• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PAREREJO KEC. GADINGREJO KAB. PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PAREREJO KEC. GADINGREJO KAB. PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DENGAN PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PAREREJO

KEC. GADINGREJO KAB. PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

SRI NUR AMBARI

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi efektivitas model pembela jaran interaktif dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IV pada pembelajaran PKn di SD Negeri 1 Parerejo, Gadingrejo, Pringsewu.

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing terdiri dari tiga kali pertemuan serta enam tahap tindakan, yaitu : perencanaan (pleanning), tindakan (acting), observasi/pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting). Pada akhir setiap siklus diadakan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap pengetahuan yang sudah diterapkan dengan model pembelajaran STAD dan mengetahui pencapaian ketuntasan siswa. Selain itu, pada penelitian ini juga diadakan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa juga analisis data untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru dan siswa.

Hasil belajar PKn dengan menggunakan model pembelajaran STAD di kelas IV SD Negeri 1 meningkat pada siklus I dibandingkan sebelum tindakan. Dan dari siklus I ke siklus II , juga dari siklus II ke siklus III, hasil aktivitas siswa juga meningkat, yaitu pada siklus I dengan hasil aktivitas siswa rata-rataParerejo mengalami peningkatan pada pelaksanaan siklus I dibandingkan sebelum tindakan, yaitu dengan rata-rata nilai siswa menjadi 68,00 dan ketuntasan 5 34,8, pada siklus II meningkat menjadi 40,3, dan pada siklus III meningkat menjadi 45,1. Aktivitas guru pada siklus I mencapai rat-rata 29,5 sedangkan siklus II 34,5, dan pada siklus III menjadi 37,5. Hasil prestasi siswa pada siklus I 68,00 dan ketuntasan 56%, pada siklus II meningkat menjadi rata-rata 69,71, ketuntasan 72%, dan pada siklus III rata-rata prestasi siswa meningkat menjadi 72,56 dengan ketuntasan 90,6%. Berdasarkan hasil yang dicapai pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar PKn pada kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo.

(2)

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Satuan Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22, 23 dan 24 Tahun 2006 tentang Pendidikan dituntut untuk mengembangkan serta melaksanakan kurikulum tingkat kesatuan pelajaran sesuai dengan kebijakan yang ada.

Mengingat pentingnya peraturan / kebijaksanaan tersebut serta ikut berpartisipasi dalam mengembangkannya guru dituntut untuk melaksanakan tugas dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja, profesional, sehat jasmani dan rohani.

(3)

Di SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu khusus di kelas IV (empat) ditemukan bahwa dari 32 siswa 18 diantaranya belum mencapai standar nilai KKM (66) dalam ujian mata pelajaran PKn di semester genap tahun ajaran 2011 / 2012. Artinya hanya 14 siswa atau 45 % siswa yang berhasil mendapatkan nilai di atas 75. Dan 8 siswa diantaranya bahkan mendapatkan nilai di bawah 50 jadi ada 55 %. Nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 48, jadi nilai rata-rata 62,12. Siswa yang gagal menunjukkan bahwa belum tercapai ketuntasan dalam belajar siswa dan terdapat permasalahan yang harus ditemukan solusinya.

Hasil analisis pra penelitian ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam pelajaran PKn sangat variatif. Siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM tampak aktif dalam proses belajar mengajar dan cepat memahami konsep yang dijelaskan oleh guru, sebaliknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM umumnya kurang aktif dan cenderung lebih banyak mendengarkan penjelasan guru ada juga sebagian yang ribut. Selama pembelajaran ini yang dilakukan oleh guru untuk mata pelajaran PKn dengan metode ceramah dan tanya jawab serta memberikan pekerjaan rumah (PR).

(4)

Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar merupakan proses pendidikan yang berhubungan dengan keseharian siswa sehingga siswa mampu mengerti dan memahami kehidupan dirinya sebagi makhluk sosial dan tampil hidup di lingkungan. Pembelajaran PKn berkaitan erat dengan kehidupan anak baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.

Pembelajaran yang dilakukan di kelas IV di SD Negeri 1 Parerejo kurang menarik, sehingga hasil belajar yang diperoleh belum maksimal karena metode pembelajaran tersebut belum menciptakan suasana yang dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar secara optimal dan siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan masalah tersebut maka diperlukan suatu proses pembelajaran yang mampu menciptakan keaktifan siswa saat pembelajaran. Salah satu upaya menciptakan keaktifan siswa yaitu dengan penerapan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaan kooperatif ini menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerjasama, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara anggota kelompok akan meningkatkan hasil belajar. Melalui kerja kelompok, banyak terlibat dalam pembelajaran dan memiliki banyak pengalaman yang dapat berimbas pada meningkatkan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran kooperaif yang digunakan pada materi pokok mengidentifikasi lembaga pemerintah tingkat pusat adalah model pembelajaran STAD.

(5)

berjalan lebih bermakna. Strategi pembelajaran ini tidak mengharuskan siswa menghafal, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk menemukan pengetahuan dibenak mereka sendiri.

Melalui pengamatan yang dilihat selama ini oleh penulis pada kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo, pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif masih kurang. Terutama pada pelajaran PKn. Ini mungkin terjadi karena guru masih belum menerapkan metode yang sesuai dengan pembelajaran, serta kurang memanfaatkan sumber belajar dan media yang tepat, tentu saja hal ini sangat berpengaruh pada suasana pembelajaran dan prestasi belajar yang di raih siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka agar hasil belajar PKn kelas IV di SD Negeri 1 Parerejo dapat lebih baik dari sebelumnya, perlu dilakukan penelitian mengenai peningkatan prestasi belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SD Negeri 1 Parerejo.

1.2 Identifikasi Masalah

Pada prinsipnya tujuan belajar mengajar adalah siswa dapat menguasai bahan-bahan pelajaran sesuai dengan tujuan. Seorang guru sudah berupaya mulai dari penyusunan RPP, penggunaan metode dan pelaksanaan evaluasi. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa prestasi pada mata pelajaran PKn masih di bawah maksimum.

Penyebab prestasi belajar mata pelajaran PKn menurun dikarenakan faktor-faktor ini :

(6)

b. Minat belajar kurang, dikarenakan pembelajaran kurang menarik. c. Hasil belajar rendah sebab kurangnya aktivitas dan minat belajar siswa.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan dirumuskan masalah yang ada yaitu :

a. Apakah model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

b. Apakah model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk memperoleh informasi efektivitas model pembelajaran STAD dalam meningkatkan

aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IV pada pembelajaran PKn di SD Negeri 1 Parerejo.

b. Mendiskripsikan hambatan-hambatan yang menyebabkan pembelajaran tidak optimal dalam pelajaran PKn kelas IV SD Negeri 1 Parerejo.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

a. Untuk Siswa

(7)

2) Dengan menggunakan tipe STAD dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk belajar.

3) Hasil belajar siswa meningkat dan siswa mampu menyerap lebih lama materi yang telah dipelajari siswa kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

b. Untuk Guru

Guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendekatan pembelajaran di kelas dengan mengunakan tipe STAD, sehingga konsep-konsep PKn yang diajarkan guru dapat dikuasai siswa.

c. Untuk Sekolah

Merupakan sebuah informasi mengenai pendekatan pembelajaran PKn yang menunjang tercapainya hasil belajar secara optimal.

1.6 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dari tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PKn kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo.

(8)

2.1 Pengertian Aktivitas Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan menjadi lebih baik. Pada proses belajar siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001: 28), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan yang dimaksud dengan aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Dalam pelaksanaan proses belajar itu sendiri dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri siswa. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Syah (2000:116) bahwa perubahan perilaku dapat dikatakan belajar apabila tingkah laku akibat belajar tersebut memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas, yaitu: (a) Perubahan Intensional, yaitu perubahan yang terjadi terus-menerus selama pembelajaran; (b) Perubahan Positif dan aktif, yaitu perubahan ke arah yang lebih baik menurut tujuan pembelajaran; dan (c) Perubahan efektif dan fungsional, yaitu perubahan yang berguna dan dapat diterapkan.

(9)

itu sendiri yang kita sebut faktor individu dan (b) Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku menuju arah kebaikan dalam berbagai aspek melalui proses interaksi dengan lingkungannya, perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa.

Aktivitas secara harpiah adalah "kegiatan atau keaktifan". Pengertian umum dari aktivitas itu sendiri adalah segala sesuatu/kegiatan yang dilakukan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Menurut Winkel (1997:59) Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pemahaman-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan. membekas. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perubahan akibat dari belajar. Belajar akan lebih efektif apabila si pembelajar melakukan dengan suasana menyenangkan dan dapat menghayati objek pembelajaran secara langsung.

Dari kedua penjelasan tentang kata. `belajar' dan 'aktivitas' yang saling berhubungan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan tentang yang dimaksud dengan aktivitas belajar, yaitu segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dengan siswa. Aktivitas itu sendiri lebih ditekankan kepada siswa, sehingga tercipta suasana belajar aktif.

(10)

Adapun yang diamati adalah tentang cara belajar bertanggung jawab. Cara siswa menjalin kerja sama antara teman sejawat, dimana siswa akan menjalin komunikasi, berbagi ide dan pendapat, serta saling mendiskusikan masalah-masalah dengan siswa lainnya. Keterlibatkan dan tanggung jawab setiap peserta didik akan membuat siswa lebih mudah memahami konsep-konsep yang sulit dan dapat meningkatkan daya nalar siswa serta memberikan kesempatan kepada siswa mengungkapkan pendapat

2.2 Pengertian Prestasi Belajar

Jika kita berbicara mengenai prestasi belajar, tidak luput dari kegiatan belajar itu sendiri. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besarnya mengacu kepada pengertian belajar. Dapat diketahui bahwa kegiatan belajar adalah sebuah proses, sedangkan prestasi belajar adalah merupakan hasil yang dicapai dari proses belajar itu sendiri. Penilaian terhadap hasil belajar siswa yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian sasaran belajar merupakan apa yang disebut sebagai prestasi belajar.

(11)

Menurut Djamarah (1994:49) prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang dapat mencakup pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sudah dilakukan penelitian.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari sesuatu/materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setelah mengalami proses belajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukannya. Hasil dari evaluasi tersebut dapat memperlihatkan tentang tinggi rendahnya prestasi belajar yang diraih siswa.

2.3 Ko n s ep Pemb el a ja ra n Ko op era tif

Menurut Dahar (1998:96) konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan saling berhubungan satu sama lain, oleh karena itu siswa dituntut untuk tidak menghafal konsep saja, tetapi hendaknya memperhatikan hubungan antara suatu konsep dengan konsep yang lainnya.

Manusia merupakan individu yang berbeda satu sama lain yang memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda. Karena adanya perbedaan tersebut, manusia saling membutuhkan dengan yang lain sehingga manusia harus menjadi makhluk sosial yang berinteraksi dengan sesama.

Masyarakat Indonesia sangat mengutamakan azas gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu konsep pembelajaran yang menggunakan prinsip

(12)

Menurut Lie (2007:12) pembelajaran kooperatif atau pembelajaran gotong royong adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk berbaik dengan sesama siswa dalam tugas terstruktur dimana dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.

Sedangkan Ibrahim (2000:9) mengungkapkan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling rnencerdaskan, saling menyayangi, dan saling tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan untuk hidup dalam masyarakat nyata, sehingga sumber belajar bukan hanya dari guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Selanjutnya Ibrahim (2000:9) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk berbaik saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah

salah satu strategi pembelajaran dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 orang yang heterogen untuk saling berbaik, saling membantu diantara anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama. Dengan pembelajaran kooperatif ini siswa belajar berkolaborasi untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam suasana belajar kelompok yang nantinya dapat mencapai potensi yang optimal.

(13)

berkemampuan rendah dan siswa yang berkemampuan rendah memperoleh banyak keuntungan belajar dengan rekannya yang pandai.

Menurut Lungdren dalam Ibrahim (2000:18), manfaat dari belajar kooperatif bagi siswa yang berprestasi rendah adalah :

a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. b. Rasa harga diri lebih tinggi.

c. Memperbaiki sikap terhadap ilmu pengetahuan dan sekolah d. Memperbaiki kehadiran.

e. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar. f. Perselisihan antar pribadi kurang.

g. Sikap apatis kurang.

h. Pemahaman lebih mendalam. i. Motivasi lebih mendalam. j. Hasil belajar lebih baik

Menurut Ibrahim (2000:6) pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Siswa berbaik dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin

berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Pembelajaran kooperatif terdiri dari enam bentuk, yaitu : Student Teams Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT), Jingsaw II, Group Investigation (GI),

Team Accelerated Instruction (TAI), dan Cooperative Integrated Reading Competition

(14)

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Wardhani. IGK, (2005:32) menjelaskan bahwa model pembelajaran merupakan pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman tersebut memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

Salah satu tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar, dengan pemilihan metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran yang diharapkan adanya perubahan dari menghafal kearah berfikir dan pemahaman.

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif STAD dikembangkan oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hofkins, dan

merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana diterapkan dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang yang bersifat heterogen, guru yang menggunakan STAD mengacu kepada siswa menggunakan presentasi verbal atau teks (Ibrahim, 2000:10).

(15)

STAD merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil.

Adapun langkah - langkah

pembelajaran model STAD adalah :

a. Siswa diberikan tes awal dan diperoleh skor awal.

b. Siswa dibagi kedalam kelompok kecil 4-5 orang secara heterogen menurut prestasi dan jenis kelamin.

c. Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa d. Guru membimbingkan kelompok siswa.

e. Siswa diberi tes tentang materi yane telah diajarkan. f. Memberikan penghargaan.

2.5 Pendidikan PKn

Anda perlu tahu mata pelajaran PKn adalah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya di atur dalam UU No. 2 tahun 1949. Undang-Undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia (Winataputra, 1995:25) lalu diperbaharui lagi menjadi UU No. 12 tahun tentang kewarganegaraan yang telah di perlakukan mulai 1 Agustus 2006 yang telah disahkan oleh DPR dalam siding paripurna tanggal 11 juli 2006. Undang-undang ini memenuhi tiga unsur yaitu filosofi, yuridis dan sosiologis.

(16)

dapat memilih kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran pendidikan Kewarganegaraan, menurut Mulyasa (2007) adalah untuk menjadikan siswa : a. Mampu berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup

maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

b. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan secara aktif dan bertanggung jawab sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan.

c. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi serta komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan.

(17)

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan sekitar 3 bulan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yaitu sekitar bulan Juli sampai dengan bulan September 2012.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan proses pembelajaran dalam rangka peningkatan kualitas lulusan (Aqib, 2008:13). Di dalam jenis penelitian ini terdiri dari beberapa siklus yang akan dilaksanakan, yang terdiri dari beberapa, tahapan yang sebenarnya sudah menyatu dengan kegiatan guru sehari-hari. Tahapan tersebut terdiri dari perencanaan (pleanning), tindakan (acting), pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting) yang merupakan prosedur penelitian oleh Kemmis dan Taggart (1988:107).

3.3 Tindakan dan Indikator Keberhasilan

(18)

siklusnya akan diadakan 2 kali pertemuan. Pencapaian prestasi belajar siswa akan sangat diharapkan menjadi lebih baik dari tiap tahapan siklus tersebut.

Indiktor keberhasilan dalam penelitian ini secara umum yaitu :

a. Presentase jumlah siswa yang aktif mencapai sekurang-kurangnya 75% dari 32 siswa. b. Presentase jumlah siswa yang tuntas mencapai sekurang-kurangnya 75% dari KKM (≥

65).

3.4 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Di dalam melaksanakan penelitian yang dirancang dalam beberapa siklus tersebut, langkah– langkah yang dilakukan peneliti adalah :

a. Melakukan observasi awal dengan melihat hasil prestasi pembelajaran PKn yang sudah berlangsung selama ini pada kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo. b. Menunjuk seorang rekan kerja yang akan berperan sebagai observator atau pengamat

yang akan membantu dalam penilaian dan refleksi. c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

d. Membuat instrument soal LKS dan soal ulangan untuk siswa guna melihat kemampuan siswa dalam pembelajaran PKn yang akan diterapkan.

e. Menyusun Lembar catatan tentang aktivitas kegiatan guru. f. Menyusun Lembar catatan tentang aktivitas siswa.

1.4.1 Tindakan Siklus I

(19)

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran PKn pertemuan 1 dan 2.

2) Merancang model pembelajaran STAD yang akan diterapkan melalui diskusi kelompok kerja siswa (dibantu oleh teman sejawat).

3) Menyusun LKS PKn pertemuan 1 dan 2 dengan tema "Lembaga Pemerintah Tingkat Pusat".

4) Membentuk I kelompok belajar siswa yang dipilih secara heterogen yang masing-masing terdiri dari 5 atau 6 orang siswa.

5) Menyusun soal tes akhir untuk mengevaluasi hasil belajar siswa siklus I.

6) Menyusun instrumen observasi dan penilaian bagi aktivitas siswa dan kinerja guru.

B. Tindakan

1) Apersepsi dan memotivasi siswa.

2) Guru menyajikan materi pelajaran PKn sesuai rencana pembelajaran.

3) Guru menyampaikan materi dengan tema “Lembaga Pemerintah Tingkat Pusat” menggunakan media yang berhubungan dengan tema pembelajaran PKn yang disajikan.

4) Guru mempersiapkan model pembelajaran STAD dengan menentukan kelompok kerja siswa secara heterogen.

5) Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok siswa. 6) Siswa mendiskusikan LKS bersama teman kelompok kerja.

7) Tiap-tiap kelompok mengumpulkan hasil diskusinya dan ada perwakilan yang mempersentasikan di depan kelas.

(20)

C. Observasi

1) Pengamatan atau observasi dilakukan oleh rekan kerja yang ditunjuk sebagai observer yang memberikan penilaian dalam aktivitas guru dan siswa

2) Pengamat mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan instrumen observasi.

3) Pengamat membuat catatan lapangan selama mengamati berlangsungnya pembelajaran.

4) Pengamat mengisi lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru.

D. Refleksi

Pada tahap refleksi akan dilakukan analisis hasil proses belajar siswa. Analisis dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam kelas, khususnya pada siklus I, yang ditindaklanjuti dengan mendiskusikan dengan observer untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.

3.4.2 Tindakan Siklus II

A. Perencanaan

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran PKn pertemuan 3 dan 4.

2) Merancang model pembelajaran STAD yang akan diterapkan melalui diskusi kelompok kerja siswa (dibantu oleh teman sejawat).

(21)

4) Membentuk kelompok belajar siswa yang dipilih secara heterogen seperti pada siklus I.

5) Menyusun soal tes akhir untuk mengevaluasi hasil, belajar siswa siklus II.

6) Menyusun instumen observasi dan penilaian bagi aktivitas siswa dan kinerja guru.

B. Tindakan

1) Apersepsi dan memotivasi siswa.

2) Guru menyajikan materi pelajaran PKn sesuai rencana pembelajaran.

3) Guru menyampaikan materi dengan tema “Lembaga Pemerintah Tingkat Pusat” menggunakan media yang berhubungan dengan tema pembelajaran PKn yang disajikan.

4) Guru mempersiapkan model pembelajaran STAD dengan menentukan kelompok kerja siswa secara heterogen.

5) Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok siswa. 6) Siswa mendiskusikan LKS bersama teman kelompok kerja.

7) Guru bersama siswa mencocokkan dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswa. 8) Pelaksanaan tes di akhir pelajaran.

C. Observasi

1) Pengamatan atau observasi dilakukan oleh rekan kerja yang ditunjuk sebagai observer yang memberikan penilaian pada aktivitas guru dan siswa.

2) Pengamat mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan instrumen observasi.

(22)

4) Pengamat mengisi lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru.

D. Refleksi

Pada tahap refleksi akan dilakukan analisis hasil proses belajar siswa. Analisis dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam kelas, khususnya pada siklus II, yang ditindaklanjuti dengan mendiskusikan dengan observer guna mendapatkan kesimpulan akhir sesuai dengan tindakan sehingga dapat menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa yang diharapkan.

3.4.3 Tindakan Siklus III

A. Perencanaan

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran PKn pertemuan 3 dan 4.

2) Merancang model pembelajaran STAD yang akan diterapkan melalui diskusi kelompok kerja siswa (dibantu oleh teman sejawat).

3) Menyusun LKS PKn pertemuan 1 dan 2 dengan tema "Globalisasi”.

4) Membentuk kelompok belajar siswa yang dipilih secara heterogen seperti pada siklus II.

5) Menyusun soal tes akhir untuk mengevaluasi hasil, belajar siswa siklus III.

6) Menyusun instumen observasi dan penilaian bagi aktivitas siswa dan kinerja guru.

B. Tindakan

(23)

2) Guru menyajikan materi pelajaran PKn sesuai rencana pembelajaran.

3) Guru menyampaikan materi dengan tema “Globalisasi” menggunakan media yang berhubungan dengan tema pembelajaran PKn yang disajikan.

4) Guru mempersiapkan model pembelajaran STAD dengan menentukan kelompok kerja siswa secara heterogen.

5) Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok siswa. 6) Siswa mendiskusikan LKS bersama teman kelompok kerja.

7) Guru bersama siswa mencocokkan dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswa. 8) Pelaksanaan tes di akhir pelajaran.

C. Observasi

1) Pengamatan atau observasi dilakukan oleh rekan kerja yang ditunjuk sebagai observer yang memberikan penilaian pada aktivitas guru dan siswa.

2) Pengamat mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan instrumen observasi.

3) Pengamat membuat catatan lapangan selama mengamati berlangsungnya pembelajaran.

4) Pengamat mengisi lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru.

D. Refleksi

(24)

3.5 Teknik Pengambilan Data

Sumber data yang diambil berupa:

a) Prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo. b) Aktivitas siswa dalam pembelajaran.

c) Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. 3.6 Analisis Data

Untuk melihat peningkatan nilai prestasi belajar pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo pada pelajaran PKn di dalam penelitian ini adalah dengan melihat hasil nilai siswa selama pelaksanaan siklus yang dilakukan. Tahap analisis data akan dilakukan dengan cara :

a) Memberikan penilaian pada lembar hasil kegiatan siswa dan hasil tes akhir siswa sesuai dengan tema pelajaran PKn yang telah dilaksanakan.

b) Menghitung nilai secara keseluruhan. c) Menghitung rata-rata nilai.

d) Menentukan tingkat keberhasilan prestasi belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan berpatokan pada hasil yang dicapai setiap siklusnya. Untuk mengetahui peningkatan basil prestasi belajar digunakan analisis kuantitatif dengan rumus sebagai berikut.

Nilai sesudah tindakan – Nilai sebelum tindakan Persentase peningkatan = --- x 100

(25)
(26)
(27)

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas terhadap siswa kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo, maka peneliti memperoleh beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut.

1) Model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Parerejo.

(28)

5.2 Saran

Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut.

1) Guru harus dapat memberikan petunjuk serta meningkatkan bimbingan kepada siswa dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas sehingga siswa dapat terlibat aktif secara keseluruhan.

2) Penguasaan kelas terhadap kelas tinggi di SD (IV, V dan VI) harus lebih ditingkatkan demi menjaga ketertiban proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.

3) Seorang guru harus jeli dalam mengalokasikan waktu belajar di kelas dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sehingga tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai secara maksimal.

4) Guru harus terlibat diskusi dalam kelas.

(29)

PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PAREREJO

KEC. GADINGREJO KAB. PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

SRI NUR AMBARI

Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(30)

PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PAREREJO

KEC. GADINGREJO KAB. PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

SRI NUR AMBARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(31)

Penulis merupakan seorang wanita yang bernama Sri Nur Ambari dilahirkan di Tulung Agung 10 Februari 1968, merupakan putri sulung dari lima bersaudara pasangan Bapak Ruslan Kaelani dan Ibu Sumirah.

Penulis mengawali pendidikan formalnya dari SD Negeri 2 Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo dan diselesaikan pada tahun 1981. Pada tahun 1982 penulis diterima melanjutkan studinya pada SMP Negeri 1 Gadingrejo selesai pada tahun 1984. Kemudian meneruskan pendidikan di SPGM Gadingrejo tahun 1985 selesai tahun 1987. Lalu pada tahun 2004, penulis melanjutkan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Terbuka dan selesai tahun 2008.

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)

Aqib. 2008. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung:Yrama Widya Arikunto, S. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara

Dahar, 1989. Teori-Teori Belajar, Jakarta:Erlangga

DJamrah, S. B. 2000. Guru dan Pendidik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, O. 2001. Media Pendidikan. Bandung:Alumni Harlen, J. 1992. Strategi Pembelajaran. Jakarta:Graha Pustaka Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperativ. Surabaya:Unesa Press

Kemmis, S dan MC, Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Australia: Deakin University

Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta:Raja Grafindo Persada Lie, A. 2007. Cooperativ Learning. Jakarta:Grasindo

Masnur, M. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT. Bumi Angkasa

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Nasution, Arif. 1996. Media Pendidikan : Pengertian Pengembangan Pemanfaatannya. Jakarta:Rajawali Gresindo

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta:Depdikbud. Syah, M. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Suatu Pendekatan Baru.

Bandung:PT. Remaja Rosda Karya

(38)

Wardani, IGK. 2005. Pembelajaran Matematika Konseptual.

Bahan Ajar Diklat Matematika PAKEM di SMA. Yogyakarta:PPPG Matematika

Winataputra, U. S. 1990. Konsep dan Strategi Pendidikan Moral Pancasila (Suatu Penelitian Kepustakaan). Jakarta:Universitas Terbuka

(39)
(40)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas dalam

bentuk tugas akhir dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar PKn

dengan Penerapan Model Pembelajaran STAD Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu”

Dengan selesainya penyusunan Penelitian Tindakan Kelas dalam bentuk tugas akhir ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru sekolah Dasar.

3. Dr. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Dosen Pembimbing. 5. Drs. Syaifuddin Ltif, M.Pd. selaku Dosen Pembahas.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekilah Dasar.

(41)

8. Bapak Kusnadi selaku Kepala SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

9. Ibu Yuli Fitriani, S.Pd., selaku teman sejawat.

10.Seluruh dewan guru, Karyawan, dan Staf Tata Usaha SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo.

11.Rekan-rekan Mahasiawa S-1 dalam Jabatan Jurusan Pendidikan Guru sekolah dasar FKIP Unila.

12.Siswa-siswi kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo.

13. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini masih jauh dari sempurna. Hal ini karena adanya keterbatasan yang ada pada penulis, oleh karena itu mohon kritik dan saran dari para pembaca penulis harapkan demi kesempurnaan dan kebaikan selanjutnya.

Akhirnya semoga penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan kepada para pembaca pada umumya, serta dapat memberikan sumbangan pemikiran pada perkembangan pendidikan selanjutnya.

Bandarlampung, September2012 Penulis,

(42)

“Keberhasilan seseorang akan ditentukan oleh seberapa besar usahanya untuk maju dan mengurangi rasa

putus asa”

(43)

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Arwin Achmad, M. Si. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Syaifuddin Latif, M. Pd. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Drs. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(44)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sri Nur Ambari

NPM : 1013119070

Program Studi : S-1 PGSD dalam Jabatan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Perguruan Tinggi : Universitas Lampng

Judul PTK : Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar PKn dengan Penerapan Model Pembelajaran STAD Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil kerja saya sendiri dan menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Parerejo, 10 September 2012 Yang membuat pernyataan,

(45)

Puji syukur dan bahagia atas segala rahmat dan hidayah yang Allah Swt. limpahkan, saya mempersembahkan laporan PTK ini, kepada orang-orang terkasih dan tercinta sebagai berikut.

1. Orang tua dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dan dorongan semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin terbalaskan.

2. Suami tercinta yang telah memberi motivasi dan semangat serta kebersamaan, sehingga memberikan kedamaian, ketenangan, dan keberhasilan.

3. Buah hatiku yang selalu memberikan dorongan, inspirasi dan motivasi dalam mengejar cita-cita di masa yang akan datang.

4. Para dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membantu menyelesaikan kuliahku. 5. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, Staf Tata Usaha, dan para siswa SD Negeri 1 Parerejo

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan tepat waktu.

(46)

STAD SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PAREREJO

KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

Nama Mahasiswa : Sri Nur Ambari No. Pokok Mahasiswa : 1013119070

Program Studi : S 1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Lokasi Penelitian : SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI:

Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing,

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan kendaraan bermotor atau disebut juga “ syaken ” ,adalah pemeriksaan dengan waktu tertentu, apakah mobil yang Anda pakai sesuai dengan standart dasar hukum

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan keragaman seni budaya tradisional. Salah satu warisan seni budaya yang terkenal dan bahkan telah diakui dunia dengan

Dari hasil penelitihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, adanya hubungan yang signifikan antara manajemen kelas dengan tingkat prestasi belajar siswa pada mata

Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk

1 Penyelenggara upacara ini adalah unit kerja yang memiliki tugas menangani keprotokolan. 2 Pejabat yang meletakkan batu pertama dan meresmikan penggunaan

saham sebagai bagi an dari perseroan t erhadap ti ndakan at au perbuat an yang. dilakukan ol eh

Kertas kerja Mahasiswa bisa menjelaskan pengaruh persepsi dalam pembentukan citra konsumen terhadap suatu produk.. 6 Pembentukan dan