpinan daerah tingkat I dan II serta DPRD, harus menciptakan kemitraan kerja yang sinergis dan pengendalian program kerja pemerintah yang lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait

sesuai dengan Pasal 2 Ayat 3 Piagam PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa dan untuk mencapai tujuan tersebut, harus mencari penyelesaian sengketa dengan cara sebagaimana ditunjukkan dalam