• Tidak ada hasil yang ditemukan

dampak konversi lahan pertanian terhadap kondisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "dampak konversi lahan pertanian terhadap kondisi"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

LatarBelakang

RumusanMasalah

TujuanPenelitian

ManfaatPenelitian

Definisi Operasional

TINJAUAN PUSTAKA

Konversi Lahan

Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap permasalahan pengadaan pangan pada dasarnya terjadi pada tahap kedua. Faktor Pendorong Konversi Lahan Pertanian Lestari (2009) berpendapat bahwa konversi lahan pertanian ke non pertanian didorong oleh beberapa faktor.

Konsep Sosial Ekonomi

Sedangkan menurut Wirutomo (2012) dalam Joris Pangi (2020), faktor-faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya kondisi sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat adalah:. Besar kecilnya rumah yang ditempati, semakin besar rumah yang ditempati maka semakin tinggi tingkat sosial ekonomi secara umum.

Konsep Dinamika Sosial

Keadaan rumah yang ditempati, rumah dinas, kontrakan, berbagi dengan sanak saudara atau bersosialisasi dengan orang lain pada umumnya diperuntukkan bagi keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Kondisi fisik bangunan dapat berupa kayu dan bambu permanen. Keluarga dengan tingkat sosial ekonomi tinggi umumnya tinggal di rumah permanen, sedangkan keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah menggunakan rumah semi permanen atau non permanen.

Masyarakat Desa

Sebuah desa yang merupakan suatu daerah yang pada umumnya mempunyai potensi alam yang sangat tinggi seharusnya menjadi daerah yang maju, namun sebagian besar desa dicirikan dengan istilah tertinggal dibandingkan dengan masyarakat perkotaan yang maju, sehingga kita selalu mengidentikkan desa dengan pembangunan.

Pembangunan Jalur Kereta Api Makassar-Parepare

Kereta api di Indonesia merupakan salah satu moda transportasi yang paling banyak digunakan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat yang terkena dampak konversi lahan atau pembangunan jalur kereta api harus beradaptasi dengan keadaan tersebut. Untuk mencapai tujuan pembangunan jalur kereta api ini diperlukan konversi lahan yang diperoleh dari proses negosiasi antara pihak proyek dengan pemilik lahan.

Konversi lahan yang diteliti adalah perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi jalur kereta api. Berkurangnya lahan pertanian yang menjadi sumber penghidupan masyarakat merupakan dampak paling sensitif akibat proyek pembangunan kereta api. Bedanya dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah penelitian ini menunjukkan bahwa pola alih fungsi lahan pertanian menjadi jalur kereta api berdampak pada kondisi sosial ekonomi petani dan menggali potensi dinamika sosial akibat pertanian. konversi lahan. .

Perubahan sosial masyarakat Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru akibat dibangunnya jalur KA Makassar – Parepare S. Penelitian ini fokus pada Desa Kiru-Kiru dan Ajakgang yang terkena dampak pembangunan jalur KA tersebut.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Konversi Lahan Pertanian
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Konversi Lahan Pertanian

METODE PENELITIAN

  • Jenis Dan Pendekatan Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • Pendekatan Penelitian
  • Lokasi Dan Waktu Penelitian
    • Lokasi Penelitian
    • Waktu Penelitan
  • Fokus Penelitian
  • Informan Penelitian
  • Jenis Dan Sumber Data
  • Instrument Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik A nalisis Data
    • Teknik Keabsahan Data

Proyek pembangunan kereta api ini berdampak pada penduduk di wilayah tersebut. Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi petani pada saat pembangunan jalur kereta api di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Bentuk dinamika sosial yang timbul pada alih fungsi lahan pertanian pada masa pembangunan jalur kereta api di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep.

Faktor Pendorong dan Penghambat Konversi Lahan Pertanian Pada Pembangunan Jalur Kereta Api Di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Dalam pembahasan mengenai stratifikasi sosial masyarakat petani sebagai implikasi alih fungsi lahan pertanian menjadi jalur kereta api. Untuk mengetahui dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi petani pada masa pembangunan jalur kereta api di kabupaten Labakkang.

Dampak sosial ekonomi dari alih fungsi lahan adalah pembangunan jalur kereta api di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Apakah pemerintah melakukan edukasi konversi lahan untuk pembangunan jalur kereta api di kabupaten Labakkang?

Tabel 3.1 Rencana Penelitian
Tabel 3.1 Rencana Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah Lokasi Penelitian

Kata “Labakkang” (bahasa Makasari) secara harafiah berasal dari kata Labba yang berarti luas atau luas. Sebutan ini mengacu pada hamparan luas wilayah pantai dari ujung utara hingga ujung selatan sepanjang pantai barat, selain itu kawasan ini banyak dikunjungi oleh pendatang dari luar daerah yang akhirnya menetap dan mempunyai keturunan di sana. Masyarakat kabupaten Labakkang dihuni oleh dua suku mayoritas yaitu suku Bugis di bagian timur dan suku Makassar di bagian barat.Fakta tersebut menurut Andi Bahoeroe Karaeng Gaoe (Karaeng Loloa) karena pada saat itu Somba Labakkang meminta bantuan masyarakat Bone dan Soppeng untuk membuka hutan dan lahan pertanian untuk bercocok tanam di bagian timur Labakkang agar para pendatang Bugis bisa menetap disana secara turun temurun.

Begitu pula dengan kedatangan masyarakat Gowa dan Galesong ke Labakkang bagian barat untuk menetap, membuka hutan, dan bercocok tanam. Saat itu Labakkang sangat terkenal dengan potensi hasil pertaniannya sehingga kawasan ini banyak dikunjungi oleh masyarakat Bugis dan Makassar dari berbagai daerah. Sejarah Kabupaten Labakkang tidak lepas dari sejarah Karaengan yang ada di Kabupaten Pangkep khususnya di Labakkang.

Dari sekian banyak kerajaan yang pernah ada di Sulawesi Selatan, hanya tiga kerajaan yang diketahui menyandang gelar “sombaya” artinya raja yang mereka sembah, yaitu Kerajaan Gowa, Kerajaan Bantaeng, dan Kerajaan Labakkang. Perubahan nama dari Lombasang menjadi Labakkang merupakan atas perintah Sultan Hasanuddin setelah ia naik takhta menjadi Raja Gowa pada tahun 1653.

Letak Geografis

Batas administratif Kabupaten Pangkajene dan kepulauannya berbatasan di utara dengan Kabupaten Barru, di timur dengan Kabupaten Bone, di selatan dengan Kabupaten Maros, dan di barat dengan Pulau Kalimantan, Pulau Jawa dan Madura, Pulau Nusa Tenggara, dan Bali. Pulau. Wilayah pesisir terletak di pesisir barat Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, khususnya di Kecamatan Pangkajene, Labakkan, Ma’rang, Segeri dan Mandalle, serta kecamatan kepulauan Kabupaten Pangkajene dan kepulauan yang tergolong daerah datar. terletak di Liukang Tupabiring, Liukang Tupabiring Utara, Kecamatan Liukang Tangaya. , dan Liukang Kalmas. Secara umum kondisi kemiringan lahan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terbagi dalam 4 (empat) kategori wilayah yaitu berdasarkan data penelitian laporan geologi terpadu Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Klasifikasi kelompok sudut lereng yang terdapat di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yaitu Sudut Kemiringan 0-2%, Sudut Kemiringan 2-15%, Sudut Kemiringan 15-45%, Sudut Kemiringan > 45. Kondisi tipe iklim Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Ini adalah iklim tipe C1 dengan bulan kering <2 bulan, iklim C2 dengan bulan kering 2-3 bulan, dan iklim dengan bulan kering 3 bulan. Suhu udara di Kabupaten Pangkaje dan Kepulauan berada pada kisaran 21o – 31o atau rata-rata suhu udara 26,4 oC.

Luas wilayah Kecamatan Labangkang adalah 98,46 km2 terletak antara 400-450 Lintang Utara, 400-450 Lintang Selatan, 110-120 Bujur Timur dan 110-120 Bujur Barat dengan batas administratif yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ma'rang. , di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bungoro, di sebelah selatan dengan Kecamatan Bungoro, di sebelah barat dengan Kecamatan Liukang Tupabbiring. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dialirkan oleh 5 (lima) sungai cukup besar yang mengalir dari timur ke barat Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, sungai terpanjang adalah Sungai Tabo-Tabo yang mengalir melalui kecamatan Pangkajene, Bungoro, Minasate'ne, Labakkang dan semuanya mengalir langsung ke laut, sehingga airnya masih dipengaruhi pasang surut air laut.

Keadaan Penduduk

Secara administratif Kecamatan Labakkang terbagi menjadi tiga belas desa/kelurahan dengan jarak 8 km dari Ibu Kota Kabupaten. Potensi sumber daya air permukaan pada aliran sungai, selain dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk keperluan minum dan rumah tangga, juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan industri. Jumlah penduduk Kecamatan Labakkang yang terdiri dari tiga belas desa/kelurahan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 46.440 jiwa, dengan jumlah penduduk tertinggi di Kecamatan Labakkang yaitu 5.150 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.144 jiwa/Km2, kemudian Desa Taraweang dengan jumlah penduduk berjumlah 5.007 jiwa dengan kepadatan penduduk setara 505 jiwa/Km2, sedangkan desa dengan jumlah penduduk terendah adalah Desa Patallassang dengan jumlah penduduk 1.927 jiwa dengan kepadatan penduduk 262 jiwa/Km2.

Pendidikan

Sementara berdasarkan gender, terlihat bahwa pendidikan laki-laki relatif masih sedikit lebih baik dibandingkan perempuan. Seperti terlihat pada Tabel 3, jumlah laki-laki dengan ijazah tertinggi dari tingkat menengah ke atas lebih tinggi dibandingkan perempuan, dan jumlah laki-laki dengan ijazah sekolah dasar tertinggi/sederajat atau yang belum memiliki ijazah lebih kecil dibandingkan laki-laki. wanita. Hal ini tercermin dari persentase tertinggi yang memiliki ijazah SD/sederajat atau tidak ada ijazah sama sekali, sedangkan penduduk usia 0-29 tahun dan 30-50 tahun juga mengenyam pendidikan dengan porsi tertinggi ijazah SD/sederajat atau belum memiliki pendidikan. sebuah ijazah. sebuah ijazah.

Proporsi penduduk yang memiliki ijazah tertinggi SD/sederajat atau tidak ijazah sedikit lebih tinggi pada kelompok umur 0-29 tahun, karena kelompok umur tersebut mencakup penduduk yang masih bersekolah. Penduduk usia 30-50 tahun mempunyai pendidikan terbaik dibandingkan kelompok umur lainnya dengan porsi pendidikan ijazah dan SMA tertinggi. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan, dan dengan pendidikan juga dapat menjadi sarana yang baik dalam melaksanakan kebijakan demi kestabilan pembangunan masyarakat, karena pendidikan akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja, dan perkembangan teknologi akan cepat diadopsi oleh mereka. yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, pendidikan yang tinggi karena akan ada pendidikan.

Kesehatan

Agama

Dampak Sosial

Apa dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi petani pada masa pembangunan rel kereta api di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Dinamika sosial apa yang timbul dari alih fungsi lahan pertanian pada masa pembangunan rel kereta api di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep? Faktor apa saja yang mendorong atau menghambat konversi lahan pertanian pada pembangunan kereta api di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep?

Untuk memahami dinamika sosial yang terjadi dalam konversi lahan pertanian pada saat pembangunan kereta api di Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat konversi lahan pertanian pada pembangunan kereta api di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep.

Tabel 3.1   Rencana Penelitian  34
Tabel 3.1 Rencana Penelitian 34

Dampak Ekonomi

  • Perubahan Mata Pencaharian
  • Perubahan Kekuasaan Lahan
  • Dampak Sosial Ekonomi Alih Fungsi Lahan Pertanian Ditinjau
  • Dinamika Perubahan Sosial dalam Perspektif Teori Evolusi

Dari gambaran perubahan aspek stratifikasi sosial masyarakat petani akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi jalur kereta api di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Pembangunan jalur kereta api di Kabupaten Labakkang terhambat karena sebagian masyarakat tidak setuju dengan harga ganti rugi tanah yang ditetapkan otoritas pembangunan. Pemilik tanah yang terlibat dalam pembangunan rel kereta api meminta dibentuknya tim Pansus.

Bagi masyarakat yang lahannya menjadi jalur pembangunan jalur kereta api di Kecamatan Labakkang, sebagian besar tidak setuju bahkan menolak. Pembangunan jalur kereta api di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep telah menimbulkan berbagai macam perubahan dan dampak, seperti alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi jalur kereta api. Dengan dibangunnya jalur kereta api diharapkan mampu mengatasi kemacetan, memperpendek lama perjalanan, dan mempercepat perjalanan.

Terdapat beberapa kendala yang terjadi dalam proses penggantian kerugian lahan pembangunan jalur kereta api di kabupaten Labakkan, antara lain :. Masih ada masyarakat yang tidak menerima biaya ganti rugi lahan yang dialihfungsikan untuk membangun jalur kereta api. Pembangunan jalur kereta api tersebut dilakukan dengan cara menutup sebagian lahan, termasuk saluran irigasi, sehingga menimbulkan dampak.

34;Perubahan sosial di Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru akibat dibangunnya jalur kereta api Makassar – Parepare.

Tabel 4.7 Tabel Interpretasi
Tabel 4.7 Tabel Interpretasi

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar

Tabel 3.1   Rencana Penelitian  34
Gambar 2.1   Kerangka Pikir  28
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Konversi Lahan Pertanian
Tabel 3.1 Rencana Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analysis of Person Deixis in song lyrics “Shape of You” Lyrics Reference Meaning So the bar is where I go Indicates the person in communication, in this context used 1st person