BAB I PENDAHULUAN
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil uji-t pretest pada kelas kontrol dan eksperimen tidak terdapat perbedaan yang signifikan yang artinya pengetahuan awal siswa pada kedua kelas tersebut sama, hal ini disebabkan karena materi ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup belum diajarkan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Hasil uji-t posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan nilai sig.(2-tailed) 0,000 dengan taraf signifikan (α) 0,05. Keputusan yang diambil tolak H0 karena nilai sig.(2-tailed) 0,000 < 0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Perbedaan hasil posttest dari kedua kelas dapat dilihat dari rerata nilai posttest kelas kontrol yaitu 62,19 dan kelas ekperimen sebesar 83,42.
Perbedaan peningkatan penguasaan konsep antara kelas kontrol dengan eksperimen karena kedua kelas tersebut diberi perlakuan pembelajaran yang
berbeda. Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran SFAE yang dibantu oleh GI. Terciptanya suasana kelas yang aktif, terarah, dan menyenangkan ketika proses pembelajaran dikelas eksperimen. Metode ceramah dan diskusi yang diterapkan dikelas kontrol masih membosankan karena siswa lebih cenderung mendengarkan dan mencatat pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Alasan ini yang menyebabkan kurang meningkatnya penguasaan konsep siswa di kelas kontrol.
Penelitian yang dilakukan Marcelina (2014) dengan menggunakan SFAE Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi lisan dan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini yang digabungkan dengan Suartika, et al.(2013) yang menyatakan bahwa GI, dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, juga melibatkan kemampuan para siswa untuk belajar melalui investigasi atau penyelidikan, penelitian ini juga didukung oleh (Slavin 2010) bahwa belajar melalui investigasi atau penyelidikan siswa dapat memahami materi yang di ajarkan oleh guru sehingga dapat meningkatkan pengguasaan konsep siswa.
Nilai N-gain menunjukan terjadinya peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup, pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Rerata N-gain kelas eksperimen 0,75 kategori tinggi sedangkan rerata N-gain pada kelas kontrol 0,46 kategori sedang (Meltzer, 2002). Hal ini terjadi karena perbedaan perlakuan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol menggunakan metode konvesional yaitu metode ceramah dan diskusi, sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran SFAE dengan GI.
Berdasarkan uji-t dari data N-Gain dengan taraf signifikan (ɑ) 0,05 diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Keputusan yang diperoleh adalah tolak H0 karena Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata N-Gain kelas kontrol dengan rerata N-Gain kelas eksperimen pada materi Ciri-ciri dan Klasifikasi Makhluk hidup.
Rerata N-Gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rerata kelas kontrol karena penggunaaan model pembelajaran SFAE dengan GI pada
kelas eksperimen dan menggunakan metode ceramah dan diskusi pada kelas kontrol. Meningkatnya penguasaan konsep siswa dipengaruhi oleh pemilihan model pembelajaran yang tepat, dimana sesuai dengan kondisi siswa, sarana dan prasarana sekolah dan kemampuan siswa dalam mengelola serta mengoptimalkan proses belajar mengajar di sekolah.
Peningkatan penguasaan konsep yang terdapat diatas sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Irlina, et al (2013) yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Penelitian ini digabungkan dengan penelitian yang dilakukan Suartika, et al (2013) yang menyatakan terdapat perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa. dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan nilai siswa yang menggunakan Group investigation (Fhitung = 47,990) dan terdapat perbedaan keterampilan bepikir kreatif antara siswa yang menggunakan konvensional (Fhitung = 16,317).
Peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen dipengaruhi oleh penerapan model pembelajaran SFAE dengan GI. Model pembelajaran SFAE dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan siswa tidak menjadi bosan dalam menerima pelajaran dan menjadikan pembelajaran menjadi efektif. Melalui pembelajaran SFAE siswa diajak untuk aktif dan kreatif dalam menjelaskan materi. Selain itu, model pembelajaran SFAE akan membantu siswa dalam meningkatkan rasa percaya dalam berbicara dan memaparkan argumentasinya sehingga belajar lebih mudah dan lebih cepat serta efisien.
Group Investigation mengajarkan siawa agar dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah, Belajar berkomunikasi baik dengan Guru dan teman juga belajar menghargai pendapat orang lain. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional, yaitu hanya menghandalkan ceramah dari guru dan tanya jawab antar siswa dengan guru.
membuat siswa dikelas kontrol merasa bosan dan jenuh, sehingga proses pembelajran jadi monoton dan penguasaan konsep siswa lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen
Dalam penelitian ini, selain dilihat dari nilai yang diperoleh siswa peneliti juga menilai aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan lembar observasi yang dinilai oleh seorang observer. Lembar obeservasi yang disesuaikan dengan RPP dan juga perlakuan yang dilakukan dikelas eksperimen dan kelas kontrol.
Adanya lembar observasi tersebut peneliti dapat melihat perubahan tingkah laku siswa dan kegiatan guru saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Aktivitas siswa yang dilihat pada kelas kontrol terdiri atas empat indikator dan kelas eksperimen terdiri atas lima indikator yang disesuaikan dengan model yang diterapkan pada kedua kelas.
Hasil rerata aktivitas siswa kelas kontrol pada pertemuan pertama 66,25%
pertemuan kedua 85,63%. Pertemuan pertama aktivitas siswa lebih rendah dari pada aktivitas pada pertemuan kedua karena siswa belum terbiasa diajarkan oleh pengajar yang belum pernah mengajari mereka. Siswa masih perlu bersosialisai dengan guru serta cara mengajar yang berbeda dengan biasanya. Pada pertemuan kedua siswa mulai merasakan nyaman dan terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan.
Hasil penelitian yang dilakukan pada kelas eksperimen terlihat rerata aktivitas siswa pada pertemuan pertama 81,5%, pertemuan kedua sebesar 87,5%.
Peningkatan yang terjadi antara pertemuan pertama dengan pertemuan kedua disebabkan model SFAE dengan GI sangat menyenangkan dan tidak membosankan siswa dalam proses pembelajaran lebih aktif dan terarah.
Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dari lembar observasi siswa yang meningkat, pada kelas eksperimen pada pertemuan pertama siswa masih menyesuaikan diri dengan kelompoknya sehingga hasil terhadap materi masih kurang dimengerti namun pada pertemuan kedua suasana kelas kondusif dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran aktif, artinya telah terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran SFAE dan GI. Hal yang sama juga terjadi pada kelas kontrol baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua kondisi belajar siswa sudah terbiasa mereka lakukan dimana siswa lebih banyak mendengar informasi dari guru, mereka lebih cenderung menerima materi pengajar, mencatat, dan menghafalkannya, sehingga proses pembelajran jadi monoton dan penguasaan konsep siswa lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen.
Pada kelas eksperimen nilai persentase aktivitas guru pada pertemuan pertama 93% sedangkan pada pertemuan kedua 100%. Pada kelas kontrol aktivitas guru pada pertemuan pertama 90 % sedangkan pada pertemuan kedua 100%. Maka dapat dikatakan bahwa aktivitas guru pada kelas kontrol dan persentase aktivitas guru pada kelas eksperimen tidak banyak. Hal ini karena guru melakukan langkah-langkah yang ditentukan setiap indikator observasi guru.
Secara keseluruhan pengaruh pembelajaran biologi dengan penerapan model pembelajaran SFAE dan GI berpengaruh positif baik terhadap proses pembelajaran karena selain membantu mengaktifkan siswa juga dapat meningkatan penguasaan konsep siswa pada ranah kognitif. Hal ini menunjukan bahwa penerapan pembelajaran SFAE dan GI pada materi ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup pada kelas VII SMP N 24 Pekanbaru.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Student Facilitator and Explaining dengan Group Investigation terhadap penguasaan konsep siswa pada materi ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup di kelas VII SMPN 24 Pekanbaru.
Peningkatan penguasaan konsep dapat dilihat dari hasil nilai rerata N-Gain pada kelas eksperimen 0.75 di kategorikan tinggi dan pada kelas kontrol 0.46 dikategorikan sedang. Hasil uji-t N-Gain pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara N-Gain kelas kontrol dan kelas eksperimen.