• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan

Dalam dokumen Download (856kB) - etheses UIN Mataram (Halaman 55-60)

52

maka harga t = 2,08, signifikan. Dengan demikian penggunaan media gambar sebagai variable X atau variabel bebas berpengaruh terhadap variable Y yaitu prestasi belajar IPA siswa di kelas IV MI AL-Mujahidin Lelede. Ini juga berarti bahwa Ha atau hipotesis kerja diterima dengan demikian H0 atau hipotesis nol ditolak.

Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial sering dipakai taraf signifikan 5%

karena pada bidang ini seorang peneliti sulit untuk mengontrol variable- variabel yang mempengaruhi suatu penelitian.

53

setelah dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikan 5% didapat nilai sebesar t0,975 = 2,08. Nilai tersebut diperoleh dari db = N-1 atau deviasi bebas = 22–1 = 21.

Ini berarti bahwa variabel X berpengaruh terhadap variabel Y, karena nilai hitung lebih besar dari nilai tabel atau 2,322 > 2,08. Dengan demikian hipotesis kerja (Ha) yaitu “ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan media gambar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV MI AL-Mujahidin Lelede” dapat diterima. Sedangkan hipotesis nihil (Ho ) yaitu “tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan media gambar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV MI AL-Mujahidin Lelede” ditolak.

Pemilihan standar 5% untuk mengukur taraf signifikan hasil penelitian dikarenakan masalah yang diteliti termasuk salah satu masalah diantara masalah-masalah ilmu-ilmu sosial, sehingga sulit untuk mengontrol varibel- variabel lainnya seperti faktor-faktor yang mempengaruhi pretasi belajar.

Dalam buku petunjuk teknis pengajaran mata pelajaran IPA untuk MI dinyatakan bahwa apabila siswa menguasai 60% materi yang diajarkan maka siswa dinyatakan berhasil mengikuti program pengajaran, sedangkan suatu kelas dinyatakan tuntas belajar bila 85% siswa kelas tersebut telah menguasai 65% materi yang diajarkan, dan bila kurang dari itu maka program pengajaran belum berhasil. Dengan demikian apabila kita berpatokan kepada standar tersebut di atas maka prestasi belajar siswa MI AL-Mujahidin Lelede seperti yang dicantumkan pada penyajian data masih belum memuaskan, karena hanya 3 orang siswa dari 22 orang siswa yang mampu memperoleh nilai di

54

atasi 6,5 atau dengan kata lain hanya 15% siswa dapat menguasai materi di atas 65%.

Apabila dikaji mengenai pelaksanaan pengajaran IPA dengan mempergunakan gambar yang telah dilakukan di kelas IV MI AL-Mujahidin Lelede dengan membandingkannya dengan berbagai teori yang telah dibahas pada kajian pustaka maka peneliti berkesimpulan bahwa pelaksanaan pengajaran tersebut sudah memenuhi syarat. Karena fungsi utama gambar yaitu memotivasi siswa untuk belajar bahasa serta memperjelas makna/arti dari suatu kata atau kalimat bisa terpenuhi. Hal ini didukung oleh pengakuan siswa sendiri setelah diadakan Interview pada hari Rabu 28 Juli 2011. Ust.

Ridwan (Guru IPA) mengatakan bahwa : “saya berharap bahwa prestasi siswa akan meningkat pada masa yang akan datang jika tetap dipergunakan gambar dalam pengajaran IPA”. (Interview dengan guru IPA, Rabu 28 Juli 2011). Dari observasi yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan KBM terhadap perhatian siswa terhadap pelajaran dan keaktifan mereka dalam menanggapi pertanyaan guru positif, dan setelah dilaporkan kepada Bapak Kepala MI AL- Mujahidin Lelede, beliau mengatakan : “Insya Allah kami akan mengupayakan pangadaan media pengajaran khususnya media gambar untuk meningkatkan mutu pengajaran di MI AL-Mujahidin Lelede”.

Media berarti perantara atau pengantar. Jadi media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur.50 Secara bahasa, media merupakan medium komunikasi utama di dalam kehidupan manusia dengan

50Djamarah, SB. Dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. H.176

55

sesama manusia, baik di dalam hubungan sosial sehari-hari maupun dalam hubungan interaksi edukatif. 51Oleh karena itu media dalam hal ini media gambar memiliki manfaat yang sangat signifikan dalam meningatkan hasil belajar siswa MI AL-Mujahidin Lelede.

Media merupakan tempat atau wadah.media merupakan suatu alat yang digunakan sebagai saluran untuk berkomunikasi antara siswa, guru, dan lingkungannya.

Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat meransangnya untuk belajar. sementara itu Briggs dalam Arief S. berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menjadikan pesan serta meransang siswa untuk belajar. 52

Media pengajaran sebagai penyampaian pesan, berinteraksi dengan siswa melalui pengindraannya. Siswa dapat juga dipanggil untuk menggunakan sesuatu alat indranya untuk menerima informasi, atau dapat juga menggunakan kombinasi antara alat indra sekaligus kegiatan berkomunikasi lebih seksama. 53

Selanjutnya media pembelajaran oleh para ahli diterjemahkan sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti buku, film, video dan sebagainya. Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, dan National Education Asociation (1969) menyatakan

51 Winarno Surakhmad, 2004, Pengantar Interaksi Belajar-Mengajar Bandung : Tarsito.h. 198

52 Arif S, Sadiman. 2008 .Media Pendidikan:Jakarta : Raja Grafindo Persada, h.6.

53 Oemar Hamalik, 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara,h.202

56

bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Dengan bertolak pada pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa sebagai sumber pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Bila media adalah sumber pembelajaran, maka kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting.Ketidak jelasan bahan atau materi pembelajaran dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.Kerumitan bahan atau materi pembelajaran dapat disederhanakan dengan bantuan media. Dengan demikian media dapat membantu guru dan siswa dalam proses transfer ilmu pengetahuan melalui kegiatan pembelajaran.

Namun demikian media tidak akan berfungsi secara optimal bila penggunaannya tidak sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Jika itu yang terjadi maka media bukan lagi sebagai alat bantu pembelajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien .54

54 Djamarah, SB. Dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

h.121

57 BAB V PENUTUP

Dalam dokumen Download (856kB) - etheses UIN Mataram (Halaman 55-60)

Dokumen terkait