• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pola Pendekatan Dalam Pencegahan Penambangan Pasir Ilegal Di Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa

1. Pendekatan Sosial

Dalam hal ini pendekatan sosial dilakukan oleh Pemerintah yaitu melakukan musyawarah dengan menggandeng Masyarakat terkait guna menjelaskan dampak akibat penambangan kepada Masyarakat serta memprioritaskan Masyarakat yang terkena dampak langsung aktivitas penambangan pasir ilegal di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa .

Pendekatan sosial yang di lakukan oleh pemerintah mampu menyadarkan Masyarakat yang menambangan pasir secara illegal dan Masyarakat yang merasakan dampak dari aktivitas penambangan pasir ilegal.

Salah satu cara yang dilakukan oleh Pemerintah dalam menangani penambangan illegal diwilayah penambangan yaitu dengan giat melakukan sosialisasi mengenai bahayanya melakukan penambangan secara ilegal yang mempedulikan prosedur-prosedur atau regulasi oleh Pemerintah. Berikut hasil wawancara penulis dengan Kepala Bidang Minerba Sulawesi Selatan terkait pendekatan sosial yang dilakukan pemerintah sebagai berikut:

“Kami dari Pemerintah Pemprov Dinas ESDM, sering melakukan sosialisasi dan pengawasan dilokasi penambangan pasir yang memiliki izin ataupun tak memiliki izin. Dimanapun lokasi aktivitas penambangan sesulit apapun lokasi kami tak pernah berhenti untuk mengingatkan Masyarakat akibat dari aktvitas

penegakan hukum bagi mereka yang melanggar.”(Hasil Wawancara DDA, tanggal 2 Juli 2020)

Dari hasil wawancara dapat kita dapat ketahui bahwasanya Pemerintah Pemprov (Dinas ESDM) dengan menggunakan pendekatan sosial yaitu dengan giat melakukan sosialisi dan pengawasan kepada Masyarakat yang melakukan aktivitas penambangan baik legal maupun illegal diseluruh lokasi penambangan yang berada diwilayah Sulawesi selatan. Dan Pemerintah Pemprov ESDM juga melakukan penindakan bagi Masyarakat maupu perusahan yang melakukan aktivitas penambangan secara ilegal akan ditindak serta diberi sansik sesuai aturan yang mengatur mengenai Pertambangan Pasir.

Sehingga dapat peneliti simpulkan Pemerintah pempro dalam hal ini Dinas ESDM sangat tegas dan giat dalam melakukan sosialisasi dan pengawasan untuk menindak dan mencegah dampak dari aktivitas yang dilakukan Masyarakat dan perusahan yang melakukan penambagan legal maupun ilegal yang dimana aktivitas tersebut adalah pelanggaran hukum yaitu pencurian milik Negara.

Sesuai dengan aturan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Pasir Mineral Dan Batubara yang telah diubah menjadi Undang-Undang No. 3 Tahun 2020 Pasal 69 yang berbunyi Pemegang IPR berhak mendapat pembinaan dan pengawasan di bidang keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan, teknis Pertambangan Pasir, dan manajemen dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah dan mendapat bantuan modal sesuai

mengatur setiap aktivitas penambangan yang memiliki Izin Pertambangan Pasir Rakyat (IPR) menjadi tanggung jawab dari Pemerintah untuk diberi sosialisasi dan pengawasan dalam aktivitas penambangan.

Tabel 4.2

Grafik Pemegang IUP Mineral Non Logam Dan Batuan Di Provinsi Sulawesi Selatan

No Kabupaten Jumlah

1 Barru 78

2 Bone 36

3 Enrekang 36

4 Bulukumba 11

5 Gowa 36

6 Maros 49

7 Luwu Utara 53

8 Luwu Timur 26

9 Luwu 29

10 Sinjai 22

11 Wajo 17

12 Soppeng 35

13 Pinrang 28

14 Sidrap 25

15 Pangkep 110

16 Takalar 38

17 Jeneponto 6

18 Tana Toraja 1

19 Palopo 2

20 Selayar 1

Jumlah 639

Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Selatan 2020 a. Pendekatan Sosial Ekonomi

Pendekatan sosial dalam aspek ekonomi bertujuang untuk mendorong bagaimana kedepannya sumber mata pencaharian masyarakat setelah tambang pasir di tutup. Karena mengingat salah satu sumber mata pencaharian masyarakat berasal dari tambang pasir tesebut.

Pemerintah Kec. Palangga terkait dengan pendekatan sosial ekonomi :

“Kami dari pihak pemerintah berupaya untuk tetap menumbuhkan pencaharian masyarakat. Kami tidak akan menutup mata pencaharian masyarakat. Setelah tambang pasir ini di tutup, kami akan mendirikan suatu yang nantinya akan dapat menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat. Kami dari pihak pemerintah berupaya keras bagaimana membangun ekonomi masyarakat agar pada saat tambang pasir yang saat ini menjadi sumber penghasilan sebagian masyarakat tidak hilang”. (Wawancara dengan AM. Tgl 08 Juli 2020)

Hasil yang sama juga di ungkapkan oleh pemerintah ESDM terkait dengan pendeakatan Sosial Ekonomi

“Terkait dengan ekonomi, itu merupakan salah satu hal yang memang perluh untuk di perhatikan, karena jika tambang pasir di tutup secara otomatis kita telah mematikan mata pencaharian sebagian masyarakat. Tetapi jika tetap di biarkan berdiri maka juga akan merugikan karena tambang tersebut merupakan tambang ilegal yang tidak memiliki izin. Maka solusinya adalah setelah tambang tersebut di tutup pemerintah telah mempersiapakan sesuatu yang nantinya akan menjadi ladang penghasilan baru untuk masyarakat kedepannya. Pastinya pemerintah telah mempersiapkan apa yang akan di dirikan setelah tambang tutup yang nantinya akan menopang mata pencaharian masyarakat”. (Wawancara dengan DT, Tgl 19 Juli 2020).

Wawancara juga di lakukan dengan masyarakat terkait dengan pendekatan sosial ekonomi, dalam wawancaranya sebagai berikut :

“Setelah tambang di tutup, kami akan kehilangan pekerjaan karena pencaharian kami berasal dari tambang pasir tersebut. Sejauh ini, lewat sosialisasi yang di berikan oleh pemerintah setidaknya akan ada solusi yang diberikan yang nantinya akan membantu kami dalam membangung ekonomi kami kembali. Setelah tambang di tutup akan di bangun sesuatu nantinya di bekas penambangan dari sana kami bisa membangung ekonomi kami kembali”. (Wawancara dengan DT, Tgl 19 Juli 2020)

sosial ekonomi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya penutupan tambang pasir ilegal yang ada di Kab. Gowa. Mengingat karena tambang pasir tersebut merupakan salah satu penghasilan utama dan menjanjikan bagi sebagian masyarakat yang ada di Kec. Palangga Kab.

Gowa. Tugas penting dari Pemerintah kedepannya adalah bagaimana untuk memberikan solusi yang nantinya dapat menjadi salah satu ladang penghasilan bagi masyarakat sekitar setelah tambang di tutup. Karena secara otomati setelah tambang di tutup maka mata pencaharian masyarakat juga akan terhenti, yang nantinya akan meningkatkan jumlah pengguran di Kab Gowa.

b. Pendekatan Sosial Budaya

Pendekatan sosial budaya dalam hal ini bagaimana mendekatan pemerintah dan masyarakat dalam artian pendekatan emosional.

Pendekatan ini bertujuan untuk menyatuhkan berbagai persepsi yang berbeda untuk mendapatkan sesuatu jawaban yang di inginkan. Karena penutupan tambang merupakan suatu hal yang tidak mudah di lakukan mengingat ada banyak orang yang menggantungkan kehidupannya di tambang tersebut.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama dengan pemerintah Kec. Palangga terkait dengan pendekatan sosial budaya adalah sebagai berikut:

“Penutupan tambang pasir yang ada di Kec. Palangga Kab. Gowa ini bisa di katakan berat untuk di lakukan, karena melihat bagaimana sebagian masyarakat menggantungkan kehidupannya, menghidupi anak istrinya dari hasil penambangan tersebut. Tetapi

tersebut apakah dia lebih banyak positif atau negatifnya. Tambang pasir yang ada ini bisa di katakan lebih banyak sisi negatifnya selaing karena dia ilegal juga dapat merusak ekosistem alam dan lingkungan sekitar. Pendekatan sosial budaya yang kami lakukan adalah bagaiaman menyatuhkan berbagai kepala yang berbeda pendapat untuk mengasilkan suatu kesepakatan yang nantinya tidak ada yang saling di rugikan. Perbedaan dalam berpikir itu pasti tetapi kita sama-sama dengan pemerintah, masyarakat bersama- sama berdiskusi mencari solusinya sama-sama”.(Wawancara dengan AM Tgl 08 Juli 2020)

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh pemerintah ESDM dalam wawancaranya terkait dengan pendekatan sosial budaya, adalah sebagai berikut

“Banyak hal yang kami lakukan terkait dengan penutupan tambang pasir ilegal yang ada di Kec. Palangga. Hal yang paling sering kami lakukan adalah dengan memberikan sosialiasi kepada masyarakat, melakukan pendekatan emosional, hal tersebut kami lakukan guna untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Karena terlalu banyak penolakan yang masyarakat berikan terkait dengan penutupan tambang pasir tersebut. Pendekatan emosional kami lakukan bertujuan untuk bagaimana menyatuhkan persepsi yang berbeda di kalangan masyarakat, karena perbedaan budaya dan kebiasaan, perbedaan cara berpikir, dan perbedaan-perbedaan lainnya antar masyarakat dan masyarakat, serta antar masyarakat dan pemerintah”. (Wawancara dengan DT Tgl 19 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat di simpulkan bahwa dalam pendekatan sosial budaya, merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk di lakukan, karena menyatuhkan 1 pikiran dalam 2 kepala itu sulit. Mengingat terlalu banyak penolakan yang di berikan masyarakat, karena akan banyak masyarakat yang nantinya akan kehilangan mata pencahariannya setelah tambang di tutup. Itulah mengapa pendekatan sosial budaya dalam hal ini pendekatan emosional penting untuk di lakukan.

lakukan dengan menggunakan media sosial yaitu aplikasi facebook untuk melakukan penyampaian informasi dan penerimanan informasi mengenai aktivitas penambangan secara ilegal yang dimana Masyarakat dapat menyampaikan serta melaporkan. Berikut hasil wawancara penulis dengan Kepala Bidang Minerba Sulawesi Selatan terkait pendekatan sosial yang dilakukan pemerintah melalui media sosial sebagai berikut:

”Ketika saya menjabat kepala seksi pengendalian dan evaluasi, saya sempat membuat group ruang pengaduan diaplikasi Facebook.

Dan pada saat itu banyak yang bergabung dan melaporkan aktivitas penambangan diberbagai Daerah Sulawesi selatan. Dan bergabung juga dari banyak kalang baik Masyarakat biasa, mahasiswa dan bahkan lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)” (Hasil Wawancara DDA, tanggal 2 Juli 2020)

Dari hasil wawancara kita dapat ketahui Pemerintah juga melakukan pendekatan sosial dengan menggunakan media sosial untuk melakukan sosialisasi dengan menyampaikan informasi dan memberi Masyarakat hak untuk menyampaikan aspirasi atau keluhannya mengenai Pertambangan Pasir ilegal yang ada diwilayahnya. Yang dimana kemudian Pemerintah terjun langsung kelokasi dimana Masyarakat melaporkan keluhannya dan langsung dilakukan penindakan dan sanksi tegas ketika ditemukannnya pelanggaran yang dilakukan oleh aktivitas Pertambangan Pasir yang dikelola oleh Masyarakat. Berikut hasil wawancara dengan pihak Pemerintah Kecamatan Pallangga terkait pendekatan sosial sebagai berikut:

“Pemerintah sendiri sering melakukan dan mengadakan sosialiasi melibatkan juga tokoh-tokoh Masyarakat, tetapi begitulah masyarakat tak pernah menghiraukan himbauan dan bahkan pak

wawancara bersama AM, tanggal 8 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara bersama Pemerintah Kecamatan Pallangga, kita dapat kita ketahui dalam pendekatan sosial untuk pencegahan penambangan pasir ilegal. Pemerintah melakukan kegiatan sosialisasi kelokasi penambangan pasir yang juga mengikut sertakan tokoh-tokoh Masyarakat untuk menghentikan aktivitas pertambangan pasir illegal, namun sangat disayangkan Masyarakat yang melakukan penambangan pasir masih melakukan walaupun Pemerintah telah melakukan sosialiasi.

Dengan demikian peneliti menyimpulkan dalam pendekatan sosial, Pemerintah Kecamatan sudah melakukan pencegahan penambangan pasir dengan sangat baik. Dan bagaimana Pemerintah juga ikut berkolaborasi dengan tokoh Masyarakat untuk bersama-sama mengurangi dan mencegah aktivitas pertambangan yang dimana kegiatan pertambangan tersebut sangat merugikan Masyarakat dan selain itu lingkungan disekitarnya. Pola Pendekatan Institusi Dalam Pencegahan Penambangan Pasir Ilegal Di Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa

2. Pendekatan Institusi

Dokumen terkait