• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hasil uji diatas dapat terlihat bahwa hasil signifikansi pada pengujian ET-1 bernilai 0,002 pada kelompok kontrol dan 0,003 pada kelompok perlakuan.

Kemudian hasil pengujian untuk ET-A mendapatkan hasil 0,001 pada kelompok kontrol dan 0,001 pada kelompok perlakuan dimana keseluruhan hasil signifikansi

>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada pengujian ET-1 dan ET- A.

badan. Namun, biasanya setiap orang berbeda–beda respon tubuhnya tidak hanya dalam jumlah kelebihan lemak yang mereka simpan, tetapi juga dalam distribusi regional lemak itu di dalam tubuh. Distribusi lemak yang disebabkan oleh penambahan berat badan mempengaruhi risiko yang terkait dengan obesitas, dan jenis penyakit yang diakibatkannya oleh karena itu, untuk dapat membedakan antara mereka yang berisiko tinggi. (Garrow JS, 2018).

Parameter yang digunakan pada penelitian untuk mengkonfirmasi tikus mengalami obesitas yaitu, berat badan yang diukur menggunakan indeks lee >30, ET-1 dan ET-A, kadar kolesterol, dan kadar gula darah.

pemeriksaan ET-1 yakni pada hari ke 14 setelah dilakukan induksi dilakukan diet tinggi lemak dan kolestrol hasil kelompok kontrol mengalami peningkatan ET-1 dengan hasil 73,16 pg/ml dan pada hari ke 28 untuk kelompok ini tidak diberlakukan latihan fisik mendapat peningkatan ET-1 dengan hasil 86,21 pg/ml. Sedangkan pada kelompok perlakuan hasil pemeriksaan ET-1 yakni pada hari ke 14 setelah dilakukan induksi dilakukan diet tinggi lemak dan kolestrol hasil kelompok perlakuan mengalami peningkatan ET-1 dengan hasil 72,6 dan pada hari ke 28 untuk kelompok perlakuan diberlakukan latihan fisik berupa aerobik renang mendapat peningkatan ET-1 dengan hasil 92,5 pg/ml.

Dengan begitu tikus yang diberikan latihan fisik memiliki kadar ET-1 lebih baik dibandingkan kelompok tikus yang tidak diberikan latihan fisik.

Dengan begitu tikus yang diberikan latihan fisik memiliki kadar ET-1 lebih baik dibandingkan kelompok tikus yang tidak diberikan latihan fisik. Hal ini

sejalan dengan pendapat (Maeda et al., 2021) yang mengatakan bahwa dengan melakukan latihan fisik teratur, kadar endotelin-1 dalam sirkulasi menurun.

Obesitas menyebabkan disregulasi pembuluh darah dan mulai di medula ginjal dibandingkan dengan pembuluh ventrikel. Peningkatan ekspresi ET-A adalah penanda untuk mengurangi aliran darah dan dapat membahayakan jaringan ginjal. Hasil pengamatan ET-A yakni pada hari ke 14 setelah dilakukan induksi dilakukan diet tinggi lemak dan kolestrol hasil kelompok kontrol mengalami penurunan ET-A dengan hasil 73,1 pg/ml dan pada hari ke 28 untuk kelompok perlakuan diberlakukan latihan fisik berupa aerobik renang mendapat penurunan ET-A dengan hasil 62,5 pg/ml Dengan begitu tikus yang diberikan latihan fisik memiliki kadar penurunan ET-A lebih baik dibandingkan kelompok tikus yang tidak diberikan latihan fisik.

Pengujian juga dilakukan untuk melihat kadar kolestrol pada tikus yang obesitas yang diberi perlakuan dan non perlakuan. Pada kelompok kontrol di hari ke 28 mendapatkan hasil 56,6 mg/dL dengan tanpa diberi perlakuan latihan fisik.

Sedangkan pada kelompok perlkauan hasil pemeriksaan kolestrol mendapatkan hasil 45,3 mg/dL dengan melakukan latihan fisik aeorbik renang dari hari ke 14 setelah induksi diet tinggi lemak hingga hari 28 (minggu ke 4). Dengan begitu latihan fisik pada kelompok ini berpengaruh lebih baik untuk menurunkan kadar kolestrol pada tikus dibandingkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan latihan fisik.

Pengujian juga dilakukan untuk melihat kadar gula darah pada tikus yang obesitas yang diberi perlakuan dan non perlakuan hasil pemeriksaan kadar gula

darah kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, maka pada kelompok kontrol di hari ke 28 mendapatkan hasil 194,6 mg/dL dengan tanpa diberi perlakuan latihan fisik. Sedangkan pada kelompok perlakuan hasil pemeriksaan kolestrol mendapatkan hasil 167 mg/dL dengan melakukan latihan fisik aeorbik renang dari hari ke 14 setelah induksi diet tinggi lemak hingga hari 28 (minggu ke 4). Dengan begitu latihan fisik pada kelompok ini berpengaruh lebih baik untuk menurunkan kadar gula darah pada tikus dibandingkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan latihan fisik.

Setelah keseluruhan penelitian dilaksanakan dan mendapatkan hasil, maka data dapat terlihat obesitas menentukan kadar ET-1 dan ET-A, kolestrol dan gula darah. Telah diungkap sebelumnya tentang bagaimana obesitas menyebabkan disfungsi endotel dan pengaruh rangsangan mekanis endotelium oleh shear stress (latihan fisik). Namun bagaimanakah kaitan diantara ketiganya masih belum jelas.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Miyaki et al., 2019) menunjukkan bahwa Konsentrasi plasma endotelin-1, vasokonstriktor peptida potein yang diproduksi oleh sel endotel vaskular, secara signifikan menurundan peningkatan oksida nitrat, setelah latihan fisik secara teratur pada 21 pasien obesitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian latihan fisik aerobik renang berpengaruh terhadap pada tikus putih (rattus novergicus) galur wistar yang mengalami obesitas.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah

1. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian latihan fisik aerobik renang berpengaruh terhadap pada tikus putih (rattus novergicus) galur wistar yang mengalami obesitas.

2. tikus yang diberikan latihan fisik memiliki kadar ET-1 lebih baik dibandingkan kelompok tikus yang tidak diberikan latihan fisik. pada hari ke 28 untuk kelompok kontrol tidak diberlakukan latihan fisik mendapat peningkatan ET-1 dengan hasil 86,21 pg/ml. sedangkan pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan ET-1 dengan hasil 72,6 dan pada hari ke 28 untuk kelompok perlakuan diberlakukan latihan fisik berupa aerobik renang mendapat peningkatan ET-1 dengan hasil 92,5 pg/ml.

3. tikus yang diberikan latihan fisik memiliki kadar penurunan ET-A lebih baik dibandingkan kelompok tikus yang tidak diberikan latihan fisik.

pada hari ke 28 untuk kelompok ini tidak diberlakukan latihan fisik mendapat penurunan ET-A dengan hasil 68,5 pg/ml. sedangkan pada hari ke 28 untuk kelompok perlakuan diberlakukan latihan fisik berupa aerobik renang mendapat penurunan ET-A dengan hasil 62,5 pg/ml.

4. Pada kelompok kontrol di hari ke 28 mendapatkan hasil 56,6 mg/dL dengan tanpa diberi perlakuan latihan fisik. Sedangkan pada kelompok perlkauan hasil pemeriksaan kolestrol mendapatkan hasil 45,3 mg/dL dengan melakukan latihan fisik aeorbik renang dari hari ke 14 setelah induksi diet tinggi lemak hingga hari 28 (minggu ke 4). Dengan begitu latihan fisik pada kelompok ini berpengaruh lebih baik untuk menurunkan kadar kolestrol pada tikus dibandingkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan latihan fisik.

5. Pengujian kadar gula darah pada kelompok kontrol di hari ke 28 mendapatkan hasil 194,6 mg/dL dengan tanpa diberi perlakuan latihan fisik. Sedangkan pada kelompok perlakuan hasil pemeriksaan kolestrol mendapatkan hasil 167 mg/dL dengan melakukan latihan fisik aeorbik renang dari hari ke 14 setelah induksi diet tinggi lemak hingga hari 28 (minggu ke 4). Dengan begitu latihan fisik pada kelompok ini berpengaruh lebih baik untuk menurunkan kadar gula darah pada tikus dibandingkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan latihan fisik.

Dokumen terkait