• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pembelajaran sfae (student facilitator and

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh pembelajaran sfae (student facilitator and"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN SFAE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING) DENGAN GI (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI CIRI-CIRI DAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP DI KELAS

VII SMP N 24 PEKANBARU T.A 2015/2016 SKRIPSI

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

OLEH DEDI WANTI

1184205035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

2016

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGARUH PEMBELAJARAN SFAE (STUDENT FACILITATOR AND EXPALINING)DENGAN GI (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI CIRI-CIRI DAN

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP KELAS VII SMPN 24 PEKANBARU T.A 2015/2016

ABSTRAK

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran student facilitator and explaining dengan group investigation terhadap penguasaan konsep pada materi ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup di kelas VII SMP N 24 Pekanbaru. penelitian ini dilaksanakan pada semesters genap bulan mei 2016.

penelitian ini mengunakan desain the matching only pretest- posttest control group. sampel penelitian adalah siswa kelas VII2 dan VII5 dengan jumlah siswa masing-masing 40 siswa, yang diambil dengan teknik simple rendom sampling.

pengumpulan data dilakukan melalui pretest, posttest dan lembar aktivitas guru dan siswa. rerata N-gain pada kelas kontrol adalah 0,46 dengan (kategori sedang), dan pada kelas eksperimen adalah 0,75 dengan (kategori tinggi). hasil uji-t n-gain menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran student facilitator and explaining dengan group investigation terhadap penguasaan konsep pada materi ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup di kelas VII SMP N 24 Pekanbaru tahun ajaran 2015/2016.

Kata Kunci : student facilitator and explaining, Group Investigation, penguasaan konsep, ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup.

(6)

THE INFLUENCE OF LEARNING SFAE (STUDENT FACILITATOR AND EXPALINING) WITH GI (GROUP INVESTIGATION) ON TENURE

CONCEPT AND FEATURES OF THE STUDENTS ON THE CLASSIFICATION LIVING CLASSES VII SMPN 24

PEKANBARU T.A 2015/2016

ABSTRACT

The purpose of the research was to the effect of student learning facilitator and explainin with group investigation towards mastery of concepts on the characteristics and classification of living things in class VII SMP N 24 Pekanbaru. The research was conducted on even semester in May 2016. The design of this study was The Matching Only pretest-posttest control group design.

Samples were students in grade VII2 and VII5 by the number of students in each class were 40 students, drawn with simple rendom sampling techniques. Data collected through pretest, posttest and teacher and student activity sheets. The mean of N-Gain for the control class was 0.46 with (medium category), and the experimental class was 0.75 with (high category). The results of the t-test N-Gain shows there were significant differences between the control and the experimental class. It can be concluded that there were significant effect of learning and explaining student facilitator with group investigation towards mastery of concepts on the material characteristics and classification of living things in class VII SMP N 24 Pekanbaru the academic year 2015/2016.

Keywords: student facilitator and explaining, Group Investigation, mastery of concepts, characteristics and classification of living things.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa , yang telah memberikan rahmat hidayah dan kesehatan serta kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pembelajaran SFAE (Student Facilitator and Explaining) dengan GI (Group Investigation) Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Ciri-ciri dan Klasifikasi Makhluk Hidup Kelas VII SMPN 24 Pekanbaru T.A 2015/2016”.

Penulisan skripsi ini, dibuat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Sebagai manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang dengan ikhlas meluangkan sebagian waktu, tenaga dan materi untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dengan setulus hati kepada:

1. Ibu Dr. Hasnati, SH, MH., selaku Rektor Universitas Lancang Kuning.

2. Bapak Dahler, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lancang Kuning.

3. Ibu Martala sari, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi . 4. Ibu Jumiati, M.Pd. selaku Penasehat Akademis.

5. Ibu Ermina Sari, M.Sc., selaku dosen pembimbing I.

6. Ibu Raudhah awal, M.Pd.,selaku dosen pembimbing II.

7. Seluruh dosen dan staf tata usaha Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lancang Kuning yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Wakil Kepala Sekolah SMPN 24 Pekanbaru yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah yang bapak pimpin.

9. Bapak Dodi Hendra Saputra, ST selaku guru mata pelajaran IPA atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian.

(8)

10. Bapak dan Ibu yang saya sayangi, terimakasih atas segala doa dan restunya.

11. Sri Damaris Situmorang, S.Pd. Elfrita Damayanti Nanggolan, S.Pd terimakasi sahabatku atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini

12. Teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu dan semua pihak yang memberikan bantuan dan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung demi menyelesaikan skripsi ini.

Tidak ada sesuatu apapun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan kecuali untaian doa semoga amal baik yang yang telah diberikan dari berbagai pihak kepada penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Tuhan yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki masih kurang, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan dan penyempurnaan tulisan berikutnya. dan yang terakhir penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, Agustus 2016 Penulis

DEDI WANTI 1184205035

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Variabel Penelitian ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Definisi Operasional ... 3

1.6 Tujuan Penelitian ... 4

1.7 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran ... 6

2.2 Penguasaan Konsep ... 7

2.3 Student Facilitator and Explaining 2.3.1 Pengertian SFAE ... 9

2.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran SFAE ... 10

2.3.3 Tujuan SFAE ... 10

2.3.4 Manfaat SFAE ... 10

2.3.5 Kelebihan SFAE ... 10

2.3.6 Kelemahan pembelajaran SFAE ... 11

2.4 Group Investigasion 2.4.1 Pengertian Group Investigation ... 11

2.4.2 Langkah-langkah GroupInvestigation ... 11

2.4.3 Kelebihan GroupInvestigation ... 11

2.4.4 Kekurangan GroupInvestigation ... 12

2.5 Materi Pelajaran... 12

2.5.1 Ciri dan Klasifikasi Makhluk Hidup ... 12

2.5.2 Penamaan Organisme ... 13

2.5.3 Klasifikasi Sistem Lima Kingdom ... 13

2.6 PenelitianRelevan ... 16

(10)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 18

3.2 Waktu dan TempatPenelitian ... 18

3.3 Populasi dan Sampel ... 18

3.4 Parameter Penelitian ... 19

3.5 Instrumen Penelitian ... 19

3.5.1 Perangkat Pembelajaran ... 19

3.5.2 Alat Pengumpulan Data ... 19

3.5.3 Lembaran Tes ... 19

3.6 Prosedur Penelitian ... 27

3.6.1 Persiapan ... 28

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian ... 28

3.6.3 Penyusan Laporan ... 28

3.7 Teknik Pengumpulan Data... 28

3.8 Teknik Analisis Data ... 29

3.8.1 Uji N-Gain ... 29

3.8.2 Uji Normalitas ... 29

3.8.3 Uji Homogenitas ... 30

3.8.4 Uji-t ... 31

3.9 Hipotesis Penelitian ... 32

3.10 Jadwal Pelaksanaan ... 33

3.11 Alur Penelitian... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 35

4.1.1 Analisis Data Pretest dan Posttest ... 35

4.1.2 Analisis Data N-gain ... 38

4.1.3 Aktivitas Siswa dan Aktivitas Guru... 42

4.2 Pembahasan ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Taksonomi Bloom Revisi ... 9

3.1 Kategori Validitas Butir Soal ... 20

3.2 Kategori Validitas ... 21

3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal ... 22

3.4 Kategori Realibilitas Butir Soal ... 23

3.5 Kategori Tingkat Kesukaran ... 24

3.6 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran ButirSoa ... 24

3.7 Kategori Daya Pembeda ... 26

3.8 Hasil Uji Coba Daya Pembeda Butir Soal ... 26

3.9 Butir Soal yang DigunakanUntuk Pretest dan Postest ... 29

3.10 Kategori Perolehan Skor N-Gain ... 29

3.11 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 33

4.1 Rekapitulasi rerata Pretest – Posttest kelas kontrol dan eksperimen ... 35

4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest ... 36

4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ... 37

4.4 Rekapitulasi Hasil Uji-t Pretest ... 38

4.5 Rekapitulasi Hasil Uji-t Posttest ... 38

4.6 Rekapitulasi rerata N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 38

4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data N-Gain... 40

4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data N-Gain ... 41

4.9 Rekapitulasi Hasil Uji-t Data N-Gain ... 41

4.10 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ... 42

4.11 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperime ... 42

4.12 Aktivitas Guru Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 43

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Bakteri ... 13

2.2 Ganggang Hijau-biru ... 13

2.3 Amoeba ... 13

2.4 Jamur Kelas Oomycetas... 14

2.5 Lumut ... 14

2.6 Tumbuhan Paku ... 15

2.7 Petai (Angiospermaedan) ... 15

2.8 Melinjo(Gymnoaspermae) ... 15

2.9 Hewan Avertebrata ... 16

2.10 Hewan Vertebrata ... 16

3.1 Alur Penelitian ... 34

4.1 Diagram Batang Perbandingan Rerata Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 36

4.2 Diagram Batang Perbandingan N-Gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 39

4.3 Diagram Garis N-Gain per Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 40

Halaman Halaman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ... 51

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan I ... 53

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II ... 59

4. Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan I ... 64

5. Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan II ... 68

6. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan I ... 72

7. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan II... 73

8. Kisi - kisi Pretest dan Posttest ... 74

9. Soal Pretest ... 87

10. Soal Posttest ... 94

11. Distr Ibusi Jawaban Pretest Kontrol ... 101

12. Distr Ibusi Jawaban Posttest Kontrol ... 102

13. Distr Ibusi Jawaban Pretest Eksperimen ... 103

14. Distribusi Jawaban Posttest Eksperimen ... 104

15. Rekapitulasi Pretest-Postest Kontrol ... 105

16. Rekapitulasi Pretest-Postest Eksperimen ... 107

17. Ujinormalitas Pretest ... 109

18. Ujinormalitas Posttest ... 110

19. Ujinormalitas N-Gain ... 111

20. Uji Homogenitas Pretest ... 112

21. Uji Homogenitas Posttest ... 113

22. Hasil Uji Homogenitas N-Gain ... 114

23. Hasil Uji-t Pretest ... 115

24. Hasil Uji-t Posttest ... 116

25. Hasil Uji-t N-Gain ... 117

26. Loa Siswa Kelas Kontrol I ... 118

27. Loa Siswa Kelas Kontrol II ... 121

28. Loa Siswa Kelas Eksperimen I ... 124

29. Loa Siswa Kelas Eksperimen II ... 127

30. Loa Guru Kelas Kontrol I & II ... 130

31. Loa Guru Kelas Eksperimen I & II ... 131

32. Rekap Analisis Butir ... 133

33. Dokumentasi Kelas Kontro ... 134

34. Dokumentasi Kelas Eksperimen ... 137

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah “media cultural” untuk membentuk manusia. Problem pendidikan sepanjang hayat akan menjadi dinamika pendidikan kehidupan manusia. Hal ini di sebabkan pendidikan merupakan kebutuhan bagi semua orang.

Pendidikan sebagai kebutuhan yang di atur melalui undang-undang akan memberikan tanggung jawab besar bagi Negara untuk mampu memberikan pendidikan secara berkualitas, terjangkau, dan memiliki konstelasi dengan kebutuhan individu, Negara, dan bangsa. Untuk mencapai proses kearah itu tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan (Ramly, 2005).

Metode/model belajar dianggap relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan. Metode/model mengajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam mengajar materi pelajaran dengan memusatkan perhatian pada situasi belajar untuk mencapai tujuan. Metode mengajar yang baik adalah metode yang menuntut keaktifan siswa dalam berpikir dan bertindak secara kreatif dalam mengembangkan materi yang sudah dikuasai. Salah satu materi yang dipelajari siswa dibangku sekolah adalah ilmu pengetahuan alam, yang mencakup ilmu fisika, kimia, dan biologi (Dimyati & Mudjiono, 2006).

Susanto mengemukakan bahwa belum ada peningkatan mutu pendidikan IPA, selain itu Susanto juga mengatakan terdapat tiga permasalahan dalam pembelajaran IPA. Pertama, pendidikan sains masih berorientasi hanya pada produk pengetahuan, kurang berorientasi pada proses sains. Kedua, pengajaran sains hanya mencurahkan pengetahuan, dalam hal ini fakta, konsep dan prinsip sains lebih banyak dicurahkan melalui ceramah, Tanya jawab, atau diskusi tanpa didasarkan pada kerja praktek. Ketiga, pengajaran sains berfokus pada menjawab pertanyaan, guru cenderung menggunakan metode tanya jawab, sementara jawaban yang “harus” dikemukakan adalah fakta, konsep, dan prinsip yang telah diajarkan guru atau tertulis dalam buku ajar. Seharusnya siswa menggali masalah sendiri dan menemukan jawaban atas masalahnya melalui pengamatan atau percobaan (Susanto, 2002).

(15)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap Guru Mata Pelajaran IPA di SMPN 24 Pekanbaru, Bahwa Guru tersebut masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab dalam menyampaikan materi, sehingga berakibat pada hasil belajar siswa, dapat dilihat dari perilaku siswa pada proses belajar berlangsung, diantaranya persiapan siswa masih kurang dalam menerima pelajaran, siswa tidak berani dalam mengeluarkan pendapat atau bahkan segan untuk bertanya kepada guru saat proses belajar, dalam proses belajar kurang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa lainya. Saat mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru, siswa malas untuk belajar sendiri dan mengeluh ketika mengerjakannya, Dalam proses pembelajaran, siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan guru. Siswa belum terlibat secara aktif dalam pembelajaran, siswa cenderung hanya menunggu materi yang disampaikan oleh guru, mengakibatkan siswa merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran yang di sampaikan oleh gurunya. Sehingga ketuntasan klasikal yang hanya mencapai (60,67%) dari 5 kelas dengan jumlah 206 siswa yang mencapai KKM 75.

Dengan memperhatikan kondisi yang terjadi maka perlu adanya perubahan dan perbaikan dalam usaha meningkatkan penguasaan konsep siswa dan hasil belajar yaitu dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk itu guru perlu memilih strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran adalah Student Facilitator and Explaining yang di perkenalkan oleh Suyatno. Student Facilitator and Explaining adalah suatu metode yang memberikan kesempatan kepada siswa atau peserta didik untuk mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya, melalui bagan/peta konsep maupun media lainnya (Suyatno, 2009). Group Investigation merupakan suatu perencanaan pengorganisasian kelas secara umum dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil mengutamakan diskusi kelompok dan perencanaan kooperatif dan proyek, juga melibatkan kemampuan para siswa untuk mempelajari melalui investigasi atau penyelidikan (Slavin, 2010).

(16)

Berdasarkan latar belakang di atas dilakukan suatu penelitian yang berjudul

“Pengaruh Pembelajaran SFAE (Student Facilitator and Explaining ) dengan GI ( Group Investigation ) Terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Ciri – Ciri dan Klasifikasi Makhluk Hidup Kelas VII SMP N 24 Pekanbaru T.A 2015/2016”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah pengaruh pembelajaran SFAE dengan GI terhadap penguasaan konsep siswa pada materi ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup kelas VII SMP N 24 Pekanbaru Tahun Ajaran 2015/2016 ?”

1.3 Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini ada variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran SFAE disertai GI dan variabel terikatnya adalah Penguasaan konsep siswa.

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok yang dicapai, maka adanya pembatasan masalah. Penelitian dibatasi hanya pada Model pembelajaran yang digunakan adalah SFAE dengan GI pada penguasaan konsep siswa. Materi Ciri – Ciri dan klasifikasi makhluk hidup, Kompetensi Dasar 6.2 Mengindentifikasi ciri – ciri dan klasifikasi makhluk hidup

1.5. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari setiap Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.5.1 Student Facilitator and Explaining adalah suatu metode yang memberikan kesempatan kepada siswa atau peserta didik untuk mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya, melalui bagan/peta konsep maupun media lainnya (Suyatno, 2009).

(17)

1.5.2 Group Investigation merupakan suatu perencanaan pengorganisasian kelas secara umum dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil mengutamakan diskusi kelompok dan perencanaan kooperatif dan proyek, melibatkan kemampuan para siswa untuk mempelajari melalui investigasi atau penyelidikan (Slavin, 2010).

1.5.3 Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep setelah atau sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai. Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Nur, 2012).

1.5.4 ciri – ciri dan klasifikasi makhluk hidup yang ada di sekitar kita sangat beraneka ragam. secara spesifik keanekaragaman berarti perbedaan ciri – ciri dan sifat pada makhluk hidup yang berlaianan jenis. karena makhluk hidup sangat beranekaragam, maka makhluk hidup perlu di kelompokkan.

kegiatan pengelompokan makhluk hidup menjadi golongan-golongan di sebut klasifikasi.

1.6 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran SFAE (Student Facilitator and Explaining) dengan GI (Group Investigation) terhadap penguasaan konsep siswa pada materi Ciri-ciri klasifikasi makhluk hidup di kelas VII SMPN 24 Pekanbaru Tahun Ajaran 2015/2016.

1.7 Manfaat Penelitian

1.7.2 Bagi siswa, dengan penerapan pembelajaran SFAE (Student Facilitator and Explaining) dengan GI (Group Investigation) diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa yang berujung pada peningkatan prestasi belajar siswa pada Pembelajaran biologi di kelas VII SMPN 24 Pekanbaru.

1.7.3 Bagi Guru, Dapat memperbaiki proses pembelajaran biologi yang digunakan dalam kelas dan meningkatkan kreatif guru.

(18)

1.7.4 Bagi Sekolah, Meningkatkan kualitas atau mutu pengajaran disekolah dan Meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.

1.7.5 Bagi Peneliti, Bagi peneliti, untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi melalui penerapan pembelajaran kooperatif SFAE disertai GI

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam internal komplek tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Dimyati & Mudjiono, 2006). Belaja rmenurut pandangan kontruktivisme merupakan hasil kontruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini memberi penekanan bahwa pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri. Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir (Trianto, 2011).

Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.

Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkaian mencapai tujuan yang diharapkan (Sudjana,2004).

Pembelajaran merupakan terjemahan dari Learning dan pengajaran terjemahan dari teaching. Perbedaan diantara keduanya tidak saja pada arti leksikal, namun juga pada implementasi dengan kegiatan belajar mengajar.

Pengajaran adalah proses, pembuatan, cara mengajarkan, pengajaran adalah proses penyampaian. Arti demikian melahirkan konstruksi belajar mengajar berpusat pada guru. Perbuatan atau cara mengajarkan diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari siswa, guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima. Pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif. Guru bertindak sebagai “panglima”, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui. Pengajaran

(20)

adalah interaksi imperatif. Pengajaran merupakan transplantasi pengetahuan (Suprijono, 2013).

Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran berdasarkan makna leksial berarti berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensiil istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, siswa belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran.

Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi siswa untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat kepada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran. Pembelajaran diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan (Suprijono, 2013).

2.2 Penguasaan Konsep

Taksonomi Bloom yang baru melakukan pemisahan yang tegas antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Ada dua nilai positif dari taksonomi yang baru dalam kaitannya dengan asesmen. Pertama, karena pengetahuan dipisah dengan proses kognitif, guru dapat segera mengetahui jenis pengetahuan mana yang belum diukur. Pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif merupakan dua macam pengetahuan yang dalam taksonomi yang lama kurang mendapat perhatian.

Dengan dimunculkannya pengetahuan prosedural, guru sains akan lebih terdorong mengembangkan soal untuk mengukur keterampilan proses siswa yang selama ini masih sering terabaikan. Kedua, taksonomi yang baru memungkinkan

(21)

pembuatan soal yang bervariasi untuk setiap jenis proses kognitif. Dimensi proses kognitif dalam taksonomi yang baru meliputi:

2.2.1 Mengingat (Remember)

Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang.

Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat (recalling).

2.2.2 Memahami (Understand)

Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru kedalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Kategori memahami mencakup: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (examplifyng), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarrising), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), menjelaskan (explaining).

2.2.3 Mengaplikasikan (Applying)

Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu:

menjalankan (executing), mengimplementasikan (implementing).

2.2.4 Menganalisis (Analyzing)

Menguraikan suatu permasalahan atau objek ke unsur-unsurnya dan menentukan saling keterkaitan antara unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya.

Ada tiga macam proses kognitif yang mencakup: membedakan (differentiating), mengorganizir (organizing), menemukan pesan tersirat (attributing).

2.2.5 Mengevaluasi

Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada.

Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini yaitu:

memeriksa (checking), mengkritik (critiquing).

2.2.6 Membuat (create)

Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini yaitu: menghasilkan (generating), merencanakan (planning), memproduksi (producing) (Anderson &

Krathwohl, 2001)

(22)

Tabel 2.1

Taksonomi bloom revisi

Dimensi Pengetahuan Dimensi Proses Kognitif 1. Pengetahuan Faktual

1) Pengetahuan tentang terminologi 2) Pengetahuan tentang bagian detail

dan unsur-unsur 2. Pengetahuan Konseptual

1) Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori

2) Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi

3) Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur

3. Pengetahuan Prosedural 1) Pengetahuan tentang

keterampilan khusus yeng

berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan

algoritma.

2) Pengetahuan tentang tekhnik dan metode

3) Pengetahuan tenteng kriteria penggunaan suatu perosedur.

4. Pengetahuan Metakognitif 1) Pengetahuan strategik 2) Pengetahuan tentang operasi

kognitif

3) Pengetahuan tentang diri sendiri

C1. Mengingat (Remember) 1.1 Mengenali (recognizing) 1.2 Mengingat (recalling) C2. Memahami (Understand) 1.3 Menafsirkan (interpretaing) 1.4 Memberi contoh (examliying) 1.5 Meringkas (summarizing) 1.6 Menarik inferensi (inferring) 1.7 Membandingkan (comparing) 1.8 Menjelaskan (explaining) C3. Mengaplikasikan (Apply) 1.9 Menjalankan (executing) 1.10 Mengimplementasikan (implementing)

C4. Menganalisis (Analyze)

1.11 Menguraikan (differentiating) 1.12 Mengorganisir (organizing) 1.13 Menemukan makna tersirat C5. Evaluasi (Evaluate)

1.14 Memeriksa (checking) 1.15 Mengkritik (critiquing) C6. Mencipta (Create)

1.16 Merumuskan (generating) 1.17 Merencanakan (planning) 1.18 Memproduksi (producing) (Sumber: Anderson & Krathwohl, 2001)

2.3 Student Facilitator and Explaining (SFAE) 2.3.1 Pengertian SFAE

merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide/ pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri. Metode ini melatih siswa untuk berpartisipasi aktif didalam kelas. Keluaran dari model ini siswa dapat meningkatkan keaktifan, minat, motivasi, dan kreativitas yang akan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan (Suyatno, 2009).

(23)

2.3.2 Langkah-Langkah Pembelajaran SFAE

Menurut (Suyatno, 2009) langkah-langkah pembelajaran student facilitator and explaining adalah, sebagai berikut:

Pertama, Guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai, Guru menyajikan/mendemontrasikan materi, Memberi kesempatan siswa/peserta didik untuk menjelaskan kepada peserta didik lainnya melalui bagan/peta konsep, Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa, penutup

2.3.3 Tujuan SFAE

Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran tipe SFAE yaitu, Pengembangan Keterampilan sosial, Terciptanya interaksi antar siswa, dan antar siswa dengan guru, Aktivitas belajar siswa dalam kelas meningkat, Terbentuknya kemandirian pada siswa (Suyatno, 2009).

2.3.4 Manfaat SFAE

Beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif SFAE terhadap siswa , antara lain, Rasa percaya diri lebih tinggi, Terbentuknya rasa kemandirian, Saling menghargai sesama teman, Mengurangi kerusuhan antar teman, Hasil belajar lebih tinggi (Suyatno, 2009)

2.3.5 Kelebihan SFAE

Menurut (Suyatno, 2009) kelebihan dari model pembelajaran SFAE yaitu, Aktivitas belajar siswa dalam kelas meningkat, Melatih siswa berbicara dan mengajukan pendapat di depan umum dan kelompok, Terciptanya interaksi antar siswa dengan guru, Proses belajar yang diperoleh dalam kelompok mudah diingat kembali karena merupakan hasil berpikir dan bekerjasama, Prestasi belajar lebih bermakna, karena siswa belajar memecahkan masalah.

2.3.6 Kelemahan pembelajaran SFAE

Menurut (Suyatno, 2009) kelebihan dari model pembelajaran SFAE yaitu, Membutuhkan banyak waktu, sehingga seringkali tujuan utama pembelajaran tidak tercapai, Keberhasilan belajar bergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau bekerja mandiri dan kekompakan antar kelompok, Keberhasilan dari tiap-tiap individu juga berbeda-beda, karena motivasi dan semangatnya juga tidak sama. (Suyatno, 2009).

(24)

2.4 Group Investigasion

2.4.1 Pengertian Group Investigasion

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri informasi materi pelajaran yang di pelajari melalui bahan – bahan yang di sediakan LKS, Buku paket maupun internet. Group Investigation merupakan suatu perencanaan pengorganisasian kelas secara umum dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil mengutamakan diskusi kelompok dan perencanaan kooperatif dan proyek,juga melibatkan kemampuan para siswa untuk mempelajari melalui investigasi atau penyelidikan ( Slavin, 2010).

2.4.2 Langkah – Langkah Group Investigasion

Model group-investigation memiliki enam langkah pembelajaran (Slavin, 2010) yaitu, Grouping, menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber, memilih topik, merumuskan permasalahan, Planning, menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa melakukan apa, apa tujuannya, Investigation, saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi, Organizing : anggota kelompok menulis laporan, merencanaka presentasi laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis, Presenting, salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan, Evaluating, masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian pemahaman.

2.4.3 Kelebihan Group Investigation

Menurut (Slavin, 2010) kelebihan dari model pembelajaran GI adalah, yaitu, Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif, Rasa percaya diri dapat meningkat, Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah, Belajar berkomunikasi baik dengan Guru dan teman, Belajar menghargai pendapat orang lain.

(25)

2.4.4 Kekurangan Group Investigation

Menurut (Slavin, 2010) kelebihan dari model pembelajaran GI adalah Sedikit materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan, Sulit memberikan penilaian secara personal, Tidak semua materi dapat di laksanakan menggunakan GI(Slavin, 2010).

2.5 Materi Pelajaran

2.5.1 Ciri – ciri dan Klasifikasi Makhluk Hidup

Makhluk hidup yang ada di sekitar kita sangat beraneka ragam . secara spesifik keanekaragaman berarti perbedaan ciri –ciri dan sifat pada makhluk hidup yang berlaianan jenis.karena makhluk hidup sangat beranekaragam , maka makhluk hidup perlu di kelompokkan .kegiatan pengelompokan makhluk hidup menjadi golongan – golongan di sebut klasifikasi.Makhluk hidup memiliki ciri- ciri tertentu yang membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. ciri – ciri makhluk hidup adalah, Bergerak, Membutuhkan makanan dan Nutrisi, Respirasi ( Pernapasan ), Rangsangan ( iritabilitas ), Tumbuh dan berkembang, Bereproduksi, Adaptasi, dan Ekskresi

2.5.2 Penamaan Organisme

Pemberian nama ilmiah pada makhluk hidup di atur dalam binomial nomenclatur yang artinya sistem tata nama ganda ( bi = dua, nomen = nama ) berdasarkan sistem tersebut setiap spesies diberi nama dengan dua kata dalam bahasa latin . kata pertama menunjukan nama marga ( genus ) dan kata kedu merupakan petunjuk jenisnya ( species ) ,kata pertama dimulai dengan huruf kapital ( huruf besar ) dan kata kedua di mulai dengan huruf kecil dan harus di tulis dengan cetak miring.

2.5.3 Klasifikasi Sistem Lima Kingdom

Pada kingdom monera terdapat hal – hal penting yang perlu diketahui, yaitu:

Monera berasal dari kata monares yang berarti tunggal Mikroorganisme ini memiliki inti tetap, tidak memiliki selubung inti sehingga bersifat prokariotik.

Misalnya, Bakteri dan Ganggang hijau – biru.

(26)

Gambar 2.1 Bakteri Sumber :www.ppdictionary.com.

Gambar 2.2 Ganggang hijau-biru

Sumber :www.plangtonologiunpsd.wordprees.com

Protista adalah makhluk hidup bersel satu , protista ada yang hidup terpisah, berkoloni atau merupakan organisme multiseluler sederhana , tubuh protista memiliki membran ini atau disebut eukariota. Protista berkembang biak dengan cara kawin dan tak kawin secara kawin dengan konjugasi sedangkan tak kawin dengan membelah diri, yaitu : Amoeba

Gambar 2.3 Amoeba Sumber : www.wikipedia.com

Kingdom fungi memiliki berbagai jamur yang mempunyai ciri-ciri tidak berklorofil , sel tubuhnya memiliki membran inti (eukariotik),berdinding sel dari sel kitin dan semua bersifat heterotrof( tidak bisa membuat makanan

(27)

sendiri).jamur ada yang bersifat mikrokopis dan makrokopis.jamur tersusun atas benang-benang hifa .hifa bercabang-cabang membentuk miselium yang membentuk tubuh jamur.

Gambar 2.4 Jamur Kelas Oomycetas Sumber :www.hikmat.web.id

Bumi kita di isi oleh lebih dari 300.00 jenis tumbuhan dan secara umum anggota kingdom plantae memiliki ciri-ciri sebgai berikut, Organisme multiseluler atau terdiri dari banyak sel, Memiliki dinding sel dan membran inti ( eukariota ), Memiliki klorofil ysng mampu melakukan fotosuntesis sehingga tumbuhan bersifat autorof. Dunia Plantae di kelompokkan menjadi dua golongan berdasarkan ada dan tidaknya jaringan pembulu. Golongan pertama yaitu tumbuhan yang tidak berpembuluh yang beranggotakan, Lumut (Bryopyita) dan Tumbuhan berpembuluh terdiri dari tumbuhan paku :

Gambar 2.5 Lumut Sumber:www. blogspot.com

(28)

Gambar 2.6 Tumbuhan Paku Sumber : www.wordpress.com

Gambar 2.7 Petai (Angiospermae) Sumber : www.wikipedia.com

Gambar 2.8 Melinjo (Gymnospermae) Sumber : www.wikipedia.com

Kingdom Animalia meliputi berbagai jenis hewan, ciri khas hewan adalah tidak mempunyai klorofil, mempunyai alat gerak aktif, eukariotik, bersel banyak (multiseluler) bersifat heterotrof, bergerak bebas dan berpindah tempat.Kingdom Anamalia dikelompokan menjadi dua golongan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang yaitu :

(29)

Gambar 2.8 (Hewan Avertebrata) Sumber : www.wikipedia.com

Gambar 2.9 (Hewan vertebrata) Sumber : www.wikipedia.com

2.6 Penelitian Relevan

Penelitian yang di lakukan Marcelina ( 2014 ) dengan menggunakan SFAE dengan Mind Mapping pada kelas VIII SMP N 1 Mojotengah, Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi lisan dan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) berbantuan mind mapping tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Mojotengah, yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan. Penggunaan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) berbantuan mind mapping dapat meningkatkan komunikasi lisan dan motivasi belajar pada siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya komunikasi lisan dari 69,5 % menjadi 81,5 % setelah diberi tindakan. Selain itu, motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 50,89 % pada siklus I menjadi 60,23 % pada siklus II. Hasil dari 63,75 % menjadi 77,81 % setelah diberi tindakan.

(30)

Penelitian yang dilakukan Irlina, et al. (2013). Bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas dan hasil belajar peserta didik dapat mengalami peningkatan selama pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Pada siklus I belum menunjukkan hasil yang optimal dalam meningkatkan prestasi belajar, oleh karena itu dilakukan siklus II. Prestasi belajar peserta didik selama pembelajaran mengalami peningkatan, pada siklus I ketuntasan klasikal 32,56 % denagn niali rata-rata kelas 65,03 dan pada siklus II ketuntasan klasikal 81,4 % dengan nilai rata-rata kelas 76,2. Aktivitas peserta didik selama pembelajaran mengalami peningkatan setiap siklusnya dari 67,43% pada siklus pertama,menjadi 82,02%

pada siklus kedua.

Penelitian yang dilakukan Suartika ,et al.(2013) dengan metode GI bertujuan untuk pemahaman konsep Biologi dan keterampilan kreatif siswa , Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran group investigation (MPGI) terhadap pemahaman konsep biologi dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Jenis penelitian adalah quasi experimental dengan rancangan the post test-only control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa SMAN 2 Negara dengan sampel penelitian berjumlah 64 orang yang diambil secara acak. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis Manova. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) terdapat perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa antara siswa yang mengikuti MPGI dan siswa yang mengikuti model pembelajaran MPLC (Fhitung = 32,272); 2) terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti MPGI dan siswa yang mengikuti MPLC (Fhitung = 47,990); 3) terdapat perbedaan keterampilan bepikir kreatif antara siswa yang mengikuti MPGI dan siswa yang mengikuti MPLC (Fhitung = 16,317).

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan the matching only pretest posttest control group design , seperti pada bagan di bawah ini:

Bagan the Matching Only PretestPosttest ControlGroup

Sumber: Fraenkel dan Wallen, (2007) Keterangan:

X1 : Pembelajaran di kelas kontrol menggunakan pembelajaran metode konvensional

X2 : Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan pembelajaran tipe kooperatif SFAE dengan GI

O1 : Pretest (sebelum proses pembelajaran) O2 : Posttest (setelah proses pembelajaran)

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di kelas VII SMP N 24 Pekanbaru Tahun Ajaran 2015/2016.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 24 Pekanbaru yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah 206 siswa . Sampel yang diambil 2 kelas dengan menggunakan teknik simple random sampling atau acak sederhana (Sugiono,2006). yaitu VII 2 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 40 siswa dan kelas VII 5 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 40 siswa.

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Kontrol O1 X1 O2

Eksperimen O1 X2 O2

(32)

3.4 Parameter Penelitian

Parameter penelitian ini adalah:

3.4.1 Penguasaan konsep siswa.

3.4.2 Aktivitas siswa.

3.4.3 Aktivitas guru

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:

3.5.1 Perangkat Pembelajaran

Silabus IPA kelas VII, Silabus merupakan pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok /pembelajaran,indikator,penilaian, alokasi waktu dan sumber/bahan/alat belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pengembangan dari silabus yang biasanya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, model pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

Lembar kegiatan siswa (LKS), Lembar kegiatan siswa (LKS) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas dan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun manduan untuk pengembangan semus aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi (Trianto,2007).

3.5.2 Alat Pengumpul Data

Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.

3.5.3 Lembaran Tes

Tes dilaksanakan sebelum dan sesudah pembelajaran (pretest dan postest).

Soal berupa pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir soaldengan 4 pilihan ganda yaitu a, b, c, dan d. Untuk mengetahui kualitas dari soal dapat dilakukan langkah- langkah sebagai berikut:

(33)

Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi. Perhitungan dilakukan dengan

menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (Arikunto, 2011) sebagai berikut:

Keterangan:

Rxy : Koefisien korelasi antara variable x dan variable y X : Skor butir soal

Y : Skor total N : Jumlah subjek

Interpretasi besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Kategori Validitas Butir Soal

Koefisien Kategori

0.80 <rxy ≤ 1.00 Sangat tinggi 0.60 <rxy ≤ 0.80 Tinggi 0.40 <rxy ≤ 0.60 Cukup 0.20 <rxy ≤ 0.40 Rendah 0.00 ≤ rxy ≤ 0.20 Sangat rendah Sumber: Arikunto, (2011)

2 2 2 2

y y

n x x

n

y x xy

rxy n

(34)

Tabel 3.2

Tabel Kategori Validitas

No Indikator Kategori Jum No Soal

1 Menyebutkan ciri dan perbedaan ciri hewan dan tumbuhan.

Sangat tinggi - -

Tinggi - -

Cukup 2 3, 10

Rendah 7 1, 2, 4, 6, 7, 8, 12 Sangat Rendah 3 5, 9, 11 2 Menjelaskan klasifikasi

makhluk hidup beserta takson – taksonnya

Sangat tinggi -

Tinggi -

Cukup 1 15,

Rendah 5 17, 18, 19, 21, 24 Sangat Rendah 7 13, 14, 16, 20,

22, 23, 25 3 Menjelaskan

Klasifikasi sistem lima kingdom

Sangat tinggi - -

Tinggi - -

Cukup 5 35, 36, 37, 38, 40 Rendah 5 27, 30, 32, , 33,

41 Sangat Rendah 6 26, 28, 29, 31,

34, 39 4 Menjelaskan ciri –

ciri khusus tiap kingdom dalam sitem 5 kingdom

Sangat tinggi - -

Tinggi - -

Cukup 1 48

Rendah 8 43, 45, 46, 47, 49, 50, 51, 54 Sangat Rendah 4 42, 44, 52, 53 5 Menjelaskan

pentingnya klasifikasi pada makhluk hidup

Sangat tinggi - -

Tinggi - -

Cukup 2 56, 58

Rendah 3 55, 59, 60

Sangat Rendah 1 57

Hasil perhitungan validitas tes terhadap 60 butir soal yang dibagi ke dalam 2 katagori, yaitu valid dan tidak valid terlihat pada tabel 3.3 berikut.

(35)

Tabel 3. 3

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal

No Indikator Kategori Jumlah Nomor Soal

1 Menyebutkan ciri dan perbedaan ciri hewan dan tumbuhan.

Valid 9 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 12 Tidak Valid 3 5, 9, 11 2 Menjelaskan klasifikasi

makhluk hidup beserta takson – taksonnya.

Valid 6 15, 17, 18, 19, 21, 24 Tidak Valid 7 13, 14, 16, 20,

22, 23, 25 3 Menjelaskan

Klasifikasi sistem lima kingdom

Valid 10 27, 30, 32, , 33, 35, 36, 37,

38, 40, 41 Tidak Valid 6 26, 28, 29, 31,

34, 39 4 Menjelaskan ciri –

ciri khusus tiap kingdom dalam sitem 5 kingdom

Valid 9 43, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51,

54 Tidak Valid 4 42, 44, 52, 53 5 Menjelaskan

pentingnya klasifikasi pada makhluk hidup

Valid 5 55, 56, 58, 59, 60

Tidak Valid 1 57

Reliabilitas TesSuatu alat ukur (instrumen) memiliki reliabilitas yang baik bila alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal walaupun dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang sama), di manapun dan kapanpun berada (Arikunto, 2011). Reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan metode Kuder Richardson-21 (KR-21) dengan rumus sebagai berikut.

(36)

Keterangan:

R11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M : Skor rata-rata

Vt : Varians total

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dibandingkan dengan rtabel dengan kaidah keputusan; jika r11>rtabel berarti reliabel dan jika r11 <rtabel berarti tidak reliabel. Kemudian hasil perhitungan tersebut ditafsirkan dan diinterpretasikan mengikuti tabel berikut.

Tabel 3.4

Kategori Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Kategori

0.80 < r11 ≤ 1.00 Sangat tinggi 0.60 < r11 ≤ 0.80 Tinggi

0.40 <r11 ≤ 0.60 Cukup 0.20 < r11 ≤ 0.40 Rendah

r11 ≤ 0.20 Sangat rendah

Sumber: Arikunto, (2011)

Hasil perhitungan didapatkan reliabilitas tes hasil belajar r11 = 0,79 lebih besar dari rtabel = 0,32 maka keputusannya adalah reliabel. Apabila di klasifikasikan berdasarkan katagori pada tabel 3.4 diatas, Maka hasil koefisien reliabelitas ini tergolong tinggi. Tingkat Kesukaran Butir Soal, Tingkat kesukaran dari setiap item soal dihitung dengan menggunakan persamaan (Arikunto, 2011) sebagai berikut:

JSB

TK

(37)

Keterangan:

P : Indek Kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk test penguasaan konsep dengan tingkat kesukaran yang diperoleh berdasarkan perhitungan menggunakan anates 4.0. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0.00 < TK≤ 0.30 Sukar

0.30 < TK≤ 0.50 Sedang

0.50 < TK≤ 0.80 Mudah

0.80 < TK ≤ 1.00 Sangat mudah

Sumber: (Arikunto, 2011)

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran N

o

Indikator Kategori Jum

lah

Nomor Soal 1 Menyebutkan ciri dan

perbedaan ciri hewan dan tumbuhan.

Sukar 0 -

Sedang 2 8, 12

Mudah 6 2, 3, 4, 7, 9, 10, Sangat mudah 4 1, 5, 6, 11 2 Menjelaskan klasifikasi

makhluk hidup beserta takson – taksonnya.

Sukar 1 23

Sedang 6 14, 15, 19, 20, 21, 24

Mudah 5 16, 17, 18, 22, 25

Sangat mudah 1 13,

3 Menjelaskan Klasifikasi sistem lima kingdom

Sukar 0 -

Sedang 9 27, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 40 Mudah 6 26, 28, 29, 31, 39,

41

(38)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi test atau daya pembeda (D). Daya pembeda dihitung dengan rumus (Arikunto, 2011).

Keterangan:

J : Jumlah peserta tes

JA: Banyaknya peserta kelompok atas JB: Banyaknya peserta kelompok bawah

BA: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB: Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA: Proporsi kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P sebagai indeks kesukaran)

PB: Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Sangat mudah 1 38

4 Menjelaskan ciri – ciri khusus tiap kingdom dalam sitem 5 kingdom

Sukar 0 -

Sedang 5 45, 46, 47, 48, 54 Mudah 4 49, 50, 51, 53 Sangat mudah 4 42, 43, 44, 52 5 Menjelaskan

pentingnya klasifikasi pada makhluk hidup

Sukar 0 -

Sedang 4 55, 58, 59, 60

Mudah 1 56

Sangat mudah 1 57

(39)

Kategori daya pembeda (Arikunto, 2005) dapat dilihat pada Tabel 3.7 dibawah ini Tabel 3.7

Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0.00 < DP≤ 0.20 Jelek (poor) 0.20 < DP≤ 0.40 Cukup (satisfactory) 0.40 < DP≤ 0.70 Baik (good) 0.70 < DP≤ 1.00 Baik sekali (excellent) Sumber: Arikunto, (2011)

Untuk test pada 60 butir soal dengan daya pembeda yang diperoleh perhitungan menggunakan anates 4.0 disajikan dalam tabel 3.8 di bawah ini.

Tabel 3.8

Hasil Uji Coba Daya Pembeda Butir Soal No Indikator Kategori Jumlah Nomor soal

1 Menyebutkan ciri dan perbedaan ciri hewan dan tumbuhan.

Jelek 3 4, 9, 11

Cukup 7 1, 2, 5, 6, 7, 8, 12

Baik 2 3, 10

Baik sekali

-

2 Menjelaskan klasifikasi makhluk hidup beserta takson – taksonnya.

Jelek 5 13, 14, 16, 22, 23

Cukup 3 17, 21, 25

Baik 5 15, 18, 19, 20, 24 Baik

sekali

- -

3 Menjelaskan Klasifikasi sistem

Jelek 6 26, 28, 29, 31, 32, 34

Cukup 4 27, 33, 39, 41

(40)

lima kingdom Baik 6 30, 35, 36, 37, 38, 40 Baik

sekali

- -

4 Menjelaskan ciri – ciri khusus tiap kingdom dalam sitem 5 kingdom

Jelek 5 42, 43, 44, 52, 53

Cukup 2 49, 50

Baik 6 45, 46, 47, 48, 51, 54 Baik

sekali

- -

5 Menjelaskan pentingnya klasifikasi pada makhluk hidup

Jelek 2 57, 59

Cikup 1 60

Baik 2 55, 56

Baik sekali

1 58

Tabel 3.9

Butir Soal yang Digunakan Untuk Soal Pretest dan Postest N

o

Indikator No.

Soal 1 Menyebutkan ciri dan perbedaan ciri

hewan dan tumbuhan.

1, 3, 6, 7, 8, 12

2 Menjelaskan klasifikasi makhluk hidup beserta takson – taksonnya.

15, 17, 18, 19, 21, 24

3 Menjelaskan Klasifikasi sistem lima kingdom

27, 30, 35, 38, 40, 41

4 Menjelaskan ciri – ciri khusus tiap kingdom dalam sitem 5 kingdom

43, 47, 48, 49, 50, 51, 54

5 Menjelaskan pentingnya klasifikasi pada makhluk hidup

55, 56, 58, 59, 60

(41)

Setelah diperoleh hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda maka diperoleh karakteristik instrumen secara keseluruhan.

Rekapitulasi validitas, reliabilitas, tingkat kesuaran dan daya pembeda secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini melibatkan 2 kelas yaitu satu kelas sebagai kelompok eksperimen menggunakan SFAE dengan GI dan satu kelas lagi dengan kelompok kontrol yang di beri perlakukan konvensional, Prosedur penelitian ini meliputi:

3.6.1 Persiapan

Observasi, peneliti melakukan observasi kesekolah yang akan diteliti dengan melakukan observasi kepada guru bidang studi, Penyusunan proposal, setelah melakukan observasi maka peneliti melakukan penyusunan proposal, Pembuatan instrumen, peneliti membuat instrumen berupa soal pilihan ganda dengan opsion a, b, c, dan d yang berjumlah 30, RPP dan silabus.

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

Guru terlebih dahulu memberikan soal pretest sebelum memulai pembelajaran kepada kedua kelas tersebut baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran model SFAE disertai GI kelas eksperimen dan metode konvesional di kelas control dengan materi Ciri-ciri dan Klasifikasi makhluk hidup. Setelah proses belajar mengajar berakhir kemudian guru memberikan posttest kepada kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

3.6.3 Penyusunan Laporan

Data hasil pretest dan posttest yang telah terkumpul, kemudian dianalisis melalui beberapa tahap yaitu penghitungan skor, nilai, penghitungan N-Gain dan selanjutnya di lakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Data kualitatif berupa observasi kegiatan guru dan siswa dianalisis secara kualitatif untuk melihat kegiatan selama proses belajar mengajar di kelas.

(42)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrumen tes penguasaan konsep siswa yang diberikan pada awal dan akhir pembelajaran (pretest-posttest) beserta observasi aktifitas guru dan siswa.

3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji N-Gain

Analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa kelas VII SMPN 24 Pekanbaru. Data hasil pretest maupun posttest dianalisis untuk melihat skor hasil tes. Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus N-Gain (Meltzer, 2002). Rumusnya sebagai berikut:

N-Gain =

Keterangan :

Spre : Skor pretest Spost : Skor posttest

Smaks : Skor maksimum ide

Tabel 3.10

Kategori Perolehan Skor N- Gain

Batasan Kategori

G > 0,7 Tinggi

0,3 < G 0,7 Sedang

G 0,3 Rendah

( Sumber: Meltzer, 2002) 3.8.2 Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui distribusi data yang diketahui melalui sebaran regresi yang merata disetiap nilai. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah metode Klomogrorov Smirnov (KS 21). Rumus uji kolmogrorof Smirnov menurut (Wulandari, 2010):

(43)

KS = │Fn (Yi-1) – Fo(Yi)

Keterangan :

KS : Nilai KS hitung

Fn(Yi-1) : Frekuensi persentase komulatif pada waktu sebelum i Fo(Yi) : Frekuensi data sebaran normal pada saat i

Nilai KS hitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai KS tabel atau dapat juga menggunakan nilai perbandingan signifikan dengan 5%.

Jika nilai KS hitung < KS tabel atau P value > 5 % maka H0 diterima artinya data model regresi sederhana atau regresi berganda mengikuti sebaran normal, dan sebaliknya jika nilai KS hitung > KS tabel atau P value < 5 % maka H0 ditolak, artinya data model regresi sederhana atau regresi berganda tidak mengikuti sebaran normal (Wulandari, 2010).

3.8.3 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman data.

Dalam analisis regresi, data penelitian yang baik harus mempunyai sebaran data yang homogen dan metode yang digunakan untuk mengujinya adalah uji Levene (Levene Test). Rumus uji Leven (Levene Test) adalah (Wulandari, 2010) :

Keterangan :

L :Nilai Levene hitung X :Nilai data residual X :Rata-rata data residual N :Jumlah sampel

K :Jumlah kelompok

Nilai Levene yang diperoleh akan dibandingkan dengan tabel atau menggunakan perbandingan signifikan dengan alpha 5 %. Jika nilai levene hitung

2 2

) (

) 1 (

) (

) (

i V Vij k

k V i V ni k L N

Vij Xij X

(44)

<Levene tabel atau p value> 5%, maka data regresi sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang homogen. Sebaliknya jika nilai levene hitung

>Levene tabel atau p value< 5 % maka data regresi regresi sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang tidak homogen.

Dalam penelitian ini analisis perbedaan dengan menggunakan uji-t untuk melihat apakah ada perbedaan penguasaan konsep dengan menggunakan pembelajaran tipe SFAE disertai GI, dengan pembelajaran konvensional.

3.8.4 Uji-t

Uji-t adalah statika parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel. Bila datanya berbentuk interval atau rasio.Uji-t- test digunakan apabila data normal dan homogen. Untuk menentukan data normal dan homogen digunakan uji normalitas dan homogenitas. Sugiyono (2009) menyatakan menguji hipotesis dengan rumus uji-t seperti di bawah ini:

Keterangan :

: Rata-rata posttest kelompok eksperimen : Rata-rata posttest kelompok kontrol : Varians pretest kelompok eksperimen : Varians pretest kelompok kontrol n : Jumlah sampel

Dari data hasil pretest dan posttest jika data terdistribusi normal dan homogen maka di analisis dengan statistic uji-t dan U Mann-Whitney untuk non parametrik jika data tidak berdistribusi normal atau tidak homogen. U Mann- Whitney test merupakan alternatif lain untuk menguji beda dari dua sampel. Uji U Mann-Whitney tidak memerlukan asumsi distribusi normal dan homogen, yang diperlukan hanya data kontiniu dan mempunyai skala ordinal. Rumus U Mann- Whitney (Sugiyono, 2009) adalah :

(45)

Keterangan :

n1 : Jumlah sampel 1 n2 : Jumlah sampel 2 U1 : Jumlah peringkat 1 U2 : Jumlah peringkat 2

R1 : Jumlah rangking pada sampel n1

R2 : Jumlah rangking pada sampel n2

3.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat pengaruh pembelajaran SFAE (student facilitator and

explaining) dengan GI (group investigation) terhadap penguasaan konsep siswa pada materi ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup kelas VII SMPN 24 Pekanbaru T.A 2015/2016.

H1: Terdapat pengaruh pembelajaran SFAE (student facilitator and explaining) dengan GI (group investigation) terhadap penguasaan konsep siswa pada materi ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup kelas VII SMPN 24 Pekanbaru T.A 2015/2016.

(46)

3.10 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Adapun jadwal pelaksanaan penelitian disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.11

Jadwal pelaksanaan penelitian

No Kegiatan 2015 2016

11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pengajuan Judul 2 Penyusunan

Proposal

  

3 Konsultasi  

4 Penyusunan Instrumen

  

5 Seminar Proposal

6 Perizinan

7 Pengambilan Data

8 Pengolahan Data

 

9 Penyusunan skripsi

10 Seminar hasil

11 Ujian skripsi

12 Revisi

(47)

3.11 Alur Penelitian

Adapun alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini:

Observasi

Penyusunan Proposal

Menyusun Instrumen Silabus, RPP dan Soal

Uji kelayakan butir soal

Menentukan Populasi/Sampel penelitian

Pre -test

Proses pembelajaran materi Ciri- Ciri dan klasifikasi makhluk hidup dengan metode pembelajaran konvensional di kelas kontrol

Proses pembelajaran materi Ciri- Ciri dan klasifikasi makhluk hidup dengan pembelajaran tipe SFAE disertai GI di kelas eksperimen Observasi/aktivit

as guru dan siswa

Post-test

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Gambar

Gambar 2.3 Amoeba                        Sumber : www.wikipedia.com
Gambar 2.2 Ganggang hijau-biru
Gambar 2.5 Lumut     Sumber:www. blogspot.com
Gambar 2.4 Jamur Kelas Oomycetas  Sumber :www.hikmat.web.id
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil yang diperoleh tersebut penulis mengamati pada umumnya guru cenderung menggunakan proses pembelajaran yang bersifat konvensional (ceramah, Tanya jawab, latihan

Para pakar tersebut menyebutkan bahwa: (1) pembelajaran matematika yang selama ini dilaksanakan oleh guru adalah pendekatan konvensional, yakni ceramah, tanya jawab

3 Memberi Pelatihan Analisis Butir dengan program Iteman Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Akuntansi dan Ekonomi Kota Yogyakarta. Ceramah Tanya

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru yang mengajarkan mata pelajaran IPA di SDN 1 Tumora diperoleh informasi bahwa terdapat beberapa kendala

Rasana (2009:20) menyatakan bahwa, “Penyampaian materi dalam pembelajaran konvensional lebih banyak dilakukan melalui ceramah, tanya jawab, dan penugasan yang

Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII SMPN 6 Kapur IX. Ketika melakukan wawancara dengan guru matematika sekolah tersebut, guru

Usaha yang telah dilakukan guru kelas III-B SD Negeri Celep I Sidoarjo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu melakukan tanya jawab, tetapi upaya itu

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru mata pelajaran biologi Ibu Salbiah, S.Pd pada tanggal 25 November 2013 diketahui bahwa pembelajaran di SMPN 2 Ampek Nagari