• Tidak ada hasil yang ditemukan

76 BAB III

77

Di dalam paparan data pada BAB II dirincikan Penggunaan Alokasi Dana Desa sebesar 70% untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat agar diprioritaskan untuk program dan kegiatan pebangunan. Kemudian dalam Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-DES) pembangunan di bidang sarana dan prasarana desa Gerung Permai sudah cukup baik karena sudah direalisasikan. Ini bisa kita lihat dari pembangunan yang dilakuakan seperti pengaspalan jalan, rabat gang, pembukaan gang dan pembangunan lainnya yang tentunya dengan partisipasi masyarakat Gerung Permai.

2. Cara Pemerintah Desa Mensosialisasikan Penggunaan Anggaran Dana Desa.

Dalam Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 2 Tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan desa pasal 2 ayat 1 mengatakan keuangan desa dikelola berdasarkan asas transparan, akuntabel, partisifatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Kemudian pada pasal 45 mengatakan kepala desa wajib menyampaikan pelaksanaan kegiatan anggaran dan tim pelaksana kegiatan kepada masyarakat. Peraturan Mentri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas pembangunan dana desa pasal 13 mengatakan prioritas penggunaan dana desa di bidang pembangunan desa wajib dipublikasikan oleh pemerintah desa kepada masyarakat di ruang publik yang bisa diakses oleh masyarakat, dalam hal pemerintah desa tidak mempublikasikan dana desa

78

diruang publik akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Merujuk pada peraturan di atas pemerintah desa Gerung Permai belum maksimal dalam mensosialisasikan ADD kepada masyarakat. Ini dapat dilihat dari bagaimana mekanisme sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah desa.

Dalam mensosialisasikan Anggaran Dana Desa, pemerintah Gerung Permai hanya mengandalkan musyawarah yang dilakukan oleh desa yang biasa disebut dengan musyawarah desa dan musyawarah dusun. Dimana dalam musyawarah tersebut dihadiri oleh lembaga Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai kepanjangan tangan masyarakat, Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), Kepala Dusun, RT, kader-kader pembangunan, dan tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan tokoh adat.

Dari permasalahan di atas peneliti berusaha memberikan solusi dalam mensosialisasikan Anggran Dana Desa yang sesuai dengan keadaan dan kondisi masyarakat yang ada di Desa Gerung Permai, tentunya peneliti merujuk pada pendapat-pendapat ahli yang kemudian peneliti coba jabarkan dalam penelitian ini.

Pertama, kepala desa sebagai top manajemen harus bisa menerapkan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mengatur desanya supaya lebih maju. Dalam pemilihan kepala desa yang sesuai dan kompeten masyarakat harus mempertimbangkan bibit, bebet, bobot calon kepala desa tersebut agar sesuai dengan harapan.

79

Dalam mempertimbangkan calon kepala desa peran pendidikan juga memberikan peranan aktif. Setelah kepala desa terpilih, maka kepala desa harus membuat struktur organisasi desa. Pembenahan organisasi pemerintahan desa yang dimaksud adalah membuat struktur organisasi desa sesuai kebutuhan agar semua urusan desa dapat diatur dengan baik dan tidak terjadi kesimpang siuran seperti penyalah gunaan dana desa serta ketimpangan sosial lainnya.

Struktur organisasi di desa harus terdiri dari orang-orang yang memiliki standar kualitas dalam memimpin serta pembentukan badan-badan pengawasan keuangan di pedesaan dan mencari orang yang paham bagaimana cara mengatur desa tersebut. Setelah dibuatnya struktur organisasi desa, maka harus ditetapkan tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari masing-masing jabatan. Sebagai contoh bagian kepala urusan ekonomi dan pembangunan bertugas sebagai penyelenggara urusan perekonomian dan pembangunan, memiliki tanggungjawab untuk menyelenggarakan pembangunan, dan memiliki wewenang yaitu menjalankan serta memberikan inovasi-inovasi pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.

Kedua, siap atau tidak siap perangkat desa harus mau untuk mengelola anggaran desa dengan transparan dan akuntabel. Pemerintahan desa yang transparan dan akuntabel berkewajiban mempelajari sistem pembayaran, sistem akuntansi, dan pelaporan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik. Kepala desa bertugas dan berwenang membuat kebijakan. Kebijakan itulah yang nanti

80

dilaksanakan perangkat desa dimana faktor pembiayaannya akan dilakukan bagian keuangan desa atau kasir.

Penggunaan anggaran harus sesuai Peraturan desa (Perdes) yang dimusyawarahkan antara Kepala Desa, masyarakat dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Misalkan anggaran digunakan untuk gaji perangkat desa dan biaya operasional desa yang nilainya sudah disetujui semua perangkat desa dan BPD atas sepengetahuan tokoh masyarakat. Semua kegiatan anggaran harus dilakukan secara transparan dengan membuat laporan keuangan secara terbuka kepada warga setempat.

Laporan tersebut harus dipasang di papan pengumuman yang berada di Kantor Desa, sehingga warga dapat mengetahui anggaran digunakan untuk apa saja, misalkan selama bulan Januari dana operasional desa dipakai menggaji kepala desa, sekretaris desa, bendahara desa, perangkat desa, dan seterusnya. Dana desa juga bisa digunakan untuk membantu masyarakat desa yang sedang membutuhkan modal usaha pertanian. Namun mekanisme dan tata cara penggunaan anggaran desa untuk modal kelompok petani dan peternak di desa harus bisa dipertanggungjawabkan.

Jangan sampai dalam penggunaan dana desa tersebut tidak tepat sasaran yang akan menimbulkan kerugian untuk warga desa. Pemerintahan desa yang transparan juga harus melibatkan warga desa secara aktif dalam hal musyawarah dan penyaluran anggaran untuk pembangunan desa tersebut.

Dengan pemerintahan desa yang transparan dan akuntabel, maka anggaran

81

yang diberikan pemerintah pusat dapat dimanfaatkan dengan benar dan tidak terjadi kecurigaan antara warga dan perangkat desa.

Ketiga, dalam penyaluran anggaran harus adanya pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan pemerintah diatasnya yaitu pemerintah Kota/Kabupaten. Dana desa yang bersumber dari APBN jumlahnya cukup besar maka diperlukan mekanisme kontrol dari masyarakat untuk mengawasi penggunaan dana desa tersebut agar dana tersebut dipergunakan sesuai dengan peruntukannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, pada kenyataannya masih kurang pengawasan terhadap dana desa sehingga pemanfaatannya tidak tepat sasaran.

Menurut UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 55 c disebutkan bahwa Badan Permusyawaratan Desa merupakan lembaga yang mempunyai fungsi melakukan pengawasan kinerja kepala desa.

Maka dari itu, BPD harus menjalankan perannya secara sungguh- sungguh terutama dalam hal pengawasan terhadap pemanfaatan anggaran desa. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah sudah memberikan payung hukum yang jelas sehingga BPD tidak perlu ragu dalam menjalankan fungsinya untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja kepala desa.

Pengawasan ini akan meminimalisir penyalah gunaan keuangan desa.

Pemerintah dalam pengawasan anggaran juga harus mengabarkan atau mensosialisasikan informasi kepada seluruh masyarakat desa, tidak hanya diinfokan kepada pejabat atau komunitas desa tertentu saja terkait pemanfaatananggaran desa. Melalui informasi ini, masyarakat desa

82

memperoleh data atau informasi untuk melakukan koordinasi penggunaan dana desa tersebut dan sebagai modal pengawasan terhadap pemerintahan desanya masing-masing. Misalkan dalam satu desa diperoleh dana 1 miliar, maka informasi terkait penerimaan dana ini harus diumumkan kepada seluruh masyarakat desa secara detail.

Dari hasi observasi peneliti tidak melihat adanya media komunikasi yang digunakan untuk mensosialisasikan Dana Desa kepada masyarakat.

Padahal media seperti ini sangat dibutuhkan untuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai Dana Desa, seperti baliho, papan pengumuman atauoun media lainnya yang bersifat public dan dapat diakses oleh masyarakat.

83 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan proses penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpualan sebagai berikut:

1. Peran pemerintah desa dalam melakukan sosialisasi penggunaan ADD kepada masyarakat belum berjalan dengan baik. Sosialisasai yang diberikan kepada masyarakat kurang maksimal karena tidak ada media sosialisasi yang bisa memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai Dana Desa (DD), pemerintah desa hanya melakukan sosialisasi dengan cara pertemuan yang hanya dihadiri oleh perwakilan masyarakat saja.

2. Cara yang dilakukan pemerintah desa dalam melakukan sosialisasi penggunaan ADD ini yaitu dengan melakukan musyawarah antar dusun, dalam musyawarah ini pemerintah desa memberikan ruang kepada masyarakat untuk menyalurkan aspirasi mereka. Dalam musyawarah ini dihadiri oleh para pemuda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

B. Saran-Saran

Menjadi pemimpin tidaklah mudah, baik pemimpin sebagai kepala daerah, ataupun kepada desa, menjadi pemimpin dibutuhkan pengetahuan yang luas. Yang paling penting adalah menjadi pemimpin yang adil dan

84

amanah. Adapun saran-saran yang peneliti tulis yang bertujuan untuk dapat dipergunakan sebagai bahan masukan untuk pemerintah desa Gerung Permai.

1. Peneliti mengharapkan pemerintah desa untuk lebih dekat dengan masyarakat dan lebih terbuka kepada maasyarakat. Pemerintah desa juga harus berhubungan baik dengan para pemuda dan remaja lebih banyak berinteraksi, berkomunikasi sehingga terjalin hubungan baik antara pemerintah desa dengan pemuda dan masyarakat. Jika hubungan pemerintah desa dengan masyarakat baikk maka sosialisasi yang dilakukan pemerintah desa akan berjalan dengan lancer dan dapat diterima baik oleh masyarakat.

2. Keterbukaan kepada masyarakat sangat diperlukan sehingga peneliti berharap kepada pemerintah desa untuk memberikan informasi kepada masyarakat dengan maksimal sesuai dengan peraturan perundang- undangan, karena dana yang diberikan kepada masyarakat cukup besar. Ini bertujuan untuk memperkecil kemungkinan adanya dugaan penyimpanan dan penyalahgunaan penggunaan Dana Desa.

85

DAFTAR PUSTAKA

Buku

A Saibani. “Pedoman Umum Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”. Jakarta, Media Pustaka.2014, h. 4.

Eppy Lugiarti. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Proses Perencanaan Program Pengembangan Masyarakat di Komunitas Desa Cijayanti, (IPB:

Tesis. Pascasarjana, 2004), h. 97.

FriantoWibowo, “Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa Manurung, ( Skripsi, UIN Alaudin Makasar, Makasar, 2015), hlm. 38.

H.A.W Widjaja. “Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia”. Jakarta :Rajawali Pers, 2013. hlm.5.

HanifNurcholis. “Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”.

Jakarta: Erlangga, 2011, hlm. 81.

Lexy J Moleong, op. Cit., hal 13

Mardiaso.“Otonomi dan Menejmen Keuangan Daerah”.Yogyakarta :Andi, 2002.

hpm.105.

Moeljarto T. “Politik Pembangunan, Sebuah Analisis, Arah dan Strategi”.

Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1987.h. 125

Lexy J Moleong.“Metode penelitian kualitatif”. Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2002.h. 103.

Narwokodan Bagong Suyanto. “Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan”. Jakarta.

KENCANA, 2014. h. 160

Rahardjo. “Menuju Indonesia Sejahtera: Upaya Konkret Pengentasan Kemiskinan”. Jakarta: Khanata, Pustaka LP3ES Indonesia, 2006.h. 139 Soekanto, “Sosiologi Suatu Ilmu Pengantar”. Jakarta: Rajawali pres,

1990.hlm.237.

Soekanto. “Sosiologi Suatu Pengantar”. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada 2012.

h..213

86

Suharsimi Arikunto. “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta:

Bumi Aksara, 2002.h. 129.

Suharsimi Arikunto. “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta:

Rineka Cipta, 1996.h. 196.

TaliziduhuNdraha. “Dimensi-dimensi Pemerintahan Desa”. Jakarta: BumiAksara, 19911.hlm.66.

Usman Husain,Setiady Akbar. “Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara”. 2009 hal.69

Zuriah Nurul. “Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan”.Jakarta: Bumi Aksara,2009.h. 47.

Dokumen-dokumen

Observasi dan wawancara, tanggal 13 Desember 2017.

Pasal 8 Peraturan Mentri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 5 tahun 2015 b tentang Penetapan Priorita Pembangunan Dana Desa tahun 2015.

Peraturan Bupati Lombok Timur nomor 2 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan desa.

Peraturan Mentri Desa, pembangunan Daerah tertinggal, dan transmigrasi Repoblik Indonesia nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunan dana desa tahun 2019.

Peraturan Pemerintah Nomor60 tahun 2014 tentang Dana Desa.

Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 43 tahun2014 tentang peraturan pelaksanaan Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.

Himpunan Peraturan Perundang-undangan mengenai Desa, hal 106.

Sumber Dokumen Kantor Desa Gerung Permai kec. Suralaga Kabupaten Lombok Timur.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

87

Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014.

Internet

http://aiurrohmahwalisongo.blogspot.co.id/2006/11/definisi-sumber-data-dan- teknik_27.html?m=1.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/05/073000726/alokasi-dana-desa- untuk-anggaran-tahun-2019-akan-dinaikkan.

88

DOKUMENTASI

KEGIATAN PEMBUKAAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI DI DUSUN GERUNG TIMUR

TAHUN ANGGARAN 2015

1. KEGIATAN 0%

89 2. KEGIATAN 50%

90 3. DOKUMEN 100%

91

4. DOKUMEN PENDUKUNG

SEBELUM

SESUDAH

92 SEBELUM

SESUDAH

93 SEBELUM

SESUDAH

94 SEBELUM

SESUDAH

95 SEBELUM

SESUDAH

96

5. DOKUMEN KEGIATAN GOTONG ROYONG

97

98

99

DOKUMENTASI

KEGIATAN PEMBUKAAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI DI DUSUN GERUNG BARAT

TAHUN ANGGARAN 2015

6. KEGIATAN 0%

100 7. KEGIATAN 50%

101 8. DOKUMEN 100%