• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1.4. Pendapatan Premi Pada PT. Allianz Life Indonesia

▪ Apabila peserta berhenti atau keluar dari kepesertannya, maka kepadanya melalui pemegang polis akan diberikan jaminan sebesar Nilai Tunai saat berhenti.

karena penerimaan premi pertama ini adalah untuk mengimbangi biaya pertama yang dikeluarkan pada saat penutupan polis.

b. Premi Lanjutan

Merupakan penerimaan lanjutan dari pemegang polis yang terdiri dari premi lanjutan tahun pertama (PLTP) dan premi lanjutan (PL). PLTP merupakan penerimaan premi lanjutan yang diperoleh dari pemegang polis setelah pembayaran premi pertama (PP) dalam masa satu tahun pertama, sedangkan PL merupakan penerimaan premi lanjutan setelah melewati masa satu tahun.

Premi pertama dan premi lanjutan perlu dibedakan penerimaannya karena mempunyai tujuan yang berbeda menurut perusahaan.

Transaksi yang berhubungan dengan pendapatan premi dicatat sebagai berikut :

Kas xxx

Pendapatan premi xxx

4.1.5.Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan Premi Asuransi Pada PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan

a. Pengukuran Pendapatan Premi Asuransi

PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan sebagai perusahaan jasa melakukan penjualan jasa dalam bentuk produk-produk asuransi. Penjualan produk asuransi tersebut akan menghasilkan pendapatan premi bagi perusahaan apabila penutupan polis telah terjadi . Besarnya premi yang telah disepakati oleh

perusahaan maupun pemegang polis pada saat penutupan polis inilah yang menjadi ukuran pendapatan premi bagi perusahaan yang akan diterima secara kas dari pemegang polis.

Dalam menentukan besarnya premi yang harus dibayar oleh peserta melalui pemegang polis, PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan tentu menetapkan tarif premi asuransi. Besarnya tarif tergantung pada jenis produk/plan asuransi, uang pertanggungan, usia, resiko dan jangka waktu asuransi. Unsur- unsur yang terdapat di dalam tarif premi asuransi Askum Bumiputera meliputi mortalita, biaya, dan hasil Investasi yang diharapkan.

Dasar pembayaran premi PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan, kecuali produk Idaman adalah tahunan. Namun dapat pula dilakukan dengan pembayaran tunggal, semesteran, triwulanan, atau bulanan. Di PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan untuk produk Asuransi Proteksi Kredit ditetapkan dengan cara bayar premi tunggal. Khusus untuk produk Idaman, dasar pembayaran preminya adalah bulanan. Secara umum tarif premi plan standar PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan dihitung sebagai berikut:

a. Premi Tunggal

Premi Tunggal adalah premi yang dibayarkan oleh pemegang polis untuk seluruh masa kontrak asuransi. Cara menghitung premi tunggal yaitu :

Premi Tunggal = (UP / 1.000) x Tabel Premi Tunggal Plan Diambil b. Premi Tahunan

Premi Tahunan = (UP / 1.000) x Tabel Premi Tahunan Plan Diambil

c. Premi Semesteran

Premi Semesteran = 51,20% x Premi Tahunan d. Premi Triwulanan

Premi Triwulanan = 26% x Premi Tahunan e. Premi Bulanan

Premi Bulanan = 9% x Premi Tahunan

Premi PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan yang dibayarkan oleh setiap peserta (pihak tertanggung) dalam satu polis berbeda – beda tergantung dari usia masing-masing peserta. namun premi Askum dalam satu polis dapat dibuat sama untuk tiap-tiap peserta, walaupun usianya berbeda-beda. Caranya dengan menghitung rata-rata premi dari seluruh peserta yang diasuransikan pada saat penutupan.

b. Pengakuan Pendapatan Premi Asuransi PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan

Berdasarkan hasil penelitian pada perusahaan, dalam hal kebijaksanaan mengenai pengakuan pendapatan premi, lebih mengacu kepada pengakuan pendapatan berdasarkan konsep dasar kas yaitu pendapatan premi asuransi diakui sebagai pendapatan pada saat premi telah diterima secara kas dari pemegang polis.

Pengakuan pendapatan tersebut berlaku untuk pendapatan premi yang berasal dari kontrak jangka panjang maupun kontrak jangka pendek.

PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan lebih mengacu kepada pengakuan pendapatan berdasarkan konsep dasar kas karena perusahaan memiliki keyakinan bahwa premi selalu dapat berhasil ditagih dari pemegang polis.

Keyakinan tersebut didasarkan pada pengalaman perusahaan dan beberapa hal, yaitu perusahaan bergerak dalam bidang asuransi kumpulan atau kelompok sehingga kemungkinan premi tidak tertagih sangat kecil. Selain itu pemegang polis akan menghadapi masalah dengan perusahaan apabila suatu saat terjadi klaim karena pemegang polis tidak menyetorkan premi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam penutupan polis. Perusahaan selaku kantor cabang tidak melaksanakan pembuatan Laporan Rugi Laba namun hanya membuat Rincian Rugi Laba. Kantor Pusat PT. Allianz Life Indonesia tidak memberikan wewenang kepada kantor cabangnya untuk membuat Laporan Rugi Laba. Rincian Rugi Laba merupakan laporan yang dibuat oleh kantor cabang yang menunjukkan rincian anggaran dan realisasi dari penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama satu bulan. Unsur-unsur yang terdapat di dalam Rincian Rugi Laba terdiri dari seluruh komponen pendapatan dan komponen biaya yang terjadi selama satu bulan.

Untuk menentukan besarnya pendapatan dilihat dari sudut akuntansi, maka besarnya pendapatan yang diperoleh satu pihak dengan besarnya pendapatan bagi pihak lain harus dapat ditentukan secara tepat. Dari beragam jenis pendapatan yang terdapat PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan maka perusahaan menggunakan prinsip bahwa pendapatan diakui pada saat kemungkinan besarnya manfaat ekonomi akan diterima atau mengalir di perusahaan. Dasar pengakuan pendapatan yang diterapkan pada PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan adalah dasar waktu kejadian (accrual basic) yakni pendapatan diakui pada periode terjadinya penjualan dan bukan pada periode penerimaan atau pembayarannya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan dasar tersebut adalah masalah “cut off” secara tepat, maksudnya adalah pemisahan pendapatan antara periode akuntansi yang satu dengan periode akuntansi yang lain.

Pengakuan pendapatan pada perusahaan, dilakukan oleh panitia khusus penyusun anggaran khususnya anggaran pendapatan. Pengakuan pendapatan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang menurut standar akuntansi keuangan yaitu dari laporan laba rugi perusahaan. Dimana kalkulasinya dengan menjumlahkan semua pendapatan perusahaan baik dari pendapatan operasional maupun pendapatan non operasional.

Pengakuan pendapatan perusahaan yang berasal dari penerimaan premi adalah pada saat kas diterima dari pemegang polis dan bukan pada saat terjadinya transaksi, sehingga hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam pengakuan pendapatannya menerapkan metode cash basis sedangkan menurut standar akuntansi yang berlaku umum lebih menerapkan accrual basis. Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengakuan pendapatan menurut standar akuntansi keuangan telah dilakukan dengan baik, namun kalkulasinya tidak sesuai dengan standar yang berlaku umum.

4.2. Analisis dan Evaluasi Hasil Penelitian

Setelah diuraikan data-data mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan pada PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan, maka penulis akan mencoba menganalisa sesuai dengan data yang sudah ada. Analisa dan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prinsip pengukuran dan pengakuan

pendapatan premi di perusahaan dan apakah pengukuran dan pengakuan pendapatan tersebut telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

4.2.1. Pengukuran Pendapatan Premi Asuransi Pada PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan

Pengukuran pendapatan premi pada perusahaan adalah besarnya premi pada waktu penutupan polis yang merupakan kesepakatan antara pemegang polis dengan perusahaan. Besarnya premi tentu tidak dapat terlepas dari ketentuan tarif premi yang telah ditetapkan perusahaan.

Pengukuran pendapatan premi pada perusahaan ditentukan berdasarkan premi yang telah disepakati dengan pemegang polis meskipun diterima secara kas di kemudian hari. Dengan demikian, pengukuran pendapatan ini telah sesuai dengan PSAK No.23 yaitu bahwa pengukuran pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh perusahaan. Pengukuran pendapatan premi didasarkan pada PSAK No.23 oleh karena dinyatakan pada bagian Pendahuluan PSAK No.36 hanya mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi-transaksi berkaitan secara khusus dengan industri asuransi jiwa dan hal- hal yang bersifat umum, atau hal yang tidak diatur dalam PSAK No.36 diperlakukan dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Dengan demikian pengukuran pendapatan premi di perusahaan tersebut telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

4.2.2. Pengakuan Pendapatan Premi Asuransi Pada PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan

PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan selaku kantor cabang yang hanya melakukan pembuatan laporan yang disebut Rincian Rugi Laba dan tidak membuat Laporan Rugi Laba. Unsur-unsur yang ditunjukkan melalui laporan Rincian Rugi Laba yaitu penerimaan kas berupa pendapatan dari penerimaan premi, pendapatan dari hasil investasi dan pendapatan lainnya. Serta unsur pengeluaran kas berupa pengeluaran kas dalam bentuk klaim dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama satu bulan.

Pengakuan pendapatan perusahaan yang berasal dari penerimaan premi adalah pada saat kas diterima dari pemegang polis dan bukan pada saat terjadinya transaksi. Oleh karena itu dari dua kriteria pengakuan pendapatan yang terdapat dalam literatur akuntansi, PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan lebih mengacu kepada kriteria pengakuan pendapatan berdasarkan dasar kas. Menurut PSAK No. 36, pengakuan pendapatan premi mengacu kepada dasar akrual yaitu premi diakui sebagai pendapatan selama periode sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Sedangkan PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan dalam hal pengakuan pendapatan premi lebih mengacu kepada dasar kas.

Oleh karena itu pengakuan pendapatan premi tidak sesuai dengan PSAK No.36.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data-data penelitian maka penulis akan mencoba membuat kesimpulan mengenai pengukuran dan pengakuan pendapatan premi asuransi pada PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan.

Kemudian penulis berusaha menyumbangkan saran berkaitan dengan kesimpulan tersebut.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi penelitian penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggolongan pendapatan premi dibedakan atas dua kelompok yaitu premi pertama dan premi lanjutan. Premi lanjutan dibedakan lagi menjadi premi lanjutan tahun pertama dan premi lanjutan.

2. Pengukuran pendapatan premi dihitung dengan mengalikan jasa yang diberikan dengan tarif premi yang berlaku. Tarif yang berlaku tersebut dianggap suatu nilai wajar yang akan diterima perusahaan dari suatu transaksi yang wajar.

Pengukuran pendapatan premi telah sesuai dengan PSAK No.23.

3. Pengakuan pendapatan premi asuransi mengacu kepada pengakuan pendapatan dengan dasar kas. Pengakuan pendapatan premi tersebut tidak sesuai dengan PSAK No.36 dengan dasar akrual

5.2. Saran

Penulis menyadari sepenuhnya masih memiliki banyak kekurangan dalam menganalis dan mengevaluasi hasil penelitian , namun penulis mencoba untuk memberikan saran yang mungkin bisa menjadi masukan bagi perusahaan dalam mengukur dan mengakui pendapatan preminya. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut :

1. Dari segi pengukuran pendapatan premi yang didasarkan pada tarif premi, sebaiknya perusahaan terus bereksperimen dalam menetapkan tarif preminya sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat dan persaingan usaha asuransi sehingga mampu menghasilkan premi asuransi yang menarik minat masyarakat untuk menjadi peserta asuransi dan menjadi perusahaan yang mampu bertahan di tengah-tengah bisnis asuransi.

2. Dari segi pengakuan pendapatan premi, sebaiknya perusahaan menggunakan dasar akrual. Dengan demikian perusahaan telah mengikuti standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia. Penggunaan dasar akrual akan membantu perusahaan dalam mengukur keefektifan kebijakan penagihan premi sehingga bisa melakukan perbaikan ataupun koreksi di masa yang akan datang.

3. Penentuan besar premi yang harus dibayar oleh pihak tertanggung tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan Tenaga Teknik perusahaan. Sebaiknya perusahaan menambah jumlah karyawan Tenaga Teknik perusahaan mengingat peranannya sangat penting dalam kalkulasi premi PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan..

Dokumen terkait