• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Hipotesis Penelitian

8. Teknik Analisis Data

43

untuk menentukan kategori tingkatan self efficacy dari siswa. Berikut adalah Rumus penentuan kategori tingkatan self efficacy seperti pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Kategori Tingkatan Self Efficacy

Kategori Rumus

Tinggi ( )

Sedang ( ) ( )

Rendah

44

H1 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

b) Taraf Signifikan

; c) Statistik Uji yang Digunakan

| ( ) ( )| dengan ( ) ( );

( ); dan proporsi ( ) cacah terhadap seluruh .

d) Daerah Kritis

* | |+

e) Keputusan UJi

Jika , maka ditolak. Namun sebaliknya jika , maka diterima.

f) Kesimpulan

Jika diterima, maka sampel berasal dari dari populasi yang berdistribusi normal. Namun jika ditolak, maka sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menampakkan bahwa ada dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama selain pengujian terhadap normal atau tidaknya distribusi data pada sampel, peneliti perlu melakukan pezngujian terhadap kesamaan atau homogenitas beberapa bagian sampel, yaitu seragam atau tidaknya sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Adapun langkah- langkah pada uji homogenitas antara lain:49

1) Formulasi atau Penentuan Sampel

49 M. Ade Irawan, “Eksperimentasi Pendekatan Pembelajaran realistic Mathematic Education (Rme) Terhdap kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi aritmatika Sosial Ditinjau Dari Gaya Belajar”, (Skripsi, UIN Mataram, Mataram, 2019), hlm. 46.

45

(variansi dari kedua sampel homogen)

(variansi dari kedua sampel tidak homogen)

2) Taraf Signifikasi

; 3) Statistik Uji yang digunakan

Keterangan :

Variansi terbesar Variansi terkecil 4) Daerah Krisis

* | |+

5) Keputusan Uji

Jika , maka ditolak. Namun sebaliknya jika , maka diterima.

6) Kesimpulan

Jika ditolak, maka variansi kedua populasi tidak homogen. Namun jika diterima, maka variansi kedua populasi homogen.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji anova dua jalan (two-way anava) dengan sel tak sama. Anava dua jalan sel tak sama digunakan karena sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda.50 Adapun langkah-langkah dari uji anava dua jalan sel tak sama sebagai berikut :

1) Model anava dua jalan sel tak sama

( )

50 Budiyono, Statistik untuk Penelitian, (Surakarta: UNS Press, 2013), hlm. 228.

46 2) Formulasi Hipotesis

a)H0A : untuk setiap i = 1, 2, 3,…p (hasil pembelajaran matematika siswa menggunakan PBL terintegrasi islam tidak lebih baik daripada PBL).

H1A : paling sedikit ada satu yang tidak nol (hasil pembelajaran matematika siswa menggunakan PBL terintegrasi islam lebih baik daripada PBL).

b) H0B : untuk setiap i = 1, 2, 3,…q (siswa yang memiliki self efficacy tinggi hasil belajar matematikanya tidak lebih baik daripada siswa yang memiliki self efficacy sedang ataupun Rendah dan siswa yang memiliki self efficacy sedang hasil belajar matematikanya masih tidak lebih baik dari siswa yang self efficacy rendah).

H1B : paling sedikit ada satu yang tidak nol (siswa yang memiliki self efficacy tinggi hasil belajar matematikanya lebih baik daripada siswa yang memiliki self efficacy sedang ataupun Rendah dan siswa yang memiliki self efficacy sedang hasil belajar matematikanya masih lebih baik dari siswa yang self efficacy rendah).

c) H0AB : ( ) untuk setiap i = 1, 2, 3,…p dan untuk setiap i = 1, 2, 3,…q (tidak ada interaksi antara model pembelajaran PBL terintegrasi Islam dan PBL terhadap hasil belajar ditinjau dari self efficacy).

H1AB: paling sedikit ada satu ( ) yang tidak nol (ada interaksi antara model pembelajaran PBL terintegrasi Islam dan PBL terhadap hasil belajar ditinjau dari self efficacy).

3) Taraf Signitifikan

47 4) Komputasi

Pada analisis variansi dua jalan menggunakan sel tak sama didefinisikan dengan notasi-notasi berikut :

ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

banyaknya data amatan pada sel ij frekuensi sel ij

rerata harmonik frekuensi seluruh sel

banyaknya seluruh data amatan (∑ )

;

jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

̅̅̅̅̅̅= rerata pada sel ij

∑ ̅̅̅̅̅̅ = jumlah rerata pada baris ke-i ∑ ̅̅̅̅̅̅ = jumlah rerata pada kolom ke-j ∑ ̅̅̅̅̅̅ = jumlah rerata semua sel

Untuk memudahkan dalam perhitungan, didefinisikan beraran-besaran (1), (2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut :

1.

2. ∑ 3. ∑ 4. ∑ 5. ∑ ̅̅̅̅̅̅

a) Jumlah Kuadrat (JK) JKA ̅ *( ) ( )+

b) JKB ̅ *( ) ( )+

JKAB ̅ *( ) ( ) ( ) ( )+

JKG ( )

JKT JKA + JKB + JKAB + JKG

48 c) Derajat Kebebasan

( )( )

d) Rerata Kuadrat

d. Statistik Uji

Statistik uji analisis variansi sebagai berikut :51 1) Untuk H0A adalah

merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dimana derajat kebebasan p-1 dan N-pq.

2) Untuk H0B adalah merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dimana derajat kebebasan q-1 dan N-pq.

3) Untuk H0AB adalah merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dimana derajat kebebasan (p-1) (q-1) dan N-pq.

4) Daerah Kritis

a) Daerah kritis untuk

{ | } b) Daerah kritis untuk

{ | } c) Daerah kritis untuk

{ | ( )( ) }

51 Ibid., hlm. 231.

49 5) Keputusan Uji

Adapun keputusan uji anava dua jalan seperti yang disajikan pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Rangkuman Anava Dua Jalan Sumber JK DK RK Keputusan Model

pemelaj aran (A) Self efficacy (B)

Interaks i (AB)

Galat

JK A

JK B

JK AB

JK G

p-1

q-1

(p- 1)- (q- 1) N- pq

RK A

RK B

RK AB

RK G

-

-

H0A

ditolak H0A

diterima H0B

ditolak H0B

diterima H0AB

ditolak H0AB

diterima -

Total JK T

N- 1

- - - -

e. Uji lanjut pasca analisis variansi

Langkah-langkah komparasi ganda menggunakan metode Scheffe’ adalah :52

1) Komparasi Rerata Antar Baris a) Menguji hipotesis nol

; b) Taraf signifikasi

; c) Statistik uji yang digunakan

( ̅ ̅ ) ( )

52Ibid., hlm. 215.

50 Keterangan :

nilai pada perbandingan baris ke-i dan baris ke-j

̅ = rerata pada baris ke-i ̅ = rerata pada baris ke-j

rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan variansi.

= ukuran sampel baris ke-i = ukuran sampel baris ke-j d) Daerah kritis

{ | } 2) Komparasi Rerata Antar Kolom

a) Menguji hipotesis nol

; b) Taraf signifikasi

; c) Statistik uji yang digunakan

( ̅ ̅ ) (

) Keterangan

nilai pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

̅ = rerata pada kolom ke-i ̅ = rerata pada kolom ke-j

rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan variansi.

= ukuran sampel kolom ke-i = ukuran sampel kolom ke-j d) Daerah kritis

{ | ( ) }

3) Komparasi Rerata Antar Sel Pada Kolom yang Sama

a) Menguji hipotesis nol

51

; b) Taraf signifikasi

; c) Statistik uji yang digunakan

( ̅ ̅ ) ( ) Keterangan :

nilai pada perbandingan pada sel ij dan rataan pada sel kj

̅ = rerata pada sel ij ̅ = rerata pada sel kj

rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi.

= ukuran sel ij

= ukuran sel kj d) Daerah kritis

{ | ( ) } 4) Komparasi Rerata Antar Sel Pada Baris yang Sama

a) Menguji hipotesis nol

; b) Taraf signifikasi

; c) Statistik uji yang digunakan

( ̅ ̅ ) ( ) Keterangan

nilai pada perbandingan pada sel ij dan rataan pada sel ik

̅ = rerata pada sel ij ̅ = rerata pada sel ik

52

rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi.

= ukuran sel ij

= ukuran sel ik d) Daerah kritis

{ | ( ) }

53 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil

1. Uji Prasyarat 1.) Uji Lilifors

Adapun uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji lilifors. Rekap uji normalitas sebelum penelitian disajikan dalam tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Rekap Uji Normalitas Sebelum Penelitian Sampel Lobs L Keputusan

Uji

Kesimpulan Kelas 7A 0,204 0,249 H0 diterima Normal Kelas 7B 0,103 0,220 H0 diterima Normal Kelas 7C 0,104 0,227 H0 diterima Normal

Berdasarkan tabel 4.1 diatas semua sampel menunjukkan . sehingga semua sampel datanya berdistribusi normal. Dan adapun rekap uji normalitas setelah penelitian disajikan dalm tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Rekap Uji Normalitas Setelah Penelitian Sampel Lobs L Keputusan

Uji

Kesimpulan PBL TI 0,109 0,220 H0 diterima Normal

PBL 0,176 0,227 H0 diterima Normal SE tinggi 0,238 0,381 H0 diterima Normal SE Sedang 0,159 0,195 H0 diterima Normal SE Rendah 0,174 0,319 H0 diterima Normal

Berdasarkan tabel 4.2 diatas semua sampel menunjukkan . sehingga semua sampel datanya berdistribusi normal.

2.) Uji Homegenitas

Uji prasyarat selanjutnya adalah uji homegenitas yanitu untuk menguji apakah data-data hasil penelitian homongen atau tidak. Tabel 4.3 dan tabel 4.4 dibawah adalah tabel rekap data hasil uji homogenitas.

54

Tabel 4.3 Rekap Uji Homegenitas Sebelum Penelitian Sampel Fobs F Keputusan

Uji

Kesimpulan Kelas 7A

dan 7B

0,22 2,48 H0 diterima Homongen Kelas 7A

dan 7C

0,027 2,53 H0 diterima Homongen Kelas 7B

dan 7C

1,20 2,46 H0 diterima Homongen Berdasarkan tabel 4.3 semua data bervariansi homongen karena data tersebut menunjukan .

Tabel 4.4 Rekap Uji Homegenitas Setelah Penelitian Sampel Fobs F Keputusan

Uji

Kesimpulan Model

Pembelajaran

0,18 2,46 H0 diterima Homongen SE Tinggi &

Sedang

0,96 2,9 H0 diterima Homongen SE Tinggi &

Rendah

1,49 4,53 H0 diterima Homongen SE Sedang &

Rendah

1,54 3,87 H0 diterima Homongen Berdasarkan table 4.4 semua data bervariansi homongen karena data tersebut menunjukan . 2. Analisis Penskoran Angket

Angket yang telah di uji normalitasnya dan sangat reliabel kemudian dibagikan ke dua kelas yang digunakan sebagai onjek penelitian dengan 4.5 siswa sebagai sampel penelitiannya.

Tabel 4.5 Tabel penetapan kategori Self Efficacy

Kategori Rumus Hasil

Tinggi ( ) 71,6

4 siswa Sedang ( ) ( ) 46,5 71,6

19 siswa

Rendah 46,5

6 siswa

55

Dalam menentukan kategori siswa yang memiliki self efficacy tinggi, sedang dan rendah dapat dilihat dari hasil perhitungan angket seperti pada tabel 4.5 di atas. Untuk kategori rendah nilai siswa kurang dari 46,5, untuk kategori sedang nilai siswa lebih besar sama dengan 46,5 kurang dari 71,6 dan kategori tinggi nilai siswa harus lebih besar sama dengan 71,6. Dari haasil penskoran angket nilai siswa yang kurang dari 46,5 ada 6 siswa, nilai siswa lebih dari sama dengan 46,5 dan kurang dari 71,6 ada 19 siswa, serta siswa dengan nilai lebih dari sama dengan 71,6 ada 4 orang.

3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini digunakan uji hipotesis Anava dua jalan dengan sel tak sama. Adapun rangkuman hasil uji hipotesis dua jalan seperti pada table dibawah ini.

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis

Sumber JK d

k

RK Fobs F Putusa n Model

Pembelajara n (A)

1 4.192 29,4 4

4,2 8

H0A

ditolak Self Efficacy

(B) 2 375 2,63 3,4

2

H0B

diterima Interaksi

(AB)

- 93,85

2

2 - 46.92

6

- 329,

5

3,4 2

H0AB

diterima

Galat 3.275 23 142 - - -

Total

- 85.63

6

28 - - - -

Berdasarkan rangkuman hasil perhitungan pada tabel 4.6 maka diketahui bahwa nilai dan dari model pembelajaran sehingga yang berarti bahwa H0A ditolak maka kesimpulannya hasil belajar matematika menggunakan PBL terintegrasi Islam lebih baik dari hasil belajar menggunakan PBL,tidak perlu melakukan uji pasca

56

Anava karena H0A ditolak maka lihat pada tabel rerata kolom jumlah rerata marginal pada lampiran 4. untuk nilai dan dari self efficacy sehingga yang berarti bahwa H0B diterima maka kesimpulannya tidak ada perbedaan hasil belajar matematika siswa ditinjau dari kategori self efficacy dan nilai dan dari interaksi sehingga yang berarti bahwa H0AB diterima maka kesimpulannya tidak ada interaksi hasil belajar dengan model PBL terintegrasi Islam dan PBL yang ditinjau dari self efficacy.

Dokumen terkait