• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Jalur Kereta Api Makassar-Parepare

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5. Pembangunan Jalur Kereta Api Makassar-Parepare

Perkembangan sistem lalu lintas tidak lepas dari perubahan sosial, karena perkembangan terkait teknologi mencakup penemuan atau hal baru yang menyebabkan perubahan sosial di era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini. Pembangunan adalah pekerjaan yang dinamis dan dapat mengubah keadaan, mengolah sumber daya alam dan membawa sistem nilai masyarakat ke tingkat kemajuan (Banowati, 2013). Dalam konteks ini, pengembangan adalah rencana kegiatan yang dibatasi waktu dan waktu dengan alokasi sumber daya tertentu untuk menghasilkan produk yang kriteria kualitasnya telah ditetapkan. Kereta api adalah sarana transportasi darat yang terdiri dari

lokomotif dan rangkaian kereta api/gerobak yang bergerak di atas rel. Kereta api di Indonesia merupakan salah satu moda transportasi yang paling umum digunakan oleh masyarakat. Menurut Rosyidi (2015), moda angkutan kereta api mempunyai keunggulan dalam melakukan fungsinya sebagai salah satu moda angkutan untuk barang/orang sebagai berikut:

a. Angkutan kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang sesuai dengan medan wilayahnya menyediakan rangkaian pelayanan (angkutan umum) berkapasitas tinggi untuk orang/barang jarak pendek, menengah, dan jarak jauh, sehingga kereta api memiliki waktu yang baik.

b. Potensi energi/bahan bakar transportasi kereta api relatif rendah.

c. Keselamatan lalu lintas akan lebih tinggi daripada moda transportasi lain, karena memiliki kereta api dan dermaga sendiri, sehingga tidak terpengaruh oleh lalu lintas non-kereta api, yang berarti konflik dengan moda transportasi lain sangat rendah.

d. Keandalan per jamnya cukup tinggi, karena selain jalurnya sendiri, kecepatan relatif juga lebih konstan, yang membuat mengemudi lebih mudah, risiko keterlambatan rendah, dan kurang tergantung pada cuaca.

e. Keamanan dan keandalan pariwisata tinggi, dan dapat digunakan sebagai alat transportasi wisata di kawasan wisata.

f. Kereta api merupakan kendaraan ramah lingkungan dengan emisi gas buang yang rendah Perkembangan teknologi kereta api listrik menjadikannya sebagai kendaraan yang dapat mengatasi permasalahan lingkungan manusia di masa depan.

g. Karena daya dukungnya yang tinggi, dapat digunakan sebagai layanan kegiatan khusus, memiliki rute sendiri dan melakukan rute kegiatan khusus dengan sedikit dampak sosial. Misalnya, pertahanan dan keamanan negara, distribusi pangan dan logistik perusahaan)

h. Kecepatan kereta berkisar dari rendah ke tinggi, misalnya, dari kereta batu bara 4.060 km/jam hingga kereta maglev 400.600 km/jam.

i. Memiliki aksebilitas lebih nyaman daripada jalur air dan transportasi udara.

j. Total biaya variabel per hari cukup tinggi, tetapi dibandingkan dengan model pengembangan, biaya variabel per ton per kilometer sangat rendah.

Kereta api sebenarnya bukan suatu hal baru di Sulawesi Selatan, jika melihat sejarahnya, sarana transportasi lokal ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, sehingga pada abad ke-19, Kabupaten Gowa, dan jalurnya berakhir di Kabupaten Takalar. Jalur ini mulai beroperasi pada tahun 1923 untuk mengangkut hasil pertanian seperti beras, kopi dan kelapa.

Namun, kereta ini hanya bertahan tujuh tahun karena Staats Spoorwegen, Perusahaan Kereta Api Hindia Timur Belanda, menimbulkan kerugian (Nasrul, dkk, 2018). Jalur kereta api relatif pendek, sehingga moda transportasi lain seperti mobil dan truk bahkan lebih efektif dalam mengangkut orang dan barang dalam jumlah banyak.

Dari segi geografis, Kota Makassar sangat strategis sebagai titik sentral lalu lintas udara dan laut dalam negeri, sebagai pusat distribusi barang dan

jasa di Kawasan Timur Indonesia (CTI). Makasar. Setiap tahun jumlah kendaraan di Kota Makassar tidak tumbuh secara proporsional dengan infrastruktur jalan yang ada. Pembangunan Jalur Kereta Api Makassar Parepare merupakan upaya Pemerintah Pusat dan Provinsi Sulawesi Selatan untuk menyediakan transportasi massal untuk menghindari kemacetan lalu lintas dan menciptakan konektivitas dan efisiensi yang lebih baik bagi masyarakat, baik dari segi penumpang maupun kargo curah, Fitriah, dkk. Al.

2018 (dalam S. Jailany Darwis, 2020) agar masyarakat juga diharapkan menggunakan angkutan umum daripada kendaraan pribadi.

Pembangunan Kereta Api Makassar Parepare dimulai di Kabupaten Barru pada Agustus 2014. Kemudian dilanjutkan dengan disahkannya Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 untuk mempercepat pelaksanaan proyek strategis nasional. (Informasikereta.com 18 Des 2019)

Perkembangan pembangunan jalur kereta api sepanjang 142 km tersebut masih dalam proses pembebasan lahan, pengerjaan rel, dan pembangunan stasiun di beberapa wilayah. Nantinya, jalur kereta api Makassar - Parepare akan memiliki 23 stasiun yang menghubungkan daerah mulai dari Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Kabupaten Barru, hingga berakhir di Kota Parepare (Tempo.co, Sabtu 29 Februari 2020)

B. Kajian Teori

Kehadiran teori dalam sebuah penelitian menjadi sangat penting, hal ini terkait dengan kajian yang dilakukan. Penggunaan teori diperlukan untuk

memecahkan berbagai permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan beberapa teori antara lain, Teori Fungsionalisme Struktural, teori Evolusi. Teori-teori tersebut akan digunakan dalam mengungkap semua permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Penerapan teori di dalam sebuah penelitian bisa saling bersinggungan dan memengaruhi ketika proses pengkajian dilakukan. Karena itu, teori-teori yang digunakan mempunyai keterkaitan dan saling mengisi dalam mengatasi kekurangan dan memanfaatkan kelebihan teori lain dalam menganalisis suatu objek penelitian.

Uraian berikut menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Herbert Spencer “Evolusi Sosial”

Menurut Herbert Spencer perubahan masyarakat tidaklah harus mengikuti perubahan secara lurus (linear), proses tersebut bisa saja menimbulkan kemunduran (regres), atau bahkan kemajuan (progress) tergantung kondisi masyarakat yang bersangkutan. Pembangunan jalur kereta api di Kecamatan Labakkang kabupaten Pangkep meimbulkan berbagai macam bentuk perubahan dan dampak seperti pada konversi lahan dari lahan pertanian menjadi rel dan stasiun, sehingga merusak sebagian lahan pertanian dan sering terjadi banjir di kawasan lahan tersebut.

2. Talcott Parsons “Fungsional Struktural”

Menurut Persons (1974) fungsi adalah kumpulan tindakan yang ditunjukkan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan system.

Teori Struktural fungsionalisme Talcott Persons dimulai dengan empat fungsi

penting untuk semua system “tindakan” yang disebut dengan AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, Latency).

a. Adaptation/Adaptasi

Sebuah system harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat.

System harus menyesuaikan diri dengan lingkungan itu dengan kebutuhannya. Oleh karena itu masyarakat yang terkena dampak dari alih fungsi lahan atau pebangunan jalur kereta api harus beradaptasi dengan kondisi tersebut.

b. Goal Attaintment/Pencapaian Tujuan

Sebuah sistem harus mendefinisikan diri untuk mencapai tujuan utamanya. Dengan pembangunan rel kereta ini diharapkan mempercepat lalu lintas orang dan barang, dari Makassar menuju Parepare, dan sebaliknya.

c. Integration/Integrasi

Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengolah antar hubungan ketiga fungsi lainnya (A, G, L). Dalam mencapai tujuan pembangunan jalur kereta api ini memerlukan konversi lahan yang diperoleh dari proses negosiasi antara pihak proyek dengan pemilik lahan.

d. Latency/Pemeliharaan Pola

Sebuah sistem harus melengkapi, memelihara, dan memperbaiki, maupun pola-pola motivasi yang menciptakan dan menopang motivasi. Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, khususnya di bidang pembangunan transportasi, adalah dengan

melaksanakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2017. Mempercepat pelaksanaan proyek strategis nasional. ... Secara umum, durasi program ini sangat lama. Dalam jangka panjang, PSN dapat mencakup pembangunan bandara, pelabuhan, bendungan, jalan tol, dan lain-lain (Wahu, 2018). Karena dimulainya proyek pembangunan KA Makassar Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan menjadi salah satu daerah sasaran pelaksanaan PSN. Dalam pembangunan Indonesia secara keseluruhan, bagian dari navasit. Moda transportasi juga berperan positif dalam bidang ekonomi, dan dapat digunakan untuk berbagai jenis kegiatan ekonomi seperti produksi, sirkulasi, dan konsumsi. Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

C. Kerangka Pikir

Konversi lahan adalah perubahan fungsi lahan akibat aktivitas manusia.

Konversi lahan yang dikaji adalah perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi jalur kereta api. Dengan adanya pembangunan infrastruktur moda transportasi yaitu pembangunan jalur kera api dapat menyebabkan adanya alih fungsi lahan pertanian warga Kecamatan labakkang Kabupaten Pangkep. Meskipun pada akhirnya masyarakat mendapat ganti rugi dari pemerintah, hal tersebut tidak dapat menghindari dampak social dan ekonomi serta dinamika social yang terjadi akibat adanya pembangunan. Berkurangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat merupakan dampak yang paling dirasakan akibat proyek pembangunan jalur kereta api. Dalam pembangunan jalur

kereta api tentu ada faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan konversi lahan. Adanya pembangunan yang baru di daerah tersebut menimbulkan berbagai dinamika social yang bertdampak pada masyarakat petani.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Konversi Lahan Pertanian

Pembangunan Jalur Kereta Api Di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep

Dampak Sosial Ekonomi Konversi

Lahan Pertanian

Faktor Pendorong dan Penghambat Dinamika Sosial

Petani

Teori Talcot Persons “Fungsional Strktural”

Teori Herbert Spencer “Evolusi Sosial”

Dampak Sosial Dampak Ekonomi

Perubahan mata pencaharian

Perubahan kekuasaan lahan

Kebijakan Pemerintah Ketidak sesuaian harga ganti rugi lahan oleh pemerintah dan masyarakat

D. Penelitian Terdahulu

Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kabupaten Pangkep, Nur Isra Fajriany (2017). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk, jumlah industri dan PDRB terhadap laju konversi lahan pertanian di Provinsi Bang Kap.

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan mengolah data sesuai dengan kebutuhan model yang digunakan. Sumber data adalah Badan Pertanahan Nasional Bupati. Badan Pusat Statistik pada masa pemerintahan Pangkep dan Pangkep. Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2016. Gunakan teknologi untuk memproses dan menerapkan pengujian hipotesis dan hipotesis, dan menggunakan perangkat lunak Eviews 9.5 versi Windows untuk menggunakan regresi linier berganda untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat yang sama, variabel seperti jumlah penduduk, jumlah industri, dan GRPP berpengaruh positif signifikan terhadap transfer produk pertanian. Ada korelasi positif yang signifikan antara fungsi tanah dan ukuran populasi, jumlah industri dan PDB sampai batas tertentu.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu Penelitian ini menunjukan bahwa pola konversi lahan pertanian menjadi jalur kereta api memberikan dampak terhadap kondisi sisoal ekonomi petani dan mengkaji potensi dinamika social akibat konversi lahan pertanian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini difokuskan di

Lingkungan Kecamatan Labakang Kabupaten Pangkep yang merupakan wilayah terdampak pembangunan jalur kereta api.

Perubahan Sosial Masyarakat Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru Akibat Pembangunan Jalur Kereta Api Makassar – Parepare, S. Jailany Darwis (2020). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bentuk- bentuk perubahan sosial antara warga Soppeng Riadja Kabupaten Baru dengan pembangunan jalur KA Makassar Parepare, agar dapat memahami dampak perubahan sosial terhadap warga Soppeng. Pelajari tentang Riadja dan pahami peran keluarga dalam menyesuaikan anak dengan keberadaan perkeretaapian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan pencatatan. Penelitian ini berfokus pada desa Kiru-Kiru dan Ajakgang yang terkena dampak pembangunan rel kereta api. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perubahan sosial yang direncanakan terjadi karena negara merupakan penggagas pembangunan, dan perubahan sosial merupakan fenomena alam yang terjadi berupa banjir.

Perbedaan dengan penelitian saya yaitu terletak pada fokus penelitian dimana penelitian tersebut hanya pada aspek perubahan sosial saja sedangkan penelitian yang akan saya lakukan yaitu untuk mengkaji berbagai dinamika sosial yang terjadi akibat konversi lahan pertanian akibat adanya pembangunan jalur kereta apai. Adapun persamaanya yaitu pada jenis penelitian dan teknik pengumpulan data.

Identifikasi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Daerah Pinggiran di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Nurma Kumala Dewi dan Iwan Rudiarto (2013). Pertambahan penduduk dan perkembangan Kota Semarang yang mengarah hingga ke daerah pinggiran (wilayah peri-urban) menyebabkan kebutuhan lahan di area pinggiran kota semakin meningkat. Adanya alih fungsi lahan terutama lahan pertanian tentunya menyebabkan terjadinya perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat disana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun (non- pertanian) dan menganalisis kondisi sosial ekonomi masyarakat terkait alih fungsi lahan pertanian di sana. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan analisis spasial untuk menghitung luas perubahan lahan dan menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di tiap lokasi, serta analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif komparatif untuk menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat terkait alih fungsi lahan. Teknik sampling yang dipakai menggunakan Metode Stratified Random Sampling yang membagi populasi menjadi kelompok berdasarkan jenis pekerjaan yaitu petani dan bukan petani dengan jumlah sampel 69 responden. Berdasarkan hasil penelitian, alih fungsi lahan pertanian terjadi secara progresif pada aera-area pengembangan seperti pada area dekat pusat kota, pada kawasan pendidikan, dan pada koridor yang merupakan pintu masuk ke Kecamatan Gunungpati.

Adapun perbedaan penelitian yang akan saya lakukan yaitu pada pendekatan penelitian kuantitatif untuk menghitung luas perubahan lahan sedangkan pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di terkait alih fungsi lahan. Teknik sampling yang dipakai pada penelitian tersebut menggunakan metode stratified random sampling berbeda dengan penelitian saya yaitu menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Dari lokasi penelitian pun berbeda, namun persamaanya yaitu untuk mengidentifikasi dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun (non-pertanian) dan menganalisis kondisi sosial ekonomi masyarakat terkait konversi lahan pertanian.

33

Dokumen terkait