• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Bahasa Arab dengan Hypnoteaching

BAB IV PENGGUNAAN HYPNOTEACHING DALAM

A. Pembelajaran Bahasa Arab dengan Hypnoteaching

Dalam pembelajaran bahasa Arab, ada beberapa jenis metode. Seperti metode diskusi, metode ceramah, metode tanya jawab, kerja kelompok, demonstrasi, eksperimen, tugas, dan lain-lain. Dari metode tersebut dapat dilihat bahwa aspek kognitif dan psikomotorik itu adalah hal yang sangat diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan aspek afektif dan kondisi psikologis siswa menjadi hal yang kurang diperhatikan oleh guru.

Berdasarkan penjelasan di atas, metode hypnoteaching itu metode baru yang berasal dari hipnoterapi, karena hipnosis diterapkan dalam bidang pendidikan, sehingga namanya menjadi hypnoteaching. Metode ini merupakan metode yang mengarah pada optimalisasi keadaan bawah sadar peserta didik yang dapat dilakukan dengan berbagai cara yang menyenangkan sehingga kondisi psikologis afektif siswa harus diperhatikan.

Dari beberapa hasil penelitian yang telah dibaca peneliti, salah satu nya penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Imron mengenai hypnosis learning.

Kesimpulan dari penelitiannya itu, yakni metode hypnosis learning diterapkan di TPA Sabillillah karena para santri TPA tersebut sering mengalami kesulitan belajar. Bentuk kesulitannya itu seperti kesulitan dalam bahasa, kesulitan belajar

membaca, dan kesulitan dalam menulis. Adapun tahap penerapan metode hypnosis learning di TPA Sabilillah yaitu pertama persiapan pengkondisian santri agar dapat diberikan materi ajar. Cara yang dilakukan adalah mengkondisikan relaksasi fisik dan mental serta membuat goal setting positif tentang hasil pembelajarannya. Lalu yang kedua presentasi materi ajar ketika pikiran bawah sadar sudah mulai terbuka. Cara yang dilakukan dengan membuat gambaran tentang materi ajar, kemudian memberi presentasi materi ajar dengan citra/imajinasi yang diakhiri review. Lalu ketiga praktik dan ulangi materi ajar saat kondisi sudah dalam keadaan sadar. Kemudian terakhir evaluasi proses menakar keberhasilannya dan merencanakan kegiatan selanjutnya. Setelah tahap teresebut dilakukan, yang terjadi adalah kesulitan belajar yang dialami para santri TPA Sabilillah telah teratasi.59 Ini membuktikan bahwa hipnosis dapat menjadi solusi bagi peserta didik yang mengalami masalah kesulitan dalam pembelajaran.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran bahasa Arab seperti berikut:

1. Perhatian yang terfokus

Kondisi hipnosis itu terbagi menjadi dua bagian yaitu hipnosis ringan (light hypnosis) dan hipnosis dalam (deep hypnosis). Dalam proses pembelajaran kerap menggunakan teknik hipnosis ringan daripada hipnosis dalam. Kondisi fokus saat belajar itu sangat dibutuhkan dalam pembelajaran setiap individu agar

59Muhammad Imron, “Metode Hypnosis Learning dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Santri: Studi Kasus di TPA Sabilillah Kerintang Surabaya” Journal of IslamicEducation Studies 5 no. 1 (2017), h. 135-137.

pikiran tidak melayang dan bercabang sehingga dapat terfokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

Pada saat pembelajaran berlangsung, kerap siswa banyak yang tidak memperhatikan seorang guru yang sedang mengajar karena sering mengalami gangguan konsentrasi dan menyebabkan bentuk pikiran melayang-layang di benaknya dan materi pembelajaran pun terlewat begitu saja. Oleh sebab itu, teknik hipnosis diperlukan untuk mengarahkan siswa agar dapat memusatkan diri terhadap hal tertentu. Hal tersebut ditandai dengan hilangnya pikiran dan perasaan negatif yang membebani.

2. Relaksasi Kondisi Fisik

Relaksasi itu penting pada saat atau sebelum pembelajaran, dengan begitu seseorang dapat mudah menyerap setiap data dan informasi serta pengetahuan.

Jika siswa tegang, dapat menyebabkan sulit berkonsentrasi sehingga pembelajaran tidak maksimal.

Untuk meningkatkan kondisi relaksasi, sebelum belajar atau ditengah sesi pembelajaran dapat dilakukannya senam otak dengan guru sebagai pemimpin.

Manfaat senam otak itu sendiri agar meningkatkan konsentrasi, merelaksasi otak dan meningkatkan daya ingat.

3. Doa dan Visualisasi

Doa merupakan kekuatan yang tak terhingga yang melindungi diri kita dari hal-hal yang negatif. Pada saat kondisi rileks dan damai, saat itulah waktu

yang tepat untuk berdoa agar doa nya juga tersampaikan oleh alam bawah sadar kita begitupula saat guru membimbing siswa memasuki kondisi relaksasi dimana gelombang otak sudah beralih dari beta ke alpha. Saat inilah, critical area siswa menjadi kurang aktif. Kondisi ini sangat identik saat kita berdoa khusyuk. Saat seperti ini waktu yang tepat bagi guru untuk membimbing siswa berdoa kepada Allah SWT dengan visualisasi dan afirmasi yang tepat.

4. Afirmasi

Afirmasi adalah sebuah pertanyaan positif yang dituangkan ke dalam tulisan maupun bawah sadar untuk tujuan tertentu. Afirmasi ini harus positif agar tidak bertentangan dengan kepercayaan yang ada dalam diri. Afirmasi dapat berbentuk doa yang diucapkan secara berulang-ulang dan ditanamkan dalam bawah sadar.

Adapun contoh langkah-langkah metode hypnoteaching dalam salah satu keterampilan pembelajaran bahasa Arab maharoh al-kalam, sebagai berikut:

1. Guru memasuki kelas dengan tersenyum dan mengucapkan salam.

Kemudian siswa/i menjawab salam dan merespon pertanyaan guru terkait kondisi dan pembelajaran sebelumnya. Lalu guru mengajak siswa untuk berdoa ini bertujuan untuk memunculkan niat dan motivasi agar pembelajaran yang akan diberlangsungkan dapat dengan mudah dimengerti.

2. Kemudian guru dapat membuka pelajaran dengan menarik perhatian siswa, seperti bernyanyi atau bertepuk dinamika dengan kompak.

Dilanjutkan dengan guru mengulang sedikit materi sebelumnya, sembari menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam penyampaian ini guru dianjurkan untuk menguasai kelas, memainkan intonasi suara dan bahasa tubuh serta bahasa-bahasa positif agar siswa tetap fokus dan tertarik.

3. Guru membuka pelajaran dengan menanyakan pada siswa mengenai liburannya yang paling berkesan, ini memberikan siswa kesempatan untuk berbicara dengan tema yang ia pilih. Sembari guru mendengarkan, guru menyamakan posisi, ekspresi, dan gerak siswa (pacing)

4. Setelah siswa bercerita mengenai liburannya, guru memberikan pujian dan tepuk tangan pada siswa tersebut lalu memberi kesempatan yang sama pada siswa lain.

5. Lalu guru memberikan teks percakapan bahasa Arab (al-Hiwar) dengan tema liburan di pantai. Guru mengarahkan siswa untuk membaca percakapan tersebut(leading). Guru bertanya pada siswa “Siapa yang cerdas? Siapa yang ingin nilainya bagus?” Jika mereka menjawab “saya”

itu merupakan salah satu contoh membangun motivasi yang ada dalam diri siswa.

6. Guru memberikan contoh membaca teks percakapan tersebut dengan salah satu siswa, agar berikutnya di ikuti oleh siswa yang lain. Guru mengucapkan terima kasih pada siswa yang telah mempraktikkan al- Hiwar dengan temannya yang lain.

7. Guru menentukan beberapa kosakata dalam teks percakapan tersebut, untuk kemudian ditulis dan dihafalkan agar menjadi kuis di pertemuan selanjutnya.

8. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan penguatan terkait materi serta motivasi pada peserta didik. Lalu salah satu siswa memimpin doa untuk menutup pembelajaran. Kemudian guru mengucapkan terima kasih pada peserta didik, ini akan membentuk karakter dan kepercayaan diri pada peserta didik.

Pada proses pembelajaran di atas itu telah menjabarkan tentang langkah- langkah-langkah hypnoteaching yaitu niat dan motivasi, pacing, leading, memberi pujian, kata positif, dan modelling. Itu merupakan contoh dari light hypnosis atau hipnosis ringan. Sedangkan pada siswa yang memiliki masalah dalam belajar seperti sulit berkonsentrasi, daya ingat kurang, malas belajar, dll. Itu bisa menggunakan deep hypnosis atau hipnosis dalam dengan menurunkan gelombang otak dari alpha ke theta. Dengan tahap yang terdiri dari Pre-induction, induction(menuju rileks), deepening (rileks lebih dalam), hypnotic suggestion (pemberian sugesti positif), lalu termination atau akhir dari hipnosis.

Dokumen terkait