56
Anava karena H0A ditolak maka lihat pada tabel rerata kolom jumlah rerata marginal pada lampiran 4. untuk nilai dan dari self efficacy sehingga yang berarti bahwa H0B diterima maka kesimpulannya tidak ada perbedaan hasil belajar matematika siswa ditinjau dari kategori self efficacy dan nilai dan dari interaksi sehingga yang berarti bahwa H0AB diterima maka kesimpulannya tidak ada interaksi hasil belajar dengan model PBL terintegrasi Islam dan PBL yang ditinjau dari self efficacy.
57
ُ لثمُ ني ِذلا ُ نىقفني ُ مهلا ىمأ يف ُ ِليبسُِهَّللا ُ ِلثمكُ ةبح ُ تتبهأ ُ عبس ُ لبانس يف
ُ ِ لكُ ةلب نس ُ ةئام ُ ةبح ُ ۗ ُ ه َّللا و ُ فعاضي ُ نلم ُ ءاشي ُ ۗ ُ ه َّللا و ُ عساو ُ ميلع Menafsirkan bahwa sebutir biji menumbuhkan tujuh tangkai, tiap-tiap tangkai menumbuhkan 100 biji hal ini berarti kita dapat menjumlahkan 100 biji ditambah 100 biji sebanyak 7 kali hingga mencapai 700 biji. Sedangkan dalam proses pembelajaran PBL hanya berpatok pada penyelesaian masalah tanpa pembuktian nyata dalam Al-Qur’an. Sehingga hasil belajar yang mereka proleh lebih baik dari pada sebelumnya.
Sesuai dengan peneliti terdahulu yaitu penelitian dari Isna Luttfiana Nabila tahun 2020 tentang pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi nilai keislaman terhadap kemampuan berfikir kritis matematis ditinjau dari self efficacy. Penelitian ini megatakan bahwa model pembelajaran PBL yang di integrasikan dengan nilai keislaman sangat baik karena model pembelajaran ini dapat mengetahui bagaimana pengetahuan siswa dalam memahami konsep dari masalah sehingga siswa dapat berperan aktif dan lebih muda dalam menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
b) Tidak ada perbedaan hasil belajar matematika antara tingkatan self efficacy.
Berdasarkan hasil penelitian diatas pula diperoleh kesimpulan kedua dimana H0B diterima, hal ini berarti tidak ada perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari tingkat self efficacy. Hal ini berarti self efficacy tinggi tidak lebih baik dari self efficacy sedang dan rendah dalam kata lain hasil belajar mereka sama. Hal ini disebabkan karena siswa yang memiliki self efficacy tinggi, sedang dan rendah masih dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor emosional diri, karena keyakinan diri siswa di pengaruhi oleh emosional diri mereka. Dimana jika mereka tidak mampu mengendalikan emosi pribadinya maka keyakinan dirinya pun akan terganggu baik siswa yang memiliki self efficacy tinggi, sedang dan rendah jika tidak mampu mengontrol emosi dalam dirinya
58
maka tingkat kepercayaan mereka akan terganggu. Contohnya saat pembelajaran ketika siswa diberikan soal.
Dalam pengerjaan soal mereka hanya berpatok untuk menyelesaiakan soal tanpa memeriksa benar salahnya soal yang dia kerjakan. Maka dari itu walaupun siswa memiliki tingkatan self efficacy berbeda maka hasil belajarnya akan sama dikarenakan kurang telitinya mereka dalam mengerjakan soal jadi self efficacy yang tidak ada perbedaan tingkatannya, di pengaruhi oleh faktor emosional diri dan lingkungan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuhanis dan Ibrahim Tahun 2021 kecerdasan emosional dan efikasi diri sebagai kontributor hasil belajar matematika siswa yang mengatakan bahwa keyakinan diri diprngaruhi oleh kecerdasan emosional.
c) Tidak ada interaksi hasil belajar dengan model PBL terintegrasi Islam dan PBL terhadap hasil belajar ditinjau dari self efficacy.
Berdasarkan hasil penelitian diaatas doperoleh kesimpulan terakhir yaitu H0AB diterima, hal ini berarti tidak ada interaksi hasil belajar dengan model PBL terintegrasi Islam dan PBL yang ditinjau dari self efficacy. Hal ini terjadi karena dalam pembagian kelompok belajar menggunakan model pembelajaran PBL siswa dibagi secara heterogen dalam dengan kata lain pembagian kelompok belajar merata, ada yang self efficacy tinggi, sedang rendah. Dimana didalam setiap kelompok semua anggotanya memiliki tanggung jawab dan tidak akan ada perbedaan hasil belajar karena semua anggota kelompok akan bekerja sama untuk mencapai hasil yang maksimal dengan nilai yang sama. Begitupun pada proses pembelajaran PBL terintegrasi Islam dalam proses pembelajarannya yang berkelompok sehingga tidak akan ada perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki self efficacy tinggi, sedang dan rendah karena mereka akan saling bekerja sama dalam mencari penyelesaian masalah sehingga sama- sama mencapai nilai yang maksimal. Walaupun demikian proses pembelajaran PBL terintegrasi Islam masih lebih baik
59
dari PBL karena siswa lebih senang apabila konsep keislaman dikaitkan dengan pembelajaran matematika.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fredi Ganda, dkk, tahun 2021 tentang Pembelajaran problem based lerning (PBL) terintegrasi nilai-nilai keislaman dan self-efficacy; dampak dan interaksinya terhadap kemampuan berpikir kritis. Yang mengatakan tidak ada interaksi antara model pembelajaran PBL terintegrasi nilai keislaman dengan self efficacy terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.
Model pembelajaran PBL terintegrasi Islam dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena Proses pembelajarannya itu sering membuka interaksi siswa dengan guru baik siswa dalam bertanya sampai penyelesaian masalahnya guru selalu memberikan masukan dan gambaran dalam penyelesaian masalah serta motivasi kepada siswa bahwa siswa pasti mampu untuk meyelesaiakan permasalahan dalam soal. Dari motivasi itulah semangat siswa dan keyakinan diri siswa akan muncul dan saling bekerja sama dalam memperoleh nilai terbaik dalam mata pelajaran Matematika.
60 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran PBL terintegrasi Islam lebih baik daripada hasil belajar matematika dengan menggunakan PBL.
2. Tidak ada perbedaaan hasil belajar matematika siswa berdasarkan tingkatan self efficacy.
3. tidak ada interaksi hasil belajar dengan model PBL terintegrasi Islam dan PBL terhadap hasil belajar ditinjau dari self efficacy.
Hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran PBL
terintegrasi Islam itu lebih baik karena nilai keislaman yang dituankan kedalam model pembelajaran ini lebih mampu meningkatkan suasana belajar yang menyenangkan serta interaksi antara siswa dan guru lebih terjalin dengan baik. Dengan model pembelajarannya yang mengutamakan pemecahan masalah secara Bersama dapat meningkatkan self efficacy siswa, dimana saat menyelesaiakan masalah mereka dituntut untuk saling bekerja sama sehingga siswa yang memiliki self Efficacy tinggi akan membantu siswa yang self efficacynya sedang dan rendah karna dalam kerja kelompok mengutamakan kekompakan dalam mencari solusi permasalahan demi mencapai nilai terbaik.