• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KAJIAN BANGUNAN GEDUNG GUDANG D-12 ANDY ALIMIN

3.1. Pemeriksaan Persyaratan Tata Bangunan Gedung

3.2.1. Pemeriksaan Struktur Bangunan Gedung

3.2.1.1. Pendahuluan

3.2.1.1.1. Metode Perhitungan

Dalam metode perhitungan struktur bangunan. struktur dimodelkan sesuai dengan gambar dan spesifikasi struktur yang terdapat pada as built drawing.

Pemodelan dilakukan dengan mengikuti standar yang berlaku SNI (Standar Nasional Indonesia atau SNI adalah kode bangunan yang diterima secara lokal).

Struktur Gudang Andy Aliminn dianalisa berdasarkan beban beban yang bekerja yang merujuk pada Peraturan Pembebanan Indonesia. Pemodelan struktural dalam laporan ini menggunakan aplikasi Metode Elemen Hingga. Bangunan yang didesain adalah bangunan Gudang Andy Aliminn. Dari hasil perencanaan struktur

tiga dimensi. hasil yang didapat kemudian diolah menggunakan Ms. Excel untuk mencari mencari kapasitas struktur bangunan tersebut

3.2.1.1.2. Acuan Perhitungan

Perhitungan struktur ini mengacu pada peraturan dan pedoman perencanaan struktur bangunan gedung, guna mendapatkan hasil pekerjaan struktur yang aman, Adapun peraturan dan pedoman tersebut antara lain:

1. Permodelan struktur dilakukan dengan permodelan tiga dimensi menggunakan program Metode Elemen Hingga.

2. Prosedur perhitungan struktur baja gedung SNI 1729-2020, pedoman ini digunakan untuk melakukan analisis kapasitas penampang baja.

3. Standard Perhitungan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726-2019, Acuan ini digunakan untuk perencanaan beban lateral akibat gempa.

4. Peraturan pembebanan mengacu pada SNI 1727-2020 sebagai acuan pembebanan untuk memodelkan bangunan dengan beban-beban yang terjadi.

5. Pedoman untuk beton struktural pada bangunan gedung mengacu pada SNI 2847-2019

3.2.1.1.3. Modelisasi Perhitungan A.Beton

Kuat tekan beton, fc’ = 24,15 MPa

Modulus elastisitas beton, Ec = 4700  fc’ = 23097,0452 MPa

Menggunakan jenis tulangan baja dengan diameter 8 dan 10 mm menggunakan BJTP 280 (polos) dan untuk tulangan dengan diameter > 13 mm menggunakan BJTS 420B (ulir).

B.Beban Mati

Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan berat jenis bahan bangunan dengan berdasarkan Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk bangunan gedung dan struktur lain, SNI 1727:2020, Peraturan Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987 dan unsur-unsur yang diketahui

seperti pada denah arsitektur dan struktur, Beban-beban yang diakibatkan oleh gravitasi yang bersifat permanen dalam hal ini berat sendiri struktur.

Beban mati yang diperhitungkan adalah:

Beton = 2400 kg/m3. C.Beban Hidup

Beban hidup yang diperhitungkan adalah sebagai berikut : Beban hidup = 2,4 KN/m2

D.Beban Gempa

Beban gempa yang digunakan dalam pembahasan ini menggunakan data parameter-parameter gempa berdasarkan wilayah pada program rsa,ciptakarya,pu,go,id/ yang selanjutnya diinputkan pada program bantu Metode Elemen Hingga.

E.Kombinansi Pembebanan 1. Ultimate Limit State (ULS)

Comb 1 = 1,2 DL + 1,6 SDL

Comb 2 = 1,2 DL + 1,2SDL + 1,6 LL + 0,5 R/Lr Comb 3 = 1,2DL + 1,2 SDL + 1,0 LL + 1,0 Eqx Comb 4 = 1,2DL + 1,2 SDL + 1,0 LL + 1,0 Eqy

Comb 5 = 1,2DL + 1,2 SDL + 1,0 LL + 1,0 WL + 0,5 R/Lr 2. Service Limit State (SLS)

Comb 6 = 1 DL + 1 SDL + 1 LL Keterangan:

DL = Beban Mati

SDL = Beban Mati Tambahan

LL = Beban Hidup Lr = Beban Hidup Atap

EQx/y = Beban Gempa arah X dan Y

R = Beban Hujan

W = Beban Angin

3.2.1.2. Pengujian dan Hasil Lapangan 3.2.1.2.1. Pendahuluan

Survey visual merupakan langkah terpenting sebelum dimulainya suatu Audit Struktur, Mengingat survey visual menjadi faktor penting dalam menentukan titik uji. pemetaan kerusakan. maupun identifikasi kondisi eksisting dari struktur, Oleh karena itu survey visual harus dilakukan dengan sedetail mungkin agar asssessment dapat dilakukan tepat sasaran dan mengetahui kondisi aktual di lapangan. Bab ini menjelaskan metodologi yang digunakan dalam melakukan pekerjaaan assessment Bangunan Gudang Andy Aliminn dalam upaya untuk mendapatkan Sertifikasi Laik Fungsi (SLF). Jenis pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.2.1.2.2. Pengujian Baja (Hardness Brinel)

Pengujian Kekerasan Baja Profil dengan Hardness Brinnel. Metoda pengujian kekerasan metal secara umum dilakukan berdasarkan metoda Leeb (ASTM A956). Metoda ini mengukur rasio dari kecepatan rebound terhadap kecepatan impact dari suatu massa yang terdefinisikan pada suatu permukaan.

Oleh karena itu, metoda ini mengukur kehilangan energi kinetik selama proses tumbukan terjadi (teknik dinamik). Akurasi pengujian Leeb bergantung pada kondisi pengujian yang layak – kondisi fisik permukaan, ketebalan sampel, dan massa.

Gambar 3. 15 Alat Hardness Brinnel

Rasio kecepatan rebound vr terhadap kecepatan tumbuk/impact vi dikalikan 1.000 menghasilkan nilai HL (Leeb Hardness). HL merupakan suatu ukuran langsung terhadap kekerasan metal/logam.

Hu

b un g a n A n t a ra K e k e r a s a n d en g a n K e k u a t a n T a r i k.

Patut diketahui bahwa konsep dasar pengujian kekerasan dan kekuatan tarik adalah sama yaitu sebagai indikator pembebanan agar tidak terjadi deformasi plastis. Oleh karena itu

kekerasan juga dapat dikonversikan ke nilai kekuatan tarik. Untuk material yang dapat dikonversi antara lain: besi tuang, baja, dan kuningan. Adapun rumus pendekatan yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai kuat tarik material uji kekerasan Brinnel adalah sebagai berikut:

atau Kuat Tarik Baja (MPa) = 3.482 HB –28.772

Dimana : TS : Tensile Strength (kuat tarik material) HB : Hardness Brinnel (kekerasan Brinnel)

Gambar 3. 16 Hubungan Kekerasan Antara Besi Tuang, Baja, dan Kuningan Sumber : William D. Callister; Fundamental of Material Science and

Engineering (2000)

Gambar 3. 17 Corresponding Specification

Berdasarkan tabel Corresponding Specification bahwa kekuatan uji tarik minimum untuk baja IWF memiliki nilai 400 N/mm2 atau masih masuk dalam persyaratan (Aktual ≥ Klasifikasi Minimum JIS, ASTM, DIN)

Tabel spesifikasi diatas dapat diklasifikasikan ;

 JIS masuk dalam kriteria di kelas G 3101 SS 400

 ASTM masuk dalam kriteria di kelas A 36

 DIN masuk dalam kriteria St 33

Gambar 3. 18 Nilai Karakteristik Mekanik Material Baja Struktural (ASTM)

Dari hasil pemeriksaan pengujian baja pada Gudang Andy Aliminn yang berlokasi di Kabupaten Bogor, diperoleh data pengujian lapangan sebagai berikut:

Gambar 3. 19 Hasil Uji Hardness Brinnel

Berdasarkan beberapa nilai karakterisik mekanik material baja struktural (ASTM), dapat dilihat bahwa nilai rata-rata korelasi kekerasan (MPa) baja struktural eksisting dari Unit yang diuji memiliki nilai rata-rata MPa sebesar 218,85 MPa angka tersebut sudah memenuhi nilai kuat tarik minimum yang disyaratkan yaitu Aktual (200 N/mm2).

3.2.1.3. Analisa Pemodelan Struktur 3.2.1.3.1. Dimensi Struktur

1. Dimensi Kolom - Kolom 300 x 300 - Kolom WF 250.125.6.9 2. Dimensi Balok

- Sloof 150 x 250

- Rafter WF 300.150.6,5.9 - Rafter WF 150.75.5.7

3. Pemodelan Struktur

3.2.1.3.2. Pembebanan Struktur 1. Beban Mati

Beton = 2400 kg/m3 Baja = 7850 kg/m3 2. Beban Hidup

Beban hidup = 2,4 KN/m2 3. Beban Hujan

Beban Hujan = 20 kg/m2 4. Beban Angin

5. Beban Gempa

Beban gempa ditetapkan berdasarkan Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan nongedung, SNI 1726:2019, Langkah- langkah perhitungan beban gempa rencana disajikan sebagai berikut:

SNI 1726-2019 Kategori Risiko Bangunan

Gedung Untuk Beban Gempa

II Pasal 4,1,2

(table 3)

Faktor Keutamaan Gempa (Ie) 1 Pasal 4,1,2

(tabel 4)

Lokasi Kab. Bogor

Parameter MCER periode pendek (Ss)

0,9296

reference Parameter MCER periode 1,0

detik (S1)

0,4396

reference

Kelas Situs Tanah SE (Tanah

Lunak)

Koefisien Situs Fa 1,15632 Pasal 6,2 (tabel

6)

Koefisien Situs Fv 2,3208 Pasal 6,2 (tabel

7) Parameter spektrum respons

percepatan periode pendek (Sms)

1,075

Pasal 6,2

Parameter spektrum respons percepatan periode 1,0 detik (Sm1)

1,020

Pasal 6,2

Parameter percepatan spektral periode pendek (Sds)

0,717

Pasal 6,3 SMS=FaSS

SM1=FvS1 SDS=2

3SMS SD1=2

3SM1

Parameter percepatan spektral periode 1,0 detik (Sd1)

0,68014912

Pasal 6,3

Kategori Desain Seismik D Pasal 6,5

Sistem Penahan-Gaya Seismik Pasal 7,2,2

Rangka baja pemikul momen biasa

Koefisien Modifikasi Respons, R

3,5

Faktor pembesaran defleksi (C) 3 Faktor kuat lebih sistem

(Omega)

3

Faktor Redudansi ρ 1 Pasal 7,3,4

Dalam pada SNI 1726-2019 disyaratkan bahwa gaya geser dasar dari hasil analisa dinamik harus mempunyai nilai 100% dari gaya geser dasar analisa statik ekivalen (pasal 7,9,1,4,1),

Berat Seismik Efektif (Self Weight + Sustained Live Load)

122,298

kN Pasal 7,7,2

Periode Fundamental Pendekatan (Ta) Pasal 7,8,2,1

Ct 0,0466

hn 6

x 0,9

Ta 0,23

Cu 1,40 pasal 7,8,2

CuTa 0,33

Ta=Cthnx Ta=Cthnx

Periode Alami Struktur (Tc) mode 1 0,7766 (Arah X) Periode Alami Struktur (Tc) mode 2 0,3356 (Arah Y)

Gaya Dasar Seismik Pasal 7,8,1

Koefisien respon seismik X

Cs1 0,205

Csmax 0,594

Csmin 0,032

100% Gaya Dasar Seismik Statik 25,04 kN Pasal 7,9,2,5,2

Gaya Dasar Seismik Dinamik (arah X) 28,20 kN

Skala Gaya (Arah X) 0,89 Pasal 7,9,2,5,2

Koefisien respon seismik Y

Cs1 0,205

Csmax 0,594

Csmin 0,032

100% Gaya Dasar Seismik Statik 21,284 kN Pasal 7,9,2,5,2 Gaya Dasar Seismik Dinamik (arah Y) 66,633 kN

Skala Gaya (Arah Y) 0,32 Pasal 7,9,2,5,2

5.2.1.1.1. Gaya Dalam Struktur Bangunan Gudang Andy Aliminn

Analisis struktur dilakukan secara Finite Element Analysis dengan Program Metode Elemen Hingga. Gaya-gaya yang diperoleh pada Bangunan Gudang Andy Aliminn (aksial, geser, momen) selanjutnya akan dipakai untuk melakukan pengecekan stuktur rangka baja pada gedung pabrik yang dibangun,

Gambar 3. 20 Gaya Dalam Bangunan

Gambar 3. 21 Gaya Geser 2-2

Gambar 3. 22 Gaya Geser 3-3

Gambar 3. 23 Momen 2-2

Gambar 3. 24 Momen 3-3

5.2.1.1.2. Kapasitas Penampang Struktur Bangunan Gudang Andy Aliminn

Setelah selesai me-running dan mendesain struktur baja dengan Metode Elemen Hingga, maka perlu untuk mengetahui secara cepat apakah semua dimensi elemen struktur yang telah kita tentukan masih masuk dalam kondisi aman atau tidak, Hal ini bisa diketahui dengan cara memeriksa nilai stress ratio-nya, yaitu nilai perbandingan antara gaya dalam yang bekerja dengan kuat ijin penampang profilnya, Bila stress ratio kurang dari 1 maka elemen struktur masih dalam kategori aman, tetapi jika lebih besar dari angka 1 maka kategorinya menjadi tidak aman,

a. Hasil Stress Ratio Balok dan Kolom Baja

Gambar 3. 25 Stress Ratio Kolom dan Balok Baja

Berdasarkan hasil running program terlihat ratio tertinggi pada elemen balok dan kolom berwarna kekuningan dengan rasio < 1, Dari warna tersebut menandakan bahwa elemen struktur tersebut masih dibawah warna merah (rasio = 1) sebagai batas tegangan yang diijinkan,

Gambar 3. 26 Metode Elemen Hingga Stress Ratio Kolom

Hasil stress ratio maksimal kolom tampak pada Gambar 12 dengan rasio 0,918 <

1, Sehingga struktur kolom memenuhi syarat kekuatan struktur,

Gambar 3. 27 Metode Elemen Hingga Stress Ratio Balok

Hasil stress ratio maksimal kolom tampak pada Gambar 13 dengan rasio 0,137 <

1, Sehingga struktur kolom memenuhi syarat kekuatan struktur, b. Hasil Stress Ratio Gording

Gambar 3. 28 Stress Ratio Gording

Berdasarkan hasil running program terlihat ratio tertinggi pada elemen Gording berwarna Biru dengan rasio < 1, Dari warna tersebut menandakan bahwa elemen struktur tersebut masih dibawah warna merah (rasio = 1) sebagai batas tegangan yang diijinkan,

Gambar 3. 29 Metode Elemen Hingga Stress Ratio Gording

Hasil stress ratio maksimal Gording tampak pada Gambar 15 dengan rasio 0,901

< 1, Sehingga struktur kolom memenuhi syarat kekuatan struktur, 5.2.1.1.3. Kontrol Dimensi Struktur

1. Kontrol Kolom Struktur 300 x 300

L Kolom = 1000 mm

Tulangan = 80D16

Sengkang = 2 ф10-150mm

Direncanakan menggunakan beton sebagai berikut:

b = 300 mm

h = 300 mm

L = 1000 mm

selimut 30 mm

d = 252 mm

fy = 400 MPa

fyt = 400 MPa

fc' = 27,8 MPa

Es = 200000 MPa

Hasil Analisa Metode Elemen Hingga

Axial

ф = 0,65

Ag = 90000 mm

2

Ast = 1608,49543

9

mm 2

ρg = 0,01787217

2

Pu = 14227,3172

1 N

ф Pn = 1420686,50

3 N

Pu < ф Pn Aman

Diagram Interaksi

gamma = 0,840 = 1

Mu = 26378283,0

1 Nm

m

Pn/Ag = 24,285 DIPAKAI

Mn/(Ag*h) = 2

Mn/(Ag*h) rata2

= 2

Mn = 54000000 Nm

m

фMn =

48600000 Nm

m

Aman

Lendutan

Panjang = mm

lendutan max = mm

lendutan = mm Aman

1000 2,7778

0,068

Geser

Vu = 10736,1676

1 N

ф = 0,75

Vc = 67763,0764

6 N

фVc/2 = 25411,1536

7 N

butuh sengkang

Vs max = 263080,179

2 N

(Vu/ф)-Vc = -

53448,1863 N ukuran kolom cukup besar

Av (luas tulangan sengkang)

= 157,08 mm

2

Av, min =

36,78 mm

2

Av, min =

39,38 mm

2

Smax = 159,32 mm

Smax = 157,50 mm

Smax = 126,00 mm

S (jarak antar sengkang)

= 150 mm

Av memenuhi

S memenuhi

Aturan Smax = d/2 diabaikan

2. Kontrol Kolom Struktur WF 250 x 125 x 6 x 9

Mutu Baja = BJ 37

Fy = 240 MPa = 2400 kg/cm2

Fu = 370 MPa = 3700 kg/cm2

Direncanakan menggunakan profil sebagai berikut:

ht = 250 mm

bf = 125 mm

tw = 6 mm

tf = 9 mm

r = 12 mm

A = 3766 mm2

I x = 40500000 mm4

Iy = 2940000 mm4

r x = 104 mm

ry = 27,9 mm

S x = 324000 mm3

Sy = 47000 mm3

w = 290,08 N/m

 Hasil Analisa SAP

Gaya aksial akibat beban terfaktor,

= 11685,45 N

Momen akibat beban terfaktor

thd.sb. x = 18589783,22 N.mm

Momen akibat beban terfaktor thd.sb.y

= 5454038,656 N.mm

Gaya Geser akibat beban terfaktor

= 9466,212914 N

 Perhitungan Balok sesuai LRFD

a. Properti Geometri Penampang Tekan

h1 = tf + r = 21 mm

h2 = ht - 2 x h1 = 208 mm

h = ht - tf = 241 mm G = E / [ 2 x ( 1 + u ) ] = 76923 MPa J = S [ b x t3/3 ] = 2 x 1/3 x bf x tf3 + 1/3 x (ht - 2 x tf) x tw3

=

77454

mm4 Iw = Iy x h2 / 4 = 42689535000 mm6 X 1 = p / S x x √ [ E x G x J x A / 2 ] = 14524,30198 MPa X 2 = 4 x [ S x / (G x J) ]2 x Iw / Iy = 0,0001718 MPa

Z x = tw x ht2 / 4 + bf x ( d - tf) x tf = 364875 mm3

Zy = tf x bf2 / 2 + ( ht - 2 x tf ) x tw2 / 4 = 72400,5 mm3 Keterangan:

G = modulus geser,

J = Konstanta puntir torsi, Iw = konstanta putir lengkung,

X

1 = koefisien momen tekuk torsi lateral - 1, X

2 = koefisien momen tekuk torsi lateral - 2, Z x

= modulus penampang plastis thd. sb. x , Zy

= modulus penampang plastis thd. sb. y,

 Momen Nominal Akibat Local Buckling pada Sayap Kelangsingan penampang sayap

l = bf / 2 x tf = 6,944

Batas kelangsingan maksimum untuk penampang kompak, lp = 170 / √ fy = 10,973

Batas kelangsingan maksimum untuk penampang tidak kompak, lr = 370 / √ ( fy - fr ) = 28,378

Berdasarkan nilai kelangsingan sayap, maka termasuk penampang compact Momen nominal untuk penampang thd Sb. X : 87570000 N.mm

Momen nominal untuk penampang thd Sb. Y : 17376120 N.mm

 Momen Nominal Akibat Local Buckling pada Badan Kelangsingan penampang badan

l = h / tw = 41,67 Gaya aksial leleh,

Ny = A x fy = 903840 N Nu / ( fb x Ny ) = 0,014 N

Batas kelangsingan maksimum penampang kompak, λp = 104,2

Batas kelangsingan maksimum penampang tidak kompak,

λr = 2550 / √ fy x [ ( 1 - 0.74 x Nu / ( fb x Ny ) ] = 162,9 Berdasarkan nilai kelangsingan badan, maka termasuk kompak Momen nominal untuk penampang thd Sb. X : 87570000 N.mm Momen nominal untuk penampang thd Sb. Y : 17376120 N.mm

 Momen Nominal Pengaruh Lateral Buckling

Momen nominal komponen struktur dengan pengaruh tekuk lateral, untuk : Panjang bentang maksimum balok yang mampu menahan momen plastis,

Lp = 1.76 x ry x √ ( E / fy ) = 1418 mm Momen plastis,

Mp = fy x Z x = 87570000 N.mm Momen batas tekuk,

Mr = S x x ( fy - fr ) = 55080000 N.mm Momen nominal : 87570000 N.mm

 Kontrol Terhadap Momen Lentur

Tahanan momen lentur thd sb. X , fb x Mn x = 78813000 N.mm Tahanan momen lentur thd sb. Y, fb x Mny = 15638508 N.mm Momen akibat beban terfaktor ,

Mu x = 18589783,22 N.mm Muy = 5454038,656 N.mm Syarat yg harus dipenuhi :

Mu x < fb x Mn x 18589783,22 N.mm < 78813000 N.mm Syarat yg harus dipenuhi :

Muy < fb x Mny 5454038,656 N.mm < 15638508 N.mm

 Tahanan Geser

Luas penampang badan,

Aw = tw x ht = 1500 mm2 kn = 5 + 5/ (a/h)2 = 5,013 Kuat Geser

Vn = 0,6 x fy x Aw = 216000 Tahanan gaya geser,

ff x Vn = 194400 N Syarat yg harus dipenuhi :

Vu < ff x Vn

9466,21 N < 194400 N (AMAN)

 Kontrol Lendutan

Panjang bentang L = 5000 mm

Lendutan terjadi (Hasil Analisis SAP) δterjadi = 1,167 mm

Lendutan ijin

δijin = L/240 = 20,83 mm Syarat Lendutan :

δterjadi < δijin

1,167 mm < 20,83 mm (AMAN)

3. Kontrol Sloof Struktur 150 x 250

L Balok = 6000 mm

Tulangan = 2D12

Sengkang = 2 ф10-150mm

Direncanakan menggunakan beton sebagai berikut:

b 150 mm

h 250 mm

L 6000 mm

selimut 50 mm

d 184 mm

fy 400 Mp

a

fyt 400 Mp

a

fc' 27,795 Mp

a

Es 200000 Mp

a

Hasil Analisa Metode Elemen Hingga

Lentur

Geser

Vu = 3706,8948 N

ф = 0,75

Vc = 24736,67611 N

фVc/2 = 9276,253541 N

Gunakan Sengkang Minimum

Vs max = 96036,50724 N

(Vu/ф)-Vc = -19794,14971 N

Ukuran Balok Sudah Cukup Besar

Av (luas tulangan

sengkang) = 157,0796327 mm2

Mu = 3706895 Nmm

As = 226,194671 mm2

a = 25,5308631 mm2 β1 = 0,85

C = 30,0363096

Ecu = 0,03

Es = 0,15377757

Ey = 0,002

Es > Ey

0,153777571 0,0021 Yield

Mn = 15492938,8 N,mm

ф Mn = 14253503,7 N,mm

ф Mn > Mu

14253503,65 N,mm

3706895 N,mm

Aman

Av, min = 18,38643605 mm2

Av, min = 19,6875 mm2

Smax = 1271,23 mm

Smax = 1256,64 mm

Smax = 92 mm

S (jarak antar sengkang) = 150 mm

Av Memenuhi

S Memenuhi

Lendutan

Panjang = 6000 mm

lendutan max = 25,00 mm

lendutan = 1,197 mm Aman

4. Kontrol Rafter Struktur WF 300 x 150 x 6.5 x 9 L Balok = 6324,56 mm

Mutu Baja = BJ 37

Fy = 240 MPa = 2400 kg/cm2 Fu = 370 MPa = 3700 kg/cm2

Direncanakan menggunakan profil sebagai berikut:

ht = 300 mm

bf = 150 mm

tw = 6,5 mm

tf = 9 mm

r = 13 mm

A = 4678 mm2

I x = 72100000 mm4

Iy = 5080000 mm4

r x = 124 mm

ry = 32,9 mm

S x

= 481000 mm3

Sy = 67700 mm3

w = 359,66 N/m

 Hasil Analisa SAP

Gaya aksial akibat beban

terfaktor, = 5714,31 N

Momen akibat beban terfaktor = 14666064,50 N.mm Gaya Geser akibat beban

terfaktor = 7314,74 N

 Perhitungan Balok sesuai LRFD

a. Properti Geometri Penampang Tekan

h1 = tf + r = 22 mm

h2 = ht - 2 x h1 = 256 mm

h = ht - tf = 291 mm

G = E / [ 2 x ( 1 + u ) ] = 76923 MPa J = S [ b x t3/3 ] = 2 x 1/3 x bf x tf3 + 1/3 x (ht - 2 x tf) x tw3

= 98714,75 mm4

Iw = Iy x h2 / 4 = 10754487000 mm6

0

X 1 = p / S x x √ [ E x G x J x A / 2 ] = 12309,89232 MPa X 2 = 4 x [ S x / (G x J) ]2 x Iw / Iy = 0,0003398 MPa

Z x = tw x ht2 / 4 + bf x ( d - tf) x tf = 539100 mm3

Zy = tf x bf2 / 2 + ( ht - 2 x tf ) x tw2 / 4 = 104228,625 mm3 Keterangan:

G = modulus geser,

J = Konstanta puntir torsi, Iw = konstanta putir lengkung,

X

1 = koefisien momen tekuk torsi lateral - 1, X

2 = koefisien momen tekuk torsi lateral - 2, Z x

=

modulus penampang plastis thd. sb.

x ,

Zy = modulus penampang plastis thd. sb. y,

 Momen Nominal Akibat Local Buckling pada Sayap Kelangsingan penampang sayap

l = bf / 2 x tf = 8,333

Batas kelangsingan maksimum untuk penampang kompak, lp = 170 / √ fy = 10,973

Batas kelangsingan maksimum untuk penampang tidak kompak, lr = 370 / √ ( fy - fr ) = 28,378

Berdasarkan nilai kelangsingan sayap, maka termasuk kompak Momen nominal untuk penampang : 129384000 N.mm

 Momen Nominal Akibat Local Buckling pada Badan

Kelangsingan penampang badan l = h / tw = 46,15384615 Gaya aksial leleh,

Ny = A x fy = 1122720 N Nu / ( fb x Ny ) = 0,0051 N

Batas kelangsingan maksimum penampang kompak, λp = 106,8

Batas kelangsingan maksimum penampang tidak kompak,

λr = 2550 / √ fy x [ ( 1 - 0.74 x Nu / ( fb x Ny ) ] = 163,9 Berdasarkan nilai kelangsingan badan, maka termasuk kompak Momen nominal untuk penampang : 129384000 N.mm

 Momen Nominal Pengaruh Lateral Buckling

Momen nominal komponen struktur dengan pengaruh tekuk lateral, untuk : Panjang bentang maksimum balok yang mampu menahan momen plastis,

Lp = 1.76 x ry x √ ( E / fy ) = 1672 mm Momen plastis,

Mp = fy x Z x = 129384000 N.mm Momen batas tekuk,

Mr = S x x ( fy - fr ) = 81770000 N.mm Momen nominal : 129384000 N.mm

 Kontrol Terhadap Momen Lentur

Tahanan momen lentur Mn x = 129384000 N.mm Tahanan momen lentur fb x Mn = 116445600 N.mm Momen akibat beban terfaktor, Mu = 14666064,5 N.mm Syarat yg harus dipenuhi :

Mu < fb x Mn x 14666064,5 N.mm < 116445600 N.mm

 Tahanan Geser

Luas penampang badan,

Aw = tw x ht = 1950 mm2 kn = 5 + 5/ (a/h)2 = 5,011 Kuat Geser

Vn = 0,6 x fy x Aw = 280800 Tahanan gaya geser,

ff x Vn = 252720 N Syarat yg harus dipenuhi :

Vu < ff x Vn

7314,74 N < 252720 N (AMAN)

 Kontrol Lendutan

Panjang bentang L = 6324,56 mm Lendutan terjadi (Hasil Analisis SAP) δterjadi = 1,122 mm

Lendutan ijin

δijin = L/240 = 26,35 mm Syarat Lendutan :

δterjadi < δijin

1,122 mm < 26,35 mm aman

5. Kontrol Rafter Struktur WF 150 x 75 x 5 x 7 L Balok = 1317,62 mm

Mutu Baja = BJ 37

Fy = 240 MPa = 2400 kg/cm2 Fu = 370 MPa = 3700 kg/cm2

Direncanakan menggunakan profil sebagai berikut:

ht = 150 mm

bf = 75 mm

tw = 5 mm

tf = 7 mm

r = 8 mm

A = 1785 mm2

I x = 6660000 mm4

Iy = 495000 mm4

r x = 61,1 mm

ry = 16,6 mm

S x = 88800 mm3

Sy = 13200 mm3

w = 137,2 N/m

 Hasil Analisa SAP

Gaya aksial akibat beban terfaktor,

= 406,39 N

Momen akibat beban terfaktor = 1157963,33 N.mm Gaya Geser akibat beban

terfaktor

= 1199,84 N

 Perhitungan Balok sesuai LRFD

b. Properti Geometri Penampang Tekan

h1 = tf + r = 15 mm

h2 = ht - 2 x h1 = 120 mm

h = ht - tf = 143 mm

G = E / [ 2 x ( 1 + u ) ] = 76923 MPa J = S [ b x t3/3 ] = 2 x 1/3 x bf x tf3 + 1/3 x (ht - 2 x tf) x tw3 22816,66667 mm4

=

Iw = Iy x h2 / 4 = 2530563750 mm6 X 1 = p / S x x √ [ E x G x J x A / 2 ] = 19802,06309 MPa X 2 = 4 x [ S x / (G x J) ]2 x Iw / Iy = 0,0000523 MPa

Z x = tw x ht2 / 4 + bf x ( d - tf) x tf = 103200 mm3

Zy = tf x bf2 / 2 + ( ht - 2 x tf ) x tw2 / 4 = 20537,5 mm3

Keterangan:

G = modulus geser,

J = Konstanta puntir torsi, Iw = konstanta putir lengkung,

X

1 = koefisien momen tekuk torsi lateral - 1, X

2 = koefisien momen tekuk torsi lateral - 2, Z x

=

modulus penampang plastis thd. sb.

x ,

Zy = modulus penampang plastis thd. sb. y,

 Momen Nominal Akibat Local Buckling pada Sayap Kelangsingan penampang sayap

l = bf / 2 x tf = 5,357

Batas kelangsingan maksimum untuk penampang kompak, lp = 170 / √ fy = 10,973

Batas kelangsingan maksimum untuk penampang tidak kompak, lr = 370 / √ ( fy - fr ) = 28,378

Berdasarkan nilai kelangsingan sayap, maka termasuk kompak Momen nominal untuk penampang : 24768000 N.mm

 Momen Nominal Akibat Local Buckling pada Badan Kelangsingan penampang badan

l = h / tw = 30 Gaya aksial leleh,

Ny = A x fy = 428400 N Nu / ( fb x Ny ) = 0,0009 N

Batas kelangsingan maksimum penampang kompak, λp = 108,1

Batas kelangsingan maksimum penampang tidak kompak,

λr = 2550 / √ fy x [ ( 1 - 0.74 x Nu / ( fb x Ny ) ] = 164,5 Berdasarkan nilai kelangsingan badan, maka termasuk kompak Momen nominal untuk penampang : 24768000 N.mm

 Momen Nominal Pengaruh Lateral Buckling

Momen nominal komponen struktur dengan pengaruh tekuk lateral, untuk : Panjang bentang maksimum balok yang mampu menahan momen plastis,

Lp = 1.76 x ry x √ ( E / fy ) = 843 mm Momen plastis,

Mp = fy x Z x = 24768000 N.mm Momen batas tekuk,

Mr = S x x ( fy - fr ) = 15096000 N.mm Momen nominal : 24768000 N.mm

 Kontrol Terhadap Momen Lentur

Tahanan momen lentur Mn x = 24768000 N.mm Tahanan momen lentur fb x Mn = 22291200 N.mm Momen akibat beban terfaktor, Mu = 1157963,328 N.mm Syarat yg harus dipenuhi :

Mu < fb x Mn x 1157963,328 N.mm < 22291200 N.mm

 Tahanan Geser

Luas penampang badan,

Aw = tw x ht = 750 mm2 kn = 5 + 5/ (a/h)2 = 5,065 Kuat Geser

Vn = 0,6 x fy x Aw = 108000 Tahanan gaya geser,

ff x Vn = 97200 N Syarat yg harus dipenuhi :

Vu < ff x Vn

1199,84 N < 97200 N (AMAN)

 Kontrol Lendutan

Panjang bentang L = 1317,62 mm Lendutan terjadi (Hasil Analisis SAP) δterjadi = 0,067 mm

Lendutan ijin

δijin = L/240 = 5,49 mm Syarat Lendutan :

δterjadi < δijin

0,067 mm < 5,49 mm aman

5.2.1.2. Dokumentasi Lapangan

Berdasarkan hasil inspeksi yang dilakukan, bangunan yang terdapat pada gedung masih dalam proses pengerjaan, Tim inspeksi dari PT, Rafles Energindo Nusantara melakukan uji tes beton pada bangunan, pengujian beton dilakukan secara langsung pada lokasi proyek, struktur yang diuji meliputi struktur kolom, plat, Berikut dokumentasi pengecekan proyek.

Gambar 3. 30 Dokumentasi Lapangan 1 Gambar 3. 31 Dokumentasi Lapangan 2

Gambar 3. 32 Dokumentasi Lapangan 3 Gambar 3. 33 Dokumentasi Lapangan 4

Dalam dokumen BUKU DOKUMEN PEMERIKSAAN KELAIKAN BANGUNAN (Halaman 33-69)

Dokumen terkait