BAB I PENDAHULUAN
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di MTs Nahdlatul Mujahidin NW Jempong yang melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share sedangkan pembelajaran yang dilakukan pada
kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan soal tes. Soal tes yang digunakan telah dilakukan validitas dan telah dinyatakan valid. Soal tes yang diberikan kepada siswa memiliki 3 indikator dan pernyataan. Soal tes tersebut kemudian diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontol ketika pembelajaran.
Tujuan diberikan soal tes yaitu untuk mengetahui keterampilan berpikir aljabar siswa baik kelas eksperimen yang pembelajaran menggunakan model Think Pair Share maupun kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Setelah diberikan soal tes nilai yang diperoleh antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 85,57 sedangkan kelas kontrol nilai rata-ratanya yaitu 45,5769. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan berpikir aljabar yang dimiliki oleh kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Think Pair Share lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Selanjutnya peneliti melakukan uji prsayarat. Uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan teknik Lilliefors yang dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Sedangkan uji homogenitas menggunakan uji Fisher dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok sampel memiliki varians yang sama (homogen). Uji normalitas dan uji homogenitas diambil dari data hasil tes keterampilan berpikir aljabar siswa.
Untuk melakukan uji normalitas peneliti menggunakan manual sedangkan uji homogenitas data tersebut peneliti melakukan secara manual.
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas diketahui bahwa data tersebut berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya langkah yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengujian hipotesis. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh nilai ℎ � = . dan nilai
= . dengan taraf signifikansi 0,05. Karena ℎ � > , sehingga diambil keputusan bahwa � ditolak dan � diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran Think Pair Share terhadap keterampilan berpikir aljabar siswa dalam pembelajaran matematika.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran Think Pair Share proses pembelajaran lebih baik dan efektif untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran matematika khususnya pada materi bentuk aljabar.
Karena telah terbukti dapat berpengaruh terhadap keterampilan berpikir aljabar siswa. Hal ini disebabkan karena Ada perbedaannya dalam proses pembelajaran Think Pair Share dengan pembelajaran konvesional.
Karena model pembelajaran Think Pair Share memiliki 3 karakteristik model pembelajaran yaitu berpikir (Think), berpasangan (Pair) dan berbagi (Share). Karakteristik Berpikir (Think), yaitu guru mengajukan suatu pernyataan atau masalah yang dikaitkan dengan pembelajaran, siswa ditugasi
untuk berpikir secara mandiri mengenai pertanyaan atau masalah yang diajukan. Siswa harus aktif untuk berpikir tentang jawaban dari permasalahan yang diberikan, dengan demikian tahapan ini memberikan waktu lebih banyak untuk berpikir. Misalnya guru memberikan soal yang berkaitan dengan bentuk aljabar. Setelah itu siswa di mimta untuk berpikir sendiri-sendiri terlebih dahulu tentang jawaban atas pertanyaan itu. Pada tahapan ini, siswa sebaiknya menuliskan jawaban mereka, hal ini karena guru tidak dapat memantau semua jawaban siswa sehingga melalui catatan tersebut guru dapat mengetahui jawaban yang harus diperbaiki atau diluruskan.
Berpasangan (Pair), yaitu guru menugasi siswa untuk berpasangan dan diskusikan mengenai apa yang telah mereka pikirkan. Interaksi selama proses ini dapat menghasilkan jawaban bersama. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan.
Pada tahap ini siswa juga belajar saling merespon sehingga meningkatkan kemampuan sosialnya. Misalnya guru meminta kepada siswa untuk kelompok untuk mencari solusi, penyelesaian masalah dalam soal dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Setiap kelompok siswa saling berdiskusi mengenai hasil jawaban mereka sebelumnya sehingga hasil yang didapat menjadi lebih baik karena siswa mendapat tambahan informasi dan pemecahan masalah yang lain.
Berbagi (Share), dimana guru menugasi pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi hasil pemikiran mereka dengan pasangan yang lain atau dengan seluruh kelas. Pada langkah ini akan menjadi lebih efektif apabila guru
berkeliling dari psangan satu kepasangan yang lainnya. Langkah share (berbagi) merupakan penyempurnaan dari langkah-langkah sebelumny, dalam arti bahwa langkah ini menolong semua kelompok untuk menjadi lebih memahami mengenai pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan penjelasan kelompok lain. Misalnya guru meminta kelompok-kelompok tersebut untuk menjelaskan hasil pemikiran di depan kelas dan siswa akan belajar untuk berbagi dengan seluruh kelas sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi.
Karakteristik model pembelajaran konvensional adalah pembelajaran dilakukan oleh guru dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan dan mengajar hanya menggunakan buku sebagai belajar dan informasi dari guru. Cara ini merupakan alat utamanya karena itu model pembelajaran konvensional sering diidentikan dengan ceramah. Misalnya guru Guru menerangkan bahan ajar secara verbal artinya materi pelajaran yang di sampaikan sudah jadi, seperti data atau fakta konsep- konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Dalam model pembelajaran konvensional siswa tidak mempunyai kesempatan untuk berkolaborasi dengan siswa yang lain. Hal ini kurang meningkatkan kemampuan sosialnya. Tidak adanya kolaborasi dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Selanjutnya karakteristik berkomunikasi dengan satu arah artinya guru menjelaskan materi pelajaran dengan tidak melibatkan siswa. Misalnya guru menjelaskan menjelaskan materi secara
langsung dan guru tidak meminta siswa untuk menyimpulkan hasil dari pembelajaran tersebut.
Menurut Arends model pembelajaran Think Pair Share dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran dan memberikan kesempatan untuk bekerja sama antar siswa yang mempunyai kemampuan heterogen. Model ini efektif untuk diskusi kelas karena prosedur yang digunakan dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, merespon, dan saling membantu.
Ditegaskan kembali oleh Jhon Dewey bahwasanya guru harus mendorong siswa terlibat dalam proyek atau tugas berorentasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual dan sosial
Menurut Sanjaya adanya kolaborasi akan memberikan beberapa keunggulan bagi siswa, antara lain: 1) dapat belajar secara mandiri dan tidak terlalu menggantungkan pada guru, 2) dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan, 3) membantu anak untuk merespon orang lain, 4) memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar, 5) meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.
Berbeda halnya dengan model pembelajaran konvensional belum memaksimalkan potensi siswa. Dimana siswa hanya berperan sebagai penerima informasi. Aktivitas kelas yang dilakukan dengan tidak terlalu bervariasi cenderung membosankan. Siswa mendengar materi yang disampaikan oleh guru melalui ceramah, kemudian siswa mengerjakan tugas,
tanya jawab dan mengambil kesimpulan. Model seperti ini sangat menuntut kemampuan seorang guru dalam berkomunikasi dan berceramah. Guru harus mampu membuat setiap siswa terfokus perhatiannya terhadap materi yang disampaikannya. Guru yang tidak cakap berceramah, akan membuat pemyampaikan materi seperti ini terasa sangat membosankan.
Dari penelitian ini memberikan petunjuk bahwa model pembelajaran Think Pair Share mempengaruhi keterampilan berpikir aljabar siswa. Model pembelajaran Think Pair Share yang digunakan lebih berperan dalam meningkatkan keterampilan berpikir aljabar siswa. Berdasarkan hipotesis di atas dapat kita jabarkan bahwa, pada siswa yang memiliki keterampilan berpikir aljabar terdapat perbedaan lebih tinggi antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Think Pair Share dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, di mana siswa yang mengikuti model Think Pair Share mendapatkan hasil lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional. Ini bisa disebabkan oleh karakteristik model Think Pair Share itu sendiri yakni pada tahap Think, siswa akan lebih banyak berdialog dengan diri sendiri untuk menemukan cara dalam memecahkan masalah yang diberikan. Pada tahap Pair, siswa harus menggunakan keterampilan berpikir yang dimilikinya dalam berdiskusi dengan pasangannya. Bagaimana mereka menemukan masalah, menemukan cara untuk menangani masalah, mengumpulkan data dan menyusun informasi yang diperlukan, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Dan, pada tahap Share, siswa harus menggunakan keterampilan berpikir aljabar yang dimilikinya.
Dengan demikian, tahap-tahap pembelajaran dalam model Think Pair Share mampu mengeksplorasi keterampilan berpikir aljabar yang dimiliki oleh siswa, sehingga siswa yang memiliki keterampilan berpikir aljabar tinggi akan terakomodir oleh model pembelajaran Think Pair Share yang diterapkan. Pada model pembelajaran konvensional, kegiatan yang dilakukan yakni mencari informasi dari berbagai sumber terkait materi yang dipelajari dan permasalahan yang diberikan, dan menyajikan hasil pencariannya secara individu. Pada model ini, tahap-tahap pembelajarannya kurang mengeksplorasi keterampilan berpikir aljabar yang dimiliki oleh siswa, sehingga siswa yang memiliki keterampilan berpikir aljabar tinggi kurang terakomodir oleh model pembelajaran konvensional. Pada siswa yang memiliki keterampilan berpikir aljabar rendah terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Think Pair Share dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Pada kedua model tersebut terlihat bahwa siswa yang memiliki keterampilan berpikir aljabar rendah memberikan hasil belajar yang lebih tinggi pada kelompok Think Pair Share dibandingkan dengan kelompok konvensional.
Hal ini bisa dijelaskan bahwa, pada model pembelajaran Think Pair Share terdapat tahap Pair, di mana pada tahap ini siswa akan berpasangan untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan. Ketika siswa berpasangan dan berdiskusi maka akan ada interaksi tatap muka. Menurut Sanjaya, interaksi tatap muka dalam pembelajaran kooperatif akan memberikan kesempatan bagi setiap anggota kelompok untuk bertatap muka
saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Hal ini akan menyebabkan siswa saling mengisi untuk bertukar informasi. Menurut Joyce, adanya interaksi sosial akan menyebabkan adanya dukungan sosial dan meningkatkan kemampuan kognitif,
Implikasi berdasarkan temuan hasil penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dapat dipertimbangkan untuk diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas terutama dalam meningkatkan keterampilan berpikir aljabar siswa. Dan model pembelajaran Think Pair Share yang diterapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir aljabar baik pada siswa yang memiliki keterampilan berpikir aljabar tinggi maupun rendah. Dengan demikian, model ini sangat cocok diterapkan apabila ingin meningkatkan keterampilan berpikir aljabar terutama pada siswa yang memiliki keterampilan berpikir aljabar rendah. Penerapan model pembelajaran Think Pair Share ini disertai catatan bahwa diperlukan kesiapan dan keterlibatan siswa secara aktif agar penerapan model pembelajaran ini menjadi efektif. Sebagai konsekuensinya, proses pembelajaran di sekolah memerlukan partisipasi aktif dari siswa, dan perlu pembiasaan agar siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Dengan demikian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share terhadap keterampilan berpikir aljabar siswa dalam pembelajaran matematika materi bentuk aljabar kelas VII MTs Nahdlatul Mujahidin NW Jempong tahun pelajaran 2019/2020.
Dari penelitian tersebut terungkap bahwa model pembelajaran think pair share
menyebabkan keterampilan berpikir aljabar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian dari Ita Fara Dina yang menyatakan bahwa mendapatkan kesimpulan bahwa model pembelajaran Think Pair Share merupakan model pembelajaran yang baik dan cocok digunakan untuk melatih siswa melakukan kerjasama yang lebih baik dengan teman dan guru, melatih siswa untuk aktif berdiskusi, melatih siswa agar berani menyampaikan pendapat atau pengetahuan di depan kelas, dan melatih siswa untuk belajar menghargai orang lain yang sedang menyampaikan pendapatnya”. dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.33
Sama halnya penelitian dari Leli Yanti yang menyatakan bahwa mendapatkan kesimpulan menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share lebih baik dan lebih efektif untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran matematika khususnya pada materi kubus dan balok karena telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran koopertif tipe Think Pair Share cenderung lebih menarik perhatian siswa karena model pembelajaran koopertif tipe Think Pair Share karena banyak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan guru hanya sebagai fasilitator.34
33 Ita Fara Dina “pengaruh model pembelajaran think pair share terhadap kemampuan berpikir kritis dan kemandirian belajar peserta didik kelas x di sman 2 bandar lampung”( skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018)
34Leli Yanti “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Kubus Dan Balok Di Kelas Viii Mts Al-Jihad
BAB V